Anda di halaman 1dari 21

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PROFIT MARGIN PADA BANK SYARIAH Pendahuluan Jika dalam mekanisme ekonomi knvensional

menggunakan instrument bunga maka dalam mekanisme ekonomi islam mengunakan sistem bagi hasil. Salah satu bentuk instrument kelembagaan yang merapkan sistem bagi hasil adalah bisnis dalam lembaga keuangan syariah. Mekanisme lembaga keuangan syariah dengan menggunakan sistem bagi hasil, nampaknya menjadi salah satu alternative bagi masyarakat basinis.

PENGERTIAN PROFIT SHARING


Barangkali timbul pertanyaan dalam pikiran kita, apakah yang dimaksud dengan bagi hasil atau profit sharing. Secara terminologi yang dimaksud dengan bagi hasil adalah pembagian laba. Secara definitif profit sharing diartikan distribusi dari laba pada para pegawai dari suatu perusahaan. Selanjutnya ini bisa berbentuk bonus uang tunai tahunan yang didasarkan pada laba yang dieroleh pada taun-taun sebelumnya atau bisa juga berbentuk biaya bulanan atau mingguan.

Mengapa dalam sistem ekonomi Islam menggunakan bagi hasil dan tidak menggunakan sistem bunga? Pertanyaan ini cukup filosofis dan mendalam. Sehingga jawabannya dikembalikan pada Al-Quran yag mendasarinya, yaitu : Doktrin kerjasama dalam ekonomi Islam dapat menciptakan kerja produktif sehari-hari dari masyarakat. Meningkatkan kesjahteraan dan mencegah kesengsaraan sosial Mencegah penindasan ekonomi dan distribusi kekayaan yang tidak merata Melindungi kepentingan ekonomi lemah Memebangun organisasi yang berprinsip syarikat, sehingga terjadi proses yang kuat membantu yang lemah dari segi ekonomi. Pembagian kerja atau spesialisasi berdasarkan saling ketergatungan serta pertukaran barang dan jasa karena tidak mungkin berdiri sendiri.

KONTRAK MUDHARABAH
Berdasarkan prinsip mudharabah bank syariah akan berfungsi sebagai mitra baik dengan pihak penabung atau pihak pengusaha yang meminjam dana. Dengan penabung bank akan bertindak sebagai mudharib (pengelola) sementara penabung sebagai penyandang dana (shahibul mal). Antara keduanya diadakan akad mudharabah yang menyatakan pembagian keuntungan masing-masing pihak.

JENIS MUDHARABAH
Mudharabah ada dua jenis, yaitu :

1. Mudharabah terbatas (muqayyadah, restricted) dan 2. Mudaharabah tidak terbatas (muthlaqah, unrestricted).

APLIKASI MUDHARABAH DALAM BANK SYARIAH


Aplikasi mudharabah di sini ada dua model, yaitu : 1. Pemisahan total antara dana mudharabah dan hartaharta lainnya termasuk harta mudharib. Dalam teknik ini tentu saja ada kelebihan dan kelemahan, yaitu pendapatan dan biaya dapat dipisahkan dari masingmasing dana dan dapat dihitung dengan akurat, begitu pn dengan keuntungan dan kerugiannya. Namun teknik ini ada kelemahannya yaitu menyangkut moral hazard dan preferensi investasi si mudharib.

2. Dana mudharib dicampur dan disatukan dengan sumber-sumber dana lainnya. Sistem ini bisa meminimalisir moral hazard, namun pendapatan dan biaya mudharib tercampur dengan biaya dan pendapatan lainnya, sehingga menimbulkan sedikit kesulitan akuntansi dalam proses alokasi keuntungan atau kerugian antara pemegang saham dan pemegang rekening.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BAGI HASIL DI BANK SYARIAH


Kontrak mudharabah merupakan kontrak yang dilakukan oleh minimal dua pihak, dengan tujuan memperoleh hasil investasi. Sedangkan besar kecilnya hasil investasi dipengaruhi oleh banyak faktor, namun secara garis besar dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor langsung dan faktor tidak langsung.

Adapun faktor langsung (direct factors) yaitu investment rate, jumlah dana yang tersedia dan nisbah bagi hasil (profit sharing ratio). Sedangkan faktor tidak langsung (indirect factors), yaitu penentuan butir-butir pendapatan dan mudharabah serta adanya kebijakan akuntansi (prinsip dan metodenya).

Konsep Perhitungan Margin Laba dan Bagi Hasil


Dana yang dikumpulkan oleh bank Islam baik dari titipan pihak ketiga atau titipan lainnya, sangat perlu untuk dikelola dengan penuh amanah dan istiqamah. Prinsip utama yang dikembangkan oleh bank Islam dalam hal manajemen dana adalah bahwasanya bank Islam harus mampu memebrikan bagi hasil kepada penimpan dana minimal sama dengan atau lebih besar dari suku bunga yang berlaku di bank konvensional dan atau menarik bagi hasil dari debitur lebih rendah dari pada bunga yang berlaku di bank konvensional

1. Perhitungan Bagi Hasil untuk Deposan


Bagi hasil merupakan ciri utama sebuah lembaga keuangan tanpa bunga yakni bank Islam. Sehingga timbul pertanyaan darimana nasabah dan bank bisa mendapat keuntungan, bukankah pendapatan bungan menjdai tolok ukur bagi keberhasilan sebuah bank ?

KENAPA INI DINAMAKAN SISTEM BAGI HASIL ?


Dinamakan sistem bagi hasil karena sesungguhnya lembaga ini memperoleh keuntungan dari apa yang dihasilkan dari mengelola dana pihak ketiga atau lainnya. Bagi sebagian orang berasumsi bahwa sistem bagi hasil hanya merupakan pengganti nama bunga yang sebenarnya substansinya adalah sama. Hal ini salah besar karena bungan dan bagi hasil merupakan sesuatu yang sangat bebeda meskipun nanti nominal riilnya bisa jadi sama, tetapi ini sangat kecil kemungkinannya

SEBAB YANG MEMBEDAKAN SISTEM BAGI HASIL DAN BUNGA


1. Pada bank Islam dengan sistem bagi hasil, besar kecilnya pendapatan yang diperoleh deposan ditentukan oleh : Pendapatan bank Nisbah bagi hasil anatara nasabah dan bank Nominal deposito nasabah Rata-rata deposito untuk jangka waktu yang sama pada bank 2. Pada bank konvensional dengan sistem riba/bunga, besar kecilnya pendapatan yang diperoleh deposan ditentukan oleh : Tingkat bunga yang berlaku Nominal deposito nasabah Jangka waktu deposito

Untuk menghitung pendapatan bagi hasil dari dana pihak ketiga pada seluruh nasabah dan jenis produk funding bank syariah perlu diketahui langkah-langkah berikut : 1. Membuat table distribusi pendapatan yang akan dibagikan kepada pihak ketiga 2. Table distribusi terdiri dari kolom-kolom yang berisikan tentang banyaak hal, seperti dalam table berikut :

MENGHITUNG SALDO RATA-RATA HARIAN


Perhitungan saldo rata-rata harian perbulan adalah untuk setiap jenis simpanan, yaitu dengan langkahlangkah sebagai berikut : a. Menentukan tanggal dimana keuntungan yang diperoleh dai penempatan dana akan dibagi hasilkan. b. Jumlah hari yang dihitung dalam satu bulan adalah sesuai dengan hitungan kaender. c. Cara perhitungan ini juga dipakai dalam perhitungan simpanan lainnya seperti rekening deposito berjangka dan giro. d. Untuk menghitung simpanan yang ditutup maka sald rata-rata yang dihitung adalah sejak tanggal 27 sampai dengan tangal penutupan rekening-rekening ( tabungan, giro dan deposito berjangka) tersebut.

MENGHITUNG PENDAPATAN YANG AKAN DIBAGIHASILKAN Pendapatan bagi hasil yang diperoleh bank yang berasal dari hasil penempatan dana pihak ketiga melalui pembiayaan yang berakad jual beli, syirkah dan atau murabahah/jasa. Apabila jumlah pembiayaan lebih kecil dari total dana masyarakat, maka pendapatan seluruhnya dibagihasilkan antara nasabah dan bank. Sebliknya jika pembiayaan jumlahnya lebih besar dari total dana masyarakat, maka modal bank juga harus pembagian pendapatan.

Penghitungan Bagi Hasil untuk Penempatan Dana


Penempatan dana dapat dilakukan dalam bentuk pembiayaan berakad jual beli maupun syirkah. Jika pembiayaan menggunakan akad jual beli (murabahah, istishna dan salam), maka bank akan mendapatkan margin keuntungan, dan pembagiannya tidak begitu rumit. Namun jika pembiayaan berupa akad syirkah (musyarakah dan mudharabah) maka pembiayaan ini membutuhkan perhitungan yang lebih lanjut.

CARA MENENTUKAN NISBAH BAGI HASIL


Nisbah bagi hasil merupakan aspek penting di bank syariah, sebab ini adalah aspek yang disepakati bersama antara kedua belah pihak yang melakukan transaksi. Adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan di sini adalah data usaha, kemampuan angsuran, hasil usaha yang dijalankan, nisbah pembiayaan dan distribusi bagi hasil jelas

PENENTUAN PROFIT MARGIN UNTUK PEMBIAYAAN JUAL BELI


Pembiayaan berdasarkan transaksi murabahah yang harus dilunasi pada jangka waktu tertentu, memang secara sepintas tidak jauh berbeda dengan pembiayaan dengan sistem kongsi berdasarkan suku bunga. Sebab pembiayaan seperti ini dapat disamakan dengan hutang, namun sebenarnya berbeda secara signifikan dan perbedaan yang paling penting adalah jika peminjam tidak melunasi hutangnya pada waktu yang telah ditentukan. Pada sistem konvensional pinjaman dengan bunga akan berdampak pada munculnya sanksi berupa tambahan bunga, dengan tidak memerdulikan apakah pihak nasabah mampu membayarnya ataukah tidak.

Hal ini berbeda dengan bank syariah, yang mana nasabah harus diberi toleransi waktu untuk melunasi hutangnya, ini sesuai dengan perintah Allah dalam AlQuran Surat Al-Baqarah ayat 20, yakni jika debitur mempunyai kesulitan maka berilah penundaan sampai ia memperoleh kemudahan. Akan tetapi penundaan semacam ini harus dberikan oleh bank tanpa menambahkan beban kepada debitur atas waktu yang diberikan kepadanya. Sehingga dalam penyelesaian hutang pun bank syariah menggunakan cara-cara untuk menjamin agar hutang dilunasi tepat waktu dan jika tidak, maka kerugian bank ditanggung oleh nasabah.

METODE PENENTUAN PROFIT MARGIN DALAM JUAL BELI


Ada empat metode penentuan profit margin yang diterapkan pada bank atau bisnis secara konvensional, yaitu : 1. Mark-up pricing adalah penentuan tingkat harga dengan melakkan mark-up terhadap biaya produksi komoditas yang bersangkutan. 2. Target-return pricing adalah penentuan harga jual produk yang bertujuan mendapatkan tingkat return atas besarnya modal yang diinvestasikan (Return on Investment/RoI). Perusahaan akan menetukan berapa return yang akan diharapkan atas modalyang diinvestasikan. 3. Perceived-value pricing adalah penentuan harga dengan tidak menggunakan varabel harga sebagai dasar harga jual. 4. Value pricing adalah kebijakan harga kompetitif atas barang yang berkualitas tinggi.

Anda mungkin juga menyukai