Anda di halaman 1dari 8

MODUL 3

Pengantar Teknik Industri

1. Tujuan Instruksional Khusus Diharapkan mahasiswa dapat memahami konsep perencanaan fasilitas,

perencanaan luas area fasilitas , perencanaan kebutuhan mesin produksi dan perancangan tata letak fasilitas. 2. Daftar Materi Pembahasan
2.

2.1. 2.2. 2.3.

Konsep Perencanaan Fasilitas Konsep Perancangan Tata Letak Fasilitas Konsep Perencanaan Kebutuhan Mesin Produksi

3. Pembahasan 2.1. Konsep Perencanaan Fasilitas Didalam perencanaan fasilitas pabrik ada dua hal pokok yang akan dibahas , yaitu : pertama berkaitan dengan perencanaan lokasi pabrik (plant location), yakni menetapkan lokasi dimana fasilitas-fasilitas produksi harus ditempatkan, dan yang kedua adalah perancangan fasiltas produksi (facilities design) yang akan meliputi perancangan struktur bangunan, perancangan tata letak fasilitas produksi dan perancangan sistem pemindahan material. Perancangan fasilitas akan menentukan bagaimana aktivitas-aktivitas dari fasilitas fasilitas produksi dari pabrik akan bisa diataur sedemikian rupa sehingga mampu menunjang upaya mencapai tujuan pokok secara efektif dan efisien. Untuk industri manufakturing , maka perencanaan aktivitas akan meliputi penetapan cara yang sebaikbaiknya agar fasilitas fasilitas yang ada mampu menunjang kelancaran proses produksi . Phase perencanaan fasiltas ini akan dimulai dengan penetapan lokasi pabrik atau penetapan lokasi dimana fasilitas fasilitas produksi harus ditempatkan.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Torik Husein

PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

Phase perencanaan fasilitas selanjutnya adalah berkaitan dengan proses perancangan fasilitas dan untuk tata letak pabrik disini meliputi pengaturan letak mesin, peralatan, dan fasilitas produksi lainnya yang ada dalam areal dibatasi oleh dindingdinding pabrik. Dalam pengaturan tata letak fasilitas produksi, sekaligus disini akan dirancang pengaturan sistem pemindahan material.

Lokasi Fasilitas Perencanaan Fasilitas Perancangan Fasilitas Perancangan Struktur Bangunan Perancangan Tataletak Fasilitas Produksi Perancangan Sistem Pemindahan Material

Gambar 3.1. Sistimatika Perencanaan Fasilitas Pabrik

2.2. Konsep Perancangan Tata Letak Fasilitas Tata letak (layout) atau pengaturan dari fasilitas produksi dan areal kerja yang ada adalah suatu masalah yang sering dijumpai dalam industri. Tata letak (layout) fasilitas dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas fasilitas produksi guna menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan coba memanfaatkan luas area untuk menempatkan mesin atau fasilitas produski lainnya. Dalam tata letak fasilitas ada dua hal yang diatur letaknya yaitu pengaturan mesin dan pengaturan departemen yang ada dalam pabrik. Pada umumnya tata letak fasilitas yang terencana dengan baik akan ikut menentukan efisiensi . Peralatan / mesin industri yang mahal

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Torik Husein

PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

harganya dan canggih akan tidak ada artinga akibat perencaan layout yang sembarangan saja. Karena aktivitas produksi suatu industri secara normal harus berlangsung lama, dengan tata letak yang tidak selalu berubah-rubah, maka setiap kekeliruan yang dibuat didalam perencanaan tata letak ini akan menyebabkan kerugian-kerugian yangb tidak kecil. Tujuan utam dalam perancangan tata letak fasilitas pada dasarnya adalah untuk meminimumkan total biaya, kemudahan dalam proses supervisi serta menghadapi rencana perluasan pabrik kelak dikemudian hari. Prinsip dasar didalam perencanaan tata letak fasilitas untuk mencapai tujuan utama, yakni : Integrasi secara menyeluruh dari semua faktor yang mempengaruhi proses produksi. Aliran kerja berlangsung secara lancar didalam pabrik. Pemindahan jarak yang seminimal mungkin. Semua area yang ada dimanfaatkan secara optimal. Pengaturan tata letak harus cukup fleksibel. Analisis tata letak sampai dengan saat ini masih menjadi bidang garapan insinyur industi yang paling kualitatif dibandingkan dengan bidang lainnya di dalam suatu pabrik membutuhkan pertimbangan keseluruhan aspek dan pengendalian di pabrik. Oleh karenanya mata kuliah tata letak fasilitas di universitas ditempatkan pada bagian terakhir. Selain itu, banyaknya faktor yang harus dipertimbangkan menjadikan usaha untuk mengkuantifikasikan tata letak fasilitas ini menjadi lebih sukar. Banyak keputusan yang harus diambil, banyak kriteria yang dipertimbangkan, banyak perhitungan yang dilakukan, tetapi justifikasi terhadap rancangan yang dilakukan semata-mata hanyalah dengan cara kualitatif. Sering kali suatu rancangan tata letak fasilitas yang baik merupakan gabungan dari prinsip-prinsip yang baik. Tetapi harus diingat bahwa belum tentu prinsip-prinsip tadi dapat ditetapkan ; oleh karenanya kita harus selalu membandingkan antara prinsip-prinsip tadi dengan keadaan di lapangan.

2.3. Konsep Perencanaan Kebutuhan Mesin Produksi Pemilihan jenis dan spesifikasi mesin produksi merupakan langkah penting dan sangat menentukan langkah perancangan layout selanjutnya. Dengan memanfaatkan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Torik Husein

PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

katalog / dokumentasi mengenai mesin atau fasilitas produksi lainnya yang dapat diperoleh dari pemasok khusus (supplier), maka dapat dipilih macam mesin dan spesifikasi yang cocok untuk digunakan. Keputusan mengenai kapasitas produksi, yang dalam hal ini juga ditentukan oleh kemampuan mesin atau fasilitas produksi yang terpasang. Kapasitas produksi secara umum diukur dalam bentuk unit-unit fisik yang ditujukan berdasarkan keluaran maksimum yang dihasilkan oleh proses produksi pada setiap periode operasi. Studi kelayakan harus dibuat terlebih dahulu untuk menentukan berapa banyak kapasitas yang Hrus dipasang dan kapan kapasitas produski sebanyak itu diperlukan. Kalau pada proses produksi pembuatan produk hanya memerlukan satu tahap operasi (single stage), maka penetapan kapasitas mesin yang diperlukan akan lebih mudah dan sederhana . Disini tingkat keluaran (output rate) yang dihasilkan akan dapat dikaitkan langsung dengan kapasitas proses atau mesin yang digunakan tersebut . Sekali lagi dalam kenyataannya proses produksi dalam pabrik tidaklah sederhana itu. Yang umum dijumpai adalah bahwa pembuatan sebuah produk harus melalui sistem produksi yang sangat kompleks dalam arti produk akhir baru bisa diperoleh setelah melalui tahapan proses yang bertingkat. Disini akan dipergunakan berbagai macam mesin atau peralatan produksi dalam melaksanakan kegiatan operasi untuk setiap tahapan. Dengan demikian sangatlah sulit dan tidak mungkin untuk memasang setiap tahapan proses dengan kapasitas maksimum yang sama. Konsekuensi logis yang diperoleh dari masing-masing tahapan akan memiliki kapasitas produksi yang berbeda-beda, sehingga ada kemungkinan terjadinya penyumbatan aliran material (bottle-necks). Untuk mengatasi penyumbatan aliran akibat ketidak seimbangan kapasitas tersebut dapat dilakukan langka-langkah seperti pengaturan keseimbangan lintasan produksi (line balancing) baik untuk lintasan pabrikasi atau lintasan perakitan. Untuk keperluan penentuan jumlah mesin yang dibutuhkan, maka ada informasi yang harus diketahui sebelumnya, yaitu : Volume produksi yang dicapai. Estimasi skrap pada setiap proses operasi. Waktu kerja standar untuk proses operasi yang berlangsung.

Selanjutnya untuk menentukan jumlah mesin dari masing-masing tahapan proses produksi yang dibutuhkan dipergunakan rumus umum :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Torik Husein

PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

T. P N = _______________ 60 . D. E

T = total waktu pengerjaan yang dibutuhkan untuk proses operasi (menit/unit produk) P = jumlah produk yang harus dibuat oleh masing-masing mesin perperiode waktu kerja (unit produk/hari) D = jam operasi kerja mesinyang tersedia, dimana untuk shift kerja D = 8 jam/hari E = efisiensi kerja mesin yang disebabkan adanya setup, breakdown, repair, yang menyebabkan idle. Antara 0,8 0,9

Tabel 4.1. Contoh Urutan Pengerjaan Produk/Koponen Tahapa n Proses 1 2 3 Tipe digunaka n Ms. bubut Ms. Frais Ms. Drill Jam (D) 8 8 8 Kerja Waktu Pengerjaan (T , menit) 15 40 20 Down per hari Time Set up time (ST ,menit) % Defect (p) 16 12 8 6 4 9

Mesin yg perperiode

per produk (DT , menit) 70 80 40

P1 = 183 Po = 183 Pg1= 172

P2 = 172 Pg2 = 165

P3 = 165

Pg3 = 150

Pd1 = 11

Pd2 =7

Pd3 = 15

Gambar 4.2. Skema Aliran Produksi

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Torik Husein

PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

Rumus umum , mencari efisiensi kerja : DT + ST = waktu yang terbuang perperiode D E = Jam operasi kerja perperiode = Efisiensi

E = 1

DT + S T D

Untuk mesin bubut ( tahan proses 1 )

E = 1

70 + 16 = 1 0,18 = 0,82 60 x8

Untuk mesin frais ( tahan proses 2 )

E = 1

80 + 12 = 1 0,19 = 0,81 60 x8

Untuk mesin drill ( tahan proses 3 )

E = 1

40 + 8 = 1 0,10 = 0,90 60 x8

Rumus umum , mencari jumlah produk sebagai masukan :

Pi =

Pgi 1 pdi

Untuk mesin drill (tahapan proses ke 3 ) , jumlah produk yang direncanakan perhari Pg 3 = 150 unit / hari

P = 3

Pg 3 1 pd 3

150 150 = =164 ,84 =165 1 0,09 0,91

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Torik Husein

PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

Untuk mesin frais (tahapan proses ke 2 )

P2 =

Pg 2 1 pd 2

15 6 15 6 = =1 1 ,8 =1 2 7 8 7 1 0,0 4 0,9 6

Untuk mesin bubut (tahapan proses ke 1 )

P = 1

Pg1 1 pd 1

172 172 = = 182 ,98 = 183 1 0,06 0,94

Rumus umum , mencari jumlah mesin :

Ni =
Untuk mesin bubut

Ti .P i 60 .D.Ei

1 x1 3 5 8 N1 = = ,9 dibulatkan 6 7 6 x8 x 0,8 0 2
Untuk mesin frais

N1 = 7 mesin bubut

4 x1 2 0 7 N2 = =7 ,6 dibulatkan N1 = 18 mesin frais 1 9 6 x8 x 0,8 0 1


Untuk mesin drill

N3 =

2 x1 5 0 6 = 7, 6 4 6 x8 x 0,9 0 0

dibulatkan N1 = 8 mesin drill

Latihan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Torik Husein

PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

Buku Acuan : 1. Hicks Industrial Engineering and Management Mc Graw Hill 2. Sritomo Wignjosoebroto Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan ITS, 1996 3. James M. Apple Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan ITB, 1990

4.

Purnomo Hari Pengantar Teknik Industri Graha ILmu, Yogyakarta

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Torik Husein

PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

Anda mungkin juga menyukai