Anda di halaman 1dari 13

AVIAN INFLUENZA / FLU BURUNG / FLU HONGKONG DEFINISI Flu burung atau Avian influenza adalah penyakit menular

yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Umumnya tipe ini ditemukan pada burung dan unggas. Masa inkubasi virus flu burung adalah 2-10 hari setelah terpapar. Akan tetapi, sebagian besar kasus menunjukkan gejala setelah 3-5 hari setelah terpapar oleh virus tersebut.. Virus ini dapat ditemukan dalam feces dan sekresi pernafasan burung dan unggaas. Sebagian besar kasus manusia tertular akibat kontak langsung dari burung/unggas yang sakit, walaupun kontaminasi lingkungan oleh virus tersebut dapat juga sebagai sumber penularan.. Avian Influenza Adalah Penyakit unggas yang sangat menular disebabkan virus influenza type A (H5N1).Penyakit ini bersifat menular pada manusia (zoonosis),namun virus penyebabnya mudah mati oleh panas ,sinar matahari dan desinfektan seperti deterjen, formalin 255 , iodione dll. Virus Influenza Virus influenza terdiri dari tipe A, B dan C. Lima belas subtipe dari virus influenza diketahui dapat menginfeksi unggas-unggas, hingga saat ini, seluruh wabah dari bentuk influenza yang sangat patogenik berasal dari virus-virus influenzatipe A dengan subtipe (Haemaglutinin) H5 dan H7. Jenis subtipe influenza A juga dilihat dari Neuraminidase, saat ini ada 9 Jenis subtipe berdasarkan Neuramanidase. Virus avian influenza yang saat yang saat ini bersirkulasi di Asia dan menyebabkan banyak kematian pada unggas adalah H5N1. Unggas yang menderita influenza H5N1 dapat mengeluarkan virus dengan jumlah yang besar dalam kotorannya. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22 C dan lebih dari 30 hari dalam suhu 30C. Di dalam tinja unggas dan dalam tubuh unggas yang sakit dapat bertahan lebih lama, tetapi akan mati pada pemanasan 60C selama 30 menit. Penelitian pada saat ini telah menemukan bahwa virus-virus influenza yang tadinya tidak patogen, setelah bersirkulasi beberapa saat pada populasi peternakan, dapat bermutasi menjadi virus-virus yang sangat menular. Penyebab Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A . Virus influenza termasuk famili Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk (Drift, Shift), dan dapat menyebabkan epidemi dan pandemi. Virus influenza tipe A terdiri dari Hemaglutinin (H) dan

Neuramidase (N), kedua huruf ini digunakan sebagai identifikasi kode subtipe flu burung yang banyak jenisnya. Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2, H7N7. Sedangkan pada binatang H1-H5 dan N1-N9. Strain yang sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtipe A H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22o C dan lebih dari 30 hari pada 0o C. Virus akan mati pada pemanasan 60o C selama 30 menit atau 56o C selama 3 jam dan dengan detergent, desinfektan misalnya formalin, serta cairan yang mengandung iodine.

SIFAT VIRUS AVIAN INFLUENZA Masa inkubasi (masuknya virus ke tubuh unggas sampai timbulnya gejalah sakit atau mati adalah beberapa jam sampai 3 hari DAYA TAHAN TERHADAP VIRUS : Virus dalam daging akan mati pada suhu 80 derajad Celcius selama 1 menit atau 70 derajad Celcius selama 30 menit Virus dalam telur akan mati pada suhu 64 derajad celcius selama 45 menit Virus tahan hidup pada kotoran ayam suhu 4 derajad Celcius selama 34 menit Virus tahan hidup di air (suhu 22 derajad celcius C) selama 4 hari dan suhu 0 derajad Celcius selama 30 hari Virus dapat bertahan hidup selama 14 hari setelah depopulasi pemusnahan ayam , oleh karena itu pengisisan kembali ayam baru sekurang-kurangnya 1 bulan MASA INKUBASI Pada Unggas : 1 minggu Pada Manusia : 1-3 hari , Masa infeksi 1 hari sebelum sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala. Pada anak sampai 21 hari .

CARA PENULARAN DAN PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA Cara Langsung : Melalui kontak dengan unggas sakit Tidak Langsung : Melalui pakan,air minum,pekerja di peternakan,perlengkapan kandang, keranjang ayam,egg tray dan alat transportasi yang tercemar PENULARAN KE MANUSIA

Walaupun jarang, beberapa virus flu burung dapat menular ke manusia. Virus Burung yang disebut H5N1 telah menginfeksi manusia yang kontak langsung dan terus menerus dengan unggas. Cara penularan ialah tinja unggas yang mengering dan menjadi partikel kecil, yang terbawa angin dan dihirup oleh ungggas, hewan lain dan manusia. Virus Flu Burung H5N1 ini menyebabkan Flu berat pada manusia dan bisa menyebabkan radang paru akut dan kematian. Saat ini belum ada bukti bahwa penularanberlangsung dari manusia ke manusia. Hingga saat ini BELUM ADA vaksin yang tersedia untuk Flu Burung. PENULARAN Penularan dari unggas ke manusia terjadi lewat kontak air liur dan kotoran unggas. Kontak itu terjadi lewat sentuhan langsung atau juga melalui kendaraan yang mengangkut hewan-hewan itu. Juga termasuk kandang, alat-alat peternakan, pakan ternak, pakaian, sepatu para peternak. Unggas yang sudah dimasak tidak akan menularkan flu burung ke manusia sebab virus itu akan mati dengan pemanasan 80 derajat lebih dari satu menit. Selama ini kita selalu menggoreng ayam dengan suhu di atas 80 derajat dan lebih dari satu menit. Jadi pasti aman.

MEDIA PEMBAWA VIRUS Berasal dari ayam sakit, dan hewan lainya,pakan kotoran ayam , alat transportasi , rak telur ( egg tray) dan peralatan yang tercemar. CARA PENULARAN Burung liar dan unggas domestikasi (ternak) dapat menjadi sumber penyebar H5N1. Di Asia Tenggara kebanyakan kasus flu burung terjadi pada jalur transportasi atau peternakan unggas alih-alih jalur migrasi burung liar. Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan, minuman, dan sentuhan. Namun demikian, virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi. Oleh karena itu daging, telur, dan hewan harus dimasak dengan matang untuk menghindari penularan. Kebersihan diri perlu dijaga pula dengan mencuci tangan dengan antiseptik. Kebersihan tubuh dan pakaian juga perlu dijaga. Virus dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Bahan makanan yang didinginkan atau dibekukan dapat menyimpan virus. Tangan harus dicuci sebelum dan setelah memasak atau menyentuh bahan makanan mentah.

Unggas sebaiknya tidak dipelihara di dalam rumah atau ruangan tempat tinggal. Peternakan harus dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi risiko penularan. Tidak selamanya jika tertular virus akan menimbulkan sakit. Namun demikian, hal ini dapat membahayakan di kemudian hari karena virus selalu bermutasi sehingga memiliki potensi patogen pada suatu saat. Oleh karena itu, jika ditemukan hewan atau burung yang mati mendadak pihak otoritas akan membuat dugaan adanya flu burung. Untuk mencegah penularan, hewan lain di sekitar daerah yang berkasus flu burung perlu dimusnahkan.dan dicegah penyebarannya. PENULARAN Flu burung menular dari unggas ke unggas, dan dari unggas ke manusia, Penyakit ini dapat menular melalui udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari kotoran atau sekreta burung/unggas yang menderita flu burung. Penularan dari unggas ke manusia juga dapat terjadi jika manusia telah menghirup udara yang mengandung virus flu burung atau kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi flu burung. Sampai saat ini belum ada bukti yang menyatakan bahwa virus flu burung dapat menular dari manusia ke manusia dan menular melalui makanan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FLU BURUNG 1.Kurangnya kesadaran akan pola hidup bersih 2.Tidak mencuci tangan saat makan 3.Membiarkan unggas yang mati mendakak 4.Dekatnya jarak kandang dengan rumah 5.Masyarakat enggan untuk membersihkan kandang secara berkala

TANDA DAN GEJALA FLU BURUNG Gejala flu burung pada dasarnya sama dengan flu biasa, seperti : 1. Demam sekitar 39oC 2. Batuk 3. Lemas 4. Sakit tenggorokan 5. Sakit kepala 6. Tidak nafsu makan

7. Muntah 8. Nyeri perut 9. Nyeri sendi 10. Diare 11. Infeksi selaput mata (conjunctivitis) 12. Dalam keadaan memburuk, terjadi severe respiratory distress, yakni sesak napas hebat, kadar oksigen rendah sementara kadar karbondioksida meningkat. Ini terjadi karena infeksi flu menyebar ke paru-paru dan menimbulkan radang paru-paru (pneumonia).

Pengalaman tahun 1997 di Hongkong juga menunjukkan gejala: demam, batuk pilek, sakit tenggorokan, muntah, dan keluhan pusing. Namun, data dari Vietnam di tahun 2004 menunjukkan gejala berbeda. Pasien tidak mengeluh sakit tenggorokan atau pilek. Juga tak ada keluhan radang selaput mata. Separuh pasien malah menderita diare dengan tinja yang cair.

GEJALA / CIRI PADA UNGGAS 1. Jenger dan pial berwarna merah kehitaman sampai biru,bengkak disertai perdarahan yang kental diujung-ujungnya 2. Borok di kaki 3. Kematian terjadi sangat cepat dan mendadak 4. Kondisi ternak /unggas lemah 5. Nafsu makan berkurang 6. Pembengkaaan pada muka dan kepala 7. Diare,batuk,bersin dan ngorok 8. Unggas merasa haus luar biasa 9. Nafas cepat dan sulit 10. Mengeluarkan cairan dari mata dan hidung (kadang-kadang)

CARA MENCEGAH FLU BURUNG 1. Menjaga kebersihan lingkungan (khususnya kadang unggas dan burung). 2. Menjaga kebersihan diri (cuci tangan dengan sabun)

3. Menjauhkan kandang unggas dan burung (ayam, itik dan burung) dari rumah/tempat tinggal. 4. Gunakan penutup hidung ( masker ) dan sarung tangan bila akan mengolah tanaman dengan pupuk kandang. 5. Jangan membuang kotoran (jeroan, bulu ayam, dll.) sembarangan, bungkuslah dengan plastik dan buang di tempat sampah. 6. Bersihkan makanan ternak/burung yang tercecer di tanah/lantai, agar tidak mengundang burung liar datang. 7. Alat-alat yang digunakan dalam peternakan harus dicuci dengan desinfektan. 8. Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan 9. Mengkonsumsi daging ayam yang telah dimasak dengan suhu 80 derajad celcius selama satu menit, telur unggas dipanaskan dengan suhu 64 derajad celcius selama lima menit 10. Pemusnahan unggas yang terjangkit flu burung 11. Vaksinasi pada unggas yang sehat

PENGOBATAN 1. Oksigenasi bila terdapat sesak nafas 2. Rehidrasi dengan pemberian infuse 3. Pemberian amantadin sejak awal infeksi, sedapat mungkin dalam waktu 48 jam pertama selama 3-5 hari dengan dosis 5mg/kg per hari di bagi dalam 2 dosis

Vaksin untuk flu burung yang tersedia sekarang adalah untuk ungas. Tidak boleh untuk manusia karena syarat-syarat keamanannya belum memenuhi syarat untuk manusia. Vaksin virus influenza yang sekarang beredar untuk manusia adalah untuk subtipe yang lain. Subtipeuntuk virus influenza itu banyak sekali dan flu burung ini salah satu bentuk subtipenya. Selain perawatan medis intensif, Oseltamivir (teregistrasi sebagai Tamiflu),75mg/kaps), antibiotik dan analgetik merupakan obat anti-viral utama untuk flu burung. Tamiflu akan efektif apabila diberikan pada tahap awal perkembangan penyakit flu burung. Tamiflu di Indonesia tersedia di semua Rumah Sakit Rujukan Flu Burung (lihat dafter Rumah Sakit Rujukan Flu burung ).Sebagai pedoman, petugas medis dan paramedis dalam penanganan flu burung bisa

merujuk kepada Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta (Prosedur Tetap Penanganan Penderita Flu Burung). OBAT YANG DIBERIKAN

Obat yang diberikan dapat bersifat simtomatik, sesuai dengan gejala yang ada. Bila batuk, pasien dapat diberi obat batuk; kalau sesak dapat diberi obat jenid bronkodilator untuk melebarkan saluran napas yang menyempit. Selain itu, dapat pula diberikan obat antivirus seperti amantadine dan oseltamivire. Kalau keadaan pasien terus memburuk, bukan tidak mungkin perlu dipasang alat ventilator untuk membantu pernapasannya. PENGOBATAN Pengobatan bagi penderita flu burung adalah: 1. Oksigenasi bila terdapat sesak napas. 2. Hidrasi dengan pemberian cairan parenteral (infus). 3. Pemberian obat anti virus oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7 hari. 4. Amantadin diberikan pada awal infeksi , sedapat mungkin dalam waktu 48 jam pertama selama 3-5 hari dengan dosis 5 mg/kg BB perhari dibagi dalam 2 dosis. Bila berat badan lebih dari 45 kg diberikan 100 mg 2 kali sehari.

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN Di dalam kotoran ungas, virus itu bertahan kira-kira 1 bulan dan di dalam air kira-kira hampir sama yaitu 22 hari sampai 1 bulan juga. Jadi dalam hal ini tergantung pada bagaimanapenanganan dari kotoran unggas itu seperti apakah masuk ke dalam air atau dijadikan pupuk dan kemudian pupuk disebarkan ke wilayah lain sementara virusnya masih bertahan selama satu bulan. Jadi tidak menutup kemungkinan melalui pupuk kandang kalau memang pupuk itu berasal dari ungas yang terinfeksi. Virus Flu Burung memiliki kemampuan untuk membangkitkan hampir keseluruhan respon "bunuh diri" dalam sistem imunitas tubuh manusia. Semakin banyak virus itu tereplikasi, semakin banyak pula sitoksin. Sitoksin adalah protein yang memicu untuk peningkatan respon imunitas dan memainkan peran penting dalam peradangan yang diproduksi tubuh. Sitoksin yang membanjiri aliran darah, karena virus yang bertambah banyak, justru melukai jaringan - jaringan dalam tubuh. Itulah yang dimaksud sebagai respons bunuh diri.

FAKTOR RISIKO Setelah mengenali gejalanya, biasanya akan dicari informasi mendalam tentang faktor risiko yang ada: Apakah yang bersangkutan bekerja di peternakan atau habis berkunjung ke pasar ayam dan lain-lain. Juga akan ditanya penyakit-penyakit lain yang mungkin akan memperburuk keadaan, seperti penyakit paru atau jantung, adanya riwayat alergi, dan sebagainya. Setelah itu dilakukan pemeriksaan fisik untuk melihat langsung keadaan pasien, dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium dan juga rontgen dada untuk melihat ada tidaknya gambaran pneumonia.

Pekerjaan apa saja yang berisiko terserang infeksi flu burung? 1. Peternak ayam/burung/unggas lainnya. 2. Pemotong ayam/burung/unggas lainnya. 3. Penjual produk-produk ayam/burung/unggas (daging, telur, dst.) 4. Pemelihara ayam/burung/unggas lainnya 5. Petugas laboratorium yang meneliti/memeriksa penyakit flu burung 6. Orang-orang yang tinggal di daerah dimana terdapat kematian unggas/burung secara tibatiba yang mencirikan infeksi flu burung 7. Orang-orang yang telah melakukan kontak dekat, secara langsung dan tanpa perlindungan dengan kasus manusia yang telah terkonfirmasi tertular flu burung TINDAKAN YANG HARUS DILAKUKAN BAGI YANG BERISIKO 1. Selalu memakai pakaian pelindung termasuk masker, jas laboratorium, sarung tangan dan kaca mata (goggles) pada saat bekerja 2. Setelah selesai bekerja cuci tangan dengan disinfektan dan air bersih 3. Cucilah tangan dengan sabun dan air setiap kali kontak dengan unggas

PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pada dasarnya dilakukan untuk menilai keadaan kesehatan pasien dan juga untuk mendeteksi bakteri/virus apa yang menyerang pasien tersebut. Pemeriksaan untuk menilai

keadaan kesehatan antara lain dengan menilai kadar leukosit, fungsi hati, fungsi ginjal, dan yang penting juga Analisis gas darah arteri. Pada pemeriksaan ini, antara lain, akan dapat diketahui berapa kadar oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) di darah pasien. Kalau oksigennya rendah, nilai normalnya berkisar 85-95 mmHg, dan atau karbondioksidanya tinggi, nilai normalnya 35-45 mmHg, maka dapat terjadi keadaan gawat napas. Dari data yang ada, sebagian besar pasien flu burung meninggal karena gawat napas Akut ini. Upaya menemukan virus flu burung dapat dilakukan dengan pemeriksaan serologi untuk menilai respons antigen antibodi dan atau mengisolasi virusnya sendiri. Pada kasus flu burung juga dapat dijumpai peningkatan titer netralisasi antibodi dan dapat pula dilakukan analisis antigenik dan genetik, antara lain untuk mengetahui apakah sudah ada mutasi dari virus tersebut. Kedua pasien di Hongkong (tahun 1999) menjalani pemeriksaan ELISA (enzyme link immuno sorbent assay), cairan saluran Hidung tenggorok. Ternyata positif influenza A. Pada kedua kasus ini juga dilakukan kultur pada cairan saluran hidung tenggorok yang menunjukkan positif influenza A (H9N2). Pada kasus yang terjadi di Hongkong (tahun 1997), diagnosis infeksi virus H5N1 dipastikan dengan ditemukannya virus. Lokasi diisolasinya virus ini ada pada usap tenggorok, cairan yang diisap dari trakea, Aspirat saluran hidung tenggorok, dan ada pula virus yang ditemukan dari cairan bronko alveolar yang didapat dengan pemeriksaan bronkoskopi (memasukkan alat ini ke paru pasien).

PENCEGAHAN Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, secara umum prinsip-prinsip kerja yang higienis, seperti: Mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri -merupakan upaya yang harus dilakukan oleh mereka yang kontak dengan binatang, baik dalam keadaan mati, apalagi ketika hidup. Karena telur juga dapat tertular, maka penanganan kulit telur dan telur mentah perlu dapat perhatian pula. Daging unggas harus dimasak sampai suhu 70 derajat C atau 80 derajat C selama sedikitnya satu menit. Kalau kita menggoreng atau merebus ayam di dapur, tentu lebih

dari itu suhu dan lamanya memasak. Artinya, sejauh ini bukti ilmiah yang ada mengatakan bahwa aman mengonsumsi ayam dan unggas lainnya asal telah dimasak dengan baik. Pola hidup sehat. Secara umum pencegahan flu adalah menjaga daya tahan tubuh dengan makan seimbang dan bergizi, istirahat dan olahraga teratur. Jangan lupa sering mencuci tangan. Pasien influenza dianjurkan banyak istirahat, banyak minum dan makan bergizi.

Khusus untuk pekerja peternakan dan pemotongan hewan ada beberapa Anjuran WHO yang dapat dilakukan: Semua orang yang kontak dengan binatang yang telah terinfeksi harus sering-sering mencuci tangan dengan sabun. Mereka yang langsung memegang dan membawa binatang yang sakit sebaiknya menggunakan desinfektan untuk membersihkan tangannya. Mereka yang memegang, membunuh, dan membawa atau memindahkan unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyogianya melengkapi diri dengan baju pelindung, sarung tangan karet, masker, kacamata google, dan juga sepatu bot. Ruangan kandang perlu selalu dibersihkan dengan prosedur yang Baku dan memerhatikan faktor keamanan petugas. Pekerja peternakan, pemotongan, dan keluarganya perlu diberi tahu untuk melaporkan ke petugas kesehatan bila mengidap gejala-gejala pernapasan, infeksi mata, dan gejala flu lainnya. Dianjurkan juga agar petugas yang dicurigai punya potensi tertular ada dalam pengawasan petugas kesehatan secara ketat. Ada yang menganjurkan pemberian vaksin influenza, penyediaan obat antivirus, dan pengamatan perubahan secara serologi pada pekerja ini. Adapun definisi kasus flu burung pada manusia yang confirmed menurut WHO adalah: a. kultur virus influenza subtipe A (H5 N1) positif, atau b. PCR influenza (H5) positif, atau c. Peningkatan titer antibody H5 sebesar 4 kali. Rekomendasi WHO berkaitan dengan Avian Influenza

Mengulang keberhasilan strategi saat menghadapi penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndromes), maka Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan Panduan vaksinasi influenza pada musim avian influenza Guidelines for the use of seasonal influenza vaccine in human at risk of H5N1 infection yang dikeluarkan pada 30 January 2004 sehubungan dengan makin merebaknya penyebaran dan penularan flu burung H5N1 di Asia yang mulai merambah daratan Eropa dan Amerika. Dalam Penuntun Vaksinasi WHO ditekankan pentingnya vaksinasi influenza adalah antara lain sebagai berikut: Meskipun vaksin yang digunakan sekarang tidak efektif untuk melindungi terhadap virus avian H5N1, tapi akan mengurangi resiko co-infeksi dan genetic reassortment / penyusunan ulang materi genetik dari virus influenza manusia dan burung dalam tubuh manusia, dengan kata lain mencegah terbentuknya tipe baru virus influenza yang lebih ganas Melindungi terhadap epidemik influenza manusia yang memang selalu terjadi sepanjang tahun di daerah tropis dan subtropik. Meskipun ambang proteksi vaksin baru terlihat setelah dua minggu sejak terima vaksinasi, namun diyakini bahwa ini tetap bermanfaat meskipun mereka terpapar dalam waktu dua minggu tersebut. Kelompok individu yang dianjurkan vaksinasi oleh WHO: 1. Semua orang yang kontak dengan ternak atau peternakan yang dicurigai atau diketahui terkena avian influenza (H5N1), khususnya (a) orang yang melakukan pemusnahan hewan ternak yang terjangkit/mati akibat avian influenza, (b) orang-orang yang tinggal dan bekerja pada peternakan dimana dilaporkan atau dicurigai terkena dampak avian influenza atau ditempat dimana pemusnahan dilakukan. 2. Para pekerja kesehatan yang setiap hari berhubungan dengan pasien yang diketahui atau dikonfirmasi menderita influenza H5N1. 3. Dalam hal jumlah vaksin yang memadai, maka para pekerja kesehatan dalam unit gawat darurat di area yang terjangkit H5N1 pada unggas dapat diberikan. LANGKAH MENCEGAH TERTULAR FLU BURUNG

1.

Cuci tangan dengan air dan sabun hingga bersih, biasakan untuk sering mencuci tangan terutama sebelum /sesudah makan

2.

Pisahkan unggas dari manusia ( jauhkan unggas dari lingkungan rumah untuk menghindari kemungkinan menularnya virus flu burung). Bersihkan kandang unggas dari kotoran dan semprot dengan air sabun

3.

Segera pergi ke sarana kesehatan terdekat, apabila menemukan gejala flu burung sebelum 48 jam ( 2 hari), jagan lupa katakan juga kepada petugas medis apabila ada unggas yang sakit atau mati mendadak di sekitar lingkungan anda

4. 5.

Masaklah daging dan telur unggas hingga matang sebelum dikonsumsi Lapor ke RT/RW, untuk mekudian diteruskan ke dinas kesehatan apabila ada unggas yg mati mendadak di lingkungan anda, sebagai upaya pencegahan penyebaran virus flu burung

PENCEGAHAN 1. Pada Unggas: a. Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung b. Vaksinasi pada unggas yang sehat 2. Pada Manusia : a. Kelompok berisiko tinggi ( pekerja peternakan dan pedagang) b. Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja. c. Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinsfeksi flu burung. d. Menggunakan alat pelindung diri. (contoh : masker dan pakaian kerja). e. Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja. f. Membersihkan kotoran unggas setiap hari. g. Imunisasi. 3. Masyarakat umum a. Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi & istirahat cukup. b. Mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu : Pilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala-gejala penyakit pada tubuhnya) Memasak daging ayam sampai dengan suhu 80OC selama 1 menit

dan pada telur sampai dengan suhu 64O C selama 4,5 menit.

TINDAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN Dalam rangka mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh flu burung, Departemen Kesehatan mengambil beberapa tindakan, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Melakukan Investigasi pada pekerja, penjual dan penjamah produk ayam di beberapa daerah KLB flu burung pada ayam di Indonesia (untuk mengetahui infeksi flu burung pada manusia) b. Melakukan monitoring secara ketat terhadap orang-orang yang pernah kontak dengan orang yang diduga terkena flu burung. hingga terlewati dua kali masa inkubasi yaitu 14 hari. c. Menyiapkan 44 rumah sakit di seluruh Indonesia untuk menyiapkan ruangan observasi terhadap pasien yang dicurigai mengidap Avian Influenza. d. Memberlakukan kesiapsiagaan di daerah yang mempunyai resiko yaitu provinsi Jabar, DKI Jakarta dan Banten serta membentuk POSKO di Ditjen PP & PL dengan nomor telepon/fax: (021) 425 7125 e. Menginstruksikan kepada Gubernur pemerintah propinsi untuk meningkatkan

kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap kemungkinan terjangkitnya flu burung di wilayah masing-masing f. Meningkatkan upaya penyuluhan kesehatan masyarakat dan membangun jejaring kerja dengan berbagai pihak untuk edukasi terhadap masyarakat agar masyarakat tetap waspada dan tidak panik g. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan departemen pertanian dan pemerintah daerah dalam upaya penanggulangan flu burung h. Mengumpulkan informasi yang meliputi aspek lingkungan dan faktor resiko untuk mencari kemungkinan sumber penularan oleh tim investigasi yang terdiri dari Depkes, Deptan dan WHO.

Anda mungkin juga menyukai