Anda di halaman 1dari 4

PENGOLAHAN MINYAK BUMI

Kita menggunakan istilah minyak bumi, karena istilah minyak tanah di negara kita di pakai secara umum untuk kerosin, salah satu fraksi minyak bumi. Mula-mula minyak bumi atau minyak mentah di angkut ketempat pengolahan melalui pipa atau tangker. Di tempat pengolahan, minyak mentah diubah menjadi hasil yang dapat dijual melalui distilasi bertingkat. Proses distilasi bertingkat akan memisahkan minyak mentah itu menjadi fraksi-fraksi, tiap fraksi mempunyai jarak titik didih tertentu dan terdiri ats semua hidrokarbon yang mempunyai titik didih di antara jarak itu. Minyak mentah yang sudah di bersihkan dari senyawa-senyawa lain itu dipanaskan dalam tungku dan uapnya dialirkan melalui kolom fraksionasi ke atas. Uap yang panas itu akan terus naik. Ketika setiap fraksi minyak mencapai tingkat dimana suhunya tepat pada titik didih nya, maka ia akan mengembun menjadi cairan. Dengan cara ini fraksifraksi yang berbeda akan memisahkan diri dan fraksi yang rendah titik didihnya akan naik terus, sedang fraksi yang tinggi titik didihnya akan mengembun kembali. Proses ini berlangsung terus dan berulang.

Fraksi yang dihasilkan dari bagian atas kolom fraksionasi mempunyai titik didih rendah dan disebut fraksi ringan, sedang yang mengembun di bagian bawah disebut fraksi berat. Fraksi yang paling ringan yang diperoleh dari bagian atas kolom disebut gas petroleum, biasanya dijual sebagai LPG (Liquified Petroleum Gas). Fraksi ringan lainnya meliputi bahan bakar minyak (BBM atau Gasoline) atau biasa dikenal sebagai bensin, nafta (Banyak digunakan dalam industri kimia), dan kerosin (minyak lampu atau kita biasa menyebutnya minyak tanah) adalah fraksi dengan titik didih lebih tinggi, tidak begitu mudah terbakar dibanding dengan bensin, sekarang banyak digunakan untuk bahan bakar kapal terbang jet. Fraksi yang lebih berat lagi disebut minyak gas, ternasuk didalamnya diesel dan pemanas sentral), minyak bakar, minyak pelumas, parafin, dan vaselin. Dari dasar kolom kita peroleh suatu cairan pekat hitam yang disebut bitumen (aspal) yang banyak digunakan untuk membuat jalan.

Fraksi hidrokarbon hasil distilasi minyak bumi


Fraksi Jumlah rantai Karbon/molekul C1 s/d C5 C1 s/d C7 C5 s/d C12 C12 s/d C16 C15 s/d C18 C16 lebih C20 lebih Titik didih

Gas minyak bumi Ligroin (petroleum eter, nafta) Bensin Kerosin (mimnyak tanah) Solar dan diesel Pelumas Parafin

-164oC s/d 300oC 30oC s/d 90oC 30oC s/d 200oC 175oC s/d 275oC 250oC s/d 400oC 350oC lebih Lebur pada 52oC s/d 57oC

FRAKSI-FRAKSI MINYAK BUMI a. Gas petroleum Fraksi tertinggi dari minyak bumi ini terdiri atas hidrokarbon dengan C1 sampai C4 (metana sampai butana). Selain diperoleh dari minyak bumi, fraksi ini dapat pula diperoleh langsung dari sumbernya seperti di Arum (Aceh), Bontang (Kaltim), dan dinamakan liquified natural gas, LNG. b. Bensin atau BBM (Gasoline) Fraksi ini terdiri atas hidrokarbon dengan C5 sampai C12, dapat berupa hidrokarbon jenuh, tidak jenuh atau berlingkar. Daya bakar alkana dengan rantai lurus tidak cocok untuk pembakaran internal mesin karena hidrokarbon ini diubah menjadi bercabang. Mutu bensin ditunjukkan dengan

bilangan oktan. Bilangan oktan menunjukkan persentase volume dari 2,2,4-trimetil pentana (yang dikenal juga dengan iso-oktana) dalam campuran 2,2,4-trimetil pentana dan n-heptana yang memberikian daya letup yang sama seperti bensin yang di uji. Bensin yang buruk mempunyai bilangan oktan 0, sedang yang baik bilangan oktannya 100. Bilangan oktan yang didapat dari bensin hasil distilasi minyak mentah biasanya kurang dari 60. Daya bakar bensin dapat ditingkatkan dengan menambah zat anti ketukan yang biasa digunakan tetraethyllead , Pb(C2H5)4 di singkat TEL. Selain itu disertai pula dengan penambahan 1,2-dibromoetana, BrCH2-CH2Br yang berfungsi mencegah penumpukan Pb dalam mesin. Timbal diubah menjadi PbBr2 yang lebih mudah menguap dan keluar bersama gas buangan. Akan tatapi senyawa Pb yang dibebaskan menimbulkan polusi udara karena asap buangan kendaraaan mengandung partikel timbal yang sangat beracun. Penggunaan bensin pada saat ini jauh lebih banyak dibandingkan fraksi minyak bumi lain. Salah satu usaha untuk meningkatkan produksi bensin dapat dilakukan proses cracking, yaitu mengubah fraksi dengan titik didih lebih tinggi menjadi fraksi bensin melalui pemutusan rantai atom karbon. Akhir-akhir ini orang mengganti TEL dengan MTBE (Metil Tertier Butil Eter) dengan maksud yang sama tatapi mengurangi polusi. c. Nafta Nafta petroleum merupakan penggalan yang diambil antara bensin dan kerosin, terutama terdiri atas alkana-alkana. Kebanyakan nafta diolah kembali menjadi bahan bakar tetapi sebagai bahan dasar industri kimia. d. Kerosin Terdiri atas alkan alifatik, naftalena dan hidrokarbon aromatik, sebagian dimurnikan untuk digunakan sebagai parafin (minyak lampu), sebagian lain untuk membuat bensin tetapi yang terutama sekarang untuk bahan bakar jet. e. Minyak bakar (gas oil) Dikenal pula sebagai diesel, sebagian dipecahkan menjadi bahan bakar, tetapi terutama untuk bahan bakar diesel selain untuk bahan bakar industri. f. Residu Fraksi yang tertinggal jika semua fraksi lainnya telah diambil dari minyak mentah. Kebanyakan digunakan sebagai bahan bakar tungku untuk membangkitkan uap dalam industri, stasiun pembangkit tenaga atau kapal laut. Sebagian didistilasi vakum untuk memperoleh minyak pelumas dan lilin parafin. Sisanya adalah bitumen atau aspal. Jenis minyak pelumas ditentukan menurut kekentalan yang dinyatakan dengan satuan SAE (Society Of Automotive Enginering). Kita mengenal minyak pelumas dengan SAE 10, 20, 30, 40, 50 dan lain-lain. Makin tinggi SAE satuan minyak pelumas semakin kental pelumas itu. Minyak pelumas kental dipakai untuk mesin-mesin berat. Minyak bumi mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinni karena selain sebagai sumber energi, minyak bumi juga dapat menghasilkan barang-barang ekonomi yang sangat berguna dalam

kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh adalah alat-alat yang terbuat dari palstik, bahan-bahan untuk tekstil dan sebagainya. Seperti dikatakan orang bahwa segala sesuatu di bumi kita tidak ada yang mempunyai nilai positif saja melainkan pasti ada segi negatifnya. Pembakaran bahan bakar yang terlalu banyak dapat menaikkan kadar karbondioksida di udara yang dapat mengakibatkan kenaikan suhu udara di bumi, pembakaran tidak sempurna bahan bakar menyebabkan terbentuknya gas CO yang sangat beracun, yang dalam dosis kecil pun sudah dapat menyebabkan kematian. Demikian juga gas NO, NO2, partikulat karbon yang bersamaan terbentuknya juga akan menyebabkan polusi udara. Tetapi manusia selalu berusaha untuk meng hilangkan atau mengurangi polusi ini.

Anda mungkin juga menyukai