Anda di halaman 1dari 2

TENTANG KATALIS Katalis logam mulia.

Logam mulia seperti platinum, palladium, ruthenium, rhodium , Au, Ag, baik tunggal atau kombinasi merupakan jenis katalis yang banyak diperg unakan sebagai katalis. Keuntungan penggunaan katalis logam mulia karena memilik i tingkat aktivitas yang tinggi, selektifitas yang baik, dan daya tahan yang bai k sehingga jangka waktu penggantiannya lama. Logam mulia yang banyak digunakan s ebagai katalis antara lain: Platinum: merupakan katalis logam mulia yang paling banyak dipergunakan. Katalis ini memiliki aktivitas yang tinggi dalam proses hidrogenasi, dehidrogenasi, oks idasi, dll. Biasanya merupakan katalis pertama yang dipilih sebelum memperoleh k atalis yang lebih tepat. Saat ini penggunaannya makin meluas, termasuk dibidang kimia khusus untuk reduksi alkilasi, hidrogenasi karbonil dan hidrogenasi selekt if senyawa nitro tanpa dehalogenasi. Ruthenium: katalis ruthenium memiliki aktivitas yang tinggi dalam hidrogenasi se nyawa karbonil alifatik dan cincin aromatik pada kondisi medium tanpa reaksi sam pingan. Jika terdapat air dalam system reaksi, katalis ini akan memberikan aktiv itas yang lebih tinggi lagi. Katalis ini tahan senyawa sulfuric yang biasanya me rupakan racun bagi katalis logam mulia. Katalis ini stabil dalam pelarut asam da n basa, dan dapat digunakan untuk reaksi dalam asam kuat. Rhodium: merupakan katalis yang memiliki aktivitas tinggi dalam hidrogenasi seny awa aromatik. Katalis ini menghidrogenasi banyak senyawa aromatik pada suhu ruan g dan tekanan normal. Katalis ini juga memiliki aktivitas lebih tinggi dibanding katalis logam palladium yang biasa dipergunakan dalam hidrogenasi olefin. Iridium: meskipun katalis iridium memiliki aktivitas yang rendah dan aplikasi ya ng terbatas mengingat kelangkaannya, katalis ini mulai mendapat perhatian karena sifat reaksinya yang unik Logam-logam lain seperti Sn, Pb, Ni, Co, Ge digunakan sebagai promotor. Logam-lo gam ini dilapisi berbagai carrier/pembawa seperti alumina, silica, zeolit dan ka rbon. Bentuk Katalis. Selain tergantung pada bahan katalitik, bahan promotor dan bahan pembawa (carrier), efektifitas fungsi katalitik juga ditentukan oleh bentuk dan ukuran katalis. Katalis dapat berbentuk pellet, granular, sarang lebah, atau se rat agar memiliki kinerja yang optimum disesuaikan dengan tahapan proses produks i yang dijalani. Penyebab Kerusakan Aktivitas Katalis. Berbeda dengan spent katalis yang merupaka n katalis yang telah kehilangan fungsinya akibat berakhirnya umur pemakaian, ker usakan aktivitas katalis biasanya terjadi pada katalis baru atau katalis yang se benarnya belum habis umur pemakaiannya. Kerusakan aktivitas katalis ditunjukkan dengan adanya peningkatan aktivitas berlebih atau penghambatan aktivitas. Kerusa kan aktivitas katalis dapat disebabkan karena adanya kerusakan fisik atau kerusa kan kimia katalis. Kerusakan fisik katalis misalnya dapat disebabkan oleh pengkr istalan material pendukung katalis atau kerusakan fisik pas katalisnya sendiri. Pengikatan logam berat seperti merkuri, arsen, timah hitam dll. merupakan contoh kerusakan kimia katalis dan biasanya bersifat permanen. Jika sifat kerusakannya tidak permanen, maka katalis tersebut biasanya masih dap at diregenerasi. Jika kerusakan aktivitas katalis disebabkan oleh kerusakan pada pendukung yang tahan panas, seperti alumina, yang disebabkan oleh penjerapan ka rbon atau tar, maka pembakaran alumina pada suhu dibawah 500oC dapat menghilangk an karbon dan tar tersebut. Selanjutnya, melalui serangkaian pengolahan reduksi, aktivitas katalis akan dapat dimunculkan kembali.

Nomor HS Katalis. Dalam system perdagangan internasional, katalis memiliki nomor harmonisasi sendiri. Ada dua kategori katalis yang secara jelas diberikan nomor HS-nya, yaitu: 3815.11 untuk katalis dengan Nikel atau senyawa Nikel sebagai ba han aktif, dan 3815.12 untuk katalis dengan logam mulia atau senyawa logam mulia sebagai bahan aktif. Diluar kedua bahan aktif tersebut, katalis dikelompokan da lam nomor HS 3815.19.

Anda mungkin juga menyukai