Anda di halaman 1dari 15

Kata Pengantar Assalamualaikum wr. wb.

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Memudahkan atas taufiq dan ridlo- Nya makalah ini telah terseleseikan. Terima kasih juga kepada Ibu Siti Masudah yang telah memberikan banyak masukan atas terseleseikannya makalah ini sebagai tanggung jawab sebagai mahasiswa yan g sedang mempelajari tentang sosial dan kebudayaan di masyarakat. Bab yang dibahas didalam makalah ini kali ini adalah mengenai manusia dan lingkungan, yang diharapakan setelah mempelalajari dan menganalisisnya kita bisa mengambil beberapa hal terkait manusia lingkungan seperti pengertian manusia dalam sudut pandang isbd, pengertian lingkungan dan macam-macanya, hubungan manusia dengan lingkungan serta menganalisis studi kasus yang terjadi di masyarakat berkaitan dengan mansuai lingkungan.Sangat peting sekali penganalisisan dan oemblajaran ini bagi calon petugas kesehatan karena tidak bisa dipungkiri bahwasanya para petugas kesehatan itu akan berhadapan dengan yang namanya manusia lingkungan dalam menunjang status kesehatan. Walaupun demikian tidak bisa dipungkiri bila dalam proses dan isi serta penyususnannya dalam makalah ini banyak sekali kekurangannya. Untuk itu kami sangat berharap sekali kritik dan saran guna perbaikan yang lebih baik pada pembuatan makalah berikutnya. Semoga bermanfaat, amin. Waalaikumsalam wr.wb. Surabaya, 15 April 2011 Tim penyusun
1

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Membahas tentang manusia berarti membahas tentang kehidupan sosial dan budayanya, tentang tatanan nilai-nilai, peradaban, kebudayaan, lingkungan, sumber alam, dan segala aspek yang menyangkut manusia dan lingkungannya secara menyeluruh. Manusia adalah mahluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan ,perkembangan, kematian, dan seterusnya yang saling terkait serta berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik baik itu positif maupun negatif. Manusia juga makhluk ciptaan-Nya yang paling tinggi derajatnya dibanding makhluk-makhluk hidup lainnya karena manusi a secara kodrati diberi aka budi yang memungkinkan adanya kebudayaan dari suatu proses yaitu proses belajar. Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya sesuai ketika tindakan-tindakan yang ia ambil.itu baik dan sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya. Hal ini menjadikan manusia tidak hanya cukup berakal dan berbudi saja tetapi kenyataannya manusia memiliki kebutuhan, dorongan dan kemauan yang pemenuhan serta perwujudannya

menimbulkan variasi budaya.


2

Variasi budaya akan dapat berkembang bila manusia berinteraksi dengan lingkungan. Tanpa interaksi dengan lingkungan maka perkembangannya akan terhambat. Dengan demikian ternyata peran lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan manusia termasuk manusia di gunung bromo yang terkenal dengan suku tenggernya, yang sebagai kajian kasus khusus dalam makalah ini untuk menjawab tema yang diambil yaitu manusia dan lingkungan. Mereka secara pemenuhan kebutuhan sangat bergantung denga lingkungannya, baik lingkungan ekonomi, sosial maupun kesehatan. Kekhasan yang tampak pada salah satu komunitas manusi ini sengat menarik untuk diadakannya kajian analisis, lebih-lebih analisis hubungan manusia yang ada disana dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksudkan dalam makalah ini adalah lingkungan social dan kesehatannya. Bagaimana keseharian yang dilakukan penduduk disana?apa mata

oencaharian mereka? Seperti apa lingkungan biotiknya dalam menunjang kebutuhannya? Bagaimana mereka dalam memberdayakan alam sekitar mereka? Bagaiman a mereka mengolah dan meningkatkan hasil-hasil alam milik mereka? Juga terkait apa saja mata pencaharian mereka? Agama yang mereka anut? Adat dan kebiasaan yang berkembang disana? Kepercayaan yang diyakini disana? Interaksi antar manusia yang ada disana seperti apa? Seta interakasi manusia dengan lingkungan mereka? Kesemua pertanyaan diatas berujung kepada satu kesimpulan yaitu tentang keterkaitannya manusia dengan manusia yang ada disana serta manusia dengan lingkungannya.

1.2 Tujuan a. Memahami pengertian manusia dan lingkungan b. Mengetahui kondisi lingkungan yang kondusif bagi manusia c. Memberikan gambaran hubungan manusia dengan lingkungannya d. Mencegah berbagai dampak negatif dari pengaruh manusia pada

lingkungannya e. Menganalisis sumber alam terkait sebagai kebutuhan manusia dan mengklarifikasinya

Bab 2 Pembahasan

2.1 Manusia Manusia merupakan makhluk yang sempurna di antara makhluk lainnya. Manusia memiliki akal yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup lainnya yaitu hewan dan tumbuhan. Akal diberikan untuk berfikir berdasarkan insting dan naluri.

Manusia juga merupakan makhluk sosial, mereka tidak bisa melakukan suatu hal atau mengerjakan sesuatu secara sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. 1. Manusia Sebagai Makhluk Individu Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris insalah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devidedartinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas. Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam
5

pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana eorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar. Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi biopsiko-fiskal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seeorang. 2. Manusia Sebagai Makhluk Sosial Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa alasan, yaitu: a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial. b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
6

c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia. 3. Manusia sebagai makhluk Susila Aspek kehidupan susila adalah aspek ketiga setelah aspek individu dan sosial. Manusia dapat menetapkan tingkah laku yang baik dan yang buruk karena hanya manusia yang dapat menghayati norma-norma dalam kehidupannya. Kehidupan manusia yang tidak dapat lepas dari orang lain, membuat orang harus memiliki aturan-aturan norma. Aturan-aturantersebut dibuat untuk menjadikan manusia menjadi lebih beradab. Menusia akan lebih menghargai nilai-nilai moral yang akan membawa mereka menjadi lebih baik. Melalui pendidikan mampu diciptakan manusia yang bersusila karena hanya dengan pendidikan kita dapat memanusiakan manusia.Dengan demikian, kelangsungan kehidupan masyarakat tersebut sangat tergantung pada tepat tidaknya suatu pendidikan mendidik seorang manusia mentaati norma, nilai dan kaidah masyarakat. 4. Manusia Sebagai Mahluk Religius Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa di muka bumi ini sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain. Melalui kesempurnaannya itu manusia bisa berpikir, bertindak, berusaha, dan bisa menentukan mana yang benar dan baik. Di sisi lain, manusia meyakini bahwa dia memiliki keterbatasan dan kekurangan. Mereka yakin ada kekuatan lain, yaitu Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta. Oleh sebab itu, sudah menjadi
7

fitrah manusia jika manusia mempercayai adanya Sang Maha Pencipta yang mengatur seluruh sistem kehidupan di muka bumi. Dalam kehidupannya, manusia tidak bisa meninggalkan unsur Ketuhanan. Manusia selalu ingin mencari sesuatu yang sempurna. Dan sesuatu yang sempurna tersebut adalah Tuhan. Hal itu merupakan fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan untuk beribadah kepada Tuhannya. Oleh karena fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk beribadah kepada Tuhan pun diperlukan suatu ilmu. Ilmu tersebut diperoleh melalui pendidikan. Dengan pendidikan, manusia dapat mengenal siapa Tuhannya. Dengan pendidikan pula manusia dapat mengerti bagaimana cara beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2.2 Lingkungan Lingkungan adalah tempat dimana suatu makhluk hidup itu tumbuh dimana meliputi unsur unsur penting seperti tanah, air, dan udara. Lingkungan sendiri memiliki arti penting dalam kehidupan setiap makhluk hidup, misalnya lingkungan hutan dimana setiap tumbuhan dan hewan bisa hidup dengan bebas untuk mencari makan. Selain itu, ada pula lingkungan perkotaan dimana unsur bangunan sangat kental di dalamnya, dalam hal ini sikap manusia mengenai lingkungan dan dampak dari kegiatan manusia sangat tidak terurus dan terpikirkan, saat lingkungan rusak dan ekosistem hancur maka keseimbangan antara kehidupan dan dengan kehidupan

lainnya akan berubah, hal ini memberikan dampak negatif bagi setiap makhluk hidup yang ada di sekitarnya. Contoh nyata dari lingkungan yang telah rusak adalah perkotaan , dimana sungai sebagai unsur air dan unsur kehidupan telah tercemar sehingga mengakibatkan matinya kehidupan di air, ikan yang semula bisa bertahan hidup di air yang jernih ini tidak bisa dijumpai lagi karena lingkungan tempatnya hidup sudah tidak mendukung untuk kelangsungannya, selain itu hancurnya lingkungan berdampak juga bagi kehidupan manusia dengan berkurangnya sumber air bersih. Untuk mencegahnya maka perlu segera dilakukannya tindakan prefentif agar dampaknya tidak berlarut larut. Lingkungan pada umunya sudah ditentukan oleh sang pencipta seperti ini namun sudah menjadi kewajiban setiap manusia untuk menjaga dan melestarikanya,Dalam tahapan perkembangan teknologi dan informasi semoga masalah mengenai hancurnya lingkungan tempat kita tinggal bisa segera diatasi, dan juga semoga para pemimpin kita diberikan kesadaran akan pentingnya tempat kita hidup daripada hanya memikirkan uang.

2.3 Hubungan antara Manusia dan Lingkungan Manusia sebagaimana makhluk lainnya memiliki keterkaitan dan ketergantungan terhadap lingkungannya. Manusia tidak akan pernah bisa hidup tanpa adanya dukungan dari lingkungannya. Relasi manusia dan lingkungan merupakan hubungan yang saling timbal balik karena manusia hidup di alam lingkungan hidup dan alam sebagai lingkungan hidup juga membutuhkan manusia untuk pelestariannya. Jadi,
9

manusia butuh alam untuk kehidupannya dan alam juga membutuhkan manusia untuk pelestariannya.

2.4 Studi Kasus Tradisi Masyarakat Tengger Disamping pemandangan alam yang indah Gn.Bromo juga memiliki daya tarik yang luar biasa karena tradisi masyarakat tengger yang tetap berpegang teguh pada adat istiadat dan budaya yang menjadi pedoman hidupnya. Upacara Kasada terkenal hingga manca negara dan selalu ramai di hadiri turis luar negeri maupun lokal. Suku Tengger berjumlah sekitar 40 ribu (1985) tinggal di lereng G.Semeru dan di sekitar kaldera Tengger. Mereka sangat dihormati karena mereka hidup jujur, tidak iri hati, dan tidak suka bertengkar. Masyarakat Tengger adalah keturunan Roro Anteng (putri raja Majapahit) dan Joko Seger (putera seorang brahmana). Mereka sangat menjunjung tinggi persamaan, demokrasi, dan kehidupan bermasyarakat. Bahasa daerah yang digunakan Masyarakat Tengger dalam kehidupan sehari-hari adalah bahasa Jawa Tengger, yakni bahasa Jawa Kuno. Mereka tidak menggunakan tingkatan bahasa, berbeda dengan bahasa Jawa yang dipakai pada umumnya memiliki beberapa tingkatan. Tengger dikenal sebagai tanah hila-hila (suci) sejak jaman Majapahit, para penghuninya dianggap sebagai abdi dibidang keagamaan dari Sang Hyang Widi Wasa. Hingga kini Masyarakat masih mewarisi tradisi Hindu sejak jaman kejayaan Majapahit. Agama Hindu di Bali dan di Tengger pada dasarnya sama yaitu Hindu

10

Dharma, tetapi Masyarakat Tengger tidak mengenal kasta, dan masih menganut tradisi yang pernah berkembang pada jaman Majapahit. Tidak seperti halnya masyarakat Hindu di Bali, Masyarakat Tengger tidak memiliki Istana, pustaka, maupun kekayaan seni-budaya tradisional, meski memiliki beberapa obyek penting semacam lonceng perunggu dan sebuah padasan di lereng bagian utara Tengger yang telah menjadi puing. Namun demikian mereka kaya akan kepercayaan dan upacara adat, diantaranya ialah: a. Upacara Karo Hari raya terbesar masyarakat Tengger adalah Upacara Karo atau Hari Raya Karo. Masyarakat menyambutnya dengan penuh suka cita, mereka mengenakan pakaian baru kadang membeli pakaian baru hingga 2-5 pasang, perabotpun juga baru. Makanan dan minuman pun melimpah. Tujuan penyelenggaraan upacara karo adalah: Mengadakan pemujaan terhadap Sang Hyang Widi Wasa dan menghormati leluhurnya. Memperingati asal usul manusia. Untuk kembali pada kesucian. Untuk memusnahkan angkara murka. b. Upacara Kapat Upacara Kapat jatuh pada bulan keempat (papat) menurut tahun saka disebut pujan kapat, bertujuan untuk memohon berkah keselamatan serta selamat kiblat, yaitu pemujaan terhadap arah mata angin. c. Upacara Kawulu Upacara ini jatuh pada bulan kedelapan (wolu) tahun saka. Pujan Kawolu sebagai penutupan megeng. Masyarakat mengirimkan sesaji ke kepala desa, dengan tujuan untuk keselamatan bumi, air, api, angin, matahari, bulan dan bintang.
11

d.

Upacara Kasanga Upacara ini jatuh pada bulan sembilan (sanga) tahun saka. Masyarakat berkeliling desa dengan membunyikan kentongan dan membawa obor. Upacara diawali oleh para wanita yang mengantarkan sesaji ke rumah kepala desa, untuk dimantrai oleh pendeta. Selanjutnya pendeta dan para sesepuh desa membentuk barisan, berjalan mengelilingi desa. Tujuan upacara ini adalah memohon kepada Sang Hyang Widi Wasa untuk keselamatan Masyarakat Tengger.

e.

Upacara Kasada

Upacara Kasada dilakukan oleh masyarakat Tengger yang bermukim di Gunung Bromo Jawa Timur, mereka melakukan ritual ini untuk mengangkat seorang Tabib atau dukun disetiap desa. Agar mereka dapat diangkat oleh para tetua adat, mereka harus bisa mengamalkan dan menghafal mantera mantera. Beberapa hari sebelum Upacara Kasada bromo dimulai, mereka mengerjakan sesaji sesaji yang nantinya akan dilemparkan ke Kawah Gunung Bromo. Dan mereka melemparkan ke dalam kawah, sebagai simbol pengorbanan yang dilakukan oleh nenek

12

moyang mereka. Di dalam kawah banyak terdapat pengemis dan penduduk tengger yang tinggal dipedalaman, mereka jauh jauh hari datang ke gunung bromo dan mendirikan tempat tinggal dikawah gunung Bromo dengan harapan mereka mendapatkan sesaji yang dilempar. Penduduk yang melempar sesaji berbagai macam buah buahan dan hasil ternak, mereka menganggapnya sebagai kaul atau terima kasih mereka terhadap Tuhan atas hasil ternak dan pertanian yang melimpah, sebagai aktivitas sehari-hari penduduk tengger pedalaman yang berada dikawah gunung bromo. f. Upacara Unan-Unan Upacara ini diadakan hanya setiap lima tahun sekali. Tujuan dari unan-unan adalah untuk mengadakan penghormatan terhadap Roh Leluhur. Dalam upacara ini selalu diadakan penyembelihan binatang ternak yaitu Kerbau. Kepala Kerbau dan kulitnya diletakkan diatas ancak besar yang terbuat dari bambu, diarak ke sanggar pamujan.

2.5 Analisis Studi Kasus Manusia: - masyarakat tengger dari sejarahnya berasal dari keturunan kerajaan majapahit yang terisolasi di daerah gunung Bromo Berdasar historisnya, masyarakat tengger menjadi masyarakat yang solid dan menjunjung tinggi persamaan, demokrasi, keharmonisan dengan alam dan kehidupan sosialnya. Masyarakat Tengger juga memiliki toleransi yang tinggi dengan masuknya agama lain seperti Islam dan Kristen, namun mereka masih tetap mengagungkan agama mereka yakni Hindu yang dibawa Majapahit tanpa kasta.

13

Lingkungan Lingkungan alam sekitar Gunung Bromo masih sangat asri, mengingat tempat ini juga merupakan area hutan nasional yang dikelola pemerintah Lingkungan social di Tengger juga sangat bagus terlihat dari kebersamaan yang selalu terjaga. Terlihat saat pagi hari mengobrol bersama didepan rumah dan menggunakan sarung sebagai pakaian khasnya.

Kesehatan -Masyarakat tengger yang terbiasa membawa hasil kebun yang rata-rata 50 kg dengan cara dibawa dengan sebatang tiang yang dimuati 2 keranjang super besar. - meski orang disana terlihat sangat kuat fisiknya terutama otot, rumah mereka belumlah sevisi dengan arti kesehatan yang kita pelajari. Hal ini terlihat dari lantai rumahnya yang sebagian masih berupa tanah -Dari segi fisiologis, kadar HB mereka lebih tinggi dari kita yang di Surabaya, terlihat dari pipinya yang selalu kemerahan - untuk mmenuhi kebutuhan nutrisinya, banyak orang tengger turun ke kota untuk membeli bahan makanan yang tidak terdapat diatas sekaligus menjual barang yang dimilikinya dari atas seperti sayuran tomat, dll.

14

Bab 3 Penutup

3.1 Kesimpulan Keunikan dari tengger adalah mereka tetap memegang teguh tradisi-tradisi nenek moyang mereka dari leluhur mereka majapahit seperti persamaan, toleransi, dan lain sebagainya. Sehingga tidak heran bila warga tengger disini terkenala dengan toleransinya termasuk tolerangsi antar umat beragama.Terkait manusia lingkungan, hampir semua warga tengger sangat menggantungkan kehidupannya terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.

3.2 Saran Kita harus mejadikan masyarakat tengger menjadi cermin kita yang mana mereka selalu menjaga dan melestarikan kebudayaan mereka agar budaya-budaya itu tidak akan punah. Karena kita tahu bahwa budaya di Negara kita semakin hilang karena masyarakat kurang peduli dengan budayanya sendiri. Selain dalam hal kebudayaan, kita juga harus bisa menjaga dan melestarikan lingkungan alam karena manusia dan lingkungan alam itu merupakan simbiosis mutualisme.

15

Anda mungkin juga menyukai