Anda di halaman 1dari 2

REKAYASA SISTEM PENYIMPANAN DENGAN TEKNOLOGI CONTROL ATMOSPHERE DAN MODIFIED ATMOSPHERE STORAGE UNTUK MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN

BUAH
POSTED BY ADHA PANCA WARDHANU 2 JULI 2009 2 KOMENTAR FILED UNDER BUAH DAN SAYURAN, CONTROL ATMOSPHERE STORAGE, MODIEFIED ATMOSHARE PACKAGING, PENYIMPANAN BAHAN HASIL PERTANIAN, REKAYAS SISTEM PENYIMPANAN

Indonesia merupakan penghasil buah-buahan tropis yang mempunyai prospek cerah untuk tujuan ekspor maupuan pasar dalam negeri. Hingga saat ini permintaan akan buah-buah segar tropis selalu tidak dapat terpenuhi secara maksimal. Hal ini disebabkan beberapa faktor salah satunya adalah sifat-sifat buah yang tidak tahan lama, akibatnya menjadi masalah pada saat pengiriman. Buah-buah yang dikirim ketika sampai ditujuan banyak yang mengalami kehilangan jumlah atau bobot hasil pertanian hal ini disebabkan oleh penanganan yang kurang baik atau karena gangguan biologi (proses fisiologi, serangan serangga dan tikus). Untuk itu diperlukan suatu teknologi tepat guna dalam menangani produk-produk pasca panen mulai dari kegiatan penanganan sampai pengelolaan dan penyimpanan, karena tanpa memperhatikan kegiatan tersebut maka akan menurunkan kualitas dan kuantitas hasil panen akibat penanganan yang kurang baik. Teknologi pascapanen merupakan suatu usaha untuk menangani berbagai produk hasil pertanian dalam bentuk bahan baku maupun bahan setengah jadi yang dihasilkan oleh pertanian kita. Penyimpanan buah sebelum terjual atau dikonsumsi harus dapat melindungi buah dari kerusakan baik kerusakan secara mekanis, fisik, patologis dan fisiologis. Untuk kepentingan pasar lokal kebanyakan buah disimpan pada suhu kamar, penyimpanan seperti ini menyebabkan buah bertahan dalam jangka pendek karena cepat mengalami kerusakan fisiologis yaitu terjadi peningkatan proses respirasi. Untuk jangka panjang sebaiknya dilakukan penyimpanan dengan suhu yang lebih rendah,

dengan harapan dapat menghambat aktivitas fisiologi dan juga dapat aktivitas mikrobiologis (Apandi, 1984). Pertimbangan fisiologis pascapanen adalah berkaitan dengan laju respirasi, dimana semakin tinggi laju respirasi semakin cepat kerusakan terjadi. Laju respirasi sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti suhu. Semakin tinggi suhu semakin tinggi laju respirasi. Disamping itu kondisi lingkungan atmosfer terutama kandungan oksigen dan karbondiosida juga berpengaruh terhadap laju respirasi, dimana semakin rendah kandungan oksigen dan semakin tinggi kandungan karbondiosida maka laju respirasi cendrung menurun (Pantatisco,1997) Salah satu cara untuk menurunkan laju respirasi adalah dengan memodifikasi konsentrasi O2 dan CO2 dilingkungan atmosfer sekitar produk dengan menggunakan pengemas plastik dengan permeabilitas tertentu yang dikenal sebagai Modified Atmosphere Packaging (MAP). Klik di Sini Untuk Download Makalah Lengkap

Anda mungkin juga menyukai