Anda di halaman 1dari 3

Kebijakan Konservasi Energi sebagai Langkah Menuju Stabilitas Energi Nasional

Energi merupakan salahsatu indikator kemajuan suatu bangas. Semakin maju suatu Negara maka tingkat kebutuhan energinya akan tinggi, semakin tinggi ekonomi suatu bangsa maka kebutuhan akan energinya akan tinggi pula. Tak bisa dipungkiri lagi bahwa Sektor energi merupakan sektor strategis mengingat keterkaitannya dengan berbagai bidang . Energi pula sangat diperlukan guna melaksanakan pembangunan perekonomian. Energi, baik listrik maupun bahan bakar minyak dan gas, merupakan barang konsumsi vital yang senantiasa harus tersedia dalam bentuknya yang memadai di masyarakat. Energi tersebut sebagian besar dipergunakan untuk kebutuhan rumah tangga, industri dan transportasi (komersial). Persentase konsumsi BBM terhadap total pemakaian energi final merupakan yang terbesar dan terus mengalami peningkatan bila dilihat dari konsumsinya. Proyeksi kedepannya

didapatkan bahwa pertumbuhan konsumsi energi Indonesia akan terus meningkat. Peningkatan ini didorong tidak hanya oleh

pertumbuhan jumlah

penduduk

tetapi didorong oleh target-target pertumbuhan


Grafik1 Penggunaan energi primer setara minyak (sebelum beralih ke bahan bakar kegunaan akhir yang lain) dalam kilogram, per kapita. (data dari Bank Dunia)

ekonomi.

Berdasarkan data-data kebijakan energi nasional, konsumsi energi perkapita Indonesia terus

meningkat dan PDB per kapita juga meningkat. Tetapi terlihat bahwa energi pertumbuhan minyak konsumsi dan

menurun

konsumsi energi di Indonesia terus meningkat. Ini dapat

mengindikasikan maksud dari perencana energi nasional untuk melaksanakan program konservasi energi. Untuk mengatur stabilitas energi tersebut diperlukan suatu usaha berupa kebijakan atau pengaturan agar stabil dan berkelanjutan (sustainable). Kebijakan konservasi energi menjadi salah satu pilihan guna menjaga kestabilan dan keberlanjutan energi nasional guna mencapai pembangunan di segala sektor. Kebijakan konservasi energi bermuara pada upaya yang berkelanjutan untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi yang efisien energi, mengaplikasikan sistem yang efisien energi dan melakukan perubahan perilaku masyarakat menjadi perilaku hemat energi. Tujuan kebijakan konservasi energi adalah untuk menjaga kelestarian alam, mengoptimalkan sumber daya energi dan menciptakan budaya hemat energi dalam bingkai kemandirian teknologi, kemandirian finansial dan kemandirian sumber daya manusia. Kebijakan konservasi energi pada pembahasan kali ini dibagi menjadi tiga sektor, yaitu sektor rumah tangga, sektor transportasi dan sektor industry dan komersial. Kita dapat melihat pada tabel dibawah ini besarnya pemakain energi tiap sektor menurut data Kementrian ESDM.

Tabel 1. Konsumsi energi final per sektor (2007). Sumber : Dept. ESDM, 2008

Sektor Rumah Tangga Menurut Handbook of Energy and Economic Statistics 2010, pada 2009 sektor rumah tangga melakukan konsumsi energi listrik paling banyak. Misalnya, untuk memenuhi kebutuhan listrik seluruh sektor rumah tangga se-Indonesia dibutuhkan energi yang dihasilkan dari 33.682 barel minyak. Sedangkan menurut Departemen ESDM sektor rumah tangga mengkonsumsi kirakira 36% dari konsumsi energi final di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, upaya efisiensi energi di sektor ini sangatlah penting, bukan hanya untuk menghemat biaya pemakaian energi di rumah tangga tersebut, namun juga untuk mengerem pemakaian energi secara keseluruhan.

Peningkatan kesadaran akan efisiensi dan konservasi energi tidak melulu menggunakan cara konvensional. Untuk lebih menyentuh arti pentingnya efisiensi ini, Kementerian ESDM Indonesia coba melakukannya dengan menggelar kompetisi.

Anda mungkin juga menyukai