Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pengembangan usaha dalam Koperasi perlu diperhatikan oleh kita sebagai mahasiswa yang menempuh salah satu mata kuliah perkoperasian hal ini berkaitan erat dengan bagaimana mengembangkan usaha koperasi karena apabila koperasi tersebut belum bisa berkembang maka usaha dari kegiatan koperasi ini akan tidak mampu bersaing dengan usaha usaha yang lainnya. Untuk meningkatkan Produktifitas dan tingkat efesiensi yang tinggi dalam usaha koperasi diperlukan pengetahuan dalam penerapan tekhnologi di dalam pengembangan usaha tersebut baik itu untuk meningkatkan kemampuan uji coba peralatan apabila kita lihat dalam salah satu usaha koperasi pertanian saja banyak hal yang diperluakan dalam membangun dan mengembangkan koperasi tersebut untuk meningkatkan usaha tersebut jelaslah bahwa penerapan dan pengenalan tekhnologi sangat diperlukan.oleh karena itu dalam kesempatan ini kami selaku kelompok 2 ingin memaparkan bagaimana cara pengembangan usaha koperasi tersebut.

1.2. Rumusan masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana cara mengembangkan usaha koperasi ?

1.3. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan ini adalah mengidentifikasi bagaimana cara mengembangankan usaha koperasi ?

1.4 Manfaat Penulisan Manfaat penulisan ini dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Sebagai dasar untuk mengetahui bagaimana cara mengembangkan usaha koperasi. 2. Sebagai kewajiban mahasiswa untuk menyelesaikan tugas berkelompok untuk mata kuliah organisasi kebijakan pembangunan koperasi.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengenalan dan Penerapan Tekhnologi Untuk meningkatkan Produktifitas dan tingkat efesiensi yang tinggi dalam usaha pertanian perlu perkenalan dan penerapan teknologi adapun langkah-langkah yang perlu di lakukan: Identifikasi dan analisis potensi dan wilayah Pengenalan dan uji coba peralatan yang disempurnakan Pelatihan pengoperasian peralatan maupun pengamanan (handing) produksi pertanian Pelatihan teknik-teknik dan strategis

2.2 Bidang Usaha 2.2.1 Kegiatan Usaha Koperasi Kegiatan usaha koperasi adalah aktivitas usaha yang mengutamakan keterkaitan langsung dengan usaha anggota, dalam hal ini koperasi juga bisa memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat sekitarnya, dan usaha koperasi ini harus dikelola dengan efisien sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat yang sebesar besarnya kepada anggota. Kegiatan usaha koperasi baik di dalam maupun di luar negeri harus mempertimbangkan kelayakan usaha agar usaha koperasi ini mampu untuk bersaing dengan usaha usaha di luar koperasi , usaha usaha koperasi ini juga bisa dapat dilaksanakan dalam beberapa bidang usaha sekaligus ( serba usaha ) dan juga usaha usaha ini harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan ekonomi anggota serta potensi ekonomi wilayah. Untuk mengembangkan usaha dan pelayanan, koperasi harus senantiasa mengembangkan jaringan usaha sesama koperasi dan

kemitraan. Dalam hal pelaksanaan kegiatan usaha koperasi ini berpedoman dalam Rapat Anggota 2.2.2 Tempat Pelayanan Usaha Koperasi Tempat pelayanan koperasi ( TPK ) adalah perpanjangan tangan koperasi dalam rangka mendekatkan pelayanan kepada anggota dan masyarakat. TPK dibentuk oleh pengurus koperasi ( TPK Organik ) atau Kelompok anggota ( TPK non organik ) yang berdasarkan kebutuhan ekonomi kelompok dan kelayakan usaha.pembentukan tersebut selanjutnya dikukuhkan oleh pengurus koperasi dalam bentuk surat keputusan pengurus koperasi. Pengelolaan TPK dikelola oleh seorang karyawan dan dapat dibantu oleh beberapa tenaga pelaksana yang diangkat dan diberhentikan oleh pengurus koperasi atau manajer koperasi, dalam hal mengangkat seorang karyawan pengurus koperasi atau manajer koperasi melihat kejujuran , keterampilan , dan keuletan bekerja , serta mampu mengendalikan dan mengembangkan TPK. Hubungan dan tata kerja karyawan TPK berkewajiban melaporkan kegiatannya kepada pengurus secara periodik dan membuat laporan tahunan atas segala kegiatan organisasi dan usaha TPK kepada pengurus atau manajer koperasi serta mengadministrasikan semua kegiatan yang dilakukan dan mempertanggung jawabkannya kepada pengurus atau anggota. Dalam hal ini permodalan yang dapat dilakukan oleh karyawan TPK dengan menghimpun modal dari anggota, koperasi dan pihak lain yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta dapat berasal dari donasi atau bantuan yang tidak mengikat serta melaporkan secara khusus kepada pengurus koperasi 2.2.3 Unit Usaha Otonom Unit usaha otonom koperasi adalah unit usaha yang merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari koperasi yang tidak terpisahkan dari koperasi yang dikelola secara otonom , mempunyai pengelola , neraca administrasi usaha dan anggaran rumah tangga tersendiri Unit usaha otonom ini dibentuk karena diperlukannya suatu unit usaha yang dikelola secara otonom agar kegiatan usaha tersebut bisa menjadi lebih efisien , pengelola dari unit usaha otonom ini ialah seorang manajer dan dibantu oleh beberapa karyawan , untuk pengangkatan dan pemberhentian manajer unit usaha otonom ini ditetapkan dengan surat keputusan pengurus koperasi yang hubungan dan tata kerjanya tertuang dalam kontrak kerja antara pengurus koperasi dengan manajer unit usaha otonom Unit usaha otonom memiliki permodalan sendiri yang terdiri dari modal kerja dan modal tetap . administrasi keuangan di unit usaha otonom harus mampu melaksanakan administrasi keuangan dan menyususn neraca serta perhitungan laba/rugi secara tersendiri yang mana hal itu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan unit ini dalam menjadi unit koperasi yang mandiri . masing masing unit usaha otonom mempunyai rencana kerja dab RAPB yang telah ditetapkan dalam RAT . transaksi yang dilakukan dalam unit usaha otonom ini diupayakan seluas luasnya melalui prosedur yang telah ditentukan oleh manajer unit usaha otonom yang bersangkutan. Sepanjang bank menyetujui unit usaha otonom dapat menandatangani akad kredit atas sepengetahuan pengurus koperasi untuk dan dengan jaminan unit usaha otonom yang bersangkutan . untuk keperluan itu pengurus koperasi membuat surat kuasa melimpahkan wewenang kepada manajer hal ini penting seandainya terjadi wanprestasi pada unit usaha otonom tersebut agar tidak mempengaruhi kredibilitas koperasi keseluruhan namun apabila jumlah kredit yang dimintakan melampu rencana

sebagaimana yang sudah disetujui dalam rencana anggaran pendapatan dan belanja dan jaminan unit usaha otonom dapat meminjam harta lainnya dari koperasi dengan persetujuan pengurus lengkap koperasi yang nantinya harus dipertanggungjawabkan kepada rapat anggota. Mengenai hubungan usaha unit usaha otonom mempunyai wewenang untuk mengadakan ikatan perjanjian dalam bidang usaha perdagangan , produksi , jasa dan lain lain dengan pihak ketiga dan dalam jangka meningkatkan pelayanan ekonomi kepada anggota koperasi sampai jumlah tertentu yang disetujui pengurus koperasi 2.2.4 Permodalan koperasi modal koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman , modal sendiri berasal dari simpanan pokok , simpanan wajib , dana cadangan , dan hibah sedangkan modal pinjaman berasal dari anggota , koperasi lainnya dan atau anggota koperasi lainnya , bank dan lembaga keuangan lainnya , penerbitan obligasi dan surat utang lainnya , sumber lain yang sah 2.2.5 Sisa Hasil Usaha Koperasi Sisa hasil usaha adalah pendapatan atau keuntungan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku setelah dikurangi biaya , penyusutan , dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan , sisa hasil usaha dapat juga dipergunakan untuk pendidikan perkoperasian anggota , dan juga besarnya SHU dilihat berdasarkan transaksi usaha yang mana pembagian dan mekanisme SHU ini telah diatur dalam rapat anggota. 2.2.6 Tanggungan seluruh anggota koperasi wajib menanggung kerugian sebatas simpanan pokok , simpanan wajib dan modal penyertaan dalam hal terjadi pembubaran koperasi atau sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.1.1 Pengenalan dan Penerapan Tekhnologi Untuk meningkatkan Produktifitas dan tingkat efesiensi yang tinggi dalam usaha pertanian perlu perkenalan dan penerapan teknologi adapun langkah-langkah yang perlu di lakukan: Identifikasi dan analisis potensi dan wilayah Pengenalan dan uji coba peralatan yang disempurnakan Pelatihan pengoperasian peralatan maupun pengamanan (handing) produksi pertanian Pelatihan teknik-teknik dan strategis

3.1.2 Bidang Usaha 3.1.2.1 Kegiatan Usaha Koperasi Kegiatan usaha koperasi adalah aktivitas usaha yang mengutamakan keterkaitan langsung dengan usaha anggota, dalam hal ini koperasi juga bisa memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat sekitarnya, dan usaha koperasi ini harus dikelola dengan efisien sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat yang sebesar besarnya kepada anggota. Kegiatan usaha koperasi baik di dalam maupun di luar negeri harus mempertimbangkan kelayakan usaha agar usaha koperasi ini mampu untuk bersaing dengan usaha usaha di luar koperasi , usaha usaha koperasi ini juga bisa dapat dilaksanakan dalam beberapa bidang usaha sekaligus ( serba usaha ) dan juga usaha usaha ini harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan ekonomi anggota serta potensi ekonomi wilayah. Untuk mengembangkan usaha dan pelayanan,

koperasi harus senantiasa mengembangkan jaringan usaha sesama koperasi dan kemitraan. Dalam hal pelaksanaan kegiatan usaha koperasi ini berpedoman dalam Rapat Anggota 3.1.2.2 Tempat Pelayanan Usaha Koperasi Tempat pelayanan koperasi ( TPK ) adalah perpanjangan tangan koperasi dalam rangka mendekatkan pelayanan kepada anggota dan masyarakat. TPK dibentuk oleh pengurus koperasi ( TPK Organik ) atau Kelompok anggota ( TPK non organik ) yang berdasarkan kebutuhan ekonomi kelompok dan kelayakan usaha.pembentukan tersebut selanjutnya dikukuhkan oleh pengurus koperasi dalam bentuk surat keputusan pengurus koperasi. Pengelolaan TPK dikelola oleh seorang karyawan dan dapat dibantu oleh beberapa tenaga pelaksana yang diangkat dan diberhentikan oleh pengurus koperasi atau manajer koperasi, dalam hal mengangkat seorang karyawan pengurus koperasi atau manajer koperasi melihat kejujuran , keterampilan , dan keuletan bekerja , serta mampu mengendalikan dan mengembangkan TPK. Hubungan dan tata kerja karyawan TPK berkewajiban melaporkan kegiatannya kepada pengurus secara periodik dan membuat laporan tahunan atas segala kegiatan organisasi dan usaha TPK kepada pengurus atau manajer koperasi serta mengadministrasikan semua kegiatan yang dilakukan dan mempertanggung jawabkannya kepada pengurus atau anggota. Dalam hal ini permodalan yang dapat dilakukan oleh karyawan TPK dengan menghimpun modal dari anggota, koperasi dan pihak lain yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta dapat berasal dari donasi atau bantuan yang tidak mengikat serta melaporkan secara khusus kepada pengurus koperasi 3.1.2.3 Unit Usaha Otonom

Unit usaha otonom koperasi adalah unit usaha yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari koperasi yang tidak terpisahkan dari koperasi yang dikelola secara otonom , mempunyai pengelola , neraca administrasi usaha dan anggaran rumah tangga tersendiri Unit usaha otonom ini dibentuk karena diperlukannya suatu unit usaha yang dikelola secara otonom agar kegiatan usaha tersebut bisa menjadi lebih efisien , pengelola dari unit usaha otonom ini ialah seorang manajer dan dibantu oleh beberapa karyawan , untuk pengangkatan dan pemberhentian manajer unit usaha otonom ini ditetapkan dengan surat keputusan pengurus koperasi yang hubungan dan tata kerjanya tertuang dalam kontrak kerja antara pengurus koperasi dengan manajer unit usaha otonom Unit usaha otonom memiliki permodalan sendiri yang terdiri dari modal kerja dan modal tetap . administrasi keuangan di unit usaha otonom harus mampu melaksanakan administrasi keuangan dan menyususn neraca serta perhitungan laba/rugi secara tersendiri yang mana hal itu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan unit ini dalam menjadi unit koperasi yang mandiri . masing masing unit usaha otonom mempunyai rencana kerja dab RAPB yang telah ditetapkan dalam RAT . transaksi yang dilakukan dalam unit usaha otonom ini diupayakan seluas luasnya melalui prosedur yang telah ditentukan oleh manajer unit usaha otonom yang bersangkutan. Sepanjang bank menyetujui unit usaha otonom dapat menandatangani akad kredit atas sepengetahuan pengurus koperasi untuk dan dengan jaminan unit usaha otonom yang bersangkutan . untuk keperluan itu pengurus koperasi membuat surat kuasa melimpahkan wewenang kepada manajer hal ini penting seandainya terjadi wanprestasi pada unit usaha otonom tersebut agar tidak mempengaruhi kredibilitas

koperasi keseluruhan namun apabila jumlah kredit yang dimintakan melampu rencana sebagaimana yang sudah disetujui dalam rencana anggaran pendapatan dan belanja dan jaminan unit usaha otonom dapat meminjam harta lainnya dari koperasi dengan persetujuan pengurus lengkap koperasi yang nantinya harus dipertanggungjawabkan kepada rapat anggota. Mengenai hubungan usaha unit usaha otonom mempunyai wewenang untuk mengadakan ikatan perjanjian dalam bidang usaha perdagangan , produksi , jasa dan lain lain dengan pihak ketiga dan dalam jangka meningkatkan pelayanan ekonomi kepada anggota koperasi sampai jumlah tertentu yang disetujui pengurus koperasi 3.1.2.4 Permodalan koperasi modal koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman , modal sendiri berasal dari simpanan pokok , simpanan wajib , dana cadangan , dan hibah sedangkan modal pinjaman berasal dari anggota , koperasi lainnya dan atau anggota koperasi lainnya , bank dan lembaga keuangan lainnya , penerbitan obligasi dan surat utang lainnya , sumber lain yang sah 3.1.2.5 Sisa Hasil Usaha Koperasi Sisa hasil usaha adalah pendapatan atau keuntungan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku setelah dikurangi biaya , penyusutan , dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan , sisa hasil usaha dapat juga dipergunakan untuk pendidikan perkoperasian anggota , dan juga besarnya SHU dilihat berdasarkan transaksi usaha yang mana pembagian dan mekanisme SHU ini telah diatur dalam rapat anggota. 3.1.2.6 Tanggungan seluruh anggota koperasi wajib menanggung kerugian sebatas simpanan pokok , simpanan wajib dan modal penyertaan dalam hal terjadi pembubaran koperasi atau

sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. 3.2 Saran Diperlukan kerja sama antara sesama anggota koperasi dan juga meningkatkan keperdulian antara anggota koperasi , pengurus koperasi dan juga pihak pengelola koperasi untuk meningkatkan rasa kepedulian terhadap usaha koperasi serta peran pemerintah dalam hal ini untuk memberikan sosialisasi dan fasilitas penunjang dalam hal pengembangan usaha koperasi.

Anda mungkin juga menyukai