Anda di halaman 1dari 17

Ilmu al-Jarh Wa Al-tadil

Oleh :

Muklas Itimaduddin

Siti Khoiriyah Powerpoint Templates

Selina Purwita Sari Page 1

Pengertian Ilmu Al-Jarh Wa Al-Tadil


Kalimat al-jarh wa at-tadil merupakan satu dari kesatuan pengertian yang terdiri dari dua kata, yaitu al-jarh dan at-tadil.

Menurut etimologi al-jarh berasal dari masdar kata jarahahu-yajrihihu

yang berarti luka atau menolak, sedangkan secara terminologi al-jarh berarti
terlihatnya karakter perawi yang berimplikasi adanya anggapan hilangnya sifat adil dan lemahnya hafalan rawi yang berakibat cacatnya hadits yang ia

riwayatkan.
Powerpoint Templates Page 2

Pengertian al-adl secara etimologi berarti sesuatu yang terdapat dalam jiwa bahwa sesuatu itu lurus ( .)Orang adil berarti orang yang diterima kesaksiannya Sehingga makna dari istilah al-tadil sendiri adalah pengakuan terhadap seorang rawi dengan sifat-sifat yang mengharumkan namanya, sehingga nampak sifat adilnya dan hadits yang ia riwayatkan dapat diterima. Maka, Ilmu al-Jarh wa al-Tadil adalah ilmu yang digunakan oleh para ulama terdahulu untuk menilai derajat para perawi (periwayat hadits) dari segi diterima atau ditolaknya riwayat mereka dengan menggunakan lafadz-lafadz khusus dalam urutan yang ada.

Powerpoint Templates

Page 3

Dasar al-jarh wa al-tadil

Sudah digariskan oleh Allah dalam al-Quran maupun sunnah Nabi,


diantaranya dalam surat al-Hujurat:49 dijelaskan bahwa Allah memerintahkan agar kita tidak mengambil riwayat-riwayat yang datang dari orang fasiq dan

tidak tsiqoh.
Oleh karena itu, para ulama membolehkan jarh wa tadil untuk menjaga syariat/agama, bukan untuk mencela menusia.

Al-jarh dan at-tadil dalam ilmu hadits menjadi berkembang di


kalangan shahabat, tabiin, dan para ulama setelahnya hingga saat ini karena takut pada apa yang diperingatkan Rasulullah SAW : akan ada pada umatku yang terakhir nanti orang-orang yang menceritakan hadits kepada kalian apa yang belum pernah kalian dan juga bapak-bapak kalian mendengar sebelumnya. Maka waspadalah terhadap mereka dan waspadailah mereka (Muqaddimah Shahih Muslim).
Powerpoint Templates Page 4

Dari sini, kemudian berkembanglah konsep al-jarh wa al-tadil, khususnya dalam periwayatan hadits Nabi SAW. Lalu, para shahabat, seperti Abu Bakar, Umar, Zaid ibn Tsabit, dan yang lainnya bersikap hati-hati dalam menerima riwayat dari para perawi.

Faktor yang mempengaruhi Lahirnya Al-Jarh Wa At-Tadil adalah Untuk memelihara dua sumber islam yaitu al-Quran dan sunnah Nabi SAW dari gerakan pemalsuan hadis (al-wadhu).

Powerpoint Templates

Page 5

Untuk membendung arus pemalsuan hadis maka lahir beberapa disiplin ilmu hadis, yakni :
1. Yang berkenaan dengan sanad hadis 2. Melakukan chehk atas validasi hadis dengan merujuk pada para sahabat, tabiin dan para ulama 3. Kritik para perawi dan menjelaskan kepribadian mereka 4. Membuat kaidah-kaidah umum dalam klasifikasi hadis (Shahih, Hasan dan Dhaif)

Dari usaha yang dilakukan seperti tersebut diatas, maka menghasilkan beberapa hal penting, diantaranya : Kodifikasi Hadis Ilmu Al-Jarh Wa At-Tadil Ulumul Hadis Buku-buku tentang al-mawdhuat dan al-wadhdhaun
Powerpoint Templates

Page 6

Para ulama hadis membagi kitab-kitab Al-Jarh Wa at-tadil ke dalam tiga jenis, yaitu :
Kitab-kitab yang membahas para perawi yang lemah (Al-

Dhuafa)

Kitab-kitab yang membahas para perawi yang Tsiqoh Kitab-kitab yang mengumpulkan kedua jenis dari kitab
sebelumnya.

Powerpoint Templates

Page 7

A. Kitab-kitab Ad-dhuafa :
1 .Al-dhuafa min Rijal al hadis, karya al hassan al Madaini Ali ibn Muhammadal Hafizh 2. Al-dhuafa, karya Yahya ibn Main 3. Al-dhuafa, karya al- Bukhari, Muhammad ibn Ismail

B. Kitab-kitab Al-tsiqot : 1. Al-Tsiqoh wa al-mustabitun, karya Ali ibn Abdillah al- Madini 2. Al-Tsiqoh, karya Ahmad ibn Abdillah ibn Shalih al Ijli 3. Al-Tsiqoh, karya Abu al Arab al Qayruwani Ahmad ibn Muhammad ibn Ahmad al Tamimi

Powerpoint Templates

Page 8

C. Kitab-kitab gabungan antara keduanya sangat banyak, pembagiannya adalah : Kitab al jarh wa al tadil Kitab-kitab nama dan gelar Kitab-kitab sejarah dan tahun wafat Kitab-kitab thabaqat Kitab-kitab tentang al-mutalaf-al-mukhtalaf dan almuttafaq-al-muftaraq* 6. Kitab-kitab al ilal^^ 7. Kitab-kitab tentang pertanyaan (al- asilah) 1. 2. 3. 4. 5.

*Buku-buku yang mengumpulkan nama-nama yang sama bentuk atau tulisannya, tapi lafadznya berbeda. Tujuannya adalah untuk menentukan nama secara valid dan menjelaskan cara pelafalannyasecara benar. ^^Buku-buku ini banyak mengulas tentang cacat para Powerpoint Templates perawi

Page 9

Ada beberapa syarat bagi orang yang men-tadil-kan (muaddil) dan orang yang men-jarh-kan (jarih), yaitu:

1. Berilmu pengetahuan 2. Takwa 3. Wara (orang yang selalu menjauhi perbuatan maksiat, syubhat, dosa-dosa kecil, dan makruhat-makruhat) 4. Jujur 5. Menjauhi terhadap fanatik golongan 6. Mengetahui sebab-sebab untuk men-tadil-kan dan mentajrih-kan

Powerpoint Templates

Page 10

Kaidah Penerapan al-Jarah Wa al-Tadil Ada beberapa kaidah penting yang digunakan mereka sebagai metode penelitian dari perawi hadits, yaitu:

Al-amanah wa al-nazahah; dalam artian mereka tidak


hanya menyebutkan kekurangan tetapi juga kelebihan perawi

Al-diqoh fi al-bahsi wa al-hukmi; dalam artian mereka


sangat mendalam dalam meneliti keadaan perawi yang diperbincangkan

ltizam ala al-adab fi al-jarh; dalam artian para ulama jarh


wa tadil dalam ijtihad mereka untuk memberikan kritikantidak akan keluar dari etika penelitian yang bersifat ilmiah yang sahih

Al-ijmal fi al-Tadil wa Tafsil fi al-tarjih; dalam artian,


mereka -ulama jarh wa tadil- selalu menjelaskan sifat adil seorang rawi secara global (tidak menjelaskan sebab-sebab keadilannya)
Powerpoint Templates Page 11

Maratib al-Jarh Wa at-Tadil

Tingkatan Tadil

1. Segala sesuatu yang mengandung kelebihan rawi dalam keadilan, dengan menggunakan lafadz-lafadz afalu al-tadil. contoh : orang yang paling kuat hafalannya 2. Memperkuat ke-tsiqah-an rawi. contoh : orang yang teguh lagi tsiqah 3. Menunjukkan pentsiqohantanpa adanya penguatan atas hal itu. contoh : orang yang hafidz (kuat hafalannya) 4. Menunujkkan keadilan dan ke-dhabit-an, tetapi dengan lafadz yang tidak mengandung arti kuat ingatan dan adil (tsiqah). contoh = orang yang sangat jujur 5. Tidak menunjukkan adanya penstiqohan ataupun celaan. Contoh : orang yang bagus haditsnya 6. Isyarat yang mendekati celaan (jarh). contoh : orang yang jujur, insya Allah
Powerpoint Templates

Page 12

Hukum tingkatan-tingkatan Tadil

Untuk tiga tingkatan pertama sampai ketiga


dapat dijadikan hujjah.

Untuk tingkatan keempat dan kelima tidak


dapat dijadikan hujjah, tapi boleh ditulis dan diuji kedlabitannya.

Untuk tingkatan keenam tidak bisa dijadikan


hujjah, boleh ditulis dan dijadikan pertimbangan saja.
Powerpoint Templates Page 13

Tingkatan Al-Jarh
1. Yang menunjuk kelemahannya, tetapi sifat-sifat itu berdekatan dengan adil. contoh : orang yang diperbincangkan 2. Menunjuk kepada kelemahan dan kekacauan rawi mengenai hafalannya. contoh : orang yang tidak dikenal haditsnya 3. Menunjukkan sangat lemahnya contoh : orang yang ditolak haditsnya 4. Menunjuk kepada tuduhan dusta, bohong atau pemalsuan hadis. contoh : orang yang dituduh bohong 5. Menunjukkan sangat cacat atau sifat dusta dengan menggunakan lafadz bersighat muballaghoh. contoh : orang yang pembohong 6. Menunjuk pada keterlaluan si rawi tentang cacatnya dengan adanya dusta yang berlebihan. contoh : orang yang paling dusta
Powerpoint Templates Page 14

Hukum tingkatan-tingkatan al-jarh :

Untuk dua tingkatan pertama tidak bisa dijadikan


hujjah akn tetapi boleh ditulis untuk diperhatikan saja.

Untuk empat tingkatan terahir tidak boleh dijadikan


hujjah,tidak boleh ditulis dan tidak dianggap sama sekali.

Powerpoint Templates

Page 15

Referensi :

Zeid B. Smeer, Ulumul Hadis Pengantar Study Hadis Praktis, (Malang, UIN Malang Press, 2008)

Mudassir, Ilmu Hadis, (Bandung, CV. Pustaka Setia, 1999)


Hasby Ash- Shiddieqy, Sejarah pengantar ilmu hadist, (Jakarta, PT. Bulan Bintang, 1989)

Powerpoint Templates

Page 16

Anda mungkin juga menyukai