Anda di halaman 1dari 36

RINGKASAN DISERTASI STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA di LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM Studi Pada SMP Al Falah Deltasari,

MTS Negeri II Surabaya, dan MTs Amanatul Ummah Surabaya

Oleh: A ma n ah

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan masa sekarang khususnya pendidikan Islam yang ada di Indonesia seringkali berhadapan dengan berbagai problematika yang tidak ringan, dalam arti bahwa sebagai sebuah sistem, pendidikan Islam mengandung berbagai komponen antara satu dengan yang lainnya saling berkaitan.1 Di sisi lain permasalahan pendidikan nasional yang muncul dan sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang. Sementara berbagai usaha telah dilakukan dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, perbaikan sarana prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Hal yang demikian berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti, sebagian sekolah terutama di kota-kota menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun sebagian besar lainnya masih memprihatinkan. 2 Untuk memperbaiki mutu pendidikan, salah satu upaya yang harus dilakukan, adalah menjadikan guru sebagai pendidik yang profesional. Sebagai pendidik profesional, harus memiliki pengetahuan dan

kemampuan profesional. Pendidik yang profesional memiliki 10 ciri suatu profesi yaitu: memiliki fungsi dan signifikansi sosial, memiliki keahlian/ keterampilan
1 2

Sudirman dkk, Ilmu Pendidikan (Jakarta: Mutiara, 1986), 65. Departemen Pendidikan Nasional, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (Jakarta: t.p, 2001),1.

tertentu, keahlian/keterampilan diperoleh dengan menggunakan teori dan metode ilmiah, didasarkan atas disiplin ilmu yang jelas, diperoleh dengan pendidikan dalam masa tertentu yang cukup lama, aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional, memiliki kode etik, kebebasan untuk memberikan judgment dalam memecahkan masalah dalam lingkungan kerjanya, memiliki tanggungjawab profesional dan otonomi, dan ada pengakuan dari masyarakat dan imbalan atas layanan profesinya.3 Guru yang profesional harus menguasai bidang ilmu pengetahuan yang akan diajarkan dengan baik dan harus memiliki kemampuan menyampaikan atau mengajarkan ilmu yang dimilikinya (transfer of knowledge) secara efektif dan efisien, serta harus berpegang teguh kepada kode etik profesional, yaitu memiliki akhlaq yang mulia.4 Senada dengan pendapat diatas Ibnu Muqaffa mengatakan bahwa guru yang baik adalah guru yang mampu berusaha memulai dengan mendidik dirinya, memperbaiki tingkah lakunya, meluruskan pikirannya dan menjaga kata-katanya terlebih dahulu sebelum menyampaikan kepada orang lain.5 Sejalan dengan bunyi pasal 39 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tersebut, Crow and Crow dalam Ety Rohaity Rahayuningsih menjelaskan bahwa modern educational theory and practice not only are aimed at preparation for future but also are operative in determining the pattern of present, by day attitude and behavior6 (teori dan praktek pendidikan modern tidak hanya bertujuan untuk mempersiapkan kehidupan masa depan tapi juga untuk menentukan pola yang muncul melalui sikap dan perilaku sehari-hari). Tenaga pendidik mempunyai posisi strategis dalam proses belajar mengajar siswa. Mutu proses dan hasil belajar pada akhirnya ditentukan oleh mutu tenaga pendidik, ilmu mereka baik yang empirik maupun yang rasional serta berbagai keterampilan yang dimilikinya akan diteruskan dan menjadi alat pengembangan
3 4

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung : Remadja Rosdakarya, 1997), 14. Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007),141-142. 5 Ibn Al-Muqaffa, al-Fikr al-Tarbiyawy ind Ibn-al-Muqaffa (Adab al-Shagir), Aljadid (Beirut: Dar Iqra, 1403), 117. 6 Crow and Crow dalam Rohaity Poncorini, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), 6-7.

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

sikap keilmuan para siswanya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa unsur yang amat penting dan menentukan tercapai tujuan pendidikan adalah anak didik dan semua tenaga kependidikan. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Bab XI, pasal 39 ayat (1) tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa tenaga kependidikan itu bertugas melaksanakan adminstrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan tehnis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan

Sebagaimana dikemukakan oleh Knowles bahwa : The most important people in colleges and university are not the president or deans, the student or staff are the member of faculty. The faculty is the essential ingredian in the control of academic program, and such programs are the basic reason for having colleges and university Faculty member are the people in closest and most continuous contact with student. The are key people who meet with student in classes.7 (Orang yang paling penting di sekolah dan universitas bukanlah presiden atau pimpinan fakultas atau staf yang merupakan anggota dari sekolah. Sekolah adalah bagian yang terpenting dalam mengendalikan program akademik, dan program tersebut merupakan alasan yang mendasar untuk memiliki sekolah atau universitas. Anggota sekolah adalah orang yang terdekat dan terus menerus melakukan kontak dengan siswa. Mereka adalah orang-orang penting yang bertemu dengan siswa di kelas).

Keberhasilan siswa sebagai subyek belajar berkaitan dengan proses pribadi (individual process) dalam menginternalisasi pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan yang ada di sekitarnya. Sedangkan keberhasilan tenaga kependidikan sebagai subyek mengajar ditentukan oleh kualitasnya sendiri secara pribadi (individual quality). Pada dasarnya pendidikan bertujuan untuk mengembangkan
7

Knowles, AS, The International Encyclopedia of Higher Education (San Francisco: Yossey Bass, Inc, Publisher, 1997), 1613.

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

semua potensi yang terdapat pada diri manusia. Hal ini bisa dilihat pada UndangUndang Sistem Pendidikan Nasional tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 menyatakan: 1. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan tehnis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan; 2. Pendidikan merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.8 Penjelasan tersebut di atas berkaitan erat dengan menyatakan bahwa: 1. Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh: a. Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai. b. Penghargaan sesuai dengan tugas prestasinya c. Pembinaan karir sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas d. Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas pendidikan untuk menjunjung kelancaran pelaksanaan tugas e. Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. 2. Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban: a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. b. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. 9 Peranan guru sebagai pendidik profesional akhir-akhir ini mulai dipertanyakan eksistensinya secara fungsional. Hal ini antara lain disebabkan oleh munculnya serangkaian fenomena para lulusan pendidikan yang secara moral cenderung merosot dan secara intelektual akademik juga kurang siap untuk memasuki lapangan kerja. pasal 40 yang

Departemen Agama RI, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang- Undang Sisdiknas (Jakarta: Dirjen kelembagaan Agama Islam, 2003), 51.

Ibid., 52.

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa unsur yang amat penting dan menentukan tercapai tujuan pendidikan adalah anak didik dan semua tenaga pendidik. Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tersebut di perlukan pengembangan sumberdaya manusia Indonesia yang tangguh, berwawasan keunggulan dan terampil. Sumberdaya manusia Indonesia berkualitas tersebut di kehendaki dalam era reformasi masyarakat Indonesia serta masyarakat kompetitif abad 21, merupakan produk sistem pembangunan pendidikan nasional yang mantap dan tangguh. 10 Kualitas merupakan faktor-faktor penentu bagi mutu hasil belajar dan hasil pendidikan pada umumnya sesuai dengan tujuan lembaga pendidikan, yang tercantum didalam visi dan misinya. Visi dan misi pendidikan Islam yang merupakan harapan, cita-cita, dan tujuan pendidikan Islam, pada dasarnya dibangun dari nilai-nilai Islam dan hasil analisa terhadap keberadaan pendidikan Islam. Syafii Maarif dalam Marmo dan Triyo Supriyatno, merumuskan Visi pendidikan Islam, yaitu: manusia yang unggul secara intelektual, kaya dalam amal, serta anggun dan moral dan kebijakan. 11 Senada dengan hal tersebut Smith Arnold & Brizzel mengemukakan bahwa the term objective refers to all the target result, or outcomes, desired by a firm. These desired results, or outcomes, can be separated into four categories: Company vision, mission, long-term goals, and short-term goal.12 (tujuan akhir, atau hasil akhir yang diinginkan oleh lembaga pendidikan dapat dilihat dari empat kategori yaitu: pada visi lembaga, tujuan jangka panjang, dan tujuan jangka pendek). Dari uraian di atas dapat difahami bahwa keberhasilan suatu lembaga bukan sekedar hanya melihat lembaga itu sendiri, tetapi melihat kepada sumber dayanya, dalam hal ini adalah tenaga pendidik.

10

Tillar, H.R, Manajemen Pendidikan Nasional: Kajian Pendidikan Masa Depan (Bandung: Rosdakarya, 1992) 11 Marmo dan Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam (Bandung: Refika Aditama, 2008), 56. 12 Smith, Arnold and Bobby G. Brizzel, Organization and Management : Basic Concept (Bostom: Houghton Mifflin Company, 1991), 54.

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

Permasalahan pendidikan Nasional yang sampai sekarang masih hangat adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Hal demikian bisa dilihat melalui hasil kajian United Nations Development Programme (UNDP) tahun 2004 yang menempatkan Human Development Index (HDI) pada urutan 112 dari 174 Negara. Hasil survei yang dilakukan oleh Political Economic Risk Consultation (PERC) tahun 2004 memposisikan Indonesia pada urutan 12 dari 12 negara.13 Tiga aspek yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan secara merata. Pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan education production function atau input-output analysis yang tidak dilaksanakan secara konsekuen. Kedua, penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara birokratik-sentralistik, sehingga menempatkan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan sangat tergantung pada keputusan birokrasi. Sekolah lebih merupakan subordinat dari birokrasi di atasnya, sehingga mereka kehilangan kemandiriannya, keluwesan, motivasi, kreatifitas /inisiatif untuk mengembangkan dan memajukan lembaganya. Ketiga, partisipasi dan peranserta warga sekolah khususnya guru seringkali diabaikan dalam pengambilan keputusan, dan peranserta masyarakat khususnya14

Di samping tiga penyebab rendahnya mutu pendidikan seperti tersebut di atas, juga karena motivasi kerja pendidik dipengaruhi oleh tiga karakteristik yaitu karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan karakteristik situasi kerja. Karakteristik individu terdiri atas minat, sikap dan kebutuhan yang di bawa pendidik ke dalam situasi kerja, karakteristik yaitu pekerjaan mencakup sifat tugas karyawan di mana orang itu bekerja, karakteristik situasi kerja merupakan kondisi kerja, faktotfaktor tersebut juga mempengaruhi kinerja tertentu dari karyawan.15 Sungguh sulit untuk menentukan ukuran yang digunakan untuk mengukur kualitas pendidikan, namun beberapa indikator dapat digunakan sebagai rambu-

13

Tilaar, Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional dalam Perspektif Abad 21 (Magelang: Tera Indonesia, 2000), 54 14 Ibid., 15 Ahmad Sanusi, Beberapa Dimensi Mutu Pendidikan (Bandung: FPS IKIP, 1990): 10-11.

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

rambu pemberi sinyal mengenai kekhawatiran kita tentang kualitas atau mutu pendidikan kita. Beberapa indikator itu yang penting adalah mutu pendidik yang masih rendah pada semua jenjang pendidikan, meskipun rasio guru-murid termasuk rendah di Asean. Begitu pula alat bantu proses belajar mengajar seperti buku teks, peralatan laboratorium yang belum memadai. Sebagaimana pendapat Tilaar bahwa dewasa ini dunia pendidikan kita mengalami empat krisis pokok: kualitas, relevansi, efisiensi eksternal, elitism, dan manajemen.

Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh kejelasan langkah-langkah yang efisien dan efektif dalam manajemen pengembangan SDM tenaga pendidik dari tiga lembaga pendidikan Islam ( SMP al Falah Deltasai, MTs Negeri II Surabaya dan MTs Amanatul Ummah Surabaya), sebagai lembaga pendidikan Islam yang juga menghadapi tantangan akan kemajuan teknologi yang sangat pesat khususnya tehnologi informatika, dan adanya pengaruh kehidupan global. Untuk menjawab kecenderungan-kecenderungan tersebut, diperlukan suatu bentuk pendidikan baru untuk mengembangkan tenaga pendidik agar dapat memberikan jawaban yang tepat atas lahirnya serta pengaruh budaya global.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah seperti tersebut diatas, maka peneliti menetapkan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana langkah-langkah pimpinan SMP al-Falah Deltasari, MTs Negeri II Surabaya dan MTs Amanatul ummah Surabaya dalam merencanakan SDM tenaga pendidik? 2. Apa upaya yang dilakukan pimpinan SMP al-Falah Deltasari, MTS Negeri II Surabaya dan MTS Amanatul Ummah Surabaya dalam melakukan pengawasan (Controlle) SDM tenaga pendidik? 3. Apa upaya yang dilakukan pimpinan SMP al-Falah, MTs Negeri II dan MTs Amanatul Ummah Surabaya dalam meningkatkan SDM tenaga pendidik ?

C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang Strategi Pengembangan SDM pada SMP al-Falah

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

Deltasari, MTs N II Surabaya dan MTs Amanatul Ummah Surabaya, dengan tiga ruang lingkup yaitu: 1. Langkah-langkah pimpinan SMP al-Falah Deltasari, MTs Negeri II dan MTs Amanatul Ummah di Surabaya dalam merencanakan SDM tenaga pendidik 2. Upaya yang dilakukan Pimpinan SMP al-Falah Deltasari, MTs Negeri II dan MTs Amanatul Umah dalam mengendalikan (controlling) SDM tenaga pendidik. 3. Upaya yang dilakukan oleh pimpinan SMP al-Falah Deltasari, MTs Negeri II dan MTs Amantul Ummah di Surabaya dalam meningkatkan SDM tenaga pendidik

D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik dari segi teoritis maupun dari segi praktis. 1. Manfaat Teoritis. Hasil yang diperoleh dari upaya penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan kajian ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan manajemen pendidikan Islam. 2. Manfaat Praktis a. Bagi para pengelola lembaga pendidikan Islam, dapat dijadikan sebagai sarana masukan dalam pengembangan lembaga pendidikan Islam yang dikelolanya. b. Bagi kepala sekolah, dapat dijadikan sebagai acuan mrancang jenis kegiatan manajemen yang kondusif untuk memacu kegiatan para tenaga pendidik sehingga mencapai kualifikasi guru yang bermutu. c. Bagi para guru yang bertugas di garis terdepan, hendaknya dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai pedoman melangkah mewujudkan program dan cita-cita pendidikan pada skala tingkat sekolah, daerah dan nasional. d. Dapat menjadi acuan bagi peneliti berikutnya yang lebih mendalam untuk memperoleh perbandingan sehingga memperkaya penelitian.

E. Penegasan Istilah

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

Dalam penelitian ini perlu ditegaskan beberapa istilah yang digunakan berkaitan dengan Strategi Pengembangan SDM tenaga pendidik pada SMP alFalah Deltasari, MTsN II, dan MTs Amantul Ummah di Surabaya. 1. Strategi adalah siasat yang diupayakan untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai. Glueek mendifinisikan strategi sebagai suatu kesatuan rencana yang komprehensif dan terpadu yang menghubungkan kekuatan strategi organisasi dengan lingkungan yang dihadapinya, kesemuanya menjamin agar tujuan organisasi tercapai.16 Menurut Robson strategi merupakan pola keputusan dari alokasi sumber yang dibuat untuk mencapai tujuan.17 Gaffar, mendifinisikan strategi sebagai suatu rencana yang mengandung cara konprehensif dan integrative yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja, berjuang dan berbuat guna memenangkan kompetisi.18 2. Pengembangan berarti perbaikan, menjadi lebih baik, lebih pandai dan lebih efektif, yang terjadi ketika orang menjalani hidupnya dengan cara yang memungkinkan mereka belajar dan mnyesuaikan diri. 19 Pengembangan juga berarti usaha-usaha untuk meningkatkan keterampilan maupun pengetahuan umum bagi karyawan agar pelaksanaan pencapaian tujuan lebih efisien. 20 Pengembangan juga dapat diartikan sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan seseorang untuk memahami dan meng- interpretasi pengetahuan bukan mengajarkan ketrampilan tehnis.21 3. Tenaga pendidik adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan, yang sekurang4. SMP al Falah, adalah Sekolah Menengah Tingkat Pertama, jenis Sekolah Umum yang bernafas Islam, dikelola oleh Yayasan al Falah, berkedudukan
16 17

Glueck, Willam F, Manajemen Strategis dalam Kebijakan Perusahaan (Jakarta: Erlangga, 1998), 6. Robson, Wendy, Strategic Management Information System (New York: Prentice-Hall, 1977), 5. 18 Gaffar, M.F,Membangun Kembali Pendidikan Nasional dengan Fokus: Pembaharuan Manajemen Perguruan Tinggi Pada Era Globalisasi (Surabaya: Makalah Konfensi Nasional Pendidikan Indonesia V 5-9 Oktober, 2004)14. 19 Margareth Attwood dab Stuart Demock, Manajemen Personalia (Bandung: ITB,1999),167-168 20 Purwadarminto, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), 876. 21 Mutiara S. Panggabean, Manajemen Sumber Daya manusia (Bogor: Ghalia Indonesia,2004),51.

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

di Wisma Tropodo Surabaya yang direncanakan menjadi sekolah bertaraf Internasional. 5. Madrasah Tsanawiyah Negeri, adalah Sekolah Menengah Tingkat Pertama (setingkat SMP) yang berciri khas Agama Islam yang diselenggarakan oleh Departemen Agama. Sesuai dengan SKB Tiga Menteri (Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri Dalam Negeri) tertanggal 24 Maret 1975, tentang peningkatan mutu Pendidikan pada madrasah, kedudukan dan ijazah lulusan Madrasah Tsanawiyah disamakan dengan ijazah lulusan SMP. Perbedaannya, siswa MTSN memiliki kewajiban ganda yaitu mengikuti Ebtanas SMP dan Ebtanas MTs 6. Madrasah Tsanawiyah P.P Amanatul Ummah, adalah Sekolah Menengah Tingkat Pertama (setingkat SMP) yang berciri khas Agama Islam yang diselenggarakan dibawah naungan Pondok Pesantren Amanatul Ummah, menyelenggakan pendidikan setingkat SMP namun masih ada kultur Pondok Pesantren. Kedudukan Madrasah Tsanawiyah PP Amanatul Ummah di Jalan Siwalan Kerto Surabaya .

F. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sejenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.22 Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan (entity), hal ini dilakukan

karena ontology alamiah menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat difahami jika dipisahkan dari konteksnya. 23 Melalui pendekatan kualitatif, diharapkan terangkat gambaran mengenai aktualitas, realitas sosial dan persepsi sasaran penelitian tanpa tercemar oleh pengukuran formal. Tujuan penelitian dengan pendekatan ini adalah untuk menggambarkan secara deskriptif keberadaan tiga lembaga pendidikan Islam yang dapat meraih
22

Strauss, Anselm & Corbin Juliet, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif Tata Langkah dan Tehnik-tehnik Teoritisasi Data (Jogjakarta: Pustaka Pelajar,cet ke 2, 2007), 4. 23 Lincoln & Guba, Natura listic Inquiry (Beverly Hills: Sage Publication,1985), 39.

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

10

prestasi yang tinggi secara akademik (academic achievement), berupa nilai ulangan harian, nilai ulangan umum, atau nilai ketuntasan kompetensi, nilai ujian akhir nasional (UAN), karya ilmiah, lomba akademik, dan karya-karya lain dari siswa, juga prestasi non akademik (non academic achievement), berupa iman dan taqwa (IMTAQ), kesopanan, olah raga, kesenian,

harga diri, kejujuran, kerja sama, solidaritas, toleransi, disiplin, kepramukaan, dan kegiatan ekstra kurikuler lainnya. Dipilihnya ke tiga sekolah/madrasah tersebut sebagai obyek penelitian karena ketiganya memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang lain.

1. SMP al-Falah Deltasari, adalah sebuah SMP umum yang bernafaskan Islam, telah menyelenggarakan kelas Sekolah bertaraf Internasional (SBI) yang memiliki beberapa keunggulan antara lain: a.Mewujudkan siswa yang berakhlaq mulia, memiliki kesadaran beribadah, dan berprestasi tinggi, yang diwujudkan dalam kegiatan nyata, antara lain: 1) Mewajibkan para siswa menjalankan s}alat d}uha setiap hari pada jam 9.00 sd. jam 10.00 secara bergantian antar kelas. 2) Mengharuskan para siswa menghafal semua surat-surat yang ada di dalam juz Amma (merupakan syarat mutlak untuk dinyatakan lulus dari SMP alFalah), 3) Mengadakan kajian ke Islaman, 4) Belajar bertausiyah antar siswa, 5) S}ubuh call untuk membangunkan menjalankan s}alat s}ubuh. 6) Mewajibkan orang tua melaporkan kegiatan keagamaan siswa di luar sekolah b.SMP al-Falah Deltasari, menjadi sekolah percontohan yang

menyelenggarakan program Pendidikan Tehnologi Dasar (PTD) di Jawa Timur, dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar pembelajaran.

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

11

2. MTsN II, adalah madrasah setingkat SMP yang ada dibawah naungan Kementerian Agama. Peneliti menetapkan MTsN II sebagai obyek

penelitian, karena memiliki beberapa keunggulan yaitu: a. Memberikan pelajaran membaca kitab kuning/kitab klasik kepada semua siswa. b.Menghidupkan budaya Islam klasik (misalnya: seni hadrah, diba dan qasidah c. Melakukan istighatsah rutin setiap dua minggu sekali yang diikuti oleh semua siswa, semua guru dan semua staf adminsitrasi. d.Mewajibkan kepramukaan. e.Menerapkan metodologi ilmiah, mampu mengaplikasikan ICT, dan membaca cepat. 3. MTs Amanatul Ummah, adalah madrasah yang dikelola Pondok Pesantren Amanatul Ummah memiliki beberapa keunggulan, yaitu: a. Memiliki kelas akselerasi yang berlokasi di Pacet Mojokerto b. Menggunakan tiga kurikulum sekaligus, dengan pengaturan: mata pelajaran umum menggunakan kurikulum dari kementerian Pendidikan Nasional, mata pelajaran Agama menggunakan kurikulum Kementerian Agama, sedangkan untuk muaddalah menggunakan kurikulum semua siswa mengikuti pelatihan bela diri, dan

Madrasah Tsanawiyah Caero Mesir. c. Mata pelajaran umum diberikan pada jam 6.45 sampai dengan jam 13.00, sedangkan mata pelajaran agama diberikan pada sore hari diluar jam efektif, yaitu pada jam 15.00 sampai dengan jam 17.30. Muadalah diberikan pada jam 19.00 sampai dengan jam 21.00. d. Budaya (culture) pondok pesantren sangat melekat pada manajemen madrasah. e. Sebagai Madrasah bertaraf internasional. Rancangan penelitian ini dengan menggunakan tehnik sampling dua tahap:

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

12

a. Penelitian pada obyek pertama (SMP al-Falah) digunakan tehnik purposive sampling yaitu mencari informan kunci (key informance) menggunakan tehnik snow ball sampling.24 b. Tehnik pengambilan sampel seperti pada obyek penelitian pertama digunakan pula untuk memperoleh data pada obyek penelitian kedua dan ketiga. Data mengenai strategi pengembangan SDM tenaga pendidik di SMP alFalah Deltasari, MTsN II Surabaya, serta MTs Amanatul Ummah terdiri atas: a. Proses perencanaan SDM tenaga pendidik, b. Upaya pengendalian SDM tenaga pendidik, c. Upaya pengembangan SDM tenaga pendidik, dijaring melalui wawancara mendalam dan observasi, antara lain tentang: filosofi, ideologi, nilai, visi, misi, tujuan, strategi, serta target yang dilakukan oleh ke tiga lembaga pendidikan Islam tersebut Subyek dalam penelitian ini adalah semua komponen yang terdapat di sekolah/madrasah dengan segala permasalahannya yang terkait dengan pelaksanaan pengembangan SDM tenaga pendidik. Komponen-komponen tersebut adalah: a.Lokasi fisik: SMP al-Falah, MTsN 2, dan MTs Amanatul Ummah Surabaya, b. Orang-orang yang menduduki posisi tertentu dan memainkan peranan tertentu, yaitu kepala sekolah dan wakil, guru, staf administrasi, dan anggota majlis sekolah/madrasah di ketiga lembaga pendidikan Islam tersebut, c. Kegiatan atau aktifitas yang berlangsung pada lokasi penelitian. Informan penelitian ditetapkan dengan menggunakan tehnik snow ball sampling25. Informan dipilih dengan berpedoman pada kriteria yang dianjurkan Faisal yaitu: a. Subyek cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan atau medan aktifitas yang menjadi sasaran penelitian, b. Subyek masih terlibat secara aktif di lingkungan/kegiatan yang mejadi sasaran

penelitian, c. Subyek yang bersifat lugu dalam memberikan informasi, d. Subyek yang mempunyai cukup waktu untuk memberikan

24

Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif) (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), 220. 25 Bogdan, R.C. & Biklen SK. Qualitative Rerearch for Education, an Introduction To Theory and Methods (Boston: Allyn and Bacon, 1992), 545.

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

13

Instrumen Penelitian Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti26 Lincoln dan Guba berpendapat bahwa:27 The instrument of choice in naturalistis inquiry is human. We Shall see that other forms of instrumentation may be used in later phase of the inquire, but the human is the initial and continuing mainstay. But if the human instrument has been used extensively in earlier stages of inquiry, so that an instrument can be constructed that is grounded in data that the human instrument has product. (pemilihan instrument pada penelitian alami adalah manusia. Kita dapat melihat bahwa bentuk lain dari instrumen digunakan pada fase akhir dari penelitian, tapi manusia adalah aspek yang paling penting. Tapi jika instrument manusia digunakan secara luas pada tahap awal penelitian, maka instrumen tersebut dapat dikonstruksikan sebagai dasar dari data yang didapatkan oleh manusia). Kehadiran dan keterlibatan peneliti di lapangan lebih menemukan makna dari obyek penelitian dibandingkan dengan alat non human, karena penelitian dapat mengkonfirmasikan dan mengecek langsung apabila ada informasi yang kurang jelas atau kurang sesuai dengan tafsiran peneliti, melalui pengecekan anggota (member check)

Tehnik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga metode yaitu: a. Wawancara mendalam tidak terstandar (in depth Unstandarized interview), tujuannya untuk menggali pendapat beberapa sumber data, yaitu kepala sekolah/madrasah, wakil kepala sekolah/madrasah, kepala-kepala

laboratorium, dan para guru secara mendalam terhadap visi, misi, tujuan dan kegiatan program-program sekolah, proses penyusunan program dan pelaksanaannya, yang dilakukan tanpa menyusun suatu daftar pertanyaan yang ketat. Wawancara tidak terstandar dilakukan secara bebas (free
26 27

Sugiono, Metodologi Penelitian Adminstrasi (Bandung: CV Alfabeta, 2005), 105. Ibid.,

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

14

interview)

untuk

pertanyaan

tentang

eksistensi

SMP

al-Falah

Deltasari/MTsN II dan MTs Amanatul Ummah, birokrasi yang ada di tiga lembaga pendidikan Islam tersebut, persepsi masyarakat, kondisi internal dan hal-hal lain yang bersifat umum. b. Metode observasi partisipan (participant observation), atau Observasi langsung (direct observation), yaitu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung, peneliti terlibat dengan kegiatan seharihari subyek yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber penelitian c. Studi dokumentasi (document study) yaitu mencari data berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, sejarah kehidupan (life histories), film, karya seni, dll, tujuannya untuk mencermati dokumen-dokumen program sekolah/madrasah, kondisi sosial sekolah dan orang tua siswa, fasilitas yang dimiliki untuk

mendukung program-program sekolah, hasil-hasil yang dicapai oleh program sekolah seperti nilai akhir ujian nasional, hasil berbagai kejuaraan dan sebagainya

Analisa Data Ada dua langkah yang ditempuh dalam menganalisis data yaitu: a. Mengkonfirmasikan keseluruhan data yang diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi partisipan, dan pencatatan dokumen. b.Mentabulasi keseluruhan data yang diperoleh sesuai dengan sifat dan tujuan analisis data. Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil pengamatan (observasi), wawancara, catatan laporan, dan studi dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke sintetis, menyusun ke dalam pola , memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.28

Proses Analisa Data


Sugiono, Metodology Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RD (Bandung: Alfabeta,2007), 335.
28

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

15

a. Analisa data sebelum dilapangan b. Analisa data dilapangan Analisa data dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban wawancara. Bila jawaban tersebut belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel.

Aktifitas dalam analisa data: a. Data reduksi (reduction data,. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan rancangan polanya.Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. b.Data display (penyajian data). Sesudah data direduksi, maka dilakukan penyajian data. dll.
c. Langkah ketiga adalah conclusion drawing/verification, yaitu penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah merupakan temuan berupa deskripsi yang mendukung temuan sebelumnya yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Harapan peneliti dengan temuan ini dapat menguatkan temuantemuan sebelumnya.

Pengecekan Keabsahan Data a.Derajat kepercayaan (credibility) untuk membuktikan apakah yang

diamati peneliti benar-benar sesuai dengan apa yang sesungguhnya terjadi sewajarnya. Derajat kepercayaan data (kesahihan data) dalam penelitian kualitatif digunakan untuk memenuhi kriteria (nilai) kebenaran yang bersifat emic, baik bagi pembaca maupun bagi subyek yang diteliti.

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

16

Untuk memperoleh data yang valid dapat dilakukan dengan tehnik pengecekan data, seperti yang dianjurkan Lincoln dan Guba dengan melalui: 1) Observasi di lapangan secara terus menerus (persistent observation), 2) Triangulasi (triangulation) sumber data, metode, dan peneliti lainnya, dilakukan dengan cara membanding bandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari satu informan dengan informan yang lainnya. 3) Pengecekan anggota (member check), diskusi teman sejawat (peer reviewing), yang dilakukan pada subyek wawancara melalui dua cara, yaitu langsung pada saat wawancara dalam bentuk penyampaian gagasan yang data direkan oleh peneliti saat wawancara,dan cara kedua secara tidak langsung dalam bentuk penyampaian rangkuman hasil wawancara yang sudah dibuat oleh peneliti. Diskusi akan dilakukan dalam penelitian ini dengan cara mendiskusikan data yang telah terkumpul dengan fihakfihak yang memiliki pengetahuan dan keahian yang relevan dan beberapa kolega yang bersedia untuk dimintai pertimbangan . 4) Pengecekan mengenai kecukupan referensi(referential adequacy checks), dilakukan dengan meng arsip data-data yang telah terkumpul selama penelitian dilapangan. b.Keteralihan (transferability), dapat dicapai dengan cara uraian rinci. penafsirannya diuraikan secara rinci dengan penuh tanggung jawab berdasarkan kejadian-kejadian nyata. c.Kebergantungan (dependability) dilakukan untuk menaggulangi kesalahankesalahan dalam konseptualisasi rencana penelitian, pengumpulan data, interpretasi temuan, dan pelaporan hasil penelitian. Dengan penanggulang tersebut, diharapkan pelaksanaan penelitian serta temuan data benar-benar valid. d. Kepastian (confirmability), dilakukan bersama-sama dengan pengauditan G. Temuan Penelitian 1. Pengembangan SDM Pendidik

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

17

Berdasarkan temuan data lapangan pada tiga lembaga pendidikan Islam yaitu: SMP al-Falah Deltasari, MTs Negeri II dan MTs Amanatul Ummah Surabaya, ketiganya telah menerapkan konsep-konsep pengelolaan tentang pengembangan SDM tenaga pendidik. Konsep-konsep pengelolaan tentang pengembangan SDM tenaga pendidik, dapat dipaparkan sebagai berikut: A.Perencanaan SDM tenaga pendidik 1). Perencanaan sumber daya manusia (SDM) SMP al-Falah Deltasari Perencanaan sumber daya manusia meliputi penyusunan anggaran tenaga kerja (man power budgeting) yaitu kegiatan memadukan jumlah tenaga kerja yang tersedia dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, tujuannya untuk mendapat gambaran mengenai kebutuhan tenaga kerja, dan penyusunan program tenaga kerja (man power programming), yaitu kegiatan untuk mengisi formasi yang meliputi program pengadaan tenaga kerja, promosi jabatan, pelatihan dan pengembangan pegawai, pengembangan karier, program pemeliharan pegawai, dan program pemberhentian pegawai29 Perencanaan SDM tenaga pendidik yang dilakukan oleh SMP al-Falah Deltasari, hemat peneliti telah sesuai dengan pendapat Andre Sikula sebagaimana ditegaskan sebagai berikut: Human Resource of manpower planning has been defined as the process of determining manpower reqruitments and the means for meeting those requirements in order to carry out the integrated plans of the organization30 (Perencanaan Sumberdaya manusia atau perencanaan tenaga kerja didefinisikan sebagai proses rencana organisasi. mempertemukan kebutuhan tersebut agar pelaksanaannya terintegrasi dengan organisasi). Andre Sikula menambahkan bahwa perencanaan tenaga kerja yang tepat dalam sebuah perusahaan meliputi usaha untuk mendapatkan: orang yang tepat, jumlah yang tepat, pengetahuan dan ketrampilan

29

Anwar Prabu Mangkunegara, Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Bandung: Rafika Aditama,2003),10. 30 Andrew Sikula, Personnel administration and Human Resources Management (John Wiley & Son s, Inc, 1981), 183.

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

18

yang tepat, dalam pekerjaan yang tepat, di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dengan biaya yang sesuai.31 Hal senada dengan pendapat Gibson R. Oliver and Hunt Herold C, bahwa kegiatan yang harus dilakukan dalam pengadaan tenaga pendidik antara lain adalah: 1) reqution (pencarian personel, kualitas maupun kuantitas); 2) recruitment (pencarian personel untuk memenuhi kebutuhan sekolah); 3) selection (memutuskan personel yang memenuhi persyaratan kebutuhan sekolah); 4) appointment (kegiatan memilih posisi personil)32 Upaya yang dilakukan SMP al-Falah dalam merencanakan penarikan tenaga kerja dengan melalui tahapan-tahapan seperti diatas dengan melibatkan beberapa orang, adalah untuk memenuhi kebutuhan tenaga pendidik yang dibutuhkan dan sesuai juga dengan kualifikasi yang dimiliki calon tenaga pendidik, sehingga calon yang diterima mampu menunjang cita-cita SMP al-Falah seperti yang tercantum didalam visi, misi dan tujuan SMP al-Falah. Perencanaan tenaga pendidik SMP al-Falah Deltasari dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: b. Seleksi (rekrutment) Seleksi merupakan sebuah proses yang ditujukan untuk memutuskan pelamar/calon tenaga pendidik mana yang akan diterima atau ditolak. Proses seleksi penerimaan tenaga pendidik di SMP al-Falah Deltasari dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) wawancara pendahuluan; 2) pengisian formulir/blangko lamaran; 3) pemeriksaan berkas lamaran; 4) test psikologi; 5) wawancara; 6) persetujuan atasan langsung; 7) pemeriksaan kesehatan; 8) induksi atau orientasi. Proses rekrutmen tenaga pendidik di SMP al-Falah Deltasari juga sesuai dengan pendapat Mutiara S. Panggabean yang menganjurkan agar proses rekrutment hendaklah melalui tahapan-tahapan: 1) penerimaan pendahuluan; 2) pemeriksaan berkas lamaran; 3) test pekerjaan, wawancara seleksi; 4) pemeriksaan latar belakang dan

31 32

Ibid,. Gibson R. Oliver, and Hunt Herold C, The School personnel Adminstrator (Bonton: Houghton Miffilin Co, 1965), 84.

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

19

referensi; 5) test kesehatan; 6) wawancara dengan atasan angsung; 7) ulasan pekerjaan yang sebenarnya, dan 8) keputusan penerimaan33 Tujuan rekrutmen adalah memenuhi kebutuhan jangka pendek (shortterm) dan jangka panjang (long-term). Tujuan jangka pendek berarti memenuhi kebutuhan akan personil sesuai dengan tuntutan saat ini (current situation), sedang tujuan jangka panjang adalah memenuhi penyediaan personil terus menerus baik personil pelayanan maupun personil profesional. b. Perencanaan SDM tenaga pendidik pada MTs N II Surabaya . MTsN II Surabaya merencanakan SDM para tenaga pendidiknya, didasarkan pada rencana Kementerian Agama RI yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama Kanwil Propinsi Jawa Timur dengan menyelenggarakan test CPNS, untuk mengisi formasi calon tenaga pendidik dan pegawai di lingkungan Kementerian Agama Propinsi Jawa Timur. Hasil tes CPNS tersebut kemudian di distribusikan ke madrasahmadrasah Negeri di Jawa Timur termasuk ke MTs Negeri II Surabaya. c. Perencanaan SDM pada MTs Amanatul Ummah. MTs Amanatul Ummah mempunyai pola tersendiri. MTs Amanatul Ummah tidak membuka pengumuman penerimaan calon tenaga pendidik atau calon tenaga kependidikan secara resmi. Ketentuan yang dilakukan adalah: meminta tutor dari beberapa LBB yang qualified untuk menjadi tenaga pendidik di MTs Amanatul Ummah, atau menerima pelamar mantan tenaga pendidik dari lembaga pendidikan Islam bonafide di Surabaya atau Sidoarjo yang telah memenuhi standar kualifikasi sebagai tenaga pendidik. Para pelamar tersebut tidak secara otomatis diterima, namun menunggu saat kapan MTs Amanatul Ummah membutuhkan tambahan tenaga pendidik baru. Kriteria diterima tidaknya pelamar tergantung pada hasil micro teaching di depan siswa dan team seleksi. Ukuran berkualitas tidaknya pelamar sangat tergantung pada penilaian siswa, pelamar menyenangkan siswa atau tidak waktu mengajar. Apabila siswa merasa senang, maka team akan merekomendasikan kepada Kepala MTs Amanatul Ummah. Keputusan terakhir ditentukan oleh kepala madrasah. B. Pengendalian SDM Tenaga Pendidik SMP al-Falah Deltasari, MTsN II dan MTs Amanatul Ummah Surabaya 1. SMP al-Falah Deltasari Berdasarkan temuan peneliti tentang langkah-langkah yang diambil oleh kepala SMP al-Falah Deltasari adalah sebagai berikut:

33

Mutiara S.Panggabean, Manajemen Sumber Daya manusia (Bogor: Ghalia Indonesia,2004), 18-19.

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

20

a. Menentukan standar-standar untuk melakukan control terhadap: 1) Pengembangan standar kompetensi: 2) Pengembangan standar proses 3) Standar penilaian. 4) Standar pendidik b. Membandingkan pelaksanaan performance dengan standar c. Pengembangan standar proses d. Standar penilaian e. Standar pendidik

2. MTs N II Surabaya. a. Memahami dan melaksanakan peraturan baik yang di edarkan oleh Kantor Kementerian Agama Kota Surabaya maupun yang dibuat oleh MTsN II Surabaya. b. Memberikan les tambahan kepada siswa kelas III yang akan menghadapi UAN. c. Melakukan inovasi pembelajaran.Pembenahan kegiatan belajar mengajar (PBM) dilakukan terus menerus dengan supervisi dan pertemuan rutin MGMP. d. Mengadakan penataan SDM pendidik dan staf sesuai dengan kemampuannya, dan mengadakan rotasi tugas. e. Meningkatkan program kegiatan intra dan ekstra kurkuler.Program ini dimaksudkan untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi akademik dan non akademik. f. Mengeluarkan biaya tambahan untuk peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik dan karyawan. 3. MTs Amanatul Ummah Surabaya. a. Siswa wajib memahami, mengerti dan menghafalkan tentang visi, misi, dan tujuan MTs Amanatul Ummah b. Setiap Guru diwajibkan memberi soal kepada siswa setiap hari minimal 2 soal untuk dipelajari dan dikerjakan siswa pada hari itu juga setelah jam belajar efektif selesai. c. Guru tidak boleh meninggalkan madrasah sebelum jam belajar usai, kecuali ada keperluan penting dan dengan seizin pimpinan. d. Guru diharapkan mempunyai bank soal sebanyak-banyaknya yang dipergunakan untuk melatih kepada siswa mengerjakan soal-soal UAN. e. Madrasah memberikan kesejahteraan yang memadai.

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

21

Langkah pimpinan 3 lembaga Pendidikan Islam SMP al-Falah, mengendalikan SDM tenaga pendidik tersebut sesuai dengan pendapat Caldwell dan Spinks didalam bukunya yang berjudul: Leading the staff managing School: bahwa pemimpin pendidikan yang sukses tidak hanya bersifat transaksional yang bertujuan semata-mata memuaskan kebutuhan para anggotanya, tetapi juga bersifat transformasional yang menekankan prestasi sekolah pada leven exellence atau jika perubahan diarahkan atau mempunyai level prestasi yang diharapkan. Pemimpin pendidikan yang efektif adalah pemimpin yang berhasil mempunyai komitmen pengikutpengikutnya mencapai tingkat level pencapaiannya lebih tinggi menjadi virtually a moral imperative 34

C.Pengembangan SDM Tenaga pendidik SMP al-Falah Deltasari, MTs N II dan MTs Amanatul Ummah Surabaya 1. Pola pengembangan SDM tenaga pendidik pada SMP al-Falah Deltasari ll a. Scanning, untuk melihat kemampuan tenaga pendidik baik dalam ketrampilan mengajar maupun ketrampilan dasar lainnya, atau dilakukan Training need assesment sebagai upaya mencari kebutuhan pelatihan. Setelah data terkumpul tentang kesenjangan antara kinerja dengan harapan, maka dilakukan tahap berikutnya . Tahap pengembangan yang dilakukan SMP al-Falah Deltasari, telah sesuai dengan pendapat Summer yang dikutip oleh Massie, bahwa faktorkator yang harus dikembangkan pada diri tenaga pendidik yaitu: 1) Faktor pengetahuan, termasuk ilmu yang dimiliki oleh tenaga pendidik sebagai pendukung pekerjaannya. Pengetahuan yang paling penting adalah ide-ide, konsep,dan prinsip-prinsip. 2) Sikap merupakan sumber perilaku, yang mencakup: kepercayaan, perasaan, keinginan, dan nilai-nilai yang positif terhadap tugas pekerjaan. 3) Kemampuan, mencakup ketrampilan, seni, kebijakan, dan kemampuan memberi pertimbangan35 Bentuk penataran yang dilaksanakan oleh SMP al-Falah Deltasari juga sejalan dengan pendapat Andrew E. Sikula yang mengemukakan metode pelatihan dan pengembangan sebagai berikut: On the job, vestibule, demonstration and examples, simulation, apprenticeship, classroom methods (lecture, conference, case study, role
34 35

Caldwell & Spikn, Leading the Staff Managing School (London: The Falmers Press,1993), 523. Joseph L. Massie, Essentials of Management (New Delhi: Prentice-Hall of India Private Limited, 1973), 8-9.

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

22

playing and programmed instruction) and other training methods: some of the most commonly used management development methods include: training method, understudies, job rotation and planned progression, coaching-consouling, junior boards of executives or multiple management, community assignments, staff meetings and projects, business games, sensitivy training, and other development method.36 c. Mengikuti MGMP, yang dilakukan secara berkala bekerja sama dengan PSB (Pusat Sumber Belajar) dengan biaya swadana dan dana dari MGMP. d. Pertemuan antar Guru dan kepala Sekolah setiap bulan, mengadakan PKG, penataran, bekerja sama dengan UNESA dan ITS, mengirimkan utusan untuk mengikuti kursus, studi komparatif, workshop, dan seminar dll.

e. KKG, sebagai wadah untuk melakukan sharing para guru untuk pengutaraan kendala yang dihadapi, serta berupaya memperoleh input solusi, atau dalam bentuk bertukar informasi tentang pengalaman yang diperoleh guru dari luar sekolah. Tujuan pertemuan yang dilakukan oleh KKG adalah untuk menambah wawasan guru, dan memperakrab hubungan kemanuasiaan antar guru. f. Pengawasan Sekolah (controlling) Proses pengawasan Tenaga pendidik di SMP al-Falah dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut: 1) Penetapan standar pelaksanaan PBM oleh tenaga pendidik; 2) Penentuan Pengukuran pelaksanaan PBM; 3) Pengukuran kegiatan nyata PBM; 4) Pembandingan pelaksanaan PBM dengan standar dan peng-analisaan penyimpangan-penyimpangan; 5) Pengambilan tindakan koreksi bila perlu. g. Laporan pengawasan, yang dilakukan setiap bulan kepada ketua lembaga/Kepala Sekolah pada rapat pimpinan

2 Pengembangan SDM Tenaga Pendidik pada MTs N II Surabaya a. Mengikuti kegiatan MGMP b. Mengikuti seminar atau workshop yang diselenggarakan oleh instansi lain, walaupun harus menggati ongkos cetak piagam.
36

Andrew E. Sikula, Personnel Administration and Human Resources Management (John Wiey & Sons, Inc, 1981), 243.

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

23

c. Pertemuan dengan guru-guru anggota KKM, untuk membahas masalahmasalah yang sedang dihadapi oleh pada guru. Walaupun MTs N II tidak menyelenggakan sendiri kegiatan pengembangan SDM tenaga pendidiknya, namun menurut hemat peneliti bahwa upaya pengembangan yang dilaksanakan oleh kementrian Agama maupun Dinas Pendidikan, sesuai dengan anjuran Flippo yang mengatakan: bahwa pengembangan SDM tenaga pendidikan hendaknya menggunakan metode yaitu: 1). Pelatihan di tempat kerja (on the job training). Materinya adalah halhal yang dapat dipelajari dalam waktu singkat.kegiatan ini memberikan motivasi yang besar bagi trainer, sebab pelatihan berlangsung pada situasi kerja yang sesungguhnya. 2).Sekolah Vestibule, yaitu bentuk pendidikan yang melatih pekerjaan ketrampilan yang sama persis dengan ketrampilan yang dituntut ditempat kerja. Dilakukan diluar tempat kerja karena keterbatasan tempat dan pelatih ditemat kerja.

3. Pola pengembangan SDM tenaga pendidik MTs Amanatul Ummah Surabaya. Sebagaimana SMP al-Falah Deltasari dan MTs N II Surabaya, MTs Amanatul Ummah juga melaksanakan pengembangan SDM tenaga pendidik, namun cara yang dilakukan agak berbeda. Kepala MTs Amanatul Ummah menawarkan kepada para pendidik, apabila madrasah menerima undangan pelatihan yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama. Tenaga pendidik yang berminat, akan merespon tawaran tersebut. Pendidik yang berstatus PNS, ada kewajiban untuk menghadiri kegiatan MGMP. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan, bahwa pola pengembangan SDM pada SMP al-Falah Deltasari, MTs N II Surabaya dapat dilaksanakan secara profesional, karena menggunakan tiga prinsip pendekatan yaitu a. prinsip sitstemik, yaitu memperhitungkan kondisi serta kemampuan internal juga kekuatan-kekuatan eksternal yang akan mempengaruhi proses pendidikan, b. prinsip keterarahan, yaitu prinsipprinsip kebijakan sekolah/madrasah yang konsisten sehingga apa yang akan dilaksanakan akan lebih efisien, dan c. Prinsip holistik yaitu program-program pengembangan dijabarkan secara nyata dari visi, misi dan tujuan sekolah/madrasah. Sedangkan pada MTs Amanatul Ummah kurang mengetrapkan ketentuan pola pengembangan SDM manajemen modern. Ciri-ciri pelaksanaan manajemen pengembangan SDM yang efektif diorientasikan pada kepentingan siswa agar dapat mencapai prestasi yang tinggi. Siswa dapat mencapai prestasi yang tinggi, sangat tergantung pada efektifitas proses pembelajaran di kelas dan di luar kelas, dan keefektifan

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

24

tersebut ditentukan oleh kompetensi guru, kemampuan siswa itu sendiri, lingkungan dan fasilitas yang disediakan yang dapat menunjang keberhasilan proses belajar pengajar. Guru harus memiliki 10 kompetensi, agar proses pembelajaran efektif. 10 Kompetensi itu adalah: a. mengembangkan kepribadian, b. menguasai landasan kependidikan, c. menguasai bahan pengajaran, d. menguasai program pengajaran, e. melaksanakan program pengajaran, f. menilai hasil dan proses belajar mengajar, g. menyelenggarakan program bimbingan, h. menyelenggarakan administrasi sekolah, i. kerjasama dengahn sejawat dan masyarakat, j. Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran37 D. Upaya Meningkatkan Mutu Melalui Perbaikan Berbagai Fasilitas Pendukung Berdasar hasil temuan di lapangan, diketahui adanya upaya untuk selalu melakukan perbaikan berbagai fasilitas pendukung. Keberhasilan ketiga lembaga pendidikan Islam di atas, diantaranya: 1. Tenaga pendidik . 2. Siswa 3. Sarana prasarana 4. Kemitraan 5. Semangat Kerja, iklim kerja dan hasil kinerja 6. Pelaksanaan manajemen pengembangan SDM yang efektif Hasil temuan di ketiga lembaga Pendidikan Islam di atas menunjukkan bahwa keberhasilan sekolah/madrasah, disebabkan karena semangat dan motivasi semua tenaga pendidik, di tauladani oleh sikap kepala sekolah yang inovatif, terbuka, menampung dan memperhatikan gagasan-gagasan perbaikan dan pengembangan yang diusulkan para tenaga pendidik di sekolah/madrasah tersebut. Sosok kepala sekolah yang mampu menjadi teladan para guru dan murid dan gaya kepemimpinan yang luwes dapat memperbesar semangat para tenaga pendidik dalam meningkatkan kualitas dan keterampilannya untuk mendongkrak prestasi yang tinggi bagi siswa siswanya. Di samping faktor keteladanan, ketersediaan dana penunjang dan pemberian kesejahteraan karyawan juga ikut mempengaruhi keberhasilan sekolah/marasah meningkatkan prestasi kerja para tenaga pendidik. E. Perbandingan 3 Lembaga Pendidikan Islam Berprestasi Sebagai institusi pendidikan Islam, SMP al-Falah Deltasari, MTs Negeri II Surabaya dan MTs Amanatul Ummah memiliki sejumlah persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah: karena ketiga lembaga pendidikan Islam

37

Depdikbud, Pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan Menjelang Era Tinggal Landas (Jakarta: Depdikbud,1994)

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

25

tersebut merupakan pendidikan yang diatur didalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI pasal 17. 38 Disamping persamaan yang tercantum di dalam Undang-Undang Sistem pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Bab VI Bagian kedua Pasal 17, juga ada persamaan dalam berbagai aturan yang diperlakukan sama, seperti pelaksanaan UAN, dan UAS SMP/MTs. Ketiga lembaga pendidikan Islam tersebut sama-sama ingin mewujudkan siswa yang berakhlaq mulia dan berprestasi, baik prestasi akademik maupun non akademik, keinginan tersebut tercantum didalam visi, misi, serta tujuan yang hendak dicapai. Persamaan berikutnya adalah ketiga lembaga pendidikan Islam tersebut sama-sama memiliki brand image yang cukup bagus di masyarakat masingmasing. SMP al-Falah Deltasari merupakan sebuah lembaga pendidikan yang cukup kondang bagi masyarakat urban kelas menengah ke atas sejak cukup lama. Eksistensinya merupakan representasi dari lembaga pendidikan agama yang diselenggarakan di bawah payung Yayasan al-Falah yang berkantor di masjid al-Falah Jl Raya Darmo sebuah lokasi prestisius bagi masyarakat menengah kota Surabaya. Tidak dapat disangkal lagi bahwa keberadaan SMP alFalah Deltasari tidak bisa dilepaskan dari jejaring sosial yang sudah terbangun sedemikian rupa di lembaga pendidikan agama di bawah naungan Yayasan alFalah tersebut, dan mayoritas dari pengguna lembaga tersebut adalah masyarakat santri perkotaan dengan basis status sosial-ekonomi menengah ke atas. Di Surabaya, keberadaan Yayasan al-Falah, terutama SMP al-Falah Deltasari, sudah cukup dikenal sebagai lembaga pendidikan Islam yang menyediakan jasa pendidikan dan pengajaran bagi mereka yang berkantong tebal. Sementara itu, MTs Amanatul Ummah juga memiliki brand image yang cukup kuat akibat terobosan-terobosan di bidang pendidikan oleh lingkaran top manajemen pesantren. Sebagai lembaga pendidikan yang berbasis di lingkungan pesantren, MTs Amanatul Ummah tentu saja memberikan pilihan alternatif bagi masyarakat Muslim perkotaan yang disibukkan dengan kehidupan sehari-hari yang sudah sedemikian sibuk. Seperti diketahui bersama, upaya mem pesantrenkan putra-putri masyarakat perkotaan tengah menjadi kecenderungan baru di tengah derasnya arus globalisasi dan modernisasi yang mengancam identitas keagamaan mereka. Memasukkan putra-putri mereka ke pesantren dianggap menjadi perlindungan terakhir bagi benteng pertahanan moral-religius anak-anak perkotaan. Harus diakui, gebrakan demi gebrakan yang dilakukan oleh unsur pimpinan madrasah mampu mendongkrak citra MTs Amanatul Ummah di mata masyarakat Perbedaan dari ke 3 lembaga pendidikan Islam, adalah terletak pada kebijakan, peraturan, tata tertib yang dibuat oleh masing-masing sekolah/
38

Anwar, Arifin, Memehami Paradigm Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang Sisdikna (Jakarta:Depag, 2003), 41-42.

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

26

madrasah itu sendiri. Perbedaan antara 3 lembaga pendidikan Islam tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Lokasi pendidikan. SMP al-Falah Deltasari berada di Pusat Kota (Urban), sangat mempengaruhi laju pertumbuhan sekolah berprestasi, disebabkan latar belakang pendidikan, tingkat sosial dan ekonomi orang tua siswa yang tinggi, gaya hidup orang tua siswa yang eksklusif, kerana sebagian besar mereka dari kalangan menengah keatas. Karena dukungan orang tua yang tinggi, maka pengelolaan sekolah lebih mudah dari pada dukungan yang kecil, disamping kepala sekolah dan para stafnya, dalam mengelola sekolah menggunakan azas-azas pengelolaan perusahaan dengan manajemen modern dan dilandasi dengan ajaran agama dan semangat keagamaan. Kuatnya Yayasan tersebut otomatis mempermudah pengelolaan SMP alFalah. Lokasi MTs Negeri II Surabaya berada di Kecamatan Lakarsantri, jauh dari pusat kota Surabaya. Kondisi alam pedesaan berpengaruh terhadap laju pertumbuhan madrasah, karena sebagian besar para siswa berasal dari desa sekitar Kecamatan Lakarsanti, Kecamatan Sambi Kerep, Kecamatan Wiyung, dan Kecamatan Menganti. Semua kecamatan tersebut berada di pedesaan yang jauh dari pusat kota. Disamping faktor geografis tersebut, juga faktor Orang tua siswa yang mendaftar ke MTs Negeri 2 yang sebagian besar berlatar pendidikan yang tidak tinggi, dengan latar sosial ekonomi yang sedang, ditunjang oleh kultur masyarakat pedesaan yang agraris, maka untuk mengembangkan MTs Negeri II bisa dilaksanakan secara pelan, dan juga tergantung pada Kantor Departemen Agama. Berbeda dengan SMP al-Falah Deltasari yang maju dengan cepat dan pesat karena keleluasaan otoritas pihak Yayasan dalam mengembangkan lembaga pendidikan tersebut. Ketersediaan dana yang cukup memadai dan latar belakang sosial-ekonomi orang tua siswa yang kebanyakan kelas menengah ke atas mampu mendongkrak image madrasah sebagai sekolah elit. Di sisi lain, tiadanya kendala struktural dengan lembaga di atasnya membuat pihak manajemen sekolah merasa lebih leluasa dalam mengembangkan serangkaian inovasi atau terobosan di bidang pengembangan kualitas pendidikan. Hal-hal positif ini pada taraf tertentu juga menciptakan iklim kondusif bagi proses pengembangan SDM di kalangan pendidik di lembaga pendidikan tersebut. MTs Amanatul Ummah terletak di pusat kota Surabaya, tepatnya di kecamatan Wonocolo, namun lokasi madrasah di tengah-tengah perkampungan yang padat pendukuknya. Kultur masyarakatnya agamis, terbukti dengan banyaknya Pondok pesantren baik yang salafi maupun khalafi di sekitar MTs Unggulan PP Amanatul Ummah. Orang tua siswa berasal dari masyarakat menengah kebawah, walaupun demikian pendaftar banyak yang mampu membayar uang adminstrasi Rp.1.750.000, dan membayar uang pondokan Rp.500,000 setiap bulan.

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

27

2. Penampilan Fisik. SMP al-Falah berdiri diatas lahan tanah 4000 meter2, dengan dua bangunan gedung berlantai dua yang mewah dan eksklusif yang tampak dari luar seperti hotel, terdiri atas 16 kelas, dengan 9 ruang laboratorium, 1 ruang tata usaha, 1 ruang kepala Sekolah, 1 ruang guru, dan 1 mushala. MTs Negeri 2 masih sederhana, berdiri diatas lahan 4.000 m2, di desa Lakarsantri dengan kesan alam pedesaan yang khas. Bangunan madrasah sebagian besar adalah bangunan tua yang di renovasi disana sini, dan sebagian bangunan baru dari rehab Depag. Perawatan gedung dan halaman cukup, tidak terlalu indah karena kurangnya pepohonan dan bunga kebersihan juga sedangsedang saja, karena tenaga kebersihan sangat terbatas, sehingga piket kelas tetap berlaku bagi setiap kelas. Kelas tidak dipel, tetapi hanya disapu oleh siswa yang piket. Gedung MTs Amanatul Ummah berdiri diatas tanah 10.000 m2 dengan luas lantai 34 m2 yang dipergunakan untuk ruang kelas sebanyak 16 ruangan, dan 9 ruangan lainnya untuk laboratorim, perpustakaan, UKS, ruang guru, ruang TU, ruang konseling, ruang pimpinan dan ruang sirkulasi. Secara fisik, bangunan MTs Unggulan Amanatul Ummah cukup bagus, berlantai 4, namun karena berada di jalan desa yang hanya muat untuk satu jalur kendaraan roda empat, maka dari jalan tersebut tidak nampak bangunan madrasah, karena bangunan membujur ke utara selatan, dari jalan desa tersebut, yang nampak dari luar adalah gapura sekolah, yang disebelah selatan, justru yang nampak dari jalan adalah bangunan rumah Kiai dan lorong masuk ke madrasah. 3. Layanan akademik yang dilengkapi dengan prasarana dan media pembelajaran, tersedia di ruang-ruang laboratorium maupun perpustakaan, proses pembelajaran dengan system siswa belajar secara aktif, dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, sesuai dengan harapan sekolah/madrasah dan orang tua siswa. 4. Program sekolah dan mekanisme organisasi telah tersusun secara rasional dan relevan dengan visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan, serta sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah. 5. Iklim kerja di 3 lembaga pendidikan Islam tersebut sangat sehat, dengan motivasi intrinsik maupun ekstrinsik. motivasi intrinsik dari masing-masing guru, menginginkan agar mata peljaran yang diberikan pada siswa dapat diterima dengan baik oleh siawa, sehingga siswa akan mendapatkan nilai yang tinggi, baik pada saat ulangan harian, ujian semester maupun ujian kenaikan kelas, apalagi untuk menghadapi UAN. Motivasi ekstrinsik, karena dorongan dan pimpinan kepala sekolah, yang menginginkan adanya kemajuan bersama, untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sekolah/madrasah, sehingga sekolah/madrasah akan menerima calon siswa bukan saja dari kalangan menengah kebawah, tetapi juga dari kalangan atas. 6.Figur kepala Sekolah dan kepala madrasah yang dapat dijadikan uswah bagi para tenaga pendidik, baik dari segi profesionalitasnya maupun dari akhlaq/moral dan kemampuan dan pengamalan agamanya. 7. Input siswa yang diterima ke tiga lembaga pendidikan Islam tersebut adalah siswa-siswa yang sudah terseleksi secara akademik, melalui pendidikan di

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

28

SD atau MI. Khususnya bagi SMP al-Falah Deltasari, apabila menerima alumni SD al-Falah, maka tidak diragukan lagi bekal dasar ilmu pengetahuannya baik pengetahuan umum maupun agamanya. 8 Latar belakang orang tua siswa yang bervariasi dalam pendidikan, pekerjaan, dan kualitas keberagamanan melatari tinggi rendahnya dukungan pada sekolah/madrasah. 9. Kegiatan ekstra kulikuler yang bervariasi dapat menyalurkan bakat dan minat siswa secara individu mapupun kelompok, baik dari segi kognitif maupun psikomotorik. 10Dukungan masyarakat diwujudkan dalam bentuk sokongan dana, atau pemikiran tentang perkembangan sekolah/madrasah. 11.Pencapaian prestasi akademik dan non akademik yang mangikuti dan memenuhi standar nasional sangat menentukan keefktifan sekolah/madrasah. Di SMP al-Falah telah di buka kelas SBI (sekolah bertaraf Internasional), dan kelas Pendidikan Tehnologi Dasar (PTD), di MTs Unggulan PP Amanatul Ummah ada kelas akselerai, dan kelas MBI (Madrasah Bertaraf Internasional). Temuan ini dikembangkan menjadi dua bagian, yaitu temuan yang menggambarkan tipologi sekolah/madrasah yang berprestasi terdapat pada gambar di bawah ini:
No Item SMP alFalah Ikon terbuka Analisis kebutuhan workshop Keberhasilan PBM MTsN II MTs A.U

1.

Sistem Perikrutan Pengembangan SDM a. Perencanaan b. Pelaksanaan

Via Depag Via Depag Jatah dari Depag Prestasi siswa

Jaringan Kalau diperlukan Mengikuti kegiatan MGMP, dll

c. Evaluasi

2.

Sistem reward and Punishment a. Reward b. Punishment

Mutasi jabatan Pengurangan jam

Rotasi tugas Mutasi tugas

Prestai siswa Kesejakteraan di non aktifkan

Implipasi teoritis

Implikasi Praktis.

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

29

Penelitian ini secara teoritis berimplikasi pada penguatan kajian yang dinyatakan oleh Sergiovani tentang pendidikan Islam : bahwa kunci

keberhasilan sebuah lembaga pendidikan dalam menjadikan sebuah sekolah yang bermutu sangat tergantung pada kepemimpinan pemimpin sekolah 39 Kajian Sergiovanni,dan Robert J. Starrat tersebut, dapat dijadikan sebagai sebuah wacana bagaimana kita dapat meningkatkan status lembaga

pendidikan Islam, sehingga lembaga pendidikan Islam tersebut mampu menjadi lembaganya sebagai sekolah yang berprestasi baik akademik maupun non akademik. Tentu saja wacana tersebut ada yang mendukung dan ada pula yang menolak. Diantara yang mendukung kajian Sergiovanni,dan Robert J. Starrat, antara lain adalah oteng Sutisna yang mengemukakan bahwa pemimpin sekolah yang mampu meningkatkan mutu sekolah adalah pemimpin yang memiliki kemampuan kepemimpinan yang prima40. Selain Sutisna, Peter dan Austin dalam Salis juga mendukung Sergiovanni,dan Robert J. Starrat yang menulis di dalam bukunya yang berjudul : Total Quality Management in Education, memberi pertimbangan : bahwa kepemimpinan pendidikan dalam mengembangkan lembaganya membutuhkan perspektif : a. Visi dan simbul. Kepala sekolah harus mengomunikasikan nilai-nilai institusi kepada stafnya, siswa dan masyarakat luas, b. management by walking about yang merupakan gaya kepemimpinan, c. for the kid,d. mendorong inovasi di antara staffnya dan siap terhadap kegagalan, e. menciptakan kekeluargaan41. Beberapa hal yang dikemukakan Sallis tersebut diatas adalah beberapa mutu personal yang essensial dan dibutuhkan bagi pemimpin pendidikan. Sutisna menambahkan pendapatnya bahwa kepemimpinan dan perubahan dalam manajemen sekolah merupakan perilaku kepemimpinan yang menekankan perubahan, dengan kata lain, jika pemimpin membantu

39

Thomas Sergiovanni,dan Robert J. Starrat,Supervision aRedivinition,( New York: McGrawHill,Inc,1993),18 40 Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan: dasar Teoritis untuk Praktek profesional ,(Bandung: Angkasa,1998)223. 41 Edward Saliis, Total Quality Management in Education(Philadelphia: Diddles Ltd,Guilford, and Kings Lynn,1993),

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

30

menciptakan tujuan, kebijakan, atau struktur, dan prosedur baru, ia memperlihatkan perilaku kepemimpinan42 Meskipun menolak konsepsi Sergiovanni,dan Robert J. Starrat yang dianggap kurang sempurna apabila pengembangan sekolah hanya tergantung kepada kepemimpinan kepala sekolah, Nana Syaodih Sukmadinata didalam bukunya yang berjudul pengendalian Mutu pendidikan Sekolah Menengah mengatakan: bahwa proses pendidikan itu bermutu harus didukung oleh masukan mentah ( raw input), masukan alat ( instrumental input), dan masukan lingkungan (invironment input) yang bermutu. Selanjutnya Nana Saodih menambahkan bahwa kualitas dan keberhasilan pendidikan oleh semua staf sekolah, baik yang memberi layanan langsung maupun tidak langsung. Keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh kurikulum dan pengajaran, tetapi juga oleh bidang-bidang lainnya sebagai penunjang, seperti personil, sarana prasarana, biaya, sumber-sumber belajar, kerja sama dengan luar, serta manajemen sekolah. 43 Demikian pula Tilaar menolak konsepsi Sergiovanni, dalam bukunya yang berjudul Paradigma Baru Pendidikan Nasional, mengatakan: bahwa Pengelolaan pendidikan Islam menjadi sekolah yang bermutu, apabila menetapkan empat prioritas pengembangan, yaitu a. peningkatan mutu.b. pengembangan innovasi dan.kreativitaskan,c. membangun jaringan kerja (networking)dan d. pelaksanaan otonomi daerah.44 Sejalan dengan pemikiran Nana Saodih, dan Tilaar seperti tersebut diatas, Heidjrahman juga menolak konsepsi Sergiovanni yang mengatakan bahwa lembaga pendidikan itu bermutu sangat tergantung pada pimpinan kepala Sekolahnya, maka Heidjarahman mengemukakan bahwa : efisiensi suatu lembaga pendidikan atau sebuah organisasi sangat tergantung pada baik buruknya pengembangan anggota organisasi itu sendiri.Anggota

42

Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan: dasar Teoritis untuk Praktek profesional ,(Bandung: Angkasa,1998),388. 43 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah, (Bandung: Refika Adhitama, 2006), 51
44

Tilaar, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, ( Jakarta: Rineka Cipta,2004),

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

31

organisasi itu adalah para karyawan, karna itu diperlukan latihan-latihan bagi karyawan agar mereka cakap dalam menangani tugasnya45 Berbagai kajian tersebut menghasilkan konsep yang variatif,
Sergiovanni,dan Robert J. Starrat (1993), Oteng Sutisna( 1998), Peter dan

Austin dan Salis, menghasilkan konsep yang sama yaitu pengembangan lembaga pendidikan islam sangat ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolahnya. Nana Syaodih Sukmadinata( 2006), Tilaar (2004), Heidjrahman (2002) merumuskan: bahwa berkembangnya lembaga pendidikan Islam menjadi sebuah lembaga yang bermutu bila masukan mentah ( raw input), masukan alat ( instrumental input), dan masukan lingkungan (invironment input) yang bermutu, personil yang qualified, sarana prasarana yang lengkap, biaya yang cukup, sumber-sumber belajar yang memadai, kerja sama dengan luar, serta manajemen sekolah yang baik, peningkatan mutu.tenaga pendidi, pengembangan innovasi kreativitaskan,, membangun jaringan kerja (networking)dan pelaksanaan otonomi daerah. Berbagai konsepsi yang dihasilkan oleh para ahli, ternyata juga terkait dengan konteks yang dihasilkan dan dibangun. Konsepsi Mukhadis tentang rendahnya mutu pendidikan di Indonesia, ternyata sangat relevan untuk mendudukkan pentingnya upaya peningkatan kualitas pendidikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif yang dilakukan terus menerus, sehingga pendidikan dapat digunakan sebagai wahana dalam membangun dan meningkatkan sumberdaya manusia sebagaimana yang dituntut pada abad pertengahan. Proposisi yang dihasilkan melalui penelitian ini menggambarkan secara utuh bahwa teori yang dikemukakan oleh Mukhadis(2004) sangat relevan. Untuk menghadapi tantangan serta permasalahan yang dihadapi pendidikan Nasional, yaitu rendahnya mutu pendidikan Nasional. Konsepsi Mukhadis benar, namun ada satu pertanyaan yang perlu di jawab, bagaimana cara meningkatkan kualitas pendidikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif tersebut ?

45

Heidjrahman, Manajemen Personalia, ( Jogyakarta: Bpfe,2002), 71

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

32

Caldwell dan Spinks (1993) menambahkan konsepsi tentang cara menghadapi tantangan serta permasalahan yang dihadapi pendidikan Nasional, yaitu rendahnya mutu pendidikan Nasional: pemimpin pendidikan yang sukses tidak hanya bersifat transaksional yang bertujuan semata-mata memuaskan kebutuhan para anggotanya, melainkan juga bersifat

transformasional yang menekankan prestasi sekolah pada level excellence atau jika perubahan diarahkan atau mempunyai level prestasi yang diharapkan. Pemimpin pendidikan yang efektif adalah pemimpin yang berhasil mempunyai komitmen pengikut-pengikutnya mencapai tingkat yang level pencapaiannya lebih tinggi menjadi virtually a moral imperative. Dengan kata lain, pemimpin pendidikan yang efektif dipersyaratkan untuk the successful transition to a system of self managing school46 Proposisi kedua: Peningkatan kualitas pendidikan harus dilakukan dari berbagai komponen yaitu : Kepala Sekolah/ Madrasah, tenaga pendidik dan staf administrasi yang terlibat satu dengan yang lain. Kepala Sekolah menerapkan avant-garde untuk terus melakukan perbaikan-perbaikan di segala sektor dari lembaga yang dipimpinnya. Peningkatan SDM dan kualitas tenaga pendidik yang dilakukan oleh kepala sekolah akan melahirkan proposisi ketiga yaitu : peningkatan kualitas tenaga pendidik dapat dilakukan melalui program studi lanjut gelar dan studi lanjut non gelar, melalui program studi belajar ke S1 dan S2, pelatihanpelatihan baik dalam bentuk on the job training maupun off the job training, vestibule school,mengikuti seminar, lokakarya, mengikuti program MGMP dll. Melalui proposisi ketiga : bahwa kepala Sekolah telah melakukan beberapa terobosan peningkatan SDM stafnya belum bisa menjamin bahwa usahanya benar-benar berhasil mampu meningkatkan sekolah yang dipimpinya sebagai sekolah yang berkualitas akademik dan non-akademik. Malik Fajar menambahkan : Untuk melakukan upaya meningkatan kualitas pendidikan Islam sehingga Pendidikan Islam dapat menjadi alternatif apabila memenuhi empat tuntutan sebagai berikut : a. kejelasan cita-cita dengan langkah-langkah operasional di dalam usaha mewujudkan
46

Caldwell, B.J. Spingks,J.M, Leading the Self-Managing School ( London: The Farmer Press,1993),

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

33

cita-cita pendidikan,b. memberdayakan kelembagaan dengan menata kembali sistemnya c. meningkatkan dan memperbaiki manajemen, d. peningkatan mutu sumber daya manusianya. 47 Berdasarkan kajian-kajian Mukhadis(2004), Caldwell dan

Spinks(1993), Malik Fadjar ( 1998) bahwa problem utama pendidikan nasional termasuk Pendidikan Islam adalah rendahnya mutu pendidikan. Hasil analisis Kementerian Pendidikan Nasional menunjukkan bahwa

setidaknya ada tiga faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan nasional yaitu : a. manajemen pendidikan nasional yang bersifat birokratif sentralistik, pemerintah pusat berperan sangat dominan dalam mengambil keputusan dan kebijakan, b. kebijakan pendidikan yang menggunakan inputoutput analysis tidak dilaksanakan secara konsekwen,c. peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan masih sangat minim.48 1. Implikasi Praktis. a.Membantu para guru dan warga sekolah lainnya untuk memahami strategi pengembangan SDM secara baik dan memadai, melalui on the job training maupun off the job training.. Salah satu strategi itu antara lain adalah memberdayakan semua komponen pendidikan di lembaga tersebut, kepemimpinan Kepala Sekolah/Madrasah yang visioner dengan memahami fungsi-fungsinya, dan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. b.Dapat berimprovisasi kreatif untuk membangun diri terdapat ilmu pengetahuan dan tehnologi, mengadakan uji coba laboratorium sekolah, c.Berkarya ilmiah melalui buku-buku perpustakaan, Introspeksi diri terhadap kekurangan dan mau menindak lanjuti, d. Mengembangkan diri melalui kerja kelompok kerja guru, penataran, seminar, lokakarya, pelatihan dan tutor sebaya.
47 48

Malik Fadjar, Madrasah dan Tantangan Modernitas (Bandung: Mizan , 1998), 99 Depertemen Pendidikan Nasional , Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, ( Jakarta: DirjenPendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Sekolah Lanjutan pertama,2002),178

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

34

e. meningkatkan kesadaran dedikasi dan pemahaman gutu bahwa prinsip pembelajaran mengacu kearah : a. learning to know., b. learning to do, c. learning to life together, d.learning to be. C. Saran-Saran 1. Kepada SMP al-Falah, MTsN II Surabaya, dan MTs Amanatul Ummah Surabaya. a. Agar tetap mempertahankan prestasi akademik dan non akademik yang telah diraihnya, masyarakat telah menaruh kepercayaan terhadap SMP al-Falah, MTsN II Surabaya, dan MTs Unggulan PP Amanatul Ummah Surabaya, karena sekolah tersebut mampu bersaing dengan lembaga pendidikan umum. b.Guru-guru yang telah ditingkatkan SDMnya, hendaknya jangan meninggalkan sekolah/madrasah itu hanya karena diluar di janjikan akan memperoleh gaji yang lebih tinggi. c.Melakukan studi banding ke Sekolah/Madrasah yanglebih maju, untuk memacu semangat guru lebih tinggi lagi. d.Tetap memegang komitmen, bahwa tujuan utama dari pengelolaan dan perbaikan madrasah adalah agar siswa dapat mencapai prestasi yang lebih tinggi, baik prestasi akademik maupun non akademik. 2. Penyelenggara Pendidikan dan Kepala Sekolah pada Umumnya. a. Mencontoh kesuksesan ke 3 lembaga pendidikan Islam tersebut, dalam pengelolaan manajemen peningkatan SDM tenaga kependidikan b. Keunggulan ke 3 lembaga pendidikan Islam tersebut, salah satu indikator adalah ditentukan oleh kepiawian Kepala Sekolah/Madrasah dalam memimpin sekolah/madrasah. 3. Masyarakat Pendidik dan Pemuka Keagamaan. a. Agar disadari, bahwa lembaga pendidkan Islam selain memberi ilmu pengetahuan umum, juga memberi pengetahuan agama, yang porsinya lebih banyak dari sekolah umum. Kenakalan siswa terjadi, karena salah satu indikatornya adalah kurang atau tidak berhasilnya penanaman agama pada siswa. b. Agar ikut menghilangkan image yang berkembang di masyarakat, bahwa sekolah-sekolah Islam adalah sekolah kelas 2, karena kualitas dan SDM tenaga kependidikannya yang kurang profesional. 4. Peneliti lain.

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

35

Agar di adakan penelitian lanjutan yang mampu mengungkap tentang keberhasilan lembaga pendidikan Islam dalam mendidik siswa-siswinya.

Ringkasan Disertasi PPs IAIN Sunan Ampel

36

Anda mungkin juga menyukai