Anda di halaman 1dari 20

Implementasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di Usaha Kecil Menengah Pedagang Besar Koran Kelurahan Gaga - Kecamatan

Larangan Kota Tangerang

Laporan Survei Perusahaan

Wendri Wildiartoni Pattiawira 0906494744

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM PASCASARJANA KEDOKTERAN OKUPASI JAKARTA SEPTEMBER 2009

KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan survey perusahaan ini. Penulisan laporan survey perusahaan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh nilai akhir mata kuliah Prinsip-prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Program Pascasarjana Kedokteran Okupasi Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan laporan survey perusahaan ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada : (1) Pihak usaha kecil dan menengah pedagang besar koran yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh informasi yang saya perlukan; (2) Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan material dan moral; dan (3) Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan laporan survey perusahaan ini. Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan survey perusahaan ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu Jakarta Pusat, September 2009 Penulis

Universitas Indonesia

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...........................................................................................i

Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dengan jumlah penduduk yang padat yaitu lebih dari 200 juta penduduk. Menurut data BPS tahun 2000, jumlah usia kerja di Indonesia adalah sebesar 126.417.742 jiwa, yang berarti sekitar lebih dari 60% jumlah penduduk di Indonesia merupakan pekerja. Pekerja di Indonesia tersebar di beberapa sektor pekerjaan. Menurut jenis industrinya yang dibagi berdasarkan modal kerjanya, pekerja di Indonesia dikelompokkan bekerja di industri besar, industri menengah dan industri kecil. Industri kecil dengan teknologi yang sederhana dan dengan modal yang terbatas merupakan industri yang banyak bekerja di sektor informal. Menurut data BPS tahun 2005, pekerja di sektor informal berjumlah sekitar 68% dari total pekerja. Pekerja di sektor informal termasuk dalam kelompok underserved working population yaitu kelompok yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan kerja seperti yang diharapkan. Padahal sebagian besar pekerja di sektor informal memiliki lingkungan kerja yang tidak sehat, waktu kerja yang panjang, stress kerja, pendapatan yang rendah serta keamanan kerja yang tidak cukup. Untuk meningkatkan kesehatan kerja, khususnya dalam sektor informal, Departemen Kesehatan berkewajiban memberikan pembinaan kesehatan masyarakat kerja sector informal melalui pendekatan upaya kesehatan kerja. Upaya kesehatan kerja merupakan suatu upaya penyerasian kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja sehingga setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membehayakan dirinya sendiri dan lngkungan kerjanya sehingga dapat tercapai produktivitas kerja yang maksimal. Kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja merupakan tiga komponen yang saling berkaitan yang menentukan kesehatan kerja seseorang. Dengan kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja
Universitas Indonesia

serta kemampuan fisik yang baik, seorang pekerja dapat bekerja dengan baik pula. Beban kerja yang meliputi beban kerja fisik maupun mental. Akibat beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang lemah, seorang pekerja dapat menderita gangguan atau penyakit akibat kerja. Sedangkan kondisi lingkungan kerja (debu, zat kimia, panas dan sebagainya) merupakan beban tambahan sendiri bagi pekerja. Beban tambahan tersebut baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama dapat menimbulkan gangguan atau penyakit akibat kerja. Dalam tulisan ini akan diuraikan mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat menjadi resiko keselamatan dan kesehatan yang bisa muncul bagi pekerja di sektor informal serta aplikasi keselamatan dan kesehatan kerja di sektor informal. Pada tulisan ini sektor informal yang dikunjungi dan dinilai adalah usaha kecil menengah pedagang besar koran yang terletak di daerah Larangan, Tangerang. 1.2.Tujuan 1.2.1. Tujuan Umum Mengetahui kinerja program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) serta bahaya potensial yang berdampak pada kesehatan pekerja usaha kecil menengah pedagang besar koran.

1.3.2. Tujuan Khusus


1. Mengindentifikasi faktor-faktor risiko terhadap kesehatan dan keselamatan kerja pada setiap alur kerja usaha kecil menengah pedagang besar koran. 2. Mengetahui upaya pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja usaha kecil menengah pedagang besar koran. 3. Mengidentifikasi masalah kesehatan kerja yang ada pada pekerja usaha kecil menengah pedagang besar koran. 4. Mengetahui usaha-usaha yang telah dilakukan oleh pemilik usaha dalam mengatasi masalah kesehatan kerja pada pekerja usaha kecil menengah pedagang besar koran.

Universitas Indonesia

5. Memberikan saran terhadap pemilik usaha untuk pencegahan dan pengendalian salah satu penyakit akibat kerja yang dapat terjadi di usaha kecil menengah pedagang besar koran. 1.3. Manfaat 1.3..1. Manfaat bagi mahasiswa pascasarjana kedokteran okupasi 1. Memahami pelaksanaan walk through survey dalam mengidentifikasi bahaya potensial yang dapat terjadi di usaha kecil menengah serta upaya pencegahan yang telah dilakukan. 2. Mengidentifikasi bahaya potensial yang dapat ditemukan di lingkungan kerja khususnya bahaya potensial kesehatan dan keselamatan kerja. 3. Mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan akibat bahaya potensial kesehatan dan keselamatan kerja. 1.3.2. Manfaat bagi pemilik usaha 1. Mendapat masukan yang dapat dimanfaatkan mengenai bahaya potensial kesehatan dan keselamatan kerja yang ditemukan di lingkungan kerja. 2. Mengetahui efektivitas upaya program pencegahan bahaya potensial kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah dilakukan. 3. Memperoleh masukan mengenai upaya pencegahan lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas program pencegahan bahaya potensial kesehatan dan keselamatan kerja

Universitas Indonesia

BAB II HASIL KUNJUNGAN PERUSAHAAN 2.1. Profil Perusahaan Jenis usaha Bidang Tahun berdiri Alamat : Informal : Penjualan koran dan majalah : 2004 : Kelurahan Tangerang Jumlah pekerja : 2 (dua) orang penjaga kios koran dan 10 (sepuluh) loper koran (sebagian besar anak-anak usia remaja) Tata Ruang : ruangan berukuran 3x3 M2 yang terdiri dari 1 (satu) bagian, ruang tempat penjualan koran dan majalah yang juga berfungsi sebagai ruang istirahat. Pembagian jam kerja : penjaga kios koran memiliki waktu kerja setiap hari pukul 06.30 s.d. 21.00 WIB dalam 2 (dua) shift; loper koran memiliki waktu kerja setiap hari pukul 06.30 s.d. 10.00 WIB. Gaga, Kecamatan Larangan, Kota

Universitas Indonesia

2.2. Sanitasi Tempat Kerja Kebersihan tempat kerja dilakukan setiap pukul 05.00 WIB dan pukul 20.30 WIB dengan cara menyapu dan mengepel lantai tempat kerja. Tempat kerja tidak memiliki kamar mandi sehingga penjaga kios koran memenuhi kebutuhan BAB/BAK dengan menumpang di rumah pemilik kios koran. Tempat kerja juga tidak memiliki tempat sampah sehingga pembuangan sampah dilakukan dengan cara membawa sampah kering dan atau basah ke rumah pemilik kios koran untuk dibuang.

2.3. Lingkungan Kerja Tempat kerja berada tepat di pinggir jalan raya yang merupakan jalan masuk perumahan dalam kondisi berdebu dan ramai dilewati kendaraan bermotor. Tempat kerja tidak memiliki ventilasi udara dan mengandalkan ventilasi melalui kipas angin dan udara lingkungan diluar tempat kerja. Suhu ruangan di tempat kerja mengikuti suhu udara lingkungan. 2.4. Alur Kerja 1. Mengambil kiriman koran dan atau majalah pada agen.

Universitas Indonesia

Penjaga kios koran berangkat pukul 05.00 WIB dan 12.00 WIB menuju tempat agen untuk mengambil kiriman koran dan atau majalah dengan menggunakan kendaraan angkutan umum, dan kemudian membawa kiriman tersebut ke kios koran. Pekerjaan dilakukan oleh 1 (satu) orang.

2.

Mendistribukan koran dan atau majalah kepada loper koran.

Penjaga kios koran mendistribusikan koran dan atau majalah kepada loper koran pada pagi hari untuk kemudian dijual oleh loper koran melalui rumah ke rumah dengan menggunakan sepeda. Pekerjaan dilakukan oleh rerata 6 (enam) orang. Umumnya para loper koran mengambil dan menyusun koran dan atau majalah yang akan dijual pada posisi jongkok atau duduk bersila di pinggir jalan.

Universitas Indonesia

3. Menjual koran dan atau majalah melalui rumah ke rumah.

Loper koran akan menjual koran dan atau majalah melalui rumah ke rumah dengan menggunakan sepeda. Rerata jumlah koran dan atau majalah yang dibawa oleh loper koran adalah 50 eksemplar pada hari kerja dan 100 eksemplar pada hari libur yang ditaruh pada rangka sepeda. Umumnya para loper koran menjual di perumahan dan rerata jarak yang ditempuh adalah 10 kM. Loper koran umumnya menggunakan topi, kaos oblong, celana pendek dan sepasang sandal jepit saat melakukan pekerjaannya. Sepeda yang dipergunakan oleh loper koran umumnya berukuran kecil (setara untuk anak usia sekolah dasar).

4.

Menjual koran dan atau majalah di kios koran.

Penjaga kios koran menjual koran dan atau majalah di kios koran selama 7 (tujuh) jam secara bergantian dengan posisi berdiri saat melayani pembeli.

5.

Melakukan pembukuan dan administrasi sederhana.

Universitas Indonesia

Melakukan pembukuan dan administrasi sederhana di sela-sela kesibukan kerja. Posisi kerja pada umumnya adalah duduk bersila di lantai.

Universitas Indonesia

2.5. Identifikasi Faktor Risiko di Tempat Kerja Urutan Bahaya potensial Fisik Kimia Biologi Ergonomi kegiatan Mengambil kiriman koran dan atau majalah pada agen Sinar matahari Suhu Bising Getaran Debu Tinta karbon -----

Gangguan kesehatan Psikologi Stresor kemaceta n yang mungkin terjadi Tumor kulit Dehidrasi Gangguan pendengaran Gangguan otot Iritasi saluran nafas Dermatitis kontak Stres akibat kerja Iritasi saluran nafas Dermatitis kontak Gangguan otot

Risiko kecelakaan kerja Kecelakaan lalu lintas Benturan kepala

Mendistribu kan koran dan atau majalah kepada loper koran Menjual koran dan atau majalah melalui rumah ke rumah Menjual koran dan atau majalah di kios koran

Debu

Tinta karbon

---

Posisi bersila Posisi

duduk

---

Kecelakaan lalu lintas

membungkuk

Sinar matahari Suhu Bising Getaran Debu Suhu Bising Debu

---

---

Gerak repetitif Sepeda terlalu kecil

Kerja monoton

Tumor kulit Dehidrasi Gangguan pendengaran Gangguan otot Iritasi saluran nafas

Kecelakaan lalu lintas Luka sobek

Tinta karbon

---

Posisi monoton Ruang sempit

Kerja Target penjualan

Heat cramps Dehidrasi Gangguan pendengaran Iritasi saluran nafas Dermatitis kontak Gangguan otot Stres akibat kerja Gangguan pendengaran Iritasi saluran nafas Dermatitis kontak Gangguan otot dan Universitas Indonesia saraf Stres akibat kerja

Benturan anggota tubuh

gerak monoton

Melakukan pembukuan dan administrasi sederhana

Bising Debu

Tinta pulpen Tip-ex

---

Posisi bersila

duduk Target penjualan

---

Posisi kepala menunduk

2.6. Aplikasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja Pemilik usaha tidak memiliki maupun tidak menerapkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja untuk para pekerjanya. Tidak terdapat kotak P3K pada ruang penjualan koran dan majalah. Biaya pengobatan ditanggung sendiri oleh para pekerja. Tidak diketahui adanya kasus kecelakaan kerja selama usaha tersebut beroperasi.

Universitas Indonesia

BAB III ANALISA HASIL KUNJUNGAN

3.1.

Hasil Daftar Tilik Inspeksi

Upaya kesehatan kerja merupakan keserasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja.
Kapasitas kerja : -

Loper koran tidak pernah memakai alat pelindung diri saat

bekerja karena tidak adanya kesadaran tentang adanya fasilitas tersebut.


-

Ukuran sepeda yang dipergunakan para loper koran terlalu kecil

sehingga dapat menimbulkan risiko kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja. Tidak tersedianya perlengkapan P3K ditempat kerja sehingga

jika terjadi kecelakaan pekerja akan membeli plester sendiri.


Beban kerja : -

Pengambilan koran dan atau majalah di agen penjualan yang

jauh dapat menimbulkan stres akibat kerja.


-

Jarak tempuh para loper koran untuk berjualan yang cukup jauh

sehingga dapat menimbulkan kelelahan.


Beban tambahan di lingkungan kerja :

Universitas Indonesia

Cuaca panas dan terik beserta kebisingan dan pajanan debu ketika para loper koran berjualan dapat menimbulkan kelelahan dan kekurangan cairan tubuh

Tidak adanya ventilasi udara yang memadai pada ruang penjualan Suhu udara yang tinggi beserta kebisingan dan pajanan debu jalanan pada tempat kerja dapat menimbulkan berbagai penyakit akibat faktorfaktor tersebut.

Tempat keluar masuk di ruang penjualan yang terlalu sempit sehingga menimbulkan risiko terjadinya benturan terhadap salah satu anggota tubuh.

3.2. Analisis Hasil Daftar Tilik Inspeksi Secara umum prinsip pelayanan kesehatan okupasi di sektor informal adalah sebagai berikut : 1. Melindungi kesehatan para pekerja dari potensi bahaya pekerjaan (prinsip proteksi dan prevensi) 2. Menyesuaikan pekerjaan dan lingkungan kerja dengan kapasitas para pekerja (prinsip adaptasi) 3. Meningkatkan status kesehatan fisik, mental dan social para pekerja (prinsip promosi kesehatan) 4. Mengurangi dampak dari potensi bahaya pekerjaan, kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan pekerjaan (prinsip kuratif dan rehabilitatif)
Universitas Indonesia

5. Menyediakan pelayanan kesehatan umum di tempat kerja (prinsip pelayanan kesehatan primer umum) Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, upaya kesehatan kerja merupakan upaya untuk menyerasikan antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja.

Universitas Indonesia

a.

Kapasitas kerja
- Mengutamakan keselamatan dan kesehatan pekerja dengan melakukan

pemeriksaan kesehatan di puskesmas terdekat baik dalam keadaan sakit ataupun dalam keadaan sehat. - Menyediakan kotak P3K untuk pertolongan pertama saat kecelakaan. - Menggunakan alat pelindung diri - Pemilihan alat kerja yang sesuai dengan usia pekerja b. Beban kerja
- Mengatur pola jam kerja untuk meminimalisir stress akibat kerja - Jam istirahat diantara waktu kerja untuk para loper koran untuk

pemulihan tenaga setelah bersepeda, kurang lebih 1 1,5 jam.


c. Beban tambahan di lingkungan kerja

- Menggunakan pelindung kepala, masker khusus dan penutup telingan untuk mengurangi risiko terjadinya penyakit akibat kerja
- Melakukan renovasi tempat kerja secara berkala untuk mengurangi

pajanan bahaya potensial pada tempat kerja Melakukan penataan ulang tempat kerja untuk memberikan tempat yang leluasa bagi pekerja untuk bekerja Untuk menghindari kecelakaan kerja pada industri kusen kayu tersebut antara lain : 1. Memeriksa alat sebelum bekerja

Universitas Indonesia

2. Bekerja secara ergonomis 3. Pekerja harus dalam keadaan sehat dan layak kerja 4. Melakukan prosedur kerja yang benar
5. Melakukan pertolongan pertama pada luka ringan, bila tak berhasil langsung

dibawa ke puskesmas atau sarana kesehatan lain terdekat.

Universitas Indonesia

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Untuk meningkatkan kesehatan kerja di sektor informal diperlukan upaya kesehatan kerja yaitu penyesuaian antara kapasitas kerja, beban fisik dan lingkungan.

Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja dan keselamatan kerja pada usaha kecil menengah pedagang besar koran dan majalah antara lain faktor fisik, ergonomi, waktu kerja serta psikososial di lingkungan kerja.

Belum terdapat upaya untuk melakuukan pencegahan terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja pada usaha kecil menengah pedagang besar koran dan majalah.

4.2. Saran Bagi pemilik usaha disarakan untuk melakukan upaya pencegahan terhadap penyakit akibat kerja maupun kecelakaan kerja baik secara mandiri maupun meminta bantuan pada instansi pemerintah. Bagi pemerintah diharapkan lebih memberikan perhatian pada keselamatan dan kesehatan kerja sektor informal.

Universitas Indonesia

DAFTAR REFERENSI 1. Markkanen PK. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Indonesia. International Labour Organization. 2004 2. Tim Riset Stabilitas. Pekerja Informal Kurang Paham Jaminan Sosial. Majalah Manajamen Risiko STABILITAS. 2009. Volume 41 3. Koh D. Jeyaratnam. Occupational Health Services for Small Scale Industries. Dalam : Jayeratnam J. Occupational Health in National Development. World Scientific Publishing. 1994 4. Salter WD. International OSH Programme in Informal Sector [monograf dari internet]. Quezon City : South East Asia and The Pacific Multidisciplinary Advisory Team; 1998 [disitasi tanggal 27 September 2009]. Dapat diakses di : http://www.ilo.org/public/english/region/asro/mdtmanila/index.htm 5. Rantanen J. Basic Occupational Health Services. Finnish Institute of Occupational Health. 2007 6. Bond MB. Occupational Health Services for Small Business and Other Small Employee Groups. Dalam : Zenz C. Occupational Medicine. Mosby. 1994

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai