Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Gonorhoe adalah penyakit yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan dan bagian putih mata ( konjungtiva ). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita , gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput didalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi. Gejala penyakit kencing nanah mungkin tidak begitu nyata lagi, namun jika dilakukan pemeriksaan getah prostat, nanah akan keluar bersama lendir (lewat urut prostat ). Gejala kencing nanah yang masih baru sangat nyata. Dari liang penis pada pria atau di mulut vagina pada wanita, menetes nanah menyerupai susu kental manis yang biasanya meninggalkan flek di celana dalam. Nanah umumnya menetes waktu bangun tidur pagi hari (morning drip). Jika penyakit sudah berlangsung menahun (lebih dari 6 bulan), gejala itu mungkin tidak lagi nyata. Penyakit biasanya sudah bersarang masuk jauh ke organ reproduksi yang lebih dalam. Pada pria sudah ke buah zakar, atau sudah sampai ke kelenjar prostat dan pada wanita bisa sampai ke saluran telur tuba. Hampir sama dengan kencing nanah ada jenis kuman lain yang juga ditularkan lewat hubungan seks, yakni kuman chlamydia. Di AS, penyakit ini ditakuti sebab menyerang sebagian besar pria dewasa yang diperoleh dari wanita penghibur, prostitusi atau kegiatan seks bebas.Mirip kencing nanah, gejala chlamydia juga ada yang menetes dari liang penis, namun tidak kental seperti kencing nanah. Gejala lainnya timbul pembengkakan kelenjar. Jika kencing nanah atau chlamydia suami terlanjur menulari istri dan jenis kumannya tergolong yang sudah kebal obat tentu akan mengganggu jalannya perkawinan.

1.2 Rumusan Masalah 1. 2. 3. Gonorhoe? 4. 5. 1.3 Tujuan Masalah 1. 2. 3. Gonorhoe? 4. 5. Bagaimana striktur genetik dari mikroba penyakit Gonorhoe? Bagaimana cara penyebaran/ penularan penyakit Gonorhoe? Apa patologi penyakit Gonorhoe? Apa mikroba penyebab penyakit Gonorhoe? Bagaimana morfologi dari mikroba penyebab penyakit Bagaimana striktur genetik dari mikroba penyakit Gonorhoe? Bagaimana cara penyebaran/ penularan penyakit Gonorhoe? Apa patologi penyakit Gonorhoe? Apa mikroba penyebab penyakit Gonorhoe? Bagaimana morfologi dari mikroba penyebab penyakit

BAB I I PATOLOGI 2.1 PATOGENESIS, PATOLOGI, DAN GAMBARAN KLINIK Gonokokus menunjukkan beberapa tipe morfologi koloni dan hanya bakteri berpili yang virulen. Koloni opa Gonokokus menghasilkan Opa diisolasi dari pria penderita uretritis simptomatik dan biakan serviks rahim. Koloni transparan sering diisolasi dari pria penderita infeksi uretra asimptomatik, wanita yang sedang haid dan gonore bentuk invasif, termasuk salpingitis dan infeksi yang tersebar luas. Tipe koloni yang dibentuk oleh satu strain Gonokokus akan berubah-ubah selama siklus menstruasi. Gonokokus menyerang selaput lendir saluran genitourinaria, mata, rektum dan tenggorokan, mengakibatkan supurasi akut yang dapat menyebabkan invasi jaringan diikuti peradangan kronis dan fibrosis. Pada pria terdapat urethritis, dengan nanah berwarna krem dan nyeri waktu kencing, serta dapat menjalar ke epididimis. Pada infeksi yang tidak diobati, sementara supurasi mereda, terjadi fibrosis yang kadang mengakibatkan sumbatan urethra yang dapat tanpa gejala. Pada wanita, infeksi primer terjadi di endoserviks, meluas ke urethra dan vagina mengakibatkan sekret mukopurulen. Infeksi kemudian menjalar ketuba uterina dan menyebabkan salpingitis, fibrosis dan obliterasi. Infertilitas terjadi pada 20% wanita penderita salpingitis. Servisitas kronis atau proktisis akibat Gonokokus sering asimtomatik. Bakteremia Gonokokus mengakibatkan lesi kulit (terutama papula hemoragik dan pustula), serta tenosinovitas dan artritis supuratif ekstremitas. Endokarditis Gonokokus tidak umum, tetapi menyebabkan infeksi hebat. Kadang menyebabkan meningitis dan infeksi mata pada orang dewasa. Oftalmia neonatorum gonokokus, infeksi mata pada bayi baru lahir, karena melewati jalan lahir yang terinfeksi dan menyebabkan kebutaan.

Gonokokus penyebab infeksi lokal sering peka terhadap serum tetapi relatif resisten terhadap obat antimikroba. Sebaliknya, Gonokokus yang masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan infeksi yang menyebar biasanya resisten terhadap serum tetapi peka terhadap penisilin dan obat antimikroba lainnya serta berasal dari auksotipe yang memerlukan arginin, hipoxantin dan urasil untuk pertumbuhannya.

BAB III I S I

3.1 Mikroba Penyebab Penyakit Neisseria gonorhoeae (Gonokokus) Merupakan salah satu spesies dari famili Neisseriaceae. Gonokokus adalah kokus gram-negatif yang biasanya tidak berpasangan atau berkoloni paling kecil dan bersifat patogen pada manusia, serta secara khas ditemukan bersama atau di dalam sel PMN. Gonokokus hanya meragi glukosa dan secara antigenik berbeda dengan Neisseria lainnya. Cenderung tumbuh lambat pada biakan primer, karena membutuhkan arginin, hipoxantin dan urasil. Pada isolasi bahan klinis (subbiakan selektif) mempunyai koloni khas mengandung bakteri berpili, sedangkan pada subbiakan nonselektif membentuk koloni besar dan tidak berpili. Juga ditemukan varian koloni transparan, bertipe koloni kecil disebabkan protein II permukaan terbuka (Opa) maupun besar.

3.2 Morfologi dan Identifikasi A. Ciri Khas Organisme

Diplokokus gram-negatif, tidak bergerak, diameternya 0,8 m. Apabila soliter berbentuk ginjal dan bila berpasangan, bagian rata (cekung) saling berdekatan.

B.

Biakan

Jika ditanam pada biakan diperkaya (misalnya; Mueller-Hinton modifikasi Thayer-Martin) dalam 48 jam akan membentuk koloni mukoid cembung, mengkilat, menonjol (diameter 1-5 mm), transparan (opak), tidak berpigmen dan nonhemolitik. C. Sifat Pertumbuhan

Paling baik tumbuh pada lingkungan Aerob, mengandung zat organik kompleks seperti darah dipanaskan, hemin atau protein hewan dan dalam atmosfer yang mengandung CO2 5%. Memiliki persyaratan kompleks pertumbuhan, meragikan glukosa, membentuk asam, tetapi tidak menghasilkan gas. Menghasilkan oksidase dan memberi reaksi oksidase (+). Pertumbuhan dihambat oleh beberapa unsur toksik didalam pembenihan (misalnya asam lemak dan garam).

Cepat mati oleh pengeringan, sinar matahari, pemanasan basah dan disinfektan. Menghasilkan enzim autolitik yang cepat mengakibatkan pembengkakan dan lisis in vitro pada 25C dan pH basa. 3.3 Struktur Antigen Secara antigenik bersifat heterogen dan dapat mengubah struktur permukaannya in vitro atau in vivo untuk menghindari pertahanan inang. A. Pili

Alat mirip rambut yang dibangun oleh tumpukan protein Pilin (BM 17.00021.000) menjulur ke luar beberapa mikrometer dari permukaan Gonokokus yang membantu perlekatan pada sel inang dan resistensi terhadap fagositosis. Pada ujung N molekul Pilin mengandung banyak asam amino hidrofobik. Rangkaian asam amino dekat bagian tengah molekul berguna untuk melekat pada sel inang dan kurang berguna untuk respon imun. Urutan asam amino dekat ujung karboksi sangat variabel dan sangat berperan dalam respon imun. Pilin pada semua strain Gonokokus berbeda secara antigenik dan satu strain dapat membuat berbagai pilin yang secara antigenik berbeda. B. Por (Protein I)

Menjulur dari selaput sel Gonokokus dan terdapat dalam bentuk trimer untuk membentuk pori di permukaan, tempat masuknya beberapa nutrien ke dalam sel dengan bobot molekul 34.000-37.000. Setiap strain Gonokokus hanya memiliki satu tipe Por, tetapi Por dari strain lain secara antigenik berbeda. Penentuan tipe secara serologi alam laboratorium terhadap Por oleh reaksi aglutinasi dengan antibodi monoklonal berhasil membedakan 18 serovar PorA dan 28 serovar PorB. C. Opa (Protein II)

Berfungsi untuk pelekatan gonokokus di dalam koloninya dan pelekatan pada sel inang. Satu bagian molekul Opa (BM 24.000-32.000) terdapat pada selaput luar Gonokokus dan sisanya pada permukaan, dari koloni opak tetapi pada koloni transparan dapat ada atau tidak. Satu strain Gonokokus kadang dapat memiliki hingga tiga tipe Opa, meskipun setiap strain mempunyai sepuluh atau lebih gen tiap Opa. D. Rmp (Protein III)

Protein reduksi yang dapat dimodifikasi dan mengalami perubahan pada berat molekulnya (BM ~ 33.000) ketika tereduksi, secara antigenik dalam semua Gonokokus. Rmp bekerja sama dengan Por dalam pembentukan pori pada permukaan sel. E. Lipooligosakarida (LOS)

LOS (BM 3.000 7.000) tidak mempunyai rantai samping antigen O panjang disebut Polisakarida. Gonokokus endotoksik LOS. F. Protein Lain apat memiliki lebih dari satu rantai LOS yang berbeda antigennya. Racun infeksi terutama disebabkan pengaruh

Beberapa protein antigen Gonokokus belum diketahui patogenesisnya. Lip (H8) adalah protein permukaan terbuka yang dapat berubah oleh panas. Fbp (terikat Fe, BM~Por) diekspresikan bila pasokan besi terbatas (infeksi). Protease IgA1 yang memecahkan dan menonaktifkan IgA1, imunoglobulin mukosa utama manusia.

3.4 Genetika dan Keanekaan Antigen

Gonokokus telah mengembangkan mekanisme yang berbeda-beda untuk sering berganti antigen yang berfungsi penting dalam respon imun infeksi untuk membantu menghindari sistem imun inang, tiap satu dari 103 Gonokokus (Pilin, Opa atau Lipopolisakarida) pada permukaan molekul yang sama dan terbuka. Banyak gen penyandi Pilin, tetapi hanya satu gen yang disisipkan ke situs ekspresi. Gonokokus dapat membuang dan mengganti semua atau sebagian gen Pilin. Mekanisme Pilin memungkinkan Gonokokus membentuk berbagai molekul Pilin dengan antigen berbeda sepanjang waktu. Mekanisme perubahan Opa melibatkan sekurang-kurangnya sebagian, penambahan atau pembuangan DNA satu atau lebih ulangan pentamer yang mendahului urutan penyandi struktur Opa. Gonokokus mengandung plasmid; 95% strain berplasmid Cryptic kecil (BM 2,4 x106) yang fungsinya tidak diketahui, dua plasmid lainnya (BM 3,4 x106 dan 4,7 x106) mengandung gen penyandi produksi -Laktamase, penyebab resistensi terhadap penisilin dan dapat dipindahkan dengan konjugasi di antara bakteri Gonokokus. Sering ditemukan Gonokokus resistensi terhadap tetrasiklin akibat penyisipan gen streptokokus penyandi resistensi terhadap tetrasiklin ke dalam plasmid yang berkonjungasi.

3.5 Penularan Penyakit Gonorhoe

Berbagai bentuk penetrasi seksual, entah oral, anal atau vaginal dapat menularkan gonorrhea. Penderita gonorrhea dapat menginfeksi area lain di tubuhnya dengan hanya menyentuh area terinfeksi dan mentransfer ekskresi. Gonorrhea mungkin juga menyebar di pakaian, bahkan tempat cucian. Jika tempat cucian bekas dipakai mencuci pakaian yang terinfeksi bakteri ini, dan tempat yang sama dipakai orang lain tak lama sesudahnya, penularan infeksi bisa terjadi. Perlu dicatat, infeksi anus dapat terjadi pada perempuan tidak hanya karena penetrasi dari anus, namun juga bisa karena senggama vagina, karena tak jarang sekresi cairan yang terinfeksi bakteri ini dari vagina mengalir ke anus, membuahkan infeksi berulang. Hubungan seksual melalui mulut (oral sex) dengan seorang penderita gonore biasanya akan menyebabkan gonore pada tenggorokan (faringitis gonokokal). Umumnya infeksi tersebut tidak menimbulkan gejala, namun terkadang menyebabkan nyeri tenggorokan dan gangguan untuk menelan. Jika cairan yang terinfeksi mengenai mata, maka bisa menyebabkan terjadinya infeksi mata luar (konjungtivitis gonore). Bayi yang baru lahir juga bisa terinfeksi gonore dari ibunya selama proses persalinan sehingga terjadi pembengkakan pada kedua kelopak matanya dan dari matanya keluar nanah. Jika infeksi itu tidak diobati, maka akan menimbulkan buta.

BAB IV PENUTUP

10

4.1 KESIMPULAN Gonere adalah penyakit yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan dan bagian putih mata ( konjungtiva ). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita , gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi. 4.2 SARAN Infeksi dapat dikurangi dengan menghindari hubungan seksual dengan banyak pasangan, pembasmian dengan diagnosis dini dan pengobatan, serta penemuan kasus dengan penyaringan penduduk beresiko tinggi dan pendidikan. Profilaksis mekanik (kondom) memberikan proteksi sebagian dan Kemoprofilaksis dapat menimbulkan peningkatan resistensi terhadap antibiotika.

DAFTAR PUSTAKA

11

www.scribd.com http://pramareola14.wordpress.com/2009/08/11/gonore-mengenal-penyebabkencing-nanah/ Diambil dari: 1. 2. 3. Baratawidjaya, Karnen Garna. 2000. Imunologi Dasar Edisi Ernets, Jawetz. 1996. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 20. Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1994.

IV. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Penerbit Binarupa Aksara. Jakarta 4. Handout Kuliah Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 2004 http://kesehatan.kompasiana.com/seksologi/2010/10/08/penyakit-infeksimenular-seksual-yang-disebabkan-bakteri/ http://id.wikipedia.org/wiki/Kencing_nanah/ http://www.blogdokter.net/2008/05/25/gonorrhea/

12

Anda mungkin juga menyukai