Anda di halaman 1dari 101

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah Salah satu faktor penggerak ekonomi negara pada jaman keterbukaan sekarang ini adalah industri kreatif, salah satunya yaitu industri pertelevisian. Industri ini yang akan memproduksi cukup banyak program acara sehingga perusahaan pun membutuhkan karyawan yang memiliki kepribadian kreatif. Karyawan yang memiliki kepribadian kreatif akan mampu

mengimplementasikan ide idenya menjadi suatu gagasan baru yang berguna, sehingga menghasilkan program acara yang menarik. Dalam memproduksi suatu program acara dibutuhkan kreativitas yang tinggi karena dengan kreativitas tinggi perusahaan mampu memenangi dunia bisnis pertelevisian yang semakin kompetitif. Dengan memproduksi program acara yang menarik diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat sehingga acara itu diminati. Dengan demikian program acara yang diproduksi dapat memperoleh share dan rating yang tinggi dan perusahaan dapat memperoleh keuntungan. Selain itu, program acara yang diproduksi juga harus memiliki manfaat didalamnya sehingga dapat mendidik dan menambah wawasan masyarakat. Perkembangan industri pertelevisian Indonesia di mulai oleh TVRI sebagai pelopor stasiun televisi dan TVRI memonopoli siaran televisi di

Indonesia sebelum tahun 1989.

Dengan adanya tuntutan perkembangan

teknologi informasi global mendorong pemerintah Indonesia untuk melakukan terobosan - terobosan pembangunan stasiun - stasiun televisi baru. Televisi swasta pertama diawali oleh RCTI kemudian SCTV. Seiring dengan makin besarnya kebutuhan akan informasi maka lahirlah beberapa stasiun televisi swasta yang lain, diantaranya TPI, ANTV, INDOSIAR, METRO TV, TV 7 atau sekarang lebih dikenal dengan TRANS 7 dan TRANS TV, LATIVI atau sekarang lebih dikenal dengan TV ONE, GLOBAL TV

(http://id.wikipedia.org/wiki). Dengan semakin banyak munculnya televisi swasta yang baru mengakibatkan persaingan antar stasiun TV swasta nasional semakin ketat. Setiap karyawan yang terlibat dalam industri pertelevisian harus mampu melakukan setiap pekerjaannya agar dapat menghasilkan program yang baru dan disukai masyarakat luas. Industri pertelevisian, juga harus memiliki karyawan yang kompeten. Melalui pelatihan yang berjenjang diharapkan mampu menghasilkan karyawan yang tangguh dan dapat berkompetisi dengan industri sejenisnya. Semua itu tidak bisa terlepas dari partisipasi karyawan didalamnya. Seperti halnya karyawan di stasiun televisi swasta Trans TV yang lebih banyak karyawan muda (www.mailarchive.com). Dengan dukungan karyawan yang didominasi oleh kalangan muda perusahaan berharap dapat menciptakan kreasi berupa program acara yang baru dan segar serta tanggap terhadap persaingan program acara dengan stasiun televisi yang lain.

Bekerja untuk memproduksi sebuah acara dilakukan oleh sebuah tim, bukan tugas individual. Oleh karena itu sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang mumpuni dalam memproduksi sebuah acara, baik dalam bentuk program berita maupun hiburan. Tidak bisa dipungkuri lagi, eksistensi sebuah stasiun televisi di Indonesia berada pada sebuah sajian berita ditelevisi. Sementara dalam menciptakan karya artistik yang pendekatannya menghibur, diproduksi untuk tujuan bisnis semata (shotncut.blogspot.com). Dalam industri pertelevisian, kompetisi dalam memproduksi sebuah program acara sangat ketat. Persaingan yang sangat ketat mengakibatkan setiap stasiun televisi berlomba - lomba untuk menghasilkan program acara agar menarik perhatian masyarakat, diminati dan mendapatkan rating yang tinggi. Hal ini menjadikan TRANS TV sebagai salah satu stasiun televisi swasta yang berusaha memproduksi dan menampilkan program - program acara yang segar, baru, dan berbeda dengan lainnya. Tetapi tidak dapat dihindari pula bahwa dengan makin tinggi rating yang diterima oleh TRANS TV tidak menutup kemungkinan mengalami masalah penurunan kualitas dari program acara yang telah dibuat. Faktanya pada tahun 2007 Trans TV justru mengalami penurunan posisi yang signifikan. Share dan rating Trans TV menurun tajam dari posisi akhir 2006 dengan rating 2.0 dan share 13.3 menjadi rating 1.9 dan share 13.1 serta tingginya angka turn over karyawan yang dialami Trans TV. Turn over karyawan disebabkan Trans TV kurang memberikan penghargaan atas apa yang mereka lakukan untuk perusahaan.

Dedikasi dan loyalitas yang mereka berikan ternyata tidak disambut dengan sepadan oleh perusahaan (www.forumbebas.com). Penurunan itu tentu berpengaruh pada tidak tercapainya target revenue yang ditetapkan manajemen. Namun, berkat image Trans TV yang cukup kuat selama ini, akhir tahun 2007 ditutup dengan revenue Rp 1,178 trilyun atau 98,18 persen dari target. Ini tentu tetap suatu pencapaian yang luar biasa, jika mengingat berbagai keterbatasan fasilitas dan peralatan. Oleh karena itu, meskipun target revenue tak tercapai, Komisaris Utama Trans TV, Chairul Tanjung, dalam Rapat Kerja Trans Corp di Bandung (17-19 Januari 2008), menjanjikan akan menyisihkan Rp 15 milyar untuk bonus karyawan Trans TV tahun 2008 ini. (http://asiablogging.com/). Dengan terus berkembangnya stasiun televisi maka semakin banyak pula persaingan dalam memproduksi program acara untuk menarik perhatian

masyarakat. Untuk itu, Trans TV telah menetapkan strategi untuk menggali kreativitas karyawan dengan membuat Inhouse production. Selain dapat memproduksi program acara dengan biaya murah, hal ini untuk meningkatkan kreativitas karyawan. Salah satu contohnya memproduksi acara

Extravaganza. Tayangan ini mampu meraih rating cukup tinggi untuk tayangan komedi situasi. Pentingnya inhouse production bagi stasiun televisi Trans TV sehingga mereka memiliki Creative Center. Pusat penggodokan ide baru bagi orang-orang produksi ini dimaksudkan untuk menggali ide-ide kreatif dan menganalisis program yang sedang berjalan, termasuk naik-turun rating program dan tayangan kompetitor (http://www.swa.co.id/). Suatu program acara tidak terlepas dari tim produksi sehingga mereka harus terus

menciptakan ide ide baru agar program acara yang mereka produksi terus diminati, memiliki nilai bermanfaat dan dapat bertahan dengan rating yang tinggi. Untuk menghasilkan ide-ide yang kreatif, karyawan televisi Trans TV diberikan kebebasan menggali ide dari mana saja. Misalnya, menonton channel TV di luar negeri, membaca buku, majalah, koran dan kemungkinan dikirim ke luar negeri untuk melihat perkembangan yang sedang menjadi tren untuk ditampilkan. Ide-ide yang diperoleh biasanya menjadi bentuk program acara yang baru atau originalitas. Terkadang pun serupa tetapi kemudian dirubah atau elaborasi menjadi lebih memiliki ciri khas dari Trans TV. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2008, perolehan rating dan share TRANS TV menanjak cepat sebesar 80%, yang berasal dari inhouse production. Bulan Maret 2009 program acara seperti Termehek-mehek kembali berada diurutan pertama Top 100 program all station dengan rating 10.4 dan share 36.8. program acara Realigi sebuah program reality drama religi merupakan program baru yang mampu merebut perhatian pemirsa diurutan ketiga dengan rating 7.4 dan share 21.9. program Bioskop Indonesia yang menghadirkan beragam cerita unik dan menarik di setiap episodenya dengan format FTV berada diurutan kelima dengan rating 5.8 dan share 18.8.

(www1.transtv.co.id/). Dengan mendominasinya program acara Trans TV di urutan atas tidak terlepas dari dukungan karyawan, terutama tim produksi dalam menciptakan ide-ide. Program acara yang diproduksi dapat membuat stasiun televisi Trans TV menjadi trendsetter dalam memproduksi program acara dan terbukti pada tahun 2009 beberapa program acara Trans TV meraih

penghargaan bergengsi bagi insan dunia pertelevisan di ajang panasonic award. Tidak hanya itu pada tahun yang sama pun Trans TV meraih televisi nomor satu terbaik di Indonesia (http://achmadmuchtar). B. Identifikasi Masalah Dalam industri pertelevisian yang sangat kompetitif membutuhkan karyawan yang memiliki kepribadian kreatif dan handal untuk memproduksi program acara. Oleh karena itu, setiap stasiun televisi harus berlomba lomba memproduksi program-program acara yang dapat menarik perhatian masyarakat dan diminati. Suksesnya suatu program acara sangat bergantung pada para karyawan yaitu khususnya tim produksi. Karyawan yang memiliki kreativitas tinggi diharapkan mampu menciptakan ide-ide acara yang kreatif dan berbeda dengan stasiun televisi lainnya. Kreativitas merupakan kemampuan individu yang mencerminkan kelancaran,

keluwesan, orisinalitas dan mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya dan memperinci) suatu gagasan. Dengan memiliki kreativitas yang tinggi pada akhirnya dapat tercipta suatu karya yang unik dan disukai masyarakat dan program acara pun dapat berlangsung lebih lama di televisi. Akan tetapi sebaliknya apabila program yang dihasilkan bernilai rendah dalam kreativitasnya, maka acara pun tidak diminati dan tidak dapat berlangsung lama bahkan hanya bisa berlangsung beberapa minggu saja sehingga dapat mengakibatkan turunnya motivasi karyawan. Berdasarkan penjelasan diatas peneliti ingin mengetahui Bagaimana Gambaran Kreativitas Karyawan Tim Produksi PT. Televisi Transformasi

Indonesia (Trans TV) Jakarta? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Mengetahui gambaran umum kreativitas karyawan televisi tim produksi PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) di Jakarta. 2. Mengetahui gambaran kreativitas karyawan televisi tim produksi PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) di Jakarta berdasarkan data penunjang 3. Melihat dimensi yang dominan dari kreativitas karyawan televisi tim produksi PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) di Jakarta D. Kegunaan Penelitian 1. Praktis

Diharapkan hasil penelitian ini berguna bagi semua orang yang membacanya terhadap pentingnya pengembangan kreativitas didunia kerja terutama yang bekerja di industri pertelevisian. 2. Teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah wawasan, memberikan sumbangan pemikiran dalam aspek ilmu pengetahuan untuk perkembangan ilmu psikologi industri dan organisasi

khususnya yang berhubungan dengan kreativitas terhadap industri kreatif pertelevisian. E. Kerangka Berfikir Kemajuan industri jasa di Indonesia berkembang sangat pesat terutama perkembangan industri pertelevisian. Industri televisi menuntut karyawannya untuk menjadi pribadi yang kreatif, terutama pada tim produksi. Dengan memiliki kemampuan kreativitas yang tinggi dalam memproduksi program acara yang menarik diharapkan perusahaan pertelevisian dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan pasar dan bergerak cepat agar tidak ketinggalan dengan televisi lainnya. Setiap karyawan memiliki cara berfikir yang berbeda-beda sehingga keadaan itu mempengaruhi pula kemampuan mereka dalam menghasilkan ide-ide kreatif dalam penyajian program acara. Ide-ide kreatif yang tertuang dalam karya yang bernilai kreativitas tinggi tidak terlepas dari salah satu aspek penting yaitu kepribadian (personality) atau pribadi kreatif. Kepribadian seseorang dapat menentukan proses pengembangan kreativitas dari sifat-sifat kemampuan kreatif dan iklim lingkungan sekitar. Menurut Guilford individu yang kreatif dapat dilihat secara kognitif dan non kognitif (afektif). Dalam kognitif dilihat dari ciri kemampuan berfikir kreatif, yaitu : Pertama adalah keterampilan berfikir lancar (fluency), yaitu kemampuan mencetuskan banyak gagasan saran untuk melakukan berbagai hal. Artinya karyawan yang memiliki kreativitas tinggi mampu mengemukakan banyak

ide mengenai program program acara yang akan dibuat. Namun sebaliknya karyawan yang memiliki kreativitas rendah kurang dapat menuangkan ide yang banyak mengenai program acara. Kedua adalah keterampilan berfikir luwes (flexibelity), yaitu kemampuan menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda- beda. Artinya karyawan yang memiliki kreativitas tinggi mampu memberikan ide yang bervariasi dan dapat melihat kekurangan program acara dari banyak sudut pandang, sehingga dapat menghasilkan program acara yang berkualitas. Namun karyawan yang memiliki kreativitas rendah kurang mampu memberikan ide yang beragam hanya menggunakan ide-ide yang sudah ada tetapi pun tidak dapat juga dikembangkan dengan baik dan program acara menjadi kurang berkualitas. Ketiga adalah keterampilan berfikir orisinal (originality) yaitu

kemampuan melahirkan ungkapan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri serta mampu membuat kombinasikombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur. Artinya karyawan yang memiliki kreativitas tinggi mampu menampilkan program acara dan informasi baru, berbeda dengan yang lainnya. Namun karyawan yang memiliki kreativitas rendah kurang dapat menghasilkan program acara yang baru hanya mengikuti acara-acara yang sudah ada di televisi lain.

10

Keempat adalah keterampilan merinci atau penguraian (elaboration), yaitu kemampuan memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk dan menambahkan atau merinci secara detail dari suatu obyek, gagasan atau situasi sehingga lebih menarik. Artinya karyawan yang memiliki kreativitas tinggi mampu mengembangkan program acara dengan

memberikan tampilan tidak biasa seperti warna atau gambar sehingga lebih menarik untuk dilihat. Namun karyawan yang memiliki kreativitas yang rendah kurang dapat mengembangkan program acara menjadi menarik untuk ditonton sehingga acara pun bersifat monoton. Kelima adalah keterampilan perumusan kembali (redefinition), yaitu kemampuan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suatu tindakan bijaksana, mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka serta tidak hanya mencetuskan gagasan tetapi juga melakukan. Artinya karyawan yang memiliki kreativitas tinggi dalam pembuatan program acara dapat menyusun langkah-langkah dengan baik dan dapat melihat kelebihan dan kekurangan program acara. Namun karyawan yang memiliki kreativitas rendah dalam perencanaan pembuatan program kurang terperinci dengan baik sehingga program acara pun kurang menarik. Sementara menurut Guilford secara non kognitif dapat terlihat dari ciriciri yang menyangkut sikap dan perasaan ( aspek afektif), yaitu : Pertama adalah rasa ingin tahu (curiosity), meliputi suatu dorongan untuk mengetahui lebih banyak, mengajukan banyak pertanyaan,selalu memperhatikan orang lain,obyek dan situasi serta peka dalam pengamatan,

11

ingin mengetahui dan meneliti. Artinya karyawan yang memiliki kreativitas tinggi dapat mengamati perubahan yang terjadi di sekitarnya sehingga menjadi bahan pembuatan program acara. namun karyawan yang memiliki kreativitas rendah kurang peka terhadap sesuatu yang terjadi sehingga untuk program yang ditampilkan pun tidak mengikuti perkembangan yang sedang berkembang dilingkungan. Kedua bersifat imajinatif (imagination) adalah kemampuan untuk memperagakan atau membayangkan hal - hal yang tidak atau belum pernah terjadi dan menggunakan khayalan tetapi mengetahui perbedaan antara khayalan dan kenyataan. Artinya karyawan yang memiliki kreativitas tinggi dapat mengembangkan imajinasinya secara luas dan menjadi sebuah ide sehingga dapat membuat program acara yang unik dan original. Namun karyawan yang memiliki kreativitas rendah kurang dapat improvisasi hanya terpaku pada pola pola yang sudah tersusun sehingga dalam menampilkan program acara hanya yang sudah biasa. Ketiga merasa tergantung oleh kemajemukan (complexity) adalah merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit serta lebih tertarik pada tugas yang sulit. Artinya karyawan yang memiliki kreativitas tinggi selalu tertantang terhadap suatu pekerjaan yang tidak mudah karena hal itu menarik baginya dan ia mampu menyelesaikan pekerjaan secara mandiri namun karyawan yang memiliki kreativitas rendah kurang suka akan hal yang bersifat tantangan dan dalam penyelesaian pekerjaan maupun masalah selalu tergantung sama orang lain.

12

Keempat sikap berani mengambil resiko (risk taking), meliputi keberanian memberikan jawaban belum tentu benar, tidak takut gagal, atau mendapat kritik serta tidak menjadi ragu karena ketidak jelasan hal-hal yang tidak konvensional atau kurang terstruktur. Artinya karyawan yang memiliki kreativitas tinggi, ia berani melakukan yang diyakininya dalam membuat program acara meskipun banyak kritikan dari banyak orang, tetapi selalu berusaha melakukannya dengan baik. Namun karyawan yang memiliki kreativitas rendah kurang berani mengambil resiko, ia tidak dapat mempertahankan pendapatnya sehingga ia mengikuti ide orang lain saja dalam membuat program acara. Kelima adalah sikap menghargai meliputi tindakan dapat menghargai bimbingan dan makna dalam hidup, serta menghargai kemampuan dan bakat sendiri yang sedang berkembang. Karyawan yang memiliki kreativitas tinggi dapat menggunakan kesempatan dan menerima saran yang diberikan kepadanya untuk membuat program acara dengan baik. Namun karyawan yang memiliki kreativitas rendah kurang dapat mengkoreksi kesalahan yang ada pada dirinya sehingga susah menerima saran dari orang lain dan berkembang. Dengan demikian karyawan yang memiliki kreativitas tinggi secara aspek kognitif mampu mencetuskan banyak gagasan (Fluency), menghasilkan gagasan yang bervariasi dan banyak alternatif dalam penyelesaian masalah (Flexibelity), melahirkan ungkapan yang baru, unik, dan asli (Originality), memperkaya, mengembangkan dan merinci gagasan secara detail suatu obyek

13

(Elaboration), menentukan rencana dan melakukan hasil dari gagasan secara tindakan bijaksana (Redefination). Selanjutnya karyawan yang memiliki kreativitas rendah secara aspek kognitif kurang mampu peka dalam pengamatan, ingin mengetahui dan meneliti (curiosity), membayangkan hal-hal yang belum pernah terjadi (imajination), tertantang tehadap situasi dan tugas yang sulit (complexity), keberanian memberikan jawaban dan tidak takut gagal (risktaking), dan menghargai diri sendiri dan orang lain (sikap menghargai).

14

Kreativitas Tinggi Aspek kognitif Mampu dan memiliki dan keterampilan : Tim Produksi Trans TV
Memberikan dan

Fluency, Flexibelity, Originality, Elaboration, Redefinition Aspek afektif Program Acara Kreativitas Tinggi Aspek kognitif Mampu dan memiliki dan keterampilan : Fluency, Flexibelity, Originality, Elaboration, Redefinition Aspek afektif

mengajukan konsep ide/cerita Mengurus manajemen hingga terjun langsung ke lapangan pada saat shooting berlangsung. Menganalis program

Bagan 1.1 Kerangka Berpikir

15

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kreativitas Kreativitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks, yang menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Perbedaan tentang kreativitas yang dikemukakan oleh banyak ahli merupakan definisi yang saling melengkapi. 1. Sejarah Perkembangan Kreativitas Adanya perhatian pada kreativitas mulai muncul pada tahun 1950an. Pada tahun 1967 terbitlah jurnal yang membicarakan mengenai kreativitas yaitu The Journal of Creative Behavior dan pada permulaan tahun 1988 terbit pula The Creativity Research Journal. Istilah kreativitas dari kata creative yang dapat berarti having power to create, sedang kata create berarti couse somthing to exist. Secara lebih operasional kreativitas berkenaan dengan upaya memfungsikan kemampuan mental produktif dalam menyelesaikan sesuatu atau memecahkan masalah dengan cara-cara atau metode baru. Dengan pemaknaan tersebut, kreativitas bisa dipahami sebagai potensi diri seseorang yang membuatnya mampu mencipta sesuatu yang baru, paling tidak bagi dirinya, atau mampu menyelesaikan atau memecahkan sesuatu permasalahan dengan cara yang

15

16

baru. Dari berbagai pemaknaan yang berkembang selama ini, terma kreativitas dapat dipahami dalam tiga sudut pandang yakni sebagai gaya hidup (the creative person) atau sering disebut sikap kreatif (the creative attitude), sebagai karya tertentu (the creative product) dan sebagai proses intelektual atau berpikir kreatif (the creative thinking). Dalam sudut pandang yang pertama, kreativitas sebagai gaya hidup (the creative person) atau sikap kreatif, dipahami Erich Fromm sebagai memiliki dua makna, abstrak dan kongkrit. Dalam maknanya yang abstrak menyebabkan seseorang memandang baru pada yang lama. Seorang yang kreatif tidak melihat kecuali yang baru, dengan begitu reaksi dan respon serta sikapnya juga selalu baru dan orisinal. Dari sisi yang kongkrit, sikap kreatif adalah menghasilkan sesuatu yang baru yang dapat dilihat dan didengar orang lain. Maslow memandang sikap kreatif yang ia sebut the creative person atau the creative attitude memiliki hubungan yang kuat dengan kebutuhan tertinggi manusia yakni self-actualization. Ia menyatakan bahwa self-actualizing creativity were almost synonymous with, or a sine qua non aspect of, or a defining characteristic of essential humannes. Dalam pemaknaan kreativitas sebagai sikap, Paul Torrance menyetir pandangan sementara penulis dengan menyatakan Creative as being defference from conformity and requiring nonhabitual rather than habitual behavior. Kedua, kreativitas sebagai karya tertentu (the creative product), atau kreativitas sebagai daya dorong untuk atau sehingga menghasilkan suatu karya tertentu. Dalam sudut pandang ini kreativitas ditandai dengan

17

hasil karya dan kebaruannya. Seperti juga ditegaskan Elshout bahwa the creative product secara definitif ditandai dengan kebaruan dan kepentingan dari apa yang diciptakan. Senada dengan itu, Margareth Mead juga menandaskan bahwa dalam pandangan ini kreativitas adalah proses yang dilakukan oleh seseorang, yang mendorongnya menciptakan sesuatu yang baru baginya. Jadi menurut sudut pandang kreativitas sebagai karya tertentu, kreativitas merupakan aktivitas yang berujung pada adanya hasil yang dicapai berupa ciptaan baru. Ketiga, kreativitas sebagai proses intelektual atau berpikir kreatif (creative thinking). Dalam pandangan ini, antara kreativitas dengan kemampuan problem solving terkait sangat kuat seperti dinyatakan MacKinnon bahwa perlu konsentrasi pemecahan masalah sebagai proses intelektual. Dalam hal ini, keterampilan problem solving dapat dipandang sebagai salah satu bagian kreativitas. Kreativitas sebagai proses intelektual ini dimaknai Hasan Langgulung sebagai semacam pemikiran dimana seseorang berpikir keluar dari apa yang dibiasakan oleh kelompok dalam berbagai bidang. 2. Definisi Kreativitas Menurut kamus Webster (anik pamilu, 2007 : 9) kreativitas adalah kemampuan seseorang mencipta yang ditandai dengan orisinalitas dalam berekspresi yang bersifat imajinatif. Menurut Sternberg (1988), kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis, yaitu intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian / motivasi. Begitu pula menurut Guilford (Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001) kreativitas merupakan kemampuan yang ada dalam diri

18

seseorang, hal ini erat kaitannya dengan bakat yang berfokus pada segi pribadi. Sedangkan menurut drevdahl (Elizabeth. B. Hurlock, 2004) kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak di kenal pembuatnya. dikenal pembuatnya. Ia dapat berupa

kegiatan imajinatif atau sintetis pemikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman. Ia mungkin mencakup pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya dan

pencangkokan hubungan lama ke situasi baru dan mungkin mencakup pembentukan korelasi baru. Ia harus mempunyai maksud atau tujuan yang ditentukan, bukan fantasi semata, walaupun merupakan hasil yang sempurna dan lengkap. Ia mungkin dapat berbentuk produk seni, kesusateraan, produk ilmiah, atau mungkin bersifat prosedural atau metodologis. Menurut Goldner (Hurlock, 2005) kreativitas meupakan kegiatan otak yang teratur, komprehenshif dan imajinatif menuju suatu hasil yang orisinil dalam pengertian ini kreatif ditujukan dengan proses berfikir yang terintegrasi dan mengerahkan seluruh aspek berfikir. Imajinasi/daya khayal menjadi unsur penting dalam kreatif sehingga individu dapat menghasilkan karya-karya yang baru mengintergarasikan bahwa individu yang kreatif lebih bersifat inovatif daripada reproduktif. Sedangkan menurut Baron (1969, dalam Utami Munandar 1999 : 28) kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan / menciptakan sesuatu yang baru. Begitu pula

19

menurut Haefele (1962, dalam Utami Munandar, 1999: 28) kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang

mempunyai makna sosial. Kreativitas merupakan hasil dari pengalaman pembelajaran yang terdiri dari logika, daya cipta, fisik, motivasi, perasaan dan imajinasi yang terintegrasi menjadi ide baru (Nurhalim shahib, 2003:2). Ide baru di implementasikan bentuk-bentuk karya, oleh sebab itu, dalam pembinaan kreativitas perlu pula membangkitkan kemampuan integratif, yaitu mengintegrasikan antara ide dengan penerapannya. Sedangkan kesimpulan para ahli mengenai kreativitas dalam Utami Munandar (1999: 47) adalah : a. Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada. b. Kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir divergen) adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia menemukan masalah, di banyak kemungkinan mana penekanannya jawaban adalah terhadap pada suatu

kuantitas,

ketepatgunaan, dan keragaman jawaban. c. Jadi kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisionalitas dalam berpikir, serta merupakan kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, Berdasarkan memperkaya, memperinci) diatas suatu gagasan. dapat

uraian

pendapat-pendapat

maka

disimpulkan bahwa kreativitas merupakan proses yang mengarah ke penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda. Dimana dalam

20

mencipta bergantung pada perolehan pengetahuan yang diterima dan mempunyai tujuan yang mendatangkan keuntungan bagi orang itu sendiri atau kelompok sosialnya. 3. Teori Kreativitas Beberapa kelompok tentang teori kreativitas dikemukakan oleh Mackler & Santz (1970) dalam Supriadi (1997: 8), antara lain adalah : a. Teori Asosiasi. Teori ini memandang kreativitas sebagai hasil dari proses asosiasi dan kombinasi antara elemen-elemen yang telah ada, sehingga menghasilkan sesuatu yang baru. b. Teori Gestalt. Teori ini memandang kreativitas sebagai manifestasi dari proses tilikan individu terhadap lingkungan secara holistik. 4. Ciri - Ciri Kepribadian Kreatif Salah satu aspek kreativitas adalah kepribadian (personality) orangorang kreatif. Aspek ini penting dipahami sebagai dasar dalam memberikan perlakuan yang sesuai kepada seseorang untuk mengembangkan bagi

kreativitasnya.

Upaya mengembangkan

iklim yang kondusif

perkembangan kreativitas, hanya mungkin terjadi apabila dipahami lebih dahulu sifat-sifat kemampuan kreatif dan iklim lingkungan yang mengelilingi. Guilford (Supriadi,1997:7) menyatakan bahwa ciri-ciri kreativitas dapat dibedakan ke dalam ciri kognitif dan ciri non kognitif, yaitu :

21

a. Ciri kemampuan berpikir kreatif ada lima, yaitu : 1. Keterampilan berpikir lancar (fluency), yaitu mencetuskan banyak gagasan. 2. Keterampilan berpikir luwes (flexibility), yaitu menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari banyak

alternatif atau arah yang berbeda-beda, serta mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran. 3. Keterampilan berpikir orisinal (originality), yaitu mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri serta mampu membuat kombinasi-

kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur. 4. Keterampilan merinci atau penguraian (elaboration), yaitu mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk, dan menambahkan atau merinci secara detail dari suatu obyek, gagasan atau situasi sehingga lebih menarik. 5. Keterampilan perumusan kembali (redefinition), yaitu menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat, atau suatu

tindakan bijaksana, mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka, serta tidak hanya mencetuskan gagasan tetapi juga melakukan. b. Ciri-ciri menyangkut sikap dan perasaan seseorang atau afektif, antara lain adalah :

22

1. Rasa ingin tahu (curiosity), meliputi suatu dorongan untuk mengetahui lebih banyak, mengajukan benyak pertanyaan, selalu memperhatikan orang lain, obyek dan situasi serta peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui dan meneliti. 2. Bersifat imaginatif (imagination), meliputi kemampuan untuk memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak atau belum pernah terjadi, dan menggunakan khayalan tetapi mengetahui perbedaan antara khayalan dan kenyataan. 3. Merasa tergantung oleh kemajemukan (complexity), meliputi dorongan untuk mengatasi yang sulit, merasa tertantang oleh situasisituasi yang rumit serta lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit. 4. Sikap berani mengambil resiko (risk taking), meliputi keberanian memberikan jawaban belum tentu benar, tidak takut gagal, atau

mendapat kritik serta tidak menjadi ragu-ragu karena ketidak jelasan hal-hal yang tidak konvensional atau yang kurang terstruktur. 5. Sikap menghargai meliputi tindakan dapat menghargai bimbingan dan makna dalam hidup, serta menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang. Sedangkan ciri-ciri pribadi kreatif menurut Csikszentmihalyi dalam Utami Munandar (1999: 51) : 1. Pribadi kreatif mempunyai kekuatan energi fisik yang

memungkinkan mereka dapat bekerja berjam-jam dengan konsentrasi penuh, tetapi mereka juga bias tenang dan rileks, tergantung situasinya.

23

2.

Pribadi kreatif cerdas dan cerdik tetapi pada saat yang sama

mereka juga naf. Mereka nampak memilliki kebijaksanaan (wisdom) tetapi kelihatan seperti anak-anak (child like). Insight mendalam nampak bersamaan dalam ketidakmatangan emosional dan mental. Mampu berfikir konvergen sekaligus divergen. 3. Ciri paradoksal ketiga berkaitan dengan kombinasi sikap

bermain dan disiplin. 4. Pribadi kreatif dapat berselang-seling antara imajinasi dan

fantasi, namun tetap bertumpu pada realitas. 5. Pribadi kreatif menunjukkan kecenderungan baik introversi

maupun ekstroversi. 6. Orang kreatif dapat bersikap rendah diri dan bangga akan

karyanya pada saat yang sama. 7. Pribadi kreatif menunjukkan kecenderungan androgini

psikologis, yaitu mereka dapat melepaskan diri dari stereotip gender (maskulin-feminin). 8. Orang kreatif cenderung mandiri bahkan suka menentang

(passionate) bila menyangkut karya mereka, tetapi juga sangat obyektif dalam penilaian karya mereka. 9. Sikap keterbukaan dan sensitivitas orang kreatif sering

menderita, jika mendapat banyak kritik dan serangan, tetapi pada saat yang sama ia merasa gembira yang luar biasa. 10. Sikap keterbukaan dan sensitivitas sering membuatnya menderita jika mendapatkan banyak kritik dan serangan

24

terhadap hasil jerih payahnya, namun disaat yang sama ia juga merasakan kegembiraan yang luar biasa. B. Pendidikan kreatif 1. Kreativitas dan Kecerdasan Proses pemikiran untuk menyelesaikan masalah secara efektif melibatkan otak kiri atau otak kanan. Pemecahan masalah adalah kombinasi dari pemikiran logis dan kreatif. Secara umum, otak kiri memainkan peranan dalam pemrosesan logika, kata - kata, matematika, dan urutan yang disebut pembelajaran akademis. Otak kanan berurusan dengan irama, rima, musik, gambar, dan imajinasi yang disebut dengan aktivitas kreatif. Bagan 2.1 Proses Pimikiran Otak Otak Kiri Vertikal Kritis Strategis Analistis Otak Kanan Lateral Hasil Kreatif

Keterangan :

Berpikir Vertikal : Suatu proses bergerak selangkah demi selangkah menuju tujuan anda, seolah - olah anda sedang menaiki tangga.

Berpikir Lateral : Melihat permasalahan anda dari beberapa sudut baru, seolah - olah melompat dari satu tangga ke tangga lainnya.

Berpikir Kritis : Berlatih atau memasukkan penilaian atau evaluasi yang cermat, seperti menilai kelayakan suatu gagasan atau produk.

Berpikir Analitis : Suatu proses memecahkan masalah atau gagasan

25

anda menjadi bagian - bagian. Menguji setiap bagian untuk melihat bagaimana bagian tersebut saling cocok satu sama lain, dan mengeksplorasi bagaimana bagian - bagian ini dapat dikombinasikan kembali dengan cara - cara baru. Berpikir Strategis : Mengembangkan strategi khusus untuk perencanaan dan arah operasi-operasi skala besar dengan melihat proyek itu dari semua sudut yang mungkin. Berpikir tentang Hasil : Meninjau tugas dari perspektif solusi yang dikehendaki. Berpikir Kreatif : Berpikir kreatif adalah pemecahan masalah dengan menggunakan kombinasi dari semua proses. 2. Proses Kreatif Kreativitas dalam perkembangannya sangat sangat terkait dengan empat aspek, yaitu: a.Aspek Pribadi Ditinjau dari aspek pribadi, kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan lingkungannya.

b.

Aspek Pendorong

Ditinjau dari aspek pendorong kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan internal maupun eksternal dari lingkungan. c.Aspek Proses Ditinjau sebagai proses, menurut Torrance (1988) kreativitas adalah

26

proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai, dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyaipaikan hasil-hasilnya. d. Aspek Produk

Definisi produk kreativitas menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari proses kreatifitas adalah sesuatu yang baru, orisinil, dan bermakna. Besemer dan Treffirger menyarankan produk kreatif

digolongkan menjadi 3 kategori yang disebut Creative Product analiysis Matrix (CPAM), yaitu : a. Kebaruan (Novelty)

Sejauh mana produk itu baru, dalam hal jumlah dan luas proses yang baru, teknik baru, bahan baru dan konsep baru. Produk itu orisinal diantara produk yang dibuat orang dengan pengalaman dan pelatihan yang sama, juga menimbulkan kejutan (suprising) dan juga germinal (dapat menimbulkan gagasan produk orisinal lainnya). b. Pemecahan (Resolution)

Menyangkut derajat sejauh mana produk itu memenuhi kebutuhan untuk mengatasi masalah. c. Keterperincian (Elaboration) dan sintesis

Dimensi ini merujuk pada derajat sejauh mana produk itu menggabungkan unsur-unsur yang tidak sama.

27

Proses kreatif

menurut Wallas dalam bukunya The Art of

Thought menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap : a) Tahap Persiapan, memperisapkan diri untuk memecahkan

masalah dengan mengumpulkan data/ informasi, mempelajari pola berpikir dari orang lain, bertanya kepada orang lain. b) Tahap Inkubasi, pada tahap ini pengumpulan informasi

dihentikan, individu melepaskan diri untuk sementara masalah tersebut. Ia tidak memikirkan masalah tersebut secara sadar, tetapi mengeramkannya dalam alam pra sadar. c) Tahap Iluminasi, tahap ini merupakan tahap timbulnya

insight atau Aha Erlebnis, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru. d) Tahap Verifikasi, tahap ini merupakan tahap pengujian ide

atau kreasi baru tersebut terhadap realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti proses konvergensi (pemikiran kritis). Csikszentmihalyi (1996) dalam bukunya mengemukakan bahwa proses terjadinya kreativitas dilalui dalam lima fase: a) Preparation atau persiapan. Pada fase ini dilakukan proses

pencarian, tertarik dan timbul rasa ingin tahu pada suatu permasalahan.

28

b)

Incubation atau pengeraman. Ketika masalah itu muncul

walaupun kita melakukan pekerjaan lain bukan berarti kita melupakan masalah itu tetapi kita erami dulu. c) Insight atau pemahaman. Fase dimana telah terjadi

pemahaman akan permasalahan atau masa dimana kita telah menemukan kunci jawaban dari permasalahan. d) Evaluation atau evaluasi. Mengecek untuk mengetahui

apakah pemecahan itu berhasil atau mengalami kendala. e) Elaboration atau perluasan. Proses elaborasi mencakup

bagaimana ide itu dapat dikembangkan, Edison berkata bahwa kreativitas terdiri dari 1% inspirasi dan 99% partisipasi. Jadi apabila hanya ide-ide saja tanpa ada proses untuk mewujudkannya, maka kreativitas tidak akan terjadi. C. Karyawan Sumber daya manusia (SDM) adalah unsur terpenting dalam mencapai keberhasilan suatu perusahaan. Karena SDM dalam perusahaan memegang peranan penting dalam membantu mencapai tujuan perusahaan. Perusahaan merupakan suatu sistem yang terdiri dari unsur-unsur yang saling berkaitan, salah satu unsurnya adalah karyawan.

1.

Definisi karyawan

29

Kata karyawan berasal dari kata karya dan wan, karya artinya kerja, perbuatan dan buatan, sedangkan wan berarti orang atau seseorang (kamus lengkap Indonesia-Inggris). Jadi dapat dikatakan bahwa karyawan adalah orang yang bekerja atau pekerja. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, karyawan adalah individu yang bekerja di suatu posisi tertentu dalam jangka waktu tertentu dalam suatu organisasi, institusi, atau perusahaan (dalam Karisma, Devi 2008). Karyawan yang baik adalah karyawan yang mampu memberikan kontribusi terhadap perusahaan tempat dia bekerja,tidak hanya terbatas pada tenaga tapi juga pikitran, ide, improvement, agar semua yang mereka kerjakan bisa mendapatkan hasil maksimal baik dari segi kualitas, kuantitas, dan efesiensi waktu. Karyawan pun harus berperan aktif dalam melaksanakan costdown sehingga mampu memberikan keuntungan terhadap perusaahan. Dalam hal ini karyawan adalah ujung tombak dari sebuah perusahaan, sebagus apapun manajemen dari sebuah perusaahan tapi kalau tidak ditunjang dengan SDM yang baik maka sebesar apapun modal yang dimiliki perusaahan tidak ditunjang oleh SDM yang baik, disiplin dan kaya akan improvement maka semua itu akan terbuang percuma tanpa memberikan sedikitpun keuntungan perusaahan (dalam Fitriati, Laili, 2010). 2. Hak dan kewajiban karyawan Dalam suatu organisasi atau perusahaan, karyawan adalah individu yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan. Karena perusahaan membutuhkan jasanya, maka karyawan mendapatkan hak dan kewajibannya sebagai bagian dari perusahaan. Adapun hak yang dimiliki oleh karyawan dan menjadi kewajiban perusahaan untuk memenuhinya adalah:

30

a.

Menerima upah Menurut pasal 1 ayat 3 UU Ketenagakerjaan 2003, upah adalah hak karyawan yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada karyawan yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi karyawan dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan atau jasa yang telah atau akan dilakukan.

b. Mendapat waktu istirahat dan hari libur resmi Isinya antara lain: (1) hak istirahat jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam; (2) istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja seminggu; (3) cuti tahunan, sekurang-kurangnya 12 (dua belas) hari; (4) istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan; (5) hak kesempatan beribadah; (6) bagi karyawan wanita tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid; (7) hak bagi karyawan wanita untuk cuti hamil dan setelah melahirkan; dan (8) libur kerja pada hari-hari libur resmi. c. Hak dalam pengaturan dalam tempat kerja dan alat kerja Dalam pasal 86 UU Ketenagakerjaan 2003 disebutkan bahwa karyawan mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas : 1) 2) Kesehatan dan keselamatan kerja Moral dan kesusilaan

31

3)

Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia

serta nilai-nilai agama. `d. Mendapat surat keterangan Surat keterangan tersebut berisi mengenai: 1) Macam pekerjaan 2) Cara melakukan pekerjaan 3) Lama melakukan pekerjaan 4) Cara berakhirnya hubungan kerja Kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh karyawan, antara lain : a. Melakukan pekerjaan Kewajiban untuk melakukan pekerjaan karena adanya perjanjian kerja. Pekerjaan yang dilakukan adalah pekerjaan yang dijanjikan dalam perjanjian kerja. b. Mentaati tata tertib perusahaan tata tertib ini merupakan disiplin dalam rangka melaksanakan pekerjaan di perusahaan. Peraturan tata tertib ini ditetapkan oleh perusahaan sebagai akibat kepemimpinan perusahaan. Hal tersebut dapat dilihat pada perjanjian kerja.

32

c. Bertindak sebagai karyawan yang baik Kewajiban ini merupakan timbal balik dari perusahaan yang wajib menjadi perusahaan yang baik. Dengan demikian, karyawan wajib melaksanakan kewajibannya dengan baik seperti yang tercantum dalam perjanjian kerja dan Peraturan Perusahaan (dalam Djumialdi, 2005). D. Tim produksi Sekelompok orang yang berada dibelakang sebuah produksi film, drama tv, dan acara. Mulai dari mengajukan konsep / ide cerita, mengurus manajemen hingga terjun langsung ke lapangan pada saat shooting berlangsung. Dalam sebuah tim produksi umumnya terbagi dalam beberapa departemen. Pada beberapa literature tentang manajemen produksi terkadang jumlah departemen yang tercantum lebih banyak lagi namun yang penting adalah bagaimana caranya tim kerja tersebut disusun agar tiap orang yang terlibat bisa bekerja dengan baik. Dalam sebuah struktur orang yang ramping dan efektif, oleh karena itu tiap kepala departemen bertanggung jawab atas semua hasil kerja yang dilakukan oleh anak buah yang tergabung dalam departemennya. 1. Tugas dan tanggung jawab tim produksi terdiri dari : a. Produser Eksekutif Bertanggung jawab sejak sebuah program acara televisi masih berupa embrio/gagasan. Biasanya ia terlibat dalam pengembangan gagasan tersebut hingga menjadi sebuah konsep dan mencari

33

produser yang tepat untuk mewujudkannya. Bertanggung jawab atas jalannya sebuah program acara dalam bidang operasionalnya, produser eksekutif mengamati jalanya sebuah program acara dari awal pembuatan hingga selesai (pengawasan) merupakan pimpinan program produksi. b. Producer Bertanggung jawab atas proses pembuatan program televisi sejak awal hingga akhir. Orang perpanjangan tangan dari produser eksekutif dalam menggerakkan roda departemen. Produser bertanggung jawab langsung atas kerja tim dalam kegiatan sebuah program acara. c. Producer assistant ( asisten producer) Membantu produser dalam menyusun artis/narasumber yang akan mengisi acara, melaksanakan kegiatan dalam mendata anggaran yang dibutuhkan untuk produksi acara, menyusun unit kerja dan mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah dilaksanakn. d. Production assistant (asisten produksi) Bertanggung jawab dalam berbagai hal dalam proses produksi. Tanggung jawab berubah-ubah tergantung dengan kebutuhan dalam program yang diembannya. e. Tim kreatif Bertanggung jawab terhadap contain (isi) program acara serta memberiakn pengarahan kreatif kepada rekan lain dalam pembuatan konsep program acara.

34

f.

Floor manager Orang yang mempunyai wawasan dan pengetahuan tentang proses produksi, mampu mengkoordinasi semua kegiatan produksi baik di dalam atau di luar studio.

g.

Technical director Menguasai sisitem peralatan teknik dan sistem produksi televisi.

h.

Cameramen Final check fungsi kamera dan perlengkapannya.

i.

Penata kamera Orang yang memegang jabatan ini akan bekerja sama dengan asisten produksi dan produser untuk memastikan bahwa secara visual, gambaran diambil sesuai dengan yang diinginkan. Sang penata kamera dibantu penata cahaya akan menata letak lampu dan membantu menempatkan kamera dan juga pergerakan kameranya. Apapun yang mereka kerjakan tujuannya menjadikan program acara televisi yang akan dibuat memiliki nuansa dan ciri visual tertentu. Mereka mungkin akan menyatakan sejumlah saran mengenai bagaimana menghasilkan efek pencahayaan yang bagus. j. Penata suara Bertugas memantau perekaman suara guna memastikan apakah suara secara langsung akan masuk ke dalam atau dipastikan ke dalam mini disc/DAT.

k. Penata cahaya

35

Bertugas menata cahaya dan barang-barang lain disekitar sumber cahaya. l. Talent coordinator Mengatur dan mencari siapa yang pantas sesuai dengan konsep dari program acara. m. Wardrobe Mengatur busana / kostum yang akan dipakai oleh pengisi acara agar sesuai dengan tema yang ditampilkan n. Art director Menata setting yang sesuai dengan naskah o. Penata rias Melengkapi para pemain dengan tata rias dasar. p. Editor (penyunting gambar) Bertanggung jawab atas keseluruhan proses penyuntingan hingga menjadi sebuah program acara yang utuh, gambar maupun suara. Orang yang melakukan pemilihan gambar menjahit gambar menjadi satu kesatuan cerita dibawah pengarahan dan pengawasan penyunting. q. Switcherman (pemandu gambar) Memindahkan gambar satu ke gambar lain sesuai dengan perintah dari program director / memberi efek transisi gambar pada saat produksi berlangsung.

r. VTRman (operator video tape recorder)

36

Bertugas merekam gambar yang ada di monitor program ke dalam kaset / video. s. Lightingman Mampu mengkonfigurasi, mengontrol dan mengoperasikan tata cahaya dalam proses ...naskah t. Audioman operator Final check fungsi audio dan perlengkapannya. u. UPM Memahami administrasi produksi dan aktivitas yang berkualitas v. Driver Untuk melakukan perjalanan dengan mengangkut sekian orang kru dan berbagai peralatan lainnya. E. Gambaran PT. Transformasi Indonesia (Trans TV) 1. Sejarah Perusahaan Trans TV yang dalam hal ini dengan bernama PT. Transformasi Indonesia adalah perusahaan yang dimiliki PT. Para Inti Investindo yang merupakan kelompok usaha di bawah bendera Para Group. Trans TV memperoleh izin siaran nasional dari pemerintah pada bulan Oktober 1998 setelah lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan tim antar departemen. Trans tv dibangun dengan modal investasi sebesar Rp. 600 milyar. Dana sebesar ini berasal dari group para sebesar Rp. 300 milyar dan Rp. 300 milyar sisanya berupa dana pinjaman komersial dari bank Mandiri. Melihat prospek belanja iklan pada tahu 2002. Trans TV optimis mampu menangguk pendapatan iklan yang cukup baik dan bisa balik modal (break event) pada

37

operasi tahun kedua atau pada tahun 2003. Jika target target tersebut tercapai, Trans TV akan segera menjual bagian sahamnya pada masyarakat (go public). Dibawah label strategic Partnership Trans TV- TV 7, pada awal Agustus 2006 telah ditanda tangani nota kesepakatan antara Jakob Oetomo (JO) pemilik TV 7 dengan Chairul tanjung (CT) pemilik Trans TV. Berdasarkan kesepakatan itu Trans TV memiliki 49% dari saham TV 7, sesuai dengan batasan kepemilikan saham untuk tambahan stasiun televisi sebagaimana ditetapkan undang-undang. Dengan jumlah saham sebesar itu Transcorp sebagai pemilik Trans TV menjadi pemilik saham mayoritas karena itu diberi wewenang untuk memimpin pengelolaan TV 7. Dalam konteks ini telah disepakati pada RUPS pada tanggal 4 agustus 2006, bertindak sebagai Direktur utama Wisnutama Kusbandio,wakil direktur utama merangkap direktur sale dan marketing Atiek Nur Wahyuni dan Chairul Tanjung menjadi presiden komisaris sedangkan wakil presiden komisaris Agung adiprasetya beserta dua komisaris Ishadi SK dan Asih Winata. Bertepatan pada hari ulang tahun Trans TV ke-5 pada tanggal 15 desember 2006 diadakan acara relaunch TV 7 menjadi Trans 7 dan launching Trans Corp yang disiarkan live 4,5 jam. Trans Corp singkatan dari Trans corpora adalah payung usaha para group dalam bidang media, lifestyle dan entertaiment. Trans TV mulai mengudara secara teknis pada tanggal 22 Oktober 2001 di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi dengan pola tehnik

38

beberapa jam perhari. Pada tanggal 25 Oktober mulai menyiarkan program yang bertajuk TransTune-In sekaligus meluaskan jangkauan siaran hingga wilayah Bandung dan sekitarnya. Pada tanggal tersebut Trans TV telah mulai menyiarkan siaran langsung upacara peresmian Bandung Supermall, kawasan perbelanjaan paling luas di Ibukota Jawa Barat ini. Program TransTune-In dikemas dengan gaya radio untuk

memperkenalkan Trans TV pada masyarakat. Pada tahap ini, dua pembawa acara membawakan kuis interaktif guna memikat calon penonton, sambil menyuguhkan rangkaian video-klip. Divisi pemberitaan menyajikan program jelajah, yang berisi paket paket feature. Pada tanggal 15 Desember 2001 Trans TV memulai siaran perdana tepatnya pukul 17.00 WIB dengan mengawali siaran langsung launching dari gedung Trans TV. Secara berurutan, menara-menara pemancar di Yogyakarta yang juga kota Solo, Semarang, surabaya dan terakhir medan mulai berfungsi sehingga memperluas jangkauan siaran Trans TV ke wilayah-wilayah utama indonesia. Berkat perencanaan yang baik Trans TV bisa memperoleh alokasi frekuensi UHF yang rata-rata paling rendah dibandingkan stasiun-stasiun televisi lain. Kanal frekuensi yang rendah ini memudahkan penonton mencari gelombang siaran Trans TV. Mulai 1 desember 2001, Trans Tune-in berganti dengan

Transvaganza, Seiring dengan bertambahnya jam siaran Trans TV. Dalam tahapan ini, Trans TV mulai menayangkan film-film asing serta program non-drama berupa kuis tebak harga. Kuis ini merupakan adaptasi dari kuis The Price is Right yang kondang sejak tahun 1970an, ditayangkan di 22

39

negara. Transvaganza ditayangkan dari 1-14 desember 2001 dan merupakan contoh program-program Trans TV yang diikuti pemirsa setiap minggu mulai tanggal 18 desember 2001 hingga 28 februari 2002. Pada september 2002 Trans TV mulai mengudara 20 jam setiap hari terkecuali sabtu 24 jam non stop. 2. Arti Logo, Visi, dan Misi Trans TV Logo Trans TV berbentuk Berlian, yang menandakan keindahan dan keabadian. Kilaunya merefleksikan kehidupan dan adat istiadat dari berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai simbol pantulan kehidupan serta budaya masyarakat Indonesia. Jenis huruf pada tulisan logo dari jenis serif, yang mencerminkan karakter abadi, klasik, namun akrab dan mudah dikenali. Menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun ASEAN merupakan visi dari Trans TV. Dan juga memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholders, menyampaikan program program berkualitas, berperilaku berdasarkan nilai nilai moral budaya kerjayang dapat diterima oleh stakeholders serta mitra kerja, dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat. Trans TV memiliki misi sebagai wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai nilai demokrasi.

3.

Lokasi Perusahaan Trans TV terletak diatas tanah seluas 2 hektar di Jalan Kapten

40

Piere Tendean kav. 12-14A Jakarta 12790. Yang terdiri dari sembilan lantai dan dibangun dengan arsitektur neo klasik. Gedung Trans TV merupakan gedung pertama di Indonesia yang dirancang khusus bagi stasiun televisi dalam gedung sembilan lantai ini, ditanam kabel kabel (termasuk kabel serat optik) sepanjang 1.300 meter guna mendukung sistem siaran digital yang digunakan oleh Trans TV. Gedung Trans TV terletak di atas tanah seluas 2 hektar di jalan kapten piere tendean.kavling 12-14A jakarta 12790. Gedung ini terdiri dari sembilan lantai dan di bangun dengan arsitektur neo klasik. Lantai pertama dipergunakan untuk memproduksi program-progran drama dan non drama.tiga studio terletak di lantai, termasuk studio satu yang luasnya 900 m2 dengan kursi penonton sejumlah 365 buah. Studio 2 dengan luas 600m2 dan studio 3 dengan luas 400m2. Kafe Zanzibar yang kemudian hari di harapkan menjadi pusat pertemuan artis, tokoh masyarakat, tokoh periklanan ataupun perindustrian dalam suasana santai. Selain itu di lantai ini pula terdapat Cafe Bean yang bisa dimanfaatkan oleh siapa saja (baik karyawan maupun pihak luar selain karyawan). Lantai kedua terdapat ruang kontrol utama Trans TV dan Trans 7 . Inilah jantung operasi penyiaran Trans TV dan Trans 7. Dibangun dengan teknologi digital penuh. Ruang kontrol utama ini mampu beroperasi nyaris tanpa pita (tape-less operation). Lantai ketiga terletak markas divisi pemberitaan, termasuk studio keempat yang dilengkapi dengan teknologi virtual-set, yaitu teknologi pendukung yang digunakan oleh divisi ini untuk menunjang siaran pemberitaan.

41

Lantai bernuansa biru ini dirancang untuk terus beroperasi selama 24 jam sehari. Tujuh hari sepekan, sehingga dilengkapi dengan kamar-kamar tidur serta kamar mandi kafetaria juga terletak di lantai ini. Lantai empat berfungsi banyak. Disini terdapat perpustakaan, bioskop mini serta ruang pertemuan besar serta departemen manajemen sumber daya manusia dan general affairs Trans TV dan Trans7. Lantai lima dan enam digunakan sebagai unit kerja dari news dan produksi Trans 7 dan departemen keuangan dari Trans TV. Untuk bagian sales dan marketing, public relation, promotion on air, traffic dan programming yang sebelumnya berada di lantai lima dan enam sekarang bertempat di menara Bank Mega lantai 20. Lantai tujuh dan delapan, terdapat departemen produksi, produksi dan fasilities, transmisi dan legal. Lantai sembilan terdapat ruangan-ruangan berbentuk unik yang disediakan bagi direktur utama dan wakilnya. corporate Secretary dan internal audit, dinding melengkung yang didominasi kaca menyajikan pemandangan lapang bagi penghuni ruangan. Dan pada tahun 2006 telah dibangun 2 buah studio tambahan untuk mendukung pembuatan inhouse production. 4. Manajemen Trans TV PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) merupakan perusahaan yang dimiliki PT. Para Inti Investindo yang merupakan kelompok usaha dibawah bendera para group.

Jajaran direksi Trans TV terdiri dari :

42

President Commissioner President Director

: Chairul Tanjung : Wishnutama

Finance dan Human Resource Director : Warnedy Sales dan Marketing Director : Atik Nurwahyuni Sulistiowati

Sejak berdirinya Trans TV pihak manajemen merencanakan perusahaan membangun budaya kerja yang baru, serta akan menjadi sumber kreativitas yang penuh gairah. Pihak manajemen merencanakan tekad untuk merekrut sebagian besar karyawannya dari tenaga-tenaga yang baru lulus, dengan program yang disebut BDP (Broadcaster Development Program). Para kandidat ini lalu mengikuti pelatihan selama dua bulan di depok, jawa barat dan dua bulan lagi di multimedia training center, yogyakarta. Kurikulum pelatihan didesain oleh para staff Trans TV dengan tekanan pada kerjasama dan pemahaman yang menyeluruh antar bagian. Pelatihan dalam skala yang begitu massif, merupakan yang pertama kalinya dilakukan dalam sejarah pertelevisian Indonesia. Hingga tahun 2007 BDP telah memiliki 7 angkatan. Dimana angkatan ke 7 atau disebut dengan batch 7 BDP merupakan proses seleksi terbesar sepanjang sejarah perekrutan BDP karena peserta yang mengikuti ujian seleksi sebanyak 110.000 orang, 65.000 orang yang mengikuti seleksi di Jakarta dan sisanya dilakukan di Surabaya, bandung dan Yogyakarta. Proses seleksi tahun 2007 tersebut untuk Trans TV dan Trans 7 dibawah naungan Trans Corp. Pihak manajemen tidak hanya merekrut karyawan muda saja tapi juga merekrut tenaga tenaga berpengalaman dari semua stasiun televisi swasta yang ada, meskipun jumlahnya tidak sebesar/sebanyak tenaga yang belum berpengalaman.

43

Kegiatan karyawan ini pun di dukung dengan teknologi yang canggih, Trans TV dibangun untuk bisa menggunakan teknologi digital penuh, mulai dari tahap pra produksi hingga pasca produksi serta siaran. Tapi karena system penyiaran di Indonesia masih menggunakan system analog. Walaupun demikian, pemirsa akan dinikmati tayangan audio visual yang lebih jernih dan bersih. Kelak jika system penyiaran di Indonesia sudah beralih ke system digital, Trans TV hanya perlu memodifikasi pemancar pemancarnya saja. Teknologi digital juga memungkinkan proses kerja yang lebih efisien karena semua materi produksi mengalir dari satu serve ke server computer lainnya, melalui jaringan kabel optic yang

terpasang di seluruh gedung. Keempat studio juga terintegrasi satu sama lain, sehingga memungkinkan siaran yang simultan. Terdapat juga pendukung penyiaran Trans TV sebagai berikut : Satelit didukung oleh Telkom 1 TV Cable didukung oleh Jakarta kabelvision Channel 54 PT Satelit didukung oleh Indovision Peralatan didukung oleh Panasonic, Leitech, NEC, Thomson, dll Pemasok program terbagi menjadi dua, yaitu: Asing diantaranya didukung oleh Warners Brothers, Universal Pictures, Colombia Pictures, FOX, Dream Works, Sony

Corporations, Warner, dll.dan lokal didukung oleh Rapi Film, Multivision, Teguh Bakti Multivisitama, Starvision, GMM, dll. Trans TV membidik segmen pemirsa kelas menegah atas atau yang dikenal dalam istilah pemasaran sebagai kelompok A, B, C dengan program

44

content yaitu, : Tahun I terdiri dari 60 % program asing, 40 % program lokal (50 % dari program lokal merupakan produksi sendiri). 5. Tahun II terdiri 45 % program asing, 55 % program lokal Tahun III terdiri dari 30 % program asing, 70 % program lokal Tahun IV lebih dari 75 % merupakan program lokal Tahun V terdiri dari 13 % program asing, 87 % program lokal Tahun VI terdiri dari 19 % program asing, 81 % program lokal Tahun VII terdiri dari 24 % program asing, 76 % program lokal

Program acara a) Series


Suami Suami Takut Istri Kejar Tayang Angels Diary Two And A Half Men

b) Movie

Bioskop TransTV Bioskop Indonesia Bioskop Indonesia Siang Sinema Dini Hari Mr. Bean Bioskop TRANSTV Spesial

c) Entertainment

Extravaganza D' Show Derings Missing Lyrics Tangan Di Atas Maju Terus Pantang Mundur Realigi Kado Istimewa Penting Banget

45

Jail Sketsa Jika Aku Menjadi Termehek Mehek Happy Family Bosan Jadi Pegawai Fans John Pantau Gong Show Aku Ingin Pulang Orang Ketiga The Series Makna Kehidupan Makin Gaya The Coffee Bean Show The Promotor It's Dubbing Time Online Sinden Gosip New Prime Time Dengan Hati

d) Berita

Reportase Siang Reportase Pagi Reportase Sore Reportase Malam

e) Informasi

Ceriwis Pagi Manis Jelajah Jelang Siang Surat Sahabat Insert Pagi Insert Insert Sore Khazanah Halal ? Gula Gula Koper Dan Ransel Benu Buloe Hidup Ini Indah Ngulik Harmoni Alam Pesona Indonesia Ala Chef Celebrity On Vacation

46

Griya Unik Kuliner Pilihan Safara

f) Religious

Teropong Iman Cakrawala Iman

6.

Penghargaan Trans TV

Tahun 2002 Majelis Ulama Indonesia untuk anugrah syiar Ramadhan 1423 H

kategori siaran pendukung suasana Ramadhan terpuji cakram kategori media pendatang potensi

Tahun 2003 Cakram kategori televisi terbaik Majelis Ulama Indonesia anugerah syiar ramadhan 1424 H kategori siaran menjelang buka puasa penghargaan III Tahun 2004 Asian television award 2004 kategori best reality program dunia Lain Lawang Sewu Asian teevision award 2004 nominasi best music programme Diva dangdut nirwana For All Nation (FAN) Campus kategori media elektronik peduli narkoba Tahun 2005 Festival film indonesia (FFI) kategori dokumenter memperoleh

47

special juri prize Hitam putih Menteri pariwisata dan kebudayaan surat sahabat Abu/Casbaa Unicef Child Rights Award finalis surat sahabat episode Daman anak dayak Ngaju. Panasonic award untuk kategori talkshow Ceriwis Panasonic award untuk kategori presenter talkshow Indy barend (Ceriwis). Sertifikasi ISO 9001 : 2000 Revenue cycle untuk : Tahun 2006 Penghargaan Jawa Pos untuk Variety Show Extravaganza pemenang grup lawak terfavorit 2006. Panasonic Award untuk : ProgramCurrent Affair terfavorit kejamnya dunia Program komedi/lawak terfavorit extravaganza Program anak-anak terfavorit dapur klok-klok Divisi sales dan marketing Divisi finance dan resource development Divisi Produksi Divisi News Divisi Production dan Technical Service Departemen Budget Management Accounting

Sertifikasi ISO 9001 : 2000 untuk :

48

Tahun 2007

Unit Procurement Divisi Human Capital Divisi General Service Divisi Programming

Sertifikasi ISO 9001 : 2000 untuk : Departemen Promotion On Air Unit Marketing Public Relation Departemen Information Technology Unit Corporate Legal

Penghargaan Museum Record Indonesia untuk pemecahan rekor pelamar televisi terbanyak se-Indonesia dengan jumlah pelamar sebanyak 110.000 orang

Cakram Award 2007 untuk kategori televisi nasional terbaik

49

BAB III
METODE PENELITIAN

A.

Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran kreativitas karyawan pada tim produksi PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) Jakarta. Untuk memperoleh hasil deskriptif menggunakan teknik statistik deskriptif yang berfungsi untuk dideskripsikan atau memberi gambaran terhadap subyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2008). Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif karena dalam pengolahan data menggunakan data yang berbentuk angka.

B.

Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 1 (satu) variabel, yaitu kreativitas. Definisi konseptual dari kreativitas, yaitu kemampuan yang ada dalam diri seseorang yang erat kaitannya dengan bakat, yang berfokus pada segi pribadi (Guilford). Definisi operasional dari kreativitas adalah total skor dari item pernyataan yang terdiri dari 2 (dua) dimensi yaitu, kognitif dan non-

50

kognitif (Afektif) berdasarkan teori Guilford, yaitu :

1.

Sub variabel kognitif Definisi konseptual kognitif adalah kemampuan / keterampilan kognisi atau proses berfikir. Definisi operasional kognitif adalah skor total dari kreativitas mengenai 49 kemampuan / keterampilan kognisi individu.

2.

Sub variabel non-kognitif (Afektif) Definisi konseptual afektif adalah suatu bentuk sikap / perasaan, motivasi / dorongan dari dalam diri individu untuk berbuat sesuatu. Definisi operasional afektif adalah skor total dari kreativitas mengenai bentuk sikap / perasaan motivasi / dorongan dari dalam diri individu untuk berbuat sesuatu.

C.

Populasi dan sampel


1. Populasi

Menurut Nawawi (2003) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhtumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karekterisrik tertentu di dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah karyayawan tim produksi Trans TV berjumlah 70 orang. 2. Sampel

51

Sampel penelitian adalah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data (Sukardi, 2003). Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah karyawan tim produksi Trans TV berjumlah 70 orang.

3. Teknik pengambilan sampel Sampel diambil dengan Teknik sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2008). Karena jumlah populasi penelitian yang relatif kecil, maka menggunakan teknik sampling jenuh. D. Instrumen Penelitian 1. Tipe dan Skala Alat ukur Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner yang disusun berdasarkan konsep teori dari Guilford dengan pengukuran skala likert. Pilihan jawaban yang disediakan peneliti dalam kuesioner ini adalah Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS). Peneliti memilih untuk memberikan pilihan jawaban seperti ini agar tidak menimbulkan kecendrungan bagi subyek dalam memilih pilihan Netral atau Ragu-ragu. 2. Teknik Skoring Teknik penilaian untuk pernyataan favourable dimulai dari jawaban sangat tidak sesuai (STS) diberi nilai 1, tidak sesuai (TS) diberi nilai 2, sesuai (S) diberi nilai 3, dan sangat sesuai (SS) diberi nilai 4. Sebaliknya, pada pernyataan yang unfavourable jawaban sangat tidak

52

sesuai (STS) diberi nilai 4, tidak sesuai (TS) diberi nilai 3, sesuai (S) diberi nilai 2, dan sangat sesuai (SS) diberi nilai.

3.

Kisi-kisi kuesioner

Adapun kisi-kisi kuesioner berdasarkan konsep teori sebagai berikut : Tabel 3.1 Kisi-kisi Skala Kreativitas Distribusi Penyebaran Item Kreativitas Sebelum Uji Coba No Dimensi 1. Indikator Mencetuskan banyak gagasan (fluency) Favorabel Unfavorabel Total 1,2,10,15 7,19,27, 7 8 6 5

Menghasilkan gagasan yang bervariasi dan banyak alternatif dalam penyelesaian 5,17,23,35 3,25,52,63 masalah (flexibelity) Melahirkan ungkapan yang baru, unik, dan 14,34,54 36,56,66 asli (originality) Aspek kognitif Memperkaya, mengembangkan dan 12,33 18,53,68 Merinci gagasan secara detail suatu obyek (elaboration) Menentukan rencana dan Melakukan hasil dari gagasan secara tindakan bijaksana 37,40,57,67 39,46,48 (redefination) 2. Peka dalam pengamatan, ingin mengetahui 4,16,31 20,24,32,41 dan meneliti (curiosity) Membayangkan hal-hal yang belum 11,28,43,45 6,22,51 pernah terjadi (imajination) Tertantang tehadap situasi dan tugas yang 47,50,60 49,55,65 sulit (complexity) Keberanian memberikan jawaban dan 8,13,21 26,38,42,44 tidak takut gagal (risktaking) Menghargai diri sendiri dan orang lain 9,29,58,61 30,59,62,64 Jumlah 34 34

7 7 7 6 7 8 68

Aspek afektif

53

Berdasarkan uji validitas terhadap alat ukur kreativitas didapat 31 item gugur dari 68 item keseluruhan, sehingga item yang tersisa sebanyak 37 item. Adapun kisi-kisi dari skala setelah dilakukan uji coba dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kreativitas Distribusi Penyebaran Item Kreativitas Setelah Uji Coba No 1. Dimensi Indikator Favorabel Unfavorabel Total 5 2 5 5

Aspek kognitif

Mencetuskan banyak gagasan 1,2,10*,15 7,19,27* (fluency) Menghasilkan gagasan yang bervariasi dan banyak alternatif 5*,17*,23*,35 3*,25,52*,63 dalam penyelesaian masalah (flexibelity) Melahirkan ungkapan yang baru, 14,34,54 36,56*,66 unik, dan asli (originality) Memperkaya, mengembangkan dan 12,33 18,53,68 Merinci gagasan secara detail suatu obyek (elaboration) Menentukan rencana dan Melakukan hasil dari gagasan 37*,40,57*,67 39*,46,48* secara tindakan bijaksana (redefination)

Peka dalam pengamatan, ingin 4,16*,31 20,24,32,41* 5 mengetahui dan meneliti (curiosity) Membayangkan hal-hal yang belum 11*,28*,43,45 6,22*,51* 3 pernah terjadi (imajination) Tertantang tehadap situasi dan 47,50*,60 49,55*,65* 3 Aspek tugas yang sulit (complexity) afektif Keberanian memberikan jawaban 8*,13*,21 26,38,42*,44* 3 dan tidak takut gagal (risktaking) Menghargai diri sendiri dan orang 9*,29,58*,61 30*,59*,62,64* 3 lain Jumlah 20 17 37 Ket : tanda * = item gugur 2. 4. Data Penunjang

54

Data penunjang dalam penelitian ini antara lain usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, jabatan, lama bekerja, kursus yang pernah diikuti dan hobi.

E. Uji coba alat ukur a. Validitas item Validitas suatu tes berkaitan dengan apa yang diukur untuk tes dan seberapa baik tes mengukurnya (Anastasi & Urbina, 1997). Validitas yang digunakan adalah validitas konstruk dengan teknik konsistensi internal. Kriteria yang digunakan adalah skor total tes. Dengan demikian, respon seluruh subjek pada suatu item digunakan untuk menganalisis item tersebut. Uji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir instrument menggunakan teknik statistic korelasi product moment. Dengan rumusnya adalah sebagai berikut: Rumus Korelasi Pearson : N (XY) - (X Y) r= [ NX - (X) ] [ NY - (Y) ] - (X Y) Keterangan: n = indeks korelasi N = jumlah seluruh subjek X = skor item

55

Y = skor total item b) Reliabilitas Reliabilitas adalah konsistensi skor yang diperoleh seseorang yang sama ketika dilakukan pengukuran kembali pada saat yang berbeda dengan tes yang sama, atau dengan set tes yang berbeda namun item-itemnya ekuivalen, atau variabel-variabel lain yang diperiksa (Anastasi &Urbina, 1997). Alat uji reliabilitas menggunakan teknik Alfa Cronbach. Dibawah ini adalah rumus untuk pengujian reliabilitas dengan teknik Alpha Cronbach:
k S i2 rxx = = 1 2 k 1 Sx

Keterangan :

rxx =
k
S x2 S i2 S i2

= Koefisien reliabilitas (Alpha Cronbach) = Jumlah item tes = Varians skor tes = Varians skor masing-masing item tes = Jumlah varians skor masing-masing item tes

Adapun kaidah klasifikasi uji reliabilitas sebagai berikut : Tabel 3.3 Kaidah Klasifikasi Uji Reliabilitas NILAI > 0.90 0.70 - 0.90 0.40 - 0.70 0.20 - 0.40 < 0.20 KRITERIA Sangat Reliabel Reliabel Cukup Reliabel Kurang Reliabel Tidak Reliabel

Berdasarkan penghitungan menggunakan program komputer SPSS 15 didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0.914. Pada kriteria koefisien

56

reliabilitas, maka termasuk dalam kriteria reliabel. F. Teknik Analisis Data Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang bersifat umum atau generalisasi. Untuk melihat analisa deskriptif, yaitu dengan penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, mean, median, perhitungan desil dan persentil menggunakan rumus : f P = N Keterangan : P = Persentase f = frekuensi N = Jumlah seluruh subyek Setelah didapatkan nilai skor masing-masing subyek, selanjutnya pengkategorian subyek menggunakan kategori jenjang (ordinal) dengan tujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2004). Maka diinginkan pengkategorian subyek ke dalam 2 kategori diagnosis tingkat kreativitas. Dalam penelitian ini peneliti membagi responden ke dalam 2 kategori, yaitu kategori tinggi dan kategori rendah berdasarkan skor mean (Sugiyono,2004). Dengan asumsi bahwa subyek dengan total tinggi memiliki kreativitas tinggi sedangkan subyek dengan skor total rendah memiliki x 100%

57

kreativitas rendah, dengan ketentuan : X + = tinggi - X < + = sedang X<- = rendah Untuk mengetahui dominan dari dimensi - dimensi kreativitas menggunakan Standarized Z Score, karena masing masing dimensi memiliki jumlah item yang berbeda dari distribusi skor yang berbeda. Dengan rumus : X Z= S Keterangan: x = skor mentah = mean/rata-rata skor S = simpangan baku G. Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan data dilakukan di gedung kantor PT. Televisi Tranformasi Indonesia (TransTV) pada tanggal 23 agustus 27 agustus 2010. H. Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian Hal pertama menyusun BAB I, yaitu membuat latar belakang berdasarkan fenomena yang terjadi kemudian penulis merumuskan kerangka berpikir. Tahap selanjutnya adalah menyusun BAB II, yang berisi tinjauan pustaka Tinjauan pustaka didapatkan dari buku-buku, jurnal-jurnal, artikel dan skripsi atau tesis yang berkaitan dengan masalah penelitian.

58

Selanjutnya pada BAB III, yaitu metode penelitian. Penulis membuat alat ukur yang sesuai dengan masalah penelitian yang telah ada dengan membaca buku panduan perkuliahan sebelumnya, dan membaca buku tentang metode penelitian untuk diadaptasi sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian ini. Sebelum melakukan pengambilan data penelitian, penulis melaksanakan seminar proposal skripsi. mengenai masalah penelitian yang teliti, yaitu meliputi BAB I, II, dan III. Seminar proposal skripsi dilakukan oleh fakultas untuk mendapatkan masukan dalam penyempurnaan dan pelaksaan penelitian lebih lanjut. Selanjutnya, hal yang penulis lakukan adalah melakukan Try out, sebelum melakukan try out penulis meminta surat rekomendasi dari fakultas untuk melakukan try out kepada pihak yang terkait. Try out dilakukan untuk melihat validitas dan reliabilitas dari alat ukur yang digunakan oleh penulis sebagai instrumen penelitian. Kemudian setelah itu, data try out dianalisis secara statistik untuk mendapatkan item-item yang valid dan reliabel yang digunakan dalam pengambilan penelitian. Setelah melakukan try out, penulis baru dapat melakukan pengambilan data sampel. Pengambilan data sampel dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada karyawan televisi tim produksi PT. Televisi Tranformasi Indonesia (TransTV). Selanjutnya, adalah pengolahan data berdasarkan kuesioner yang telah disebar sebelumnya. Hasil yang didapat kemudian disusun dalam BAB IV yang berisi hasil penelitian dan pembahasannya. Tahap terakhir adalah pembuatan BAB V, penulis membuat kesimpulan penelitian.

59

BAB IV Hasil dan Pembahasan A. Gambaran umum Kreativitas Berdasarkan penghitungan statistik dengan menggunakan alat bantu SPSS 15, dari 70 sampel yang diambil dari keseluruhan populasi didapatkan total skor minimum sebesar 85 dan total skor maksimum sebesar 134. Terdistribusi normal (uji normalitas pada lampiran B) rata-rata skor yang didapat sebesar 111,05 dengan standar deviasi sebesar 6,31, maka interval skor diperoleh seperti pada tabel 4.1 dibawah ini. Tabel 4.1 Gambaran Umum Kategori Kreativitas Subjek Skor X 117 104 X < 117 X < 104 Kategori Tinggi Sedang Rendah Jumlah 21 33 16 Persentase 30% 47,1% 22,9%

Dari tabel 4.1 terlihat bahwa karyawan yang memiliki kreativitas tinggi 21 orang (30%), karyawan yang memiliki kreativitas rendah 16 orang (22,9%) dan 33 orang (47,1 %) orang karyawan memiliki kreativitas sedang. Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan membahas 2 kategori yaitu

60

kategori tinggi dan rendah seperti pada tabel 4.2 dibawah ini. Tabel 4.2 Gambaran Umum Kategori Kreativitas Subjek Skor X 117 X < 104 Kategori Tinggi Rendah Jumlah 21 16 Persentase 56,8% 43,2%

Pada tabel 4.2 dapat terlihat mengenai kreativitas pada karyawan menunjukkan hasil bahwa kreativitas dengan kategori tinggi (56,7%) lebih banyak 59 daripada kreativitas dengan kategori rendah (43,2%). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada diagram 4.1 dibawah ini.

Diagram 4.1 Gambaran Umum Kreativitas B. Gambaran kreativitas berdasarkan data penunjang Data penunjang yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, lama bekerja, Jabatan, kursus, hobi, dan karya. Peneliti akan membahas kreativitas berdasarkan data penunjang di atas satu per satu. 1. Jenis Kelamin Tabel 4.3 Kategori Kreativitas berdasarkan Jenis Kelamin

61

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total

Kategori Tinggi 14 7 21 % 56 58,3 Rendah 11 5 16 % 44 41,6

Total 25 12 37

Pada tabel 4.3 diatas dari hasil statistik dapat dilihat bahwa 14 karyawan laki-laki memiliki kreativitas tinggi, 11 orang dengan kreativitas yang rendah. Sedangkan 7 orang karyawan perempuan dengan kreativitas tinggi dan 5 orang dengan kreativitas rendah. Untuk lebih jelas grafik 4.1 dibawah ini.
Grafik 4.1 Gambaran Kreativitas berdasarkan Jenis Kelamin

Dari data diatas dapat dilihat secara persentase bahwa jenis kelamin perempuan memiliki kreativitas yang tinggi. 2. Usia Tabel 4.4 Kategori Kreativitas berdasarkan usia Usia 21-30 31-40 Total Kategori % Rendah 54,8 14 66,6 2 16 Total 31 6 37

Tinggi 17 4 21

% 45,1 33,3

62

Pada penelitian ini, usia tersebut termasuk dalam masa dewasa awal menurut papalia (2003). Dari hasil statistik pada tabel 4.4 bahwa dari 21 subyek dengan kreativitas yang tinggi, 17 diantaranya adalah karyawan dengan usia 21 sampai 30 tahun. Dari 16 subyek dengan kreativitas yang rendah, 14 diantaranya adalah karyawan dengan usia 21 sampai 30 tahun. Kemudian dari 21 subyek dengan kreativitas tinggi sebanyak 4 orang dan kreativitas rendah sebanyak 2 orang yang diantaranya adalah karyawan dengan usia 31-40 tahun. Untuk lebih jelas dapat grafik 4.2 dibawah ini : Grafik 4.2 Gambaran Kreativitas berdasarkan Usia

Dari data diatas dapat dilihat bahwa pada kreativitas yang tinggi lebih banyak 3. Pendidikan Terakhir

31-40 tahun memiliki

Tabel 4.5 Kategori Kreativitas berdasarkan pendidikan terakhir Pendidikan Terakhir D3 S1 S2 Total Kategori % Rendah 60 2 58 13 0 1 16 Total 5 31 1 37

Tinggi 3 18 0 21

% 40 41,9 100

Pendidikan terakhir pada penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian yang disesuaikan pada bagian tim produksi. Dari hasil statistik pada tabel 4.5 yaitu

63

jumlah subjek yang memiliki kreativitas tinggi sebanyak 21 orang yaitu 3 orang berpendidikan D3, 18 orang berpendidikan S1. Sementara itu yang memiliki kreativitas rendah yaitu 2 orang berpendidikan D3, 13 orang pendidikan S1 dan sisanya 1 orang dengan pendidikan S2. Adapun rinciannya berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada tabel 4.5 dan grafik 4.3 berikut ini : Grafik 4.3 Gambaran Kreativitas berdasarkan Pendidikan Terakhir

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa subjek dengan latar belakang pendidikan terakhir D3 memiliki kreativitas tinggi lebih banyak tetapi subjek dengan latar belakang pendidikan terakhir S2 justru memiliki kreativitas rendah. 4. Jabatan Tabel 4.6 Kategori Kreativitas berdasarkan jabatan Jabatan Producer Ass.Produksi Tim Kreatif Lain-lain (ass.Produser,unit artis,Unit sponsorship dll) Total Kategori Tinggi % Rendah % 0 0 0 0 3 60 2 40 14 53,8 12 46,1 4 21 66,6 2 16 33,3 Total 0 5 26 6 37

Pada tim produksi terdapat banyak jabatan tetapi dalam pembahasan ini dibagi menjadi empat jabatan. Hasil statistik pada tabel 4.6 bahwa dari 21

64

orang karyawan yang memiliki kreativitas yang tinggi, diantaranya 3 orang di jabatan asisten produksi, 14 orang tim kreatif dan 4 orang di jabatan lain yaitu dibagian lain-lain. Sementara itu karyawan yang memiliki kreativitas rendah sebanyak 16 orang diantaranya 2 orang asisten produksi,12 orang tim kreatif dan 2 orang di bagian lain-lain. Adapun rinciannya berdasarkan jabatan dapat grafik 4.4 berikut ini: Grafik 4.4 Gambaran Kreativitas berdasarkan Jabatan

Dari data di atas dapat dilihat bahwa pada jabatan asisten produksi memiliki kreativitas yang tinggi lebih banyak daripada kreativitas yang rendah. 5. Lama Bekerja Tabel 4.7 Kategori kreativitas berdasarkan lama bekerja Lama Bekerja 1-5 Tahun 6-10 Tahun Total Kategori % Rendah 53,1 15 80 1 16 Total 32 5 37

Tinggi 17 4 21

% 46,8 20

Dalam penelitian ini, lama bekerja subjek di tim produksi dibagi menjadi dua bagian. Hasil statistik pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 21 karyawan yang memiliki kreativitas tinggi, 17 di antaranya adalah karyawan yang bekerja sekitar 1-5 tahun, sedangkan sisanya 4 orang adalah karyawan yang bekerja sekitar 6-10 tahun. Kemudian dari 16 karyawan yang memiliki kreativitas

65

rendah, 15 orang diantaranya bekerja sekitar 1-5 tahun, sisanya 1 orang karyawan yang bekerja sekitar 6-10 tahun. Adapun rinciannya grafik 4.5 berikut ini: Grafik 4.5 Gambaran Kreativitas berdasarkan Lama Bekerja

Dari data di atas dilihat bahwa pada lama bekerja 6-10 tahun memiliki kreativitas tinggi dibandingkan yang lama bekerja 1-5 tahun. 6. Kursus Tabel 4.8 Kategori Kreativitas berdasarkan kursus yang pernah diikuti Kursus Yang Diikuti Komputer Desain Grafis Multimedia Bahasa Inggris Total Kategori % Rendah % 55,5 12 44,4 100 0 0 0 1 100 62,5 3 37,5 16 Total 27 1 1 8 37

Tinggi 15 1 0 5 21

Pada penelitian ini jumlah karyawan yang pernah mengikuti kursus yang terdiri dari kursus komputer, desain grafis, multimedia, dan bahasa inggris. Hasil statistik pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa 21 orang karyawan yang pernah mengikuti kursus memiliki kreativitas tinggi yang terdiri dari 15 orang pernah mengikuti kursus komputer, 1 orang kursus desain grafis dan 5 orang kursus bahasa inggris. Dan dari 16 orang karyawan memiliki kreativitas rendah yaitu, 12 karyawan pernah mengikuti kursus komputer, 1 orang kursus multimedia dan

66

sebanyak 3 orang pernah mengikuti kursus bahasa inggris. Adapun rinciannya berdasarkan jabatan dapat dilihat grafik 4.6 berikut ini:

Grafik 4.6 Gambaran Kreativitas berdasarkan Kursus Yang Pernah Diikuti

Dari tabel di atas dilihat bahwa desain grafis memiliki kreativitas tinggi. Tetapi kursus multimedia memiliki kreativitas rendah. 7. Hobi Tabel 4.9 Kategori Kreativitas berdasarkan hobi Hobi Membaca Mendengarkan musik Travelling Total Kategori % Rendah 45,5 6 65 50 7 3 16 Total 11 20 6 37

Tinggi 5 13 3 21

% 54,5 35 50

Dari hasil statistik diperoleh data berdasarkan hobi (tabel 4.9), yaitu diperoleh hasil dari 21 karyawan sebanyak 5 orang memiliki kreativitas tinggi dengan hobi membaca, 13 orang dengan hobi mendengarkan musik dan 3 orang dengan hobi travelling. Sementara itu yang memiliki kreativitas rendah sebanyak 16 orang karyawan dengan hobi membaca, 7 orang dengan hobi mendengarkan

67

musik dan 3 orang dengan hobi travelling. Adapun rinciannya berdasarkan jabatan grafik 4.7 berikut ini:

Grafik 4.7 Gambaran Kreativitas berdasarkan Hobi

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa karyawan dengan hobi mendengarkan musik memiliki kreativitas yang tinggi lebih banyak dibandingkan dengan karyawan yang memiliki hobi membaca dan travelling. 8. Rekapitulasi Data Penunjang Tabel 4.10 Kategori Kreativitas berdasarkan data penunjang lainnya
Kategori Tinggi 3 14 4 21 Rendah 2 12 2 16 Jabatan Ass. Produksi Tim Kreatif Lain-lain Total Jenis Kelamin L L/P L/P Usia 21 - 30 21 - 30 21 - 30, 31 - 40 Pendidikan Terakhir D3 S1 S1, S2 Lama Bekerja 1 - 5 thn 1 - 5 thn 1-5 thn, 6 10 thn Kursus Komputer & Bhs. Inggris Komputer, Desain Grafis, Multimedia & Bhs. Inggris Komputer & Bhs. Inggris Hobi Mend. Musik Mend. Musik & Membaca Mend. Musik, Travelling & Membaca

Kategori Tinggi Rendah

Jabatan Ass. Produksi, Tim Kreatif, Lain-lain -

Jenis Kelamin L/P -

Usia 21-30, 31-40 -

Pendidikan Terakhir D3, S1,S2 -

Lama Bekerja 1-5 thn, 610 thn -

Kursus Komputer, Desain Grafis, Multimedia & Bhs. Inggris -

Hobi Mend. Musik Membaca

68

Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa data penunjang jabatan saling berkaitan dengan data penunjang lainnya seperti jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, lama bekerja, kursus dan hobi. C. Dimensi Kreativitas yang Dominan Penelitian ini menggunakan dua dimensi kreativitas menurut Guilford yang terdiri dari : dimensi kognitif dan dimensi afektif. Berdasarkan penghitungan z-score, dimensi yang dominan pada karyawan tim produksi PT. Transformasi Indonesia (Trans TV) yaitu dimensi aspek kognitif. Sebaran dimensi dominan dapat di lihat pada tabel 4.11 berikut : Tabel 4.11 Dimensi Dominan Kreativitas Subjek Terkategorikan Dimensi Kognitif Afektif Total Jumlah 21 16 37 Persentase 56,8% 43,2% 100%

D.

Pembahasan Dari hasil data yang diperoleh tentang kreativitas pada 70 karyawan televisi Trans TV dapat dilihat pada tabel 4.1, diperoleh hasil bahwa 21 subjek (56,8%) memiliki kreativitas tinggi dan 16 subjek (43,2%) memiliki kreativitas rendah. Terlihat jelas bahwa subjek yang memiliki kreativitas tinggi jumlahnya lebih banyak daripada subjek yang memiliki kreativitas rendah. Kreativitas merupakan aspek kemampuan individu, baik secara kognitif maupun afektif. Dengan memiliki kemampuan tersebut, seseorang dapat menuangkan ide-ide kreativitasnya. Karyawan dapat memiliki kemampuan

69

kreativitas yang baik apabila ia dapat mengasah kemampuan yang ada dalam dirinya dan mendapatkan dorongan dari luar untuk lebih mengembangkan kreativitasnya, baik secara tempat, waktu, kesempatan dan kondisi lingkungan. Karyawan yang memiliki kemampuan kreativitas tinggi merupakan karyawan yang memiliki banyak inovasi. Seseorang yang memiliki kreativitas tinggi terlihat dari jumlah ide untuk membuat program acara dan kemampuan mengekspresikan ide-ide tersebut. Beberapa karyawan yang memiliki kreativitas tinggi menyatakan bahwa mereka memiliki imajinasi yang luas (item27), memiliki banyak ide yang bervariasi (item 6) dan dalam membuat program acara, mereka menampilkan program acara yang berbeda dari lainnya (item 10). Sementara itu beberapa karyawan yang memiliki kreativitas rendah menunjukkan bahwa mereka merasa kurang peka terhadap perubahan yang ada (item 24), mereka hanya terpaku pada ide yang sudah ada (item 17) dan mengaku mengalami kesulitan untuk menghasilkan program acara yang berbeda dari orang lain (item 12). Artinya karyawan yang memiliki kreativitas tinggi secara kognitif mampu memberikan kontribusi hasil pemikiran menjadi ide-ide baru dan dapat mengimplementasikannya dengan baik. Disisi lain secara afektif, mereka mampu dan memiliki sensititivitas terhadap perubahan tuntutan lingkungan sehingga dapat memperoleh ide-ide baru untuk dihasilkan. Namun sebaliknya karyawan yang memiliki kreativitas rendah, kurang dapat mengasah kemampuannya untuk menghasilkan ideide yang baru dan kurang mengimplementasikannya dengan baik. Sedangkan secara afektif kurang mampu mengasah nilai-nilai sensitivitas pada dirinya sehingga kurang dapat menghasilkan ide-ide baru.

70

Stasiun televisi Trans TV memiliki creative center yang berfungsi untuk untuk mengasah kreativitas, menggali-ide-ide, mengevaluasi performance dan kreativitasnya seperti dalam menganalisis program yang sedang berjalan. Adanya creative center dapat memberikan kesempatan kepada karyawan untuk menjadi individu yang kreatif. Dengan adanya karyawan yang memiliki kemampuan kreativitas tinggi diharapkan mampu menghasilkan karya atau program acara yang baik sehingga disukai dan diminati oleh masyarakat. Untuk melihat lebih jelas, peneliti akan membahas kategori subjek berdasarkan data penunjang yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, jabatan, kursus dan hobi. Hasil deskripsi statistik tentang gambaran kreativitas berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat hasil tidak jauh berbeda (lihat tabel 4.3), bahwa laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki kreativitas tinggi. Seperti diketahui pada masa sekarang peran gender tidak terlalu dibedakan. Pada masa sekarang ini banyak bidang pekerjaan yang dahulu hanya didominasi oleh laki-laki, kini telah ditekuni oleh kaum perempuan termasuk pekerjaan di tim produksi. Hal itu juga dapat dilihat di stasiun televisi Trans TV dimana perempuan diberikan kesempatan yang sama di bagian produksi untuk menampilkan kreativitasnya. Apabila dilihat secara persentase, menunjukkan bahwa perempuan cenderung memiliki kreativitas tinggi. Hal tersebut juga sesuai dengan pernyataan Hurlock (1980) bahwa sewaktu remaja perempuan lebih banyak diberikan kesempatan untuk berkreasi daripada anak laki-laki. Tugas tugas yang menuntut kreativitas dari segi kepantasan seks dianggap lebih pantas untuk dilakukan oleh wanita daripada pria. Oleh karena itu sebagai wanita

71

muda biasanya mereka cenderung lebih kreatif daripada laki-laki dalam hal apapun, baik dalam pakaian, pengaturan rumah, atau hobi. Hal tersebut senada dengan yang dikatakan oleh Munandar (2004) bahwa pada masa sekarang ini perempuan didorong untuk lebih kreatif dan produktif jika dibandingkan dengan masa lalu. Dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi karyawan yang kreatif bergantung pada lingkungan yang memberikan kesempatan dan dukungan untuk mengembangkan kreativitasnya sehingga dapat menghasilkan karya-karya yang terbaik. Hasil deskripsi statistik tentang gambaran kreativitas pada karyawan berdasarkan usia, diperoleh hasil bahwa secara kategori usia 21-30 tahun maupun 31-40 tahun tidak jauh berbeda (lihat tabel 4.4). Pada usia 21-30 tahun, seperti diketahui pada usia tersebut merupakan masa-masa ingin

mengembangkan potensi diri untuk berkreativitas. Hal ini dapat dilihat dari beberapa karyawan yang menyatakan bahwa mereka tidak ragu untuk mencoba hal-hal yang baru (item 23), mereka mendalami bidang-bidang baru (item21) sehingga mereka dapat memberikan ide yang unik dalam membuat suatu program acara (item8). Hal tersebut juga sesuai dengan pernyataan Hurlock (1980) pada usia 21-30 tahun berada pada masa kreatif, bentuk kreativitas tergantung pada minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan kegiatan yang memberikan kepuasan yang sebesarbesarnya. Penyaluran kreativitas ini melalui hobi, pekerjaan yang

memungkinkan ekspresi kreativitas. Minat kegiatan yang kreatif mulai pada usia dua puluh tahun. Artinya pada rentang usia tersebut karyawan berada pada masa-masa produktif untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kreativitas

72

dalam menghasilkan karya-karya terbaiknya. Apabila dilihat secara persentase menunjukkan bahwa pada usia 31-40 tahun cenderung memiliki kreativitas tinggi. Pada usia ini mereka sudah mendapatkan pengalaman sebelumnya sehingga mempengaruhi juga cara berfikir mereka. Pada masa ini pula merupakan seseorang berusaha mencapai aktualisasi diri dalam bentuk berkreativitas. Hal ini dapat terlihat dari beberapa pernyataan mereka yaitu dapat berfikir cepat dalam menentukan program acara (item 2) dan mereka merasa mampu mengembangkan ide dengan menarik (item 12). Hal ini sesuai dengan pernyataan (Dennis, 1966; Ehman, 1960 di dalam Santrock, 2002) bahwa pada usia tersebut menunjukan puncak dari kreativitas, dan hampir 80% sumbangan kreatif terpenting diselesaikan pada usia dibawah 50 tahun. Hasil deskripsi statistik tentang gambaran kreativitas pada karyawan berdasarkan pendidikan terakhir, diperoleh hasil bahwa secara kategori pada pendidikan terakhir D3 dan S1 tidak jauh berbeda (lihat tabel 4.5), yaitu memiliki kreativitas tinggi. Diketahui bahwa latar belakang pendidikan tinggi memiliki pengaruh dalam memupuk kreativitas seseorang (metrotvnews.com). Namun pada penelitian ini terdapat subjek yang berlatar pendidikan terakhir S2 memiliki kreativitas rendah. Diketahui dari hasil wawancara bahwa karyawan (S2) tersebut memang berada di tim produksi tetapi pekerjaannya di bagian unit sponsorship. Subyek tidak terjun langsung dalam mengonsep, merinci dan membuat program acara sehingga tidak terlatih untuk menuangkan ide-ide kreativitasnya. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan bahwa ia sering merasa tidak mampu untuk mencetuskan ide (item 4) dan ia merasa kesulitan untuk

73

merinci program acara (item 15). Artinya subjek memang berada di bagian yang bukan di bidangnya yaitu membuat dan memproduksi program acara, hanya sebatas mencari dan mengkoordinasikan para sponsor. Apabila dilihat secara persentase antara kelompok menunjukkan bahwa pendidikan terakhir D3 lebih banyak yang memiliki kreativitas tinggi. Dari hasil wawancara diperoleh hasil bahwa latar belakang pendidikan dan keterampilan mereka sesuai dengan bidang pekerjaan yang ditekuninya saat ini, sehingga memudahkannya untuk memenuhi tuntutan pekerjaannya di tim produksi. Hasil deskripsi statistik tentang gambaran kreativitas pada karyawan berdasarkan jabatan diperoleh hasil yang tidak jauh berbeda (lihat tabel 4.6), pada jabatan asisten produksi, tim kreatif, dan lain-lain memiliki kreativitas tinggi. Diketahui bahwa jabatan tim kreatif dan asisten produksi saling keterkaitan dan dituntut untuk bekerjasama, sehingga keterkaitan kerjasama mereka merupakan penentu suksesnya sebuah program acara. Mereka tetap harus up to date terhadap sesuatu hal yang baru dan menarik untuk dihasilkan ke dalam program acara dan juga mengontrol jalannya acara. Hal itu dapat dilihat dari pernyataan bahwa mereka mampu menghasilkan program program acara yang baru (item 9). Dengan demikian tuntutan untuk berkreativitas antara tim kreatif dan asisten produksi juga tidak jauh berbeda. Apabila dilihat dari persentase kelompok menunjukkan bahwa jabatan asisten produksi memiliki kreativitas yang tinggi. Diketahui jabatan ini memang dituntut lebih kreatif baik secara teknis maupun non teknis. Secara

74

teknis jabatan asisten produksi terlibat dalam mempersiapkan bahan dari awal proses sebelum produksi hingga selesai produksi seperti mengontrol jalannya acara. Hal ini juga dapat dilihat dari pernyataan bahwa mereka mampu mengamati perubahan dalam setiap program acara (item 22). Sementara itu secara non teknis mereka harus membantu memberikan dan merealisasikan ide. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan bahwa mereka mampu memberikan ide yang unik dalam membuat suatu program acara (item 8). Dengan kata lain jabatan sebagai asisten produksi memang harus memiliki kemampuan dan keahlian baik akan segi teknis maupun non teknis. Deskripsi statistik tentang gambaran kreativitas pada karyawan

berdasarkan lama bekerja, dapat dilihat hasil tidak jauh berbeda (lihat tabel 4.7), bahwa pada masa kerja 1-5 tahun dan 6-10 tahun memiliki kategori kreativitas tinggi. Dimana pada masa kerja tersebut sedang mengembangkan dan mengoptimalkan kreativitasnya. Apabila dilihat secara persentase masa kerja 6-10 tahun cenderung kreatif dibandingkan dengan subjek yang lama bekerjanya hanya baru 1-5 tahun. Hal ini dapat dijelaskan dengan adanya hubungan pada data penunjang statistik usia, karena subyek dengan masa kerja 1-5 tahun berada pada usia 21-30 tahun, dimana masa-masa minat kreatif sedang berkembang. Sedangkan subyek dengan masa kerja 6-10 tahun berada pada usia 31-40 tahun yang merupakan masa-masa puncak dari kreativitas seseorang dan adanya pengalaman yang mereka miliki. Hasil deskripsi statistik tentang gambaran kreativitas pada karyawan terdapat empat kursus yaitu kursus komputer, bahasa inggris, desain grafis dan multimedia. Keempat kursus ini memang saling berkaitan karena dengan

75

tuntutan pekerjaan yang mereka jalani harus memiliki kemampuan dan keterampilan tersebut. Pada kursus komputer, yaitu mempelajari aplikasiaplikasi dalam menggunakan perangkat komputer. Apabila multimedia yaitu mempelajari penggabungan berupa audio (suara,musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar. Akan tetapi yang menarik bahwa dari hasil statistik diperoleh hasil, bahwa yang mengikuti kursus komputer banyak yang memiliki kreativitas tinggi. Dimana dengan mengikuti kursus komputer karyawan dapat memiliki keahlian dan keterampilan dalam mengoperasikan komputer secara umum. Dengan perkembangan teknologi informasi akhirakhir ini dimana sumber-sumber informasi sebagai bahan insight untuk memperoleh ide kreatif dalam pembuatan program acara, lebih cepat didapat melalui media internet. Agar bisa memperoleh informasi cepat melalui media internet, terlebih dahulu karyawan harus memiliki kemampuan dalam bidang komputer untuk mendukung bahan insight, karena mayoritas hal yang berhubungan dengan media internet memerlukan kemampuan dalam menggunakan komputer. Pada penelitian ini karyawan yang mengikuti kursus multimedia masuk pada kategori kreativitas rendah. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa kursus multimedia lebih bersifat monoton pada hal-hal yang bersifat teknis, namun kurang mengasah kemampuan dalam hal sensitivitas terhadap informasi di lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan subjek bahwa merasa kurang peka terhadap perubahan yang ada (item 24). Artinya karyawan tersebut menjadi kurang mampu mengembangkan nilai-nilai sensitivitas dalam dirinya.

76

Apabila dari persentase kelompok menunjukkan bahwa karyawan yang pernah mengikuti kursus desain grafis memiliki kreativitas tinggi. Dari hasil wawancara diketahui bahwa kemampuan dan keterampilan desain grafis memang sangat dibutuhkan didalam dunia pertelevisian karena dapat menunjang dalam pembuatan program acara menjadi lebih menarik melalui visualisasi/gambar. Deskripsi statistik tentang gambaran kreativitas pada karyawan

berdasarkan hobi, diperoleh hasil bahwa subyek dengan hobi untuk mendengarkan musik memiliki kreativitas tinggi dibandingkan karyawan dengan hobi membaca. Sementara itu karyawan dengan hobi travelling berada pada kreativitas tinggi maupun rendah dengan jumlah yang seimbang. Dengan mendengarkan musik dapat menambah informasi dan wawasan sehingga dapat memperoleh ide-ide dan dapat mengekpresikan ide-idenya. Musik dapat memberi impresi kelegaan; impresi kelegaan ini mendorong munculnya kesan kebebasan, kesan kebebasan mendorong seseorang untuk lebih berani mengambil keputusan, keberanian mengambil keputusan memancing

tumbuhnya kreativitas dan kreativitas membuka peluang seseorang untuk tampil seolah-olah lebih cerdas (Nurmayati, 2004). Deskripsi pada hubungan data penunjang dapat dilihat bahwa data penunjang jabatan, jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, lama bekerja ,kursus dan hobi saling berkaitan sehingga hal ini menunjukkan adanya hubungan antara setiap data penunjang. Dengan begitu, dapat dilihat dari (tabel 4.10) ketiga jabatan yang ada didata penunjang menunjukkan bahwa sama-sama memiliki kecenderungan kreativitas tinggi. Oleh karena itu, dapat

77

diketahui karyawan dengan jabatan-jabatan tersebut dapat mendukung dan menghasilkan kreativitas yang menarik ke dalam bentuk program acara. Pada analisa Z-score terhadap skala kreativitas yang terdiri dari dimensi aspek kognitif dan aspek afektif. Bahwa dimensi dominan dari kreativitas adalah aspek kognitif. Hal ini dapat dikatakan bahwa aspek kognitif adalah hal yang berpengaruh terhadap cara berfikir subjek untuk mencetuskan dan memberikan kontribusi hasil pemikiran yang sesuai dengan keterampilan dan pengalaman yang mereka miliki. Hal ini menurut Groome et.al 1999 (dalam Jarvis. M, 2000) berfikir meliputi beragam aktivitas mental seperti memikirkan gagasan, mendapatkan ide-ide baru, membuat teori,

memperdebatkan sesuatu, membuat keputusan, dan memecahkan masalah. Artinya untuk menciptakan program acara, seorang karyawan tim produksi harus memiliki kemampuan kognitif dengan ide-ide yang unik, menarik dan cemerlang.

78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Dari hasil penelitian untuk melihat kreativitas Karyawan Televisi Tim Produksi PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) di Jakarta, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Karyawan yang memiliki kreativitas tinggi (56,8%) lebih banyak

dibandingkan dengan karyawan yang memiliki kreativitas rendah (43,2%). 2. Berdasarkan data penunjang didapat data bahwa karyawan yang

memiliki kreativitas tinggi lebih banyak pada karyawan berjenis kelamin perempuan. Mayoritas usia dengan kreativitas tinggi adalah pada usia 3140 tahun. Latar pendidikan terakhir dengan kreativitas tinggi adalah D3. Jabatan sebagai asisten produksi adalah yang memiliki kreativitas tinggi terbanyak. Pada data lama bekerja, yang terbanyak adalah pada masa kerja 6-10 tahun. Pernah mengikuti kursus desain grafis dan memiliki hobi mendengarkan musik juga memiliki data subyek dengan kreativitas tinggi.

79

3.

Dimensi kognitif (56,8%) lebih dominan dari dimensi afektif 78 Teoritis

(43,2%). B. Saran 1.

Dapat mengasah dan mengembangkan kreativitas didunia kerja dan dapat melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan kreativitas di lingkungan pekerjaan dan dapat dibahas secara lebih mendalam. 2.
a.

Praktis Mempertahankan kreativitas Untuk mempertahankan kreativitas, dalam bekerja karyawan tetap diberikan kebebasan mencari ide ide yang kreatif sehingga tetap menghasilkan karya-karya yang baik dan menarik.

b.

Meningkatkan kreativitas Untuk meningkatkan kreativitas, karyawan dapat diberikan pelatihan untuk mengasah kemampuan sensitivitas dalam dirinya sehingga menjadi pribadi yang kreatif dan dapat menghasilkan karya yang baik dan menarik.

80

DAFTAR PUSTAKA
Anik, Pamilu. 2007. Mengembangkan Kreativitas Dan Kecerdasan Anak. Jakarta : Buku kita Azwar, Syaifuddin. 2004. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Csikzentmihalyi. M. 1996. Creativity. New York : Harper Collins Publisher Hurlock. Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT Erlangga Hurlock. Elizabeth B. 2004. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT Erlangga Hurlock. Elizabeth B. 2005. Psikologi Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta : PT Erlangga Ghufron,M. Nur & Rini Risnawati,S. 2010. Teori Teori Psikologi. Cetakan pertama. Jakarta : AR Ruzz Media Group Guilford, J.P & Fruchter, Benjamin. 1981. Fundamental Statistics in Psychology and Education (6th ed.). Singapore: McGraw Hill Book Co. Highlight Trans TV. Jakarta : PT Transformasi Indonesia (Trans TV) L.W. Fernald, Jr. 1989. A New Tren : Creativity and Innovative Corpora Environments, Journal of Creative Behavior. Vol 23 no 3.halaman 208-213 Munandar, S.C.U. 1999. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Nurhalim. Shahib. 2003. Pembinaan Kreativitas Menuju Era Global. Bandung : PT Alumni Novaliant. Andika. 2008. Tugas dan Tanggung jawab Penata Artistik dalam Project Drama TV Tugas Akhir The Movie 2. Laporan Tugas Praktek. Fak. Ilmu Komunikasi Universitas Indonusa Esa Unggul Papalia, D.E., Olds, S.W., Feldman, R.D. 2003. Human Development (9th ed.). New York: McGraw-Hill Companies, Inc. R.A Hawadi. 2001. Kreativitas. Jakarta : PT Gramedia Rahmat. Jalaluddin. 2001. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung : PT

81

Remaja Rusdakarya Offset Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : PT Alfabeta Supriadi Dedi. 1997. Kreativitas, Kebudayaan, dan Pengembangan Iptek. Bandung : PT Alfabeta Yulianto, Aries. 2005. Diktat Pengantar Psikometri. Jakarta. Website : http://achmadmuchtar.blogspot.com/2010/01/trans-tv-televisi-no1-indonesia.html http://asiablogging.com/ http://code-name-djjal.blogspot.com/ http://id.wikipedia.org/wiki). http://mymediablogs.com/indonesia/Trans TV Siap Berkibar Lagi di Tahun 2008 ~ Blog Archive ~ IndoMedia Blog (Asia Blogging Network).htm http://www.swa.co.id/ http://shotncut.blogspot.com/2009/06/produksi-siaran-televisi.html http://www.forumbebas.com/index.php \Fakta menarik soal trans TV.htm www.mailarchive.com http://del.icio.us/post? url=http://www1.transtv.co.id/frontend/news/view/newsflash/13&title=TRANS %20TV%20Mendominasi%20Panasonic%20Award%202009

82

LAMPIRAN A
Validitas dan Reliabilitas Skala Kreativitas

83

Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,914 N of Items 37

Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted 197,63 197,97 198,37 197,20 197,90 197,87 197,90 197,60 197,53 198,00 197,73 197,80 197,77 197,73 198,20 197,60 197,80 197,80 198,53 197,60 197,77 197,70 197,33 197,70 197,83 197,77 198,13 198,03 197,53 197,50 197,60 197,37 197,63 197,97 Scale Variance if Item Deleted 146,171 146,240 149,137 147,131 150,369 143,085 138,162 148,731 149,085 149,517 148,616 148,028 145,702 146,133 147,062 147,766 149,338 145,131 147,430 145,214 147,633 150,838 148,092 144,079 149,109 145,426 147,706 146,930 145,637 147,569 148,455 141,895 148,930 146,585 Corrected Item-Total Correlation ,457 ,375 ,196 ,352 ,130 ,548 ,741 ,152 ,203 ,131 ,221 ,401 ,294 ,489 ,313 ,261 ,198 ,503 ,345 ,449 ,323 ,070 ,279 ,629 ,203 ,446 ,240 ,277 ,500 ,247 ,373 ,718 ,362 ,400 Cronbach's Alpha if Item Deleted ,895 ,896 ,898 ,896 ,898 ,894 ,890 ,899 ,897 ,898 ,897 ,896 ,897 ,895 ,896 ,897 ,897 ,894 ,896 ,895 ,896 ,898 ,897 ,893 ,897 ,895 ,897 ,897 ,895 ,897 ,896 ,892 ,896 ,896 N Status

VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Valid Valid Gugur Valid Gugur Valid Valid Gugur Gugur Gugur Gugur Valid Gugur Valid Valid Gugur Gugur Valid Valid Valid Valid Gugur Gugur Valid Gugur Valid Gugur Gugur Valid Gugur Valid Valid Valid Valid

84

VAR00035 VAR00036 VAR00037 VAR00038 VAR00039 VAR00040 VAR00041 VAR00042 VAR00043 VAR00044 VAR00045 VAR00046 VAR00047 VAR00048 VAR00049 VAR00050 VAR00051 VAR00052 VAR00053 VAR00054 VAR00055 VAR00056 VAR00057 VAR00058 VAR00059 VAR00060 VAR00061 VAR00062 VAR00063 VAR00064 VAR00065 VAR00066 VAR00067 VAR00068

197,80 198,10 197,90 197,90 197,67 197,63 197,70 197,80 197,43 197,70 197,43 197,80 197,77 197,80 197,70 197,83 197,73 198,37 197,67 197,67 198,67 197,67 197,63 198,80 198,03 197,20 197,30 197,50 197,90 197,80 197,83 197,73 197,67 197,60

145,614 145,610 150,162 145,266 149,195 147,275 149,390 149,269 146,392 150,010 145,909 146,924 146,530 148,303 147,528 149,040 150,754 147,964 148,299 144,230 151,954 150,782 149,757 155,821 151,413 144,097 145,528 145,707 147,128 152,579 147,799 147,168 148,299 142,386

,464 ,351 ,119 ,428 ,211 ,438 ,213 ,260 ,453 ,152 ,379 ,421 ,363 ,293 ,332 ,209 ,139 ,295 ,543 ,675 -,040 ,090 ,183 -,465 -,007 ,605 ,428 ,473 ,335 -,110 ,272 ,490 ,543 ,596

,895 ,896 ,898 ,895 ,897 ,895 ,897 ,897 ,895 ,898 ,896 ,895 ,896 ,897 ,896 ,897 ,898 ,897 ,896 ,893 ,900 ,898 ,897 ,902 ,901 ,894 ,895 ,895 ,896 ,899 ,897 ,895 ,896 ,893

30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Valid Valid Gugur Valid Gugur Valid Gugur Gugur Valid Gugur Valid Valid Valid Gugur Valid Gugur Gugur Gugur Valid Valid Gugur Gugur Gugur Gugur Gugur Valid Valid Valid Valid Gugur Gugur Valid Valid Valid

85

L AMPIRAN B Analisis Data

86

Descriptive Statistics Statistics Kreativitas N Mean Std. Error of Mean Median Std. Deviation Variance Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Range Minimum Maximum Percentiles 27 73 Valid Missing 70 0 111,0571 ,75508 111,0000 6,31741 39,910 ,253 ,287 6,191 ,566 49,00 85,00 134,00 109,0000 112,0000

87

Histogram

40

30

Frequency

20

10

0 80.00 90.00 100.00 110.00 120.00 130.00 140.00

Mean =111.06 Std. Dev. =6.317 N =70

Kreativitas

Frequencies
Jenis Kelamin

Frequency Valid Laki-laki Perempuan Total 34 36 70

Percent 48.6 51.4 100.0

Valid Percent 48.6 51.4 100.0

Cumulative Percent 48.6 100.0

Jenis Kelamin * kategori kreativitas Crosstabulation

Kreativitas

Jenis Kelamin

Total

88

Laki - laki Rendah Sedang Tinggi Total 11 9 14 34

Perempua n 5 24 7 36 16 33 21 70

Frequencies
Usia Cumulative Percent 90.0 100.0

Frequency Valid 21-30 31-40 Total 63 7 70

Percent 90.0 10.0 100.0

Valid Percent 90.0 10.0 100.0

Usia* kategori kreativitasCrosstabulation

Kreativita s Rendah Sedang Tinggi Total

Usia 21 - 30 14 32 17 63 31 40 2 1 4 7

Total 16 33 21 70

Frequencies
Pend.Terakhir Cumulative Percent 8.6 97.1 100.0

Valid

D3 S1 S2 Total

Frequency 6 62 2 70

Percent 8.6 88.6 2.9 100.0

Valid Percent 8.6 88.6 2.9 100.0

Pend.Terakhir * kategori Kreativitas Crosstabulation


Kreativit Pendidikan Terakhir Total

89

as Rendah Sedang Tinggi Total

D3 2 1 3 6

S1 13 31 18 62

S2 1 1 0 2 16 33 21 70

Frequencies
Jabatan Cumulative Percent 1.4 8.6 87.1 100.0

Valid

Producer Asisten produksi Tim Kreatif Lain-lain Total

Frequency 1 5 55 9 70

Percent 1.4 7.1 78.6 12.9 100.0

Valid Percent 1.4 7.1 78.6 12.9 100.0

Jabatan * kategori kreativitas Crosstabulation

Kreativit as Rendah Sedang Tinggi Total

Produs er 0 1 0 1

Jabatan Ass.Produk Tim si Kreatif 2 0 3 5 12 29 14 55

Lain lain 2 3 4 9

Total 16 33 21 70

Frequencies
Lm.Bekerja

Frequency Valid 1-5 6-10 Total 64 6 70

Percent 91.4 8.6 100.0

Valid Percent 91.4 8.6 100.0

Cumulative Percent 91.4 100.0

Lm. bekerja * kategori kreativitas Crosstabulation

90

Kreativita s Rendah Sedang Tinggi Total

Lama Bekerja 1 -5 6 - 10 thn thn 15 32 17 64 1 1 4 6

Total 16 33 21 70

Frequencies
Kursus Cumulative Percent 77.1 81.4 82.9 100.0

Valid

Komputer Desain Grafis Multimedia Lain-lain Total

Frequency 54 3 1 12 70

Percent 77.1 4.3 1.4 17.1 100.0

Valid Percent 77.1 4.3 1.4 17.1 100.0

Kursus * kategori kreativitas Crosstabulation

Kreativit as Rendah Sedang Tinggi Total

Komput er 12 27 15 54

Kursus Desain Multimed Grafis ia 0 1 2 0 1 0 3 1

Bahasa Inggris 3 4 5 12

Total 16 33 21 70

Frequencies
Hobi Frequency 19 38 13 70 Percent 27.1 54.3 18.6 100.0 Valid Percent 27.1 54.3 18.6 100.0 Cumulative Percent 27.1 81.4 100.0

Valid

Membaca Mendengarkan Musik Travelling Total

Hobi * kategori kreativitas Crosstabulation

Kreativit as

Travelli

Hobi Mend.Mus

Total Memba

91

ng Rendah Sedang Tinggi Total 6 8 5 19

ik 7 18 13 38

ca 3 7 3 13 16 33 21 70

Z Score

Kognit if 60 52 71 51 58 54 72 57 56 59 61 61 62 55 60 56 64 56 43 57 61 57 54 59 60 60 65 59 57 55 62 62 60 59 57 58

Afekt if 59 55 63 50 59 58 57 48 52 53 54 58 60 52 61 50 61 49 42 48 56 49 51 55 53 53 54 53 50 52 52 52 53 53 51 50

Zkogniti f 0,28883 1,29438 2,46574 1,49228 0,10697 0,89858 2,66365 0,30488 0,50278

Zafektif 1,27515 0,37217 2,17812 0,75655 1,27515 1,0494

Nilai Kognitif 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

Nilai Afektif 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0

92

0,82366 1,20803 0,30506 0,09093 0,07932 0,48673 0,14643 0,48673 1,0494 0,68463 1,50089 0,70068 0,30506 0,28883 1,72664 0,50278 0,75655 1,08043 1,72664 0,50278 0,98229 -2,5625 3,07549 0,30488 1,20803 0,48673 0,59792 0,30488 0,98229 -0,5308 0,89858 0,09093 0,37217 0,28883 0,07932 0,28883 0,07932 1,27834 0,14643 0,09093 0,07932 0,30488 0,75655 0,70068 0,30506 0,68463 0,30506 0,68463 0,30506 0,28883 0,07932 0,09093 0,07932 -0,5308 0,30488 0,10697 0,75655

93

94

LAMPIRAN C SKALA KREATIVITAS

95

Selamat pagi/siang/sore/malam,
Saya adalah mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul yang sedang melakukan penelitian tentang Kreativitas karyawan televisi tim produksi PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) di Jakarta sebagai tugas akhir guna menyelesaikan studi saya di Fakultas Psikologi. Sehubungan dengan itu, saya meminta kesediaan Anda untuk membantu penelitian saya dengan cara mengisi kuesioner terlampir. Perlu saya jelaskan bahwa data-data yang terkumpul hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Tidak ada jawaban benar-salah dalam pengisian kuesioner ini. Untuk itu, silahkan Anda mengisi seluruh pertanyaan sesuai dengan apa yang ada pada diri Anda. Saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan Anda meluangkan waktu untuk membantu penelitian ini.

Hormat saya,

Siti Alia Fitriati

96

PETUNJUK PENGISIAN
Di bawah ini terdapat sejumlah pernyataan yang menggambarkan keadaan pribadi Anda. Setiap pilihan jawaban yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya dan tidak ada jawaban yang benar atau salah. Oleh karena itu, berusahalah menilai diri Anda sendiri se objektif mungkin dan berikanlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda. Dari Sangat Tidak Sesuai sampai Sangat Sesuai. Semakin ke kanan Anda mengisi, artinya semakin sesuai pernyataan tersebut dengan Anda, dan sebaliknya, semakin ke kiri maka semakin tidak sesuai pernyataan tersebut dengan Anda. Dibawah ini terdapat penjelasan dalam menjawab. STS TS S SS : Sangat Tidak Sesuai : Tidak Sesuai : Sesuai : Sangat Sesuai

Yang perlu Anda lakukan adalah memberi tanda silang (X) pada kotak pilihan jawaban yang tersedia. Agar lebih jelasnya perhatikan contoh berikut. Pernyataan : Saya adalah orang yang kreatif Jika pernyataan tersebut sangat sesuai dengan anda maka silanglah pada kotak tersebut

STS TS S SS

APABILA SUDAH JELAS, SILAHKAN ISI KOTAK YANG TERSEDIA dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu kotak yang sesuai dengan yang Anda

97

rasakan untuk setiap nomor pernyataan.

Data Pribadi
Berilah tanda cek ( ) pada jawaban yang Anda pilih:
Jenis kelamin Usia Pendidikan Terakhir Jabatan :L : : D3 :

S1 S2 Asisten Produksi Lain-lain...........

Producer Tim Kreatif

Lama Bekerja Kursus yang pernah diikuti

: : Komputer

Desain Grafis Lain-lain........... Membaca

Multimedia
Hobi :

Melukis

Mendengarkan Musik Lain-lain...........

98

Berilah tanda silang ( X ) pada kotak yang telah disediakan sesuai dengan jawaban Anda seperti contoh sebelumnya. Pernyataan : 1. Ketika diminta untuk memberikan ide / gagasan, saya dengan mudah bisa memberikannya. STS TS S SS 2. Saya berfikir dengan cepat dalam menentukan program acara. STS TS S SS 3. Saya penyumbang banyak ide saat diskusi. STS TS S SS 4. Saya sering merasa tidak mampu untuk mencetuskan ide STS TS S SS 5. Saya cenderung memiliki banyak pertimbangan dalam memberikan ide. STS TS S SS 6. Dalam membuat program acara, saya memiliki banyak ide yang bervariasi. STS TS S SS
7. Ide program acara yang saya berikan dinilai atasan kurang up to date.

STS TS S SS 8. Saya memberikan ide yang unik dalam membuat suatu program acara. STS TS S SS 9. Saya selalu menghasilkan program-program acara yang baru. STS TS S SS 10. Dalam membuat program acara saya menampilkan program acara yang berbeda dari lainnya. STS TS S SS 11. Ide saya sering sama dengan orang lain. STS TS S SS 12. Saya mengalami kesulitan untuk menghasilkan program acara yang berbeda

99

dari orang lain. STS TS S SS 13. Saya dapat mengembangkan ide dengan menarik. STS TS S SS 14. Saya menyajikan tampilan program acara penuh dengan warna warni. STS TS S SS

15. Kesulitan bagi saya untuk merinci program acara. STS TS S SS 16. Saya susah untuk mengembangkan program acara. STS TS S SS 17. Saya hanya terpaku pada ide yang sudah ada. STS TS S SS 18. Saya dapat mengambil keputusan secara bijaksana STS TS S SS 19. setiap membuat perencanaan saya sangat terperinci. STS TS S SS 20. Saya kesulitan dalam pengambilan keputusan. STS TS S SS 21. Saya akan mempertahankan pendapat saya walaupun akan dikritik oleh orang lain. STS TS S SS 22. Saya selalu mengamati perubahan dalam setiap program acara STS TS S SS 23. Saya ragu untuk mencoba hal hal yang baru. STS TS S SS 24. Saya kurang peka terhadap perubahan yang ada. STS TS S SS

100

25. Saya memiliki imajinasi yang luas. STS TS S SS 26. Saya kesulitan dalam pengambilan keputusan. STS TS S SS 27. Saya merasa tertantang untuk mengerjakan pekerjaan yang sulit. STS TS S SS 28. Saya kurang dapat membayangkan hal-hal yang belum pernah ada. STS TS S SS 29. Saya merasa tertantang untuk mengerjakan pekerjaan yang sulit. STS TS S SS 30. Saya selalu mencoba untuk mencapai keberhasilan. STS TS S SS 31. Saya merasa kesal dengan pekerjaan yang saya lakukan. 32. Saya akan mempertahankan pendapat STS TS S SS saya walaupun akan dikritik oleh orang lain. STS TS S SS 33. Saya mudah dipengaruhi oleh orang lain. STS TS S SS 34. Saya takut akan kegagalan. STS TS S SS 35. Saya selalu menggunakan kesempatan yang diberikan kepada saya. STS TS S SS 36. Saya bisa menerima keadaan diri saya seperti apa adanya. STS TS S SS 37. Menurut saya pendapat orang lain bukanlah hal yang penting. STS TS S SS

101

Anda mungkin juga menyukai