Anda di halaman 1dari 15

Kelompok VI

Leluhur kita menggunakan resep yang terbuat dari daun, akar dan umbi-umbian untuk mendapatkan kesehatan dan menyembuhkan berbagai penyakit, serta persiapanpersiapan lain yang menyediakan perawatan kecantikan muka dan tubuh yang lengkap. Campuran tanaman obat traditional ini di kenal sebagai JAMU

Tradisi meracik dan meminum jamu telah berjalan ratusan bahkan ribuan tahun, dan sudah membudaya pada periode kerajaan Hindu-Jawa. Hal ini dibuktikan dengan adanya Prasasti Madhawapura dari jaman Majapahit yang menyebut adanya profesi 'tukang meracik jamu' yang disebut Acaraki. Tradisi tersebut terus dikembangkan di keraton Yogya dan Solo. Sampai permulaan abad XX tradisi tersebut masih menjadi sesuatu yang ekslusif, hanya dikerjakan oleh kalangan tertentu saja.

Pemilihan bahan baku Diperoleh dari hasil panen sendiri atau dengan cara membeli. Dalam pemilihan bahan baku kita mengetahui tinggi tidaknya kandungan bahan berkhasiat yang bisa dirasakan dari bau, warna , besar/kecilnya, ataupun bentuk/wujudnya Membersihkan Kebersihan bahan, peralatan yang digunakan dan si pembuat haruslah dijaga, baik demi kesehatan maupun kepuasan penyajian jamu yang bersih. Melumatkan/ menghaluskan Melumatkan bahan baku berarti kita memperkecil ukuran bahan baku, sehingga kandungan yang ada dalam bahan baku dapat bekerja lebih maksimal dan jamu akan lebih bermanfaat. Pelumatan bahan dasar tersebut menggunakan lumping.

Menggodok atau merebus Bahan dasar yang telah dilumatkan di rebus ke dalam panci besar, dengan suhu tidak terlalu tinggi Menakar Untuk memperoleh khasiat yang sama dalam pembuatan jamu, diperlukan takaran dari masing-masing bahan baku. Perasaan tentang ketepatan takaran maupun jenis bahan kadang-kadang tidak dapat disamakan untuk peracik jamu antara satu dengan lainnya. Menempatkan jamu Menempatkan jamu dan memberi label / etiket pada jamu merupakan suatu seni tersendiri. Wadah yang bersih serta bentuk yang "menarik" akan memberi kesan tersendiri. Jika dipasang dengan proporsi yang benar akan mempunyai nilai estetika yang tinggi.

Rajangan Serbuk Pil Dodol/jenang Pestiles Kapsul Tablet Cairan obat dalam

Sari jamu Parem Pilis Tapel Koyok Cairan obat luar Salep / krim

Jamu Gendong Adalah jamu dalam bentuk cairan, pilis, tapel, atau parem tanpa penandaan dan atau merk dagang serta dijajakan untuk langsung digunakan, pada umumnya digunakan untuk maksud menjaga kesehatan.
Jamu Beras Kencur Jamu beras kencur yang dibuat dengan dua bahan dasar pokok yang selalu dipakai yaitu beras dan kencur untuk menghilangkan pegalpegal pada tubuh, dapat merangsang nafsu makan.

Jamu

Kunir Asam / Sinom Jamu kunir asam disebut juga jamu adem-ademan atau seger-segeran sebagai jamu untuk menyegarkan tubuh, mencegah panas dalam atau sariawan, serta mendinginkan perut, dan melancarkan haid. Jamu Cabe Puyang Jamu cabe puyang atau jamu pegal linu. Untuk menghilangkan keseleo, pegal, dan linu-linu di tubuh, terutama pegal-pegal di pinggang, menghilangkan dan mencegah kesemutan, penghilang demam.

Jamu Pahitan Jamu pahitan dimanfaatkan untuk berbagai masalah kesehatan. Antara lain untuk gatal-gatal dan kencing manis, cuci darah, kurang nafsu makan, menghilangkan bau badan, menurunkan kolesterol, perut kembung/sebah, jerawat, pegal, dan pusing Jamu Kunci Suruh Jamu kunci suruh dimanfaatkan oleh wanita, untuk mengobati keputihan (flour albus). Sedangkan manfaat lain yaitu untuk merapatkan bagian intim wanita (vagina), menghilangkan bau badan, mengecilkan rahim dan perut, dan menguatkan gigi.

Etnis Tonsea Minahasa (Sulawesi) Diracik dengan cara yang sangat sederhana, yaitu berupa ramuan segar daun, tanaman obat yang dikeringkan, bentuk rebusan, dan obat tradisional untuk mandi. Tetapi, yang menarik dari etnis Tonsea Minahasa adanya peralatan yang unik, yaitu "preparat asap" dan "preparat uap". Etnis Bali Ramuan tradisional di Bali diracik dengan cara yang sederhana, baik tanaman obat diiris-iris tipis, kemudian ditempelkan di tempat yang sakit atau digiling halus, kemudian ditempel di tempat yang sakit atau diaduk dalam air mendidih, direbus, diperas, bahkan ada beberapa tanaman obat yang dikonsumsi sebagai lalapan. Etnis Jawa Meramu jamu sampai pada pengolahan jamu umumnya dilakukan oleh "dukun". Kebiasaan minum jamu bagi masyarakat Jawa berlaku bagi semua golongan usia. Cara meraciknya yaitu dengan cara dipipis, diperas, ataupun direbus/digodok.

Etnis Madura Orang Madura lebih menyukai minum jamu berupa seduhan yang diminum bersama-sama dengan seluruh serbuknya karena lebih terasa, baik rasa maupun baunya. Pada waktu minum jamu, sebaiknya dilakukan dengan cara berdiri. Campuran jamu yang spesifik di Madura adalah cuka yang merupakan hasil olahan dari legen yang diperoleh dari pohon enau.

Etnis Maluku
Cara pengobatan yang dilakukan oleh etnis Maluku ada bermacam-macam, baik tunggal maupun gabungan tindakan pengobatan. Misalnya, gabungan akupresur; pijat refleksi telapak kaki dan urut. Ramuan tradisional etnis Maluku disajikan dengan cara dimakan segar / digosok ke seluruh tubuh, dikukus setengah matang kemudian dimakan, direbus kemudian airnya diminum, daun diremas kemudian ditempel di luka, serta dikonsumsi dengan cara ditumbuk, kemudian ditambah air hangat, diperas, kemudian airnya diminum.

Dikemas secara praktis, higienis dan mudah dikonsumsi Tanpa bahan pengawet, tanpa efek samping, alami, asli serta baik dan berkhasiat untuk kesehatan. Proses pembuatannya yang alami, bersih, dan merupakan industri rumah tangga Berkhasiat dalam mengobati penyakit, menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, meningkatkan kecantikan Dapat dikonsumsi kapan saja, dan dimana saja.

Lable-nya kurang memperhatikan faktor estetik Warna yang digunakan kurang mencerminkan sebagai produk jamu yang sesuai dengan target audience-nya, citra yang diinginkan tidak adanya satu kesatuan antara elemen elemen desain pada lebel, seperti pemakaian jenis font, Tidak efektifnya pembacaan dan penempatan teks teks pada lebel Tidak diperhatikannya kesesuaian lebel dengan packaging botolnya Desain packaging yang kurang kreatif dan variatif, sehingga kurang menarik minat konsumen dan kalah bersaing dengan competitor.

Asam ( Tarmarindus indica Linn.) Butrawali (Tinospora rumphii Boerl, t-terculata Beumee, Menispermun, crispem Linn; mtuberculatum Lamk) Cengkih (Eugenia aromatica O.K) Delima putih (Punica granatum Linn.) Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Pinang (Areca catechu) Sirih (Piper betle L. ) Temu hitam (Curcuma acrugmosa Roxb.) Temu Lawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.,

Kapulaga (Elettaria cardamomum) Kedaung (Parkia biglobosa Benth = Parkia roxburghii G. Don) Kencur (Kaemferia galanga L.) Kunyit (Curcuma Ionga / C. domestika) Kunyit Putih (Curcuma zedoaria/ C. mangga) Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Sambiloto (Andrigraphis paniculata Ness.) Temu Kunci (Kaemphera pandurata Ridl.)

Anda mungkin juga menyukai