Anda di halaman 1dari 2

NAMA NIM MATKUL Sumber

: MUHAMMAD RIZAL FADLI : 0906419 : Metode Penelitian : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jambi Jl. R.M. Atmadi Brata No. 5 Telanaipura, Jambi E-mail : ard_falls@yahoo.com

Berikut ini adalah data mengenai keterserapan tenaga kerja di Provinsi Jambi.

Analisis : Dari Tabel 1 dapat kita amati bahwa penempatan tenaga kerja terendah pada tahun 2009 terdapat pada pencari kerja dengan pendidikan SLTA dengan persentase 6,48%. Selain pendidikan sekolah dasar atau pencari kerja yang tidak tamat SD. Salah satu faktor penyebab rendahnya kemampuan lulusan sekolah untuk memenuhi persyaratan yang diinginkan oleh lapangan kerja adalah bahwa pendidikan menengah atas belum berhasil meningkatkan potensi kebekerjaan (employment), dapat terlihat pada kesenjangan yang terjadi antara semakin banyaknya lulusan sekolah menengah dan rendahnya serapan dunia

usaha/industry. Selain itu, dapat kita lihat juga pada tabel, pencari kerja di semua

level pendidikan dari tahun 2005 - 2009 belum ada yang memenuhi penempatan pekerjaan 50%.

Identifikasi dan Rumusan Masalah

Apabila kita melihat data dan uraian diatas, maka ada dua alasan mengapa hal tersebut terjadi. Pertama : para siswa belum mendapat informasi yang cukup dari pihak pemerintah maupun industri tentang bursa tenaga kerja yang luas di bidang usaha tertentu seperti perkebunan, pertambangan dan industri pengolahannya sehingga mereka masih terpaku kepada pilihan bidang keahlian yang telah populer sebelumnya. Kedua: jurusan yang berkaitan dengan lapangan usaha (seperti agribinis/agroindustri) terbatas jumlahna. Di Provinsi Jambi jumlah SMK yang menyediakan bidang keahlian agribisnis/agroindustri adalah 28 SMK. Bandingkan dengan bidang keahlian Managemen yang terdapat di 63 SMK, Teknologi Informasi dan Komunikasi 50 SMK dan Teknologi/ Rekayasa 61 SMK.Hal yang juga perlu diperhatikan adalah merubah persepsi masyarakat khususnya lulusan SLTP tentang SMK. SMK dapat menjadi alternatif terbaik untuk menyiapkan tenaga kerja lulusan sekolah menengah yang cakap dan mampu menembus persaingan dunia kerja sekaligus memenuhi kompetensi yang dituntut oleh pasar kerja. Namun potensi tersebut belum sepenuhnya mendapat dukungan nyata dari Pemerintah Provinsi Jambi, hal ini terlihat dari segi jumlah SMK yang lebih rendah dari SMU.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dapat dirumuskan masalahnya : 1. Bagaimanakah serapan tenaga kerja khususnya lulusan sekolah menengah di Provinsi Jambi dan permasalahan seputar daya saing lulusan. 2. Bagaimanakah kebijakan Pemerintah Provinsi Jambi di bidang pendidikan untuk menyiapkan lulusan SMK yang berdaya saing

Anda mungkin juga menyukai