Anda di halaman 1dari 18

A. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan pada tanggal 2 april 2010 jam 13.00 WIB.

Hasil pengkajian diperoleh dari pasien, keluarga pasien, lembar rekam medis, dan pemeriksaan fisik kepada pasien. 1. Biodata Pasien 2. Biodata Penanggung Jawab 3. Alasan Masuk Rumah Sakit Pasien mengatakan alasan dibawa masuk ke rumah sakit karena pasien merasakan nyeri perut bagian kanan bawah., BAB dan BAK sakit, pusing, dan mual. 4. Keluhan Utama Pasien mengatakan nyeri perut kanan bawah menjalar sampai ke pinggung belakang, bahkan sampai kesemua bagian perut, terasa seperti tertusuk-tusuk jarum. Skala 5 biasanya terasa sangat sakit jika mau BAK. 5. Riwayat Kesehatan a. Riwayat kesehatan sekarang b. Riwayat kesehatan dahulu c. Riwayat kesehatan keluarga 6. Pola Fungsional a. Persepsi Kesehatan Pasien mengatakan kalau sehat menurut dia yaitu tidak ada penyakit dalam tubuhnya dan bisa melakukan aktivitas apapun tanpa bantuan orang lain. Sedangkan sakit menurut Kilen yaitu tidak dapat melakukan aktivitas secara mandiri, berbaring saja dan tidak bisa ke mana-mana. b. Pola Nutrisi Sebelum sakit : Selama sakit : c. Pola Eliminasi Sebelum sakit : Selama sakit : d. Pola Istirahat Tidur Sebelum sakit : Selama sakit : e. Pola Aktifitas dan Latihan Sebelum sakit :

Selama sakit : f. Pola Koping dan Toleransi Stress. Keluarga pasien mengatakan bahwa apabila sakit maka akan di obati secara tradisional yaitu dengan di pijat, dikerokin, dikompres, atau di berikan obat di warung. Kalau belum sembuh maka akan di bawa ke puskesmas atau ke rumah sakit. g. Pola Persepsi Diri 1) Body image : Pasien menyatakan tidak ada anggota tubuh yang tidak disukai pasien mensyukuri atas anugrah Allah SWT yang telah di berikan padanya. 2) Harga diri : Pasien mengatakan bahwa dirinya ikhlas menerima cobaan sakit yang di deritanya. 3) Ideal diri : Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang ke rumah. 4) Identitas diri : Pasien mengatakan kalau dirinya adalah seorang janda dengan 7 orang anak dan seorang nenek dari 15 cucu. 5) Peran : Pasien mengatakan kalau dirinya berperan sebagai seorang ibu rumah tangga dan seorang nenek yang mempunyai tugas memberikan pendidikan kepada generasinya dan memberikan nasehat jika ada yang bermasalah. h. Pola Hubungan Peran Sebelum sakit : Pasien mengatakan hubungan pasien dengan tetangga terjalin dengan baik. Selama sakit : Keluarga pasien mengatakan bahwa hubungan dengan pasien dan keluarga pasien yang lain terjalin dengan baik. i. Pola Seksual dan Reproduksi Pasien mengatakan dirinya sudah menikah dan sekarang telah menjadi janda dengan 7 orang anak dan 15 cucu. Pasien mengatakan tidak pernah mengunakan KB. Dari genetalia kadang keluar cairan putih pekat dengan bau yang kurang sedap. j. Pola Kognitif dan Sensori Pola Kognitif : Pasien dan keluarga pasien mengatakan bahwa sudah tahu

tentang penyakit yang dideritanya tapi belum tahu tentang penatalaksanaan dari penyakit yang diderita. Pola Sensori : Pasien mengatakan nyeri perut kanan bawah menjalar sampai ke pinggang belakang, bahkan sampai ke semua perut, terasa seperti tertusuk-tusuk jarum, skala 5; biasanya terasa sangat sakit jika mau BAK. k. Pola Nilai dan Kepercayaa Sebelum sakit : Pasien mengatakan beragama Islam dan dapat melakukan ibadah, shalat 5 waktu. Pasien tidak percaya dengan adanya dukun. Selama sakit : Pasien mengatakan tidak dapat melakukan ibadah 5 waktu, karena keadaan tubuhnya lemah. 7. Pemeriksaan Umum Kesadaran : Keadaan umum : TTV : Tekanan darah : Nadi : Pernafasan : Berat badan : Tinggi badan : Suhu : 8. Pemeriksaan Sistematis a. Kepala Bentuk bulat, rambut beruban, kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, tidak ada luka di kepala, muka sistematis, wajah pucat, wajah meringis menahan nyeri. b. Mata Simetris kanan dan kiri, konjungtiva anemis, sclera putih, fungsi pandangan menurun dan pandangan kabur, terdapat kantong mata dan berwarna agak hitam. c. Hidung Tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak ada luka, penciuman sudah berkurang. d. Mulut Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitif, gigi agak kuning, tidak terdapat lesi. e. Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan, tidak ada luka. f. Dada 1) Paru inspeksi : pengembangan dada kanan = dada kiri Palusi : tidak ada nyeri tekan Pengembangan dada kanan = dada kiri Perkusi : sonor Auskultasi : suara vaskuler 2) Jantung inspeksi : ictus cordis tidak tampak Palpcsi : ictus cordis tidak kuat angkat Perkusi : simpany Auskultasi : bunyi jantung 1 dan 2 reguler g. Abdomen Inspeksi : perut simetris, tidak ada benjolan Auskultasi : bising usus 20x/menit Pelpesi : nyeri tekan di perut bagian kanan bawah Perkusi : thympany h. Kulit Turgor kulit cukup, capillary refill kembali dalam waktu 3 detik. i. Ekstremitas Atas : Terpasang infus RL 20 tpm di tangan kanan, sedangkan tangan kiri bebas bergerak Bawah : Kaki kanan dan kiri tidak ada gangguan pergerakan, tidak ada luka dan nyeri tekan.
Diterbitkan di: 04 Mei, 2011 Mohon dinilai : 1 2 3 4 5

Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2155144-laporan-kasus-asuhankeperawatan-pada/#ixzz1qrfMmGTn

askep ISK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan adanya

invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Prevalensi ISK di masyarakat makin meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Pada usia 40 60 tahun mempunyai angka prevalensi 3,2 %. Sedangkan pada usia sama atau diatas 65 tahun kira-kira mempunyai angka prevalensi ISK sebesar 20%. Infeksi saluran kemih dapat mengenal baik laki-laki maupun wanita dari semua umur baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia. Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umum kurang lebih 515%. Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan adanya bakteri dalam urin. Bakteriuria yang disertai dengan gejala saluran kemih disebut bakteriuria simptomatis. Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria asimptomatis. Dikatakan bakteriuria positif pada pasien asimptomatisbila terdapat lebih dari 105 koloni bakteri dalam sampel urin midstream, sedangkan pada pasien simptomatis bisa terdapat jumlah koloni lebih rendah. Prevalensi ISK yang tinggi pada usia lanjut antara lain disebabkan karena sisa urin dalam kandung kemih meningkat akibat pengosonga kandung kemih kurang efektif , mobilitis menurun, pada usia lanjut nutrisi sering kurang baik, sistem imunitas menurun. Baik seluler maupu humoral, adanya hambatan pada aliran urin,hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan penyakit yang perlu mendapat perhatian serius. Di Amerika dilaporkan bahwa setidaknya 6 juta pasien datang kedokter setiap tahunnya dengan diagnosis ISK. Disuatu rumah sakit di Yogyakarta ISK merupakan penyakit infeksi yang menempati urutan ke-2 dan masuk dalam 10 besar penyakit (data bulan Juli Desember). Infeksi saluran kemih terjadi adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Untuk menegakkan diagnosis ISK harus ditemukan bakteri dalam urin melalui biakan atau kultur (Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001) dengan jumlah signifikan (Prodjosudjadi, 2003). Tingkat signifikansi jumlah bakteri dalam urin lebih besar dari 100/ml urin. Agen penginfeksi yang paling sering adalah Eschericia coli, Proteus sp., Klebsiella sp., Serratia, Pseudomonas sp. Penyebab utama ISK (sekitar 85%) adalah Eschericia coli (Coyle & Prince, 2005). Penggunaan kateter terkait dengan kemungkinan lebih dari satu jenis bakteri penginfeksi.

B. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Diperoleh pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan ISK 2. Tujuan Khusus a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan ISK b. Mampu menentukan masalah keperawatan pada klien dengan ISK c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan ISK d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien denan ISK e. Mampu melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien dengan ISK f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan kasus

C. Ruang Lingkup Dalam penyusunan makalah ini penulis hanya membatasi masalah mengenai Asuhan Keperawatan pada klien ny,s dengan infeksi saluran kemih diperawatan iv lantai 3 Rumah Sakit islam faisal D. Metode Penulisan Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan tehnik pengumpulan data yaitu dengan wawancara langsung terhadap pasien dengan tehnik anamnesa baik pada pasien, keluarga, serta teman sejawat. Observasi dengan melakukan pengamatan kepada pasien, studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan asuhan keperawatan pada pasien dengan Infeksi Saluran Kemih dan referensi internet. E. Sistematika Penulisan Makalah ini terdiri dari empat bab yang disusun secara sistematika dengan urutan sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan, ruang lingkup, metode Penulisan dan sistematika penulisan. Bab II : Tinjauan teori yang terdiri dari Pengertian. Etiologi, Patofisiologi, Pengkajian Keperawatan, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan Keperawatan, Pelaksanaan Keperawatan, Evalusi Keperawatan Bab III: Tinjauan kasus terdiri dari Pengkajian Keperawatan,data fokus,analisa data,Diagnosa Keperawatan, perencanaan Keperawatan, implementasi Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan Bab IV : Kesimpulan dan saran

BAB II TINJAUAN TEORI 1.konsep dasar medis A. Pengertian Infeksi Saluran Kemih atau urinarius Troctus infection adalah sutatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, 2001) Infeksi Saluran Kemih adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada saluran kemih. (Enggram, Barbara, 1998) Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang di sebabkan oleh bakteri terutama escherichia coli: resiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti refluksvesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrumen baru,septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk,1998) Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001) B. Etiologi

1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain: - Pseudemonas, Proteus,klebsiella: penyebab ISK complicated - Escherichia coli:90% penyebab ISK uncomplicated - Enterobacter, Staphyloccoccus epidemidis, enterococci,dll. 2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain: - Sisa urine dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih yang kurang efektif - Mobilitas menurun - Nutrisi yang kurang baik - Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral - Adanya hambatan pada aliran urin - Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat C. Patofisiologi 1. Proses Penyakit Infeksi saluran kemih disebabkan oleh adanya mikroorganisme patogenik dalam traktus urinarius. Mikroorganisme ini masuk melalui: kontak langsung dari tempat infeksi terdekat, hematogen, limfogen. Ada 2 jalur utama terjadi ISK yaitu asending dan hematogen 1. Secara Asending yaitu : Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain : faktor anatomi dimana pada wanita memiliki uretra yang lebih pendek dari pada laki- laki sehingga insiden terjadinya ISK lebih tinggi, faktor tekanan urin saat miksi, kontaminasi fekal, Pemasangan alat kedalam traktus urinarius (pemeriksaan sistoskopik, pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi 2. Secara Hematogen, yaitu : Sering terjadi pada pasien yang sistem imunnya rendah sehingga mempermudah penyebaran infeksi secara Hematogen. Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu adanya bendungan total urin yang yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal akibat jaringan. Pada usia lanjut terjadinya ISK ini sering disebabkan karena adanya : Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap Mobilitas menurun Nutrisi yang sering kurang baik Sistem imunitas yang menurun Adanya hambatan pada saluran urin Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat tersebut mengakibatkan distensi yang berlebihan sehingga menimbulkan nyeri, keadaan ini mengakibatkan penurunan resistensi terhadap invasi bakteri dan residu kemih menjadi media pertumbuhan bakteri yang selanjutnya akan mengakibatkan gangguan fungsi gunjal sendiri, kemudian keadaan ini secara hematogen menyebar keseluruh traktus urinarius. Selain itu beberapa hal yang menjadi predisposisi ISK, antara lain adanya obstruksi aliran kemih proksimal yang mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter yang disebt sebagai hidronefroses. Penyebab umum obstruksi adalah jaringan perut ginjal, batu neoplasma dan hipertropi prostat yang sering ditemukan pada laki-laki diatas 60 tahun.

D.Klasifikasi Klasifiksi infeksi saluran kemih sebagai berikut : 1. Kandung kemih (sistitis) Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik irin dari utetra kedalam kandung kemih (refluks urtovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistoskop. 2. Uretra (uretritis) Uretritis adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang di golongkan sebagai gonoreal atau non gonoreal. Uretritis gonoreal disebabkan oleh niesseria gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual. Uretritis non gonoreal adalah uretritis yang tidak berhubungan dengan niesseria gonorhoeae biasanya disebabkan oleh klamidia frakomatik atau urea plasma urelytikum 3. Ginjal (pielonefritis) Pielonefritis infeksi traktus urinarius atas merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tubulus dan jaringan intertisial dari dalah satu atau kedua ginjal Infeksi saluran kemih (ISK) pada usia lanjut dibedakan menjadi : 1. ISK Uncomplicated (simple) ISK sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing tak baik, anatomic maupun fungsional normal. ISK ini pada usia lanjut terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung kemih. 2. ISK Complicated Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis, dan shock. ISK ini terjadi bila terdapat keadaan- keadaan sebagai berikut : Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko uretral obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kencing menetap dan prostatitis. Kelainan faal ginjal :GGA maupun GGK Gangguan daya tahan tubuh Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen seperti prosteus spp yang memproduksi urease. E. Manifestasi klinis Uretritis biasanya memperlihatkan gejala : 1. Mukosa memerah dan edema 2. Terdapat cairan eksudat yang purulent 3. Ada Ulserasi pada uretra 4. Adanya rasa gatal yang menggelitik 5. Good morning sign 6. Adanya nanah awal miksi 7. Nyeri pada awal miksi 8. Kesulitan untuk memulai miksi 9. Nyeri pada bagian abdomen Sistitis biasanya memperlihatkan gejala : 1. Disuria (nyeri waktu berkemih) 2. Peningkatan frekuensi berkemih 3. Perasaan ingin berkemih

4. Adanya sel-sel darah putih dalam urin 5. Nyeri punggung bawah atau suprapubic 6. Demam yang disertai adanya darah dalam urin pada kasus yang parah. Pielonefritis akut biasanya memperlihatkan gejala : 1. Demam 2. Menggigil 3. Nyeri pinggang 4. Disuria F. Komplikasi 1. Prostatitis 2. Epididimis 3. Striktura uretra 4. Sumbatan pada vasoepididinal G. Pemeriksaan Penunjang 1. Urinalisis Leukosuria atau puria :merupakan salah satu bentuk adanya ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/ lapang pandang besar (LBP) sediment air kemih. Hematuria : Hematuria positif bila 5 10 eritrosit/ LBP sediment air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerolus ataupun urolitiasis. 2. Bakteriologis Mikroskopis Biakan bakteri 3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik 4. Hitung koloni : hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai criteria utama adanya infeksi. 5. Metode tes Tes dipstick multistrip untuk WBC ( tes esterase leukosit ) dan nitrit (tes Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase leukosit positif : maka pasien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit. Tes Penyakit Menular Seksual (PMS) : Uretritia akut akibat organime menular secara seksual (misal, klamidia trakomatis, neisseria gonnorrhoeae, herpes simplek) . Tes - tes tambahan : Urogram Intravena (UIV), Pielografi (IVP), msistografi, dan ultrasonografi juga dapat dilakukan untk menentukan apakah infeksi akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostat. Urogram IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang resisten. H. Penatalaksanaan Penanganan Infeksi Saluran Kemih ( ISK ) yang ideal adalah agens antibacterial yang secara efektif menghilangkan bakteri dari traktus urinarius dengan efek minimal terhadap flora fekal dan vagina.

Terapi Infeksi Saluran Kemih ( ISK ) pada usia lanjut dapat dibedakan atas : Terapi antibodika dosis tunggal Terapi antibiotika konvensional : 5-14 hari Terapi antibiotika jangka lama : 4-6 minggu Terapi dosis rendah untuk supresi Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan infeksi.penggunaan medikasi yang umum mencakup : sulfisoxazole (gastrisin),trimethoprim / sulfamethoxazole ( tpm / smz,bactrim,septra),kadang ampicillin atau amoksisilin digunakan,tetapi E.Coli telah resisten terhadap bakteri ini.pyridium,suatu analgesic urinarius juga dapat digunakan untuk mengurangi ketidak nyamanan akibat infeksi.Dan dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas mikroorganisme yang mungkin naik ke uretra,untuk wanita harus membilas dari depan kebelakang untuk menghindari kontaminasi lubang uretra oleh bakteri feces.

2.konsep dasar asuhan keperawatan A. Pengkajian Keperawatan 1. Data biologis meliputi : Identitas Klien Identitas Penanggung 2. Riwayat Kesehatan Riwayat Infeksi Saluran Kemih Riwayat pernah menderita Batu Ginjal Riwayat penyakit DM,Jantung 3. Pengkajian Fisik Palpasi Kandung Kemih Inspeksi daerah meatus : a. kaji warna, jumlah, bau dan kejernihan urine b. kaji pada costovertebralis 4. Riwayat Psikososial Usia,Jenis Kelamin, Pekerjaan,Pendidikan Persepsi terhadap kondisi penyakit Mekanisme Koping dan sistem pendukung 5. Pengkajian Pengetahuan Klien dan keluarga Pemahaman tentang penyebab / Perjalanan penyakit Pemahaman tentang pencegahan,perawatan dan terapi medis. F). Diagnosa Keperawatan 1. Penyebarluasan Infeksi berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih 2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan Inflamasi,Kandung Kemih,dan struktur traktus urinarius lain 3. Perubahan pola eliminasi urine (disuria,dorongan,frekuensi,dan atau noktuaria).berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius lain

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit,metode pencegahan,dan instruksi perawatan dirumah. G). Perencanaan Keperawatan Dx. 1 : Penyebarluasan Infeksi berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan Infeksi sembuh dan mencegah komplikasi. KH : 1. Tanda-Tanda Vital dalam batas normal 2. Nilai Kultur Urine Negatif 3. Urine berwarna bening dan tidak berbau Intevensi : 1. Kaji suhu tubuh pasien selama 4 jam dan lapor suhu diatas 38,5 0C Rasional : Tanda tanda vital menandakan adanya perubahan didalam tubuh. 2. Catat karakteristik urine Rasional : Untuk mengetahui /mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan. 3. Anjurkan pasien untuk minum 2-3 liter jika ada kontra indikasi Rasional : Untuk mencegah statis urine 4. Monitor Pemeriksaan ulang urine kultur dan sensivitas untuk menentukan respon terapi Rasional : Mengetahui seberapa jauh efek pengobatan terhadap keadaan penderita 5. Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara komplit setiap kali kemih Rasional : Untuk mencegah adanya distensi kandung kemih 6. Berikan keperawatan perineal,pertahankan agar tetap bersih dan kering Rasional : Untuk menjaga kebersihan dan menghindari bakteri yang membuat infeksi uretra Dx. 2 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih, dan struktur traktus urinarius lain Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri hilang atau berkurang saat dan sesudah berkemih KH : 1. Pasien mengatakan / tidak ada keluhan nyeri pada saat berkemih 2. Kandung Kemih tidak tegang 3. Pasien tampak tenang 4. Ekspresi wajah tenang Intervensi : 1. Kaji Intensitas, lokasi, dan faktor yang memperberat atau meringankan nyeri Rasional : Rasa sakit yang hebat menandakan adanya infeksi 2. Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat ditoleran Rasional : Klien dapat istirahat dengan tenang dan dapat merilekskan otot 3. Anjurkan minum banyak 2 - 3 liter jika tidak ada kontra indikasi Rasional : Untuk mmbantu klien dalam berkemih 4. Pantau perubahan warna urine, pantau pola berkemih, masukan dan keluaran setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis ulang Rasional : Untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan. 5. Berikan tindakan nyaman, seperti pijatan Rasional : Meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot. 6. Berikan perawatan perineal

Rasional : Untuk mencegah kontaminasi uretra 7. Jika dipasang kateter, perawatan kateter 2 kali per hari Rasional : Kateter memberikan jalan bakteri untuk memasukikandung kemih dan naik saluran perkemihan 8. Alihkan perhatian pada hal yang menyenangkan Rasional : Relaksasi, menghindari terlalu merasakan nyeri 9. Berikan obat analgetik sesuai dengan program terapi Rasional : Analgetik memblok lintasan nyeri Dx. 3 : Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius lain Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien dapat mempertahankan pola eliminasi secara adekuat KH : 1. Tidak terjadi tanda-tanda gangguan berkemih (urgensi,oliguri,disuria) 2. Klien dapat berkemih setiap 3 jam 3. Klien tidak kesulitan saat berkemih Intervensi : 1. Ukur dan catat urine setiap kali berkemih Rasional : Untuk mengetahui adanya perubahan warna dan untk mengetahui input/ output 2. Anjurkan untuk berkemih setiap 2 - 3 jam Rasional : Untuk mencegah terjadinya penumpukan urine dalam vesika urinaria 3. Palpasi kandung kemih setiap 4 jam Rasional : Untuk mengetahui adanya distensi kandung kemih 4. Awasi pemasukan dan pengeluaran karakteristik urine Rasional : Memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi 5. Dorong,meningkatkan pemasukan cairan Rasional : Peningkatan hidrasi membilas bakteri 6. Kaji keluhan pada kandung kemih Rasional : Retensi urine dapat terjadi dan menyebabkan distensi jaringan (kandung kemih/ginjal). 7. Bantu klien ke kamar kecil, memekai pispot/urinal Rasional : Untuk memudahkan klien dalam berkemih 8. Bantu klien mendapatkan posisi berkemih yang nyaman Rasional : Supaya klien tidak sukar berkemih 9. Observasi perubahan tingkat kesadaran Rasional : Akumulasi sisa uremik dan ketidakseimbangan elektrolitdapat menjadi toksin pada susunan saraf pusat. 8. Kolaborasi : Awasi pemeriksaan laboratorium,elektrolit,bun,kreatinin Lakukan tindakan untuk memelihara asam urine dan berikan obat-obatan untuk meningkatkan asam urine Rasional : Asam urin menghalangi tumbuhnya kuman. Peningkatan masukan sari buah dapat berpengaruh dalam pengobatan infeksi saluran kemih. Dx. 4 : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan dirumah Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan klien bertambah

KH : 1. Kien tidak gelisah 2. Klien tenang 3. Klien dapat mengatakan tentang proses penyakit,metode pencegahan dan instruksi perawatan di rumah

Intervensi : 1. Kaji tingkat kecemasan Rasional : Untuk mengetahui berat ringannya kecemasan klien 2. Berikan kesampatan Klien untuk mengungkapkan perasaannya Rasional : Agar klien mempunyai semangat dan mau empati terhadap perawatan dan pengobatan 3. Beri Support pada klien Rasional : Agar klien mempunyai semangat 4. Berikan dorongan spiritual Rasional : Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa. 5. Berikan penkes Rasional : Agar klien mengerti sepenuhnya tentang penyakit yang dialaminya 6. Memberikan kepada pasien untuk menanyakan apa yang tidak diketahui tentang penyakitnya. Rasional : Mengetahui sejauh mana ketidaktahuan pasien tentang penyakitnya 7. Kaji ulang proses penyakit dan harapan yang akan datang Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat menbuat pilihan berdasarkan informasi. 8. Berikan informasi tentang : sumber infeksi, tindakan untuk mencegah penyebaran, jelaskan pemberian antibiotik, pemeriksaan diagnostik: tujuan, gambaran singkat, persiapan yang dibutuhkan sebelum pemeriksaan, perawatan sesudah pemeriksaan. Rasional : Pengetahuan apa yng diharapkan dapat mengurangi ansietas dan membantu mengembankan kepatuhan klien terhadap rencana terapeutik. 9. Anjurkan pasien untuk menggunakan obat yang diberikan, minum sebanyak kurang lebih delapan gelas per hari Rasional : Pasien sering menghentikan obat mereka, jika tanda-tanda penyakit mereda. Cairan menolong membilas ginjal. 10. Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspesikan perasaan dan masalah tentang rencana pengobatan. Rasional : Untuk mendeteksi isyarat indikatif kemungkinan ketidakpatuhuan dan membantu mengembangkan penerimaan rencana terapeutik H). Pelaksanaan Keperawatan Pada tahap ani untuk melaksanakan Intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan pasien.Agar Implementasi / pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan,memantau dan mencatat respon pasien terhadap setia Intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan. (Doengoes E Marilyn.dkk.2000) I). Evaluasi Keperawatan Pada tahap yang perlu dievaluasi pada klien dengan ISK adalah,mengacun pada tujuan yang hendak dicapai yakni apakah terdapat :

Nyeri yang menetap atau bertambah Perubahan warna urine Pola berkemih berubah, berkemih sering dan sedikit-sedikit, perasaan ingin kencing, menetes setelah berkemih BAB III TINJAUAN KASUS PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I.BIODATA A.IDENTITAS KLIEN 1. Nama klien 2. Usia/tanggal lahir 3. Jenis kelamin 4. Agama/keyakinan 5. Suku/bangsa 6. Status pernikahan 7. Pekerjaan 8. No.RM 9. Tanggal masuk rumah sakit 10. Tanggal pengkajian B.PENANGGUNG JAWAB 1. 2. 3. 4. 5. Nama Usia Jenis kelamin Pekerjaan Hubungan dengan klien II.KELUHAN UTAMA 1. Alasan kunjungan/keluhan utama :klien masuk ke rumah sakit islam faisal pad a tanggal 14/11/2011 dengan keluhan nyeri pada perut bagian bawah. 2. Sifat keluhan :hilang timbul 3. Lamanya keluhan :30 menit 4. Timbulnya keluhan :bertahap 5. Faktor yang memperberat :pada saat bak dan beraktivitas yang banyak 6. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya :istirahat dan minum obat 7. Diagnosa medik :ISK(infeksi saluran kemih) :TnB :37 tahun :laki-laki :wiraswasta :suami klien :NyS :33 tahun :perempuan :islam :makassar :menikah :ibu rumah tangga :069112 :12/11/2011 :14/11/2011

III.RIWAYAT KESEHATAN A.riwayat kesehatan yang lalu

Klien mengatakan pernah mengalami keguguran pada kehamilan pertamanya dan harus mengalami perawatan dirumah sakit.klien mengatakan pernah mengalami operasi kecil pada bagian perutnya,operasi tersebut dilakukan untuk mengeluarkan suatu cairan karena adanya suatu sumbatan pada kandung kemih. B.riwayat kesehatan sekarang Klien sekarang sedang menjalani perawatan dirumah sakit ,klien nampak terbaring lemah ,expresi wajah meringis pada saat nyeri datang,tangan klien nampak di pasangi infus rl dan menjalani terapi obat-obatan. C.riwayat kesehatan keluarga. GONOGRAM 3 generasi:terlampir IV.RIWAYAT PSIKOSOSIAL 1.pola konsep diri Klien mengatakan tidak ada sesuatu hal yng istimewa pada dirinya 2.pola koping Klien mengatakan tidak mudah stress jika menghadapi suatu masalah baik dalam keluarganya maupun masalah yang ada diluar 3.pola interaksi Klien mengatakan hubungan dengan masyarakat maupun keluarganya sangat baik. V.RIWAYAT SPIRITUAL 1.ketaatan beribadah Klien mengatakan rajin melaksanakan sholat di rumahnya tapi sejak masuk kerumah sakit klien tidak bisa melaksanakan sholat karena adanya pembatasan aktivitas akibat terapi yang harus d ijalani. 2.dukungan keluarga klien Keluarga klien sangat mendukung kesembuhan klien. 3.ritual yang biasa dijalankan klien Tidak ada kebiasaan kebiasaan atau ritual-ritual yang sering dilakukan dalam ibadah klien.

GONOGRAM

Keterangan: :laki-laki

komentar GI:-orang tua dari klien meninggal karena faktor usia.

:perempuan GII:-suami dari klien4 bersaudara dan suami klien adalah anak pertama -klien 5 bersaudara dan klien adalah anak ke 2 :meninggal GIII:klien memiliki 1 anak :klien

? :tidak diketahui VI.PEMERIKSAAN FISIK


1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 1. A.Keadaan umum klien Tanda-tanda distress:tidak ada Penampilan agak kusam Expresi wajah meringis pada saat nyeri datang Tinggi badan 170 cm Berat badan 65 kg B.tanda-tanda vital TD:120/80mmhg S:36,5 c N:80x/i P:24x/i C.sistem pernafasan hidung

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran Untuk teman sesama mahasiswa dan penyusun agar dapat memprioritaskan masalah sesuai kebutuhan dasar manusia dan masalah utama klien ,agar nantinya kita bisa membuat asuhan keperawatan pada klien dengan benar dan menunjang untuk kesehatan klien.
http://ifoabraham-asuhankeperawatan.blogspot.com/2012/01/askep-isk.html

Anda mungkin juga menyukai