Daftar Isi:
I. II. Pendahuluan Pengertian dan Dasar Hukum Lisensi UNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2000 Bentuk dan isi perjanjian lisensi Pengalihan Hak Pengalihan Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu disertai dengan dokumen tentang pengalihan hak III. Lingkup Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu DTLST yang mendapat perlindungan Subjek dari Hak DTLST Dasar Hak DTLST Hak Pemegang Hak DTLST IV. Jangka Waktu Perlindungan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Denda Pelanggaran Prosedur Pendaftaran Permohonan Pendaftaran atas nama Perorangan CD Permohonan Pendaftaran atas nama Perusahaan V. Kasus
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak Kekayaan Intelektual (yang selanjutnya disingkat HKI) merupakan terjemahan dari Intellectual Property Rights (IPR), yaitu hak atas kepemilikan terhadap karya-karya yang timbul atau lahir karena adanya kemampuan intelektualitas manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Karya-karya tersebut juga merupakan kebendaan tidak berwujud yang merupakan hasil kemampuan intelektualitas seseorang atau manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi melalui daya cipta, rasa, karsa dan karyanya, yang tidak hanya memiliki nilai-nilai ekonomis tetapi juga nilai moral yang terkandung di dalamnya.
HKI di Indonesia lahir karena adanya perkembangan teknologi yang pesat mempengaruhi perdagangan nasional yang mengharuskan Indonesia sebagai salah satu anggota organisasi perdagangan dunia atau World Trade Organization (WTO) untuk meratifikasi Agreement Establishing the World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) yang mencakup pula Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (Persetujuan TRIPs). Ratifikasi tersebut dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia). Ratifikasi tersebut melahirkan kewajiban Indonesia untuk mengikuti isi ketentuan WTO antara lain ketentuan mengenai HKI.
Secara garis besar HKI terbagi menjadi 2 bagian yaitu Hak Cipta (Copyright) dan Hak Kekayaan Industri (Industrial Property Rights). Hak Kekayaan Industri (Industrial Property Rights) tersebut mencakup Paten (Patent), Desain Industri (Industrial Design), Merek
(Trademark), Perlindungan Varietas Tanaman (Varieties Of Plant Protection), Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (Layout Design Of Integrated Circuit), dan Rahasia Dagang (Trade Secret) (Panduan HKI, 2008: 3).
Indonesia sebagai negara berkembang perlu memajukan sektor industri untuk meningkatkan daya saing dengan memanfaatkan peranan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu yang merupakan bagian dari HKI. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (yang selanjutnya disingkat DTLST) adalah suatu produk yang memiliki transistor atau beberapa elemen yang dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor atau bahan yang terisolasi atau bagian dalam bahan semikonduktor, dan didesain untuk menghasilkan fungsi elektronik (Pasal 1 Angka (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000).
DTLST merupakan salah satu Hak Kekayaan Industri yang dilindungi dan diatur perlindungannya dalam hukum Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang DTLST (yang selanjutnya disingkat UU DTLST). Menurut UU DTLST yang berkepentingan atas hak DTLST adalah pendesain yaitu orang yang menghasilkan DTLST dan penerima hak dari pendesain yaitu orang yang mendapatkan persetujuan untuk melaksanakan hak atas DTLST. Hak atas DTLST yang mendapatkan perlindungan serta kepastian hukum adalah desain atas DTLST yang orisinil yang merupakan karya mandiri dari pendesain. DTLST yang orisinil dapat terlindungi dari tindakan pelanggaran oleh pihak yang tidak berhak apabila telah didaftarkan kepada Direktorat Jenderal HKI (yang selanjutnya disingkat Ditjen HKI).
Hak atas DTLST yang orisinil tersebut dapat diperoleh dengan cara mengajukan permohonan pendaftaran sesuai dengan ketentuan syarat dan prosedur yang telah diatur oleh UU DTLST. Berdasarkan UU DTLST, ketentuan lebih lanjut tentang syarat dan prosedur pendaftaran DTLST diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Permohonan Pendaftaran Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (yang selanjutnya disingkat PP DTLST).
Berdasarkan UU DTLST dan PP DTLST telah diatur secara lengkap dan jelas perlindungan hukum bagi DTLST melalui pendaftaran pada Ditjen HKI. DTLST yang memenuhi syarat dan prosedur pendaftaran yang telah ditentukan akan memperoleh Sertifikat DTLST. Pendaftaran DTLST akan dicatatkan dalam Daftar Umum DTLST, diumumkan dalam Berita Resmi DTLST atau sarana lain. Sertifikat DTLST adalah dokumen bukti hak atas DTLST dari pendesain atau pemegang hak yang mengajukan permohonan pendaftaran pada Ditjen HKI.
Dilihat dari segi manfaatnya, DTLST yang telah terdaftar mengakibatkan pendesain atau pemegang hak atas DTLST memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan hak atas DTLST. Hak eksklusif atas DTLST hanya diberikan kepada pendesain atau pemegang hak untuk jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri, melarang orang lain atau menikmati manfaat ekonomi dengan memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakan DTLST. Dengan demikian, pihak lain dilarang untuk melaksanakan hak atas DTLST tanpa persetujuan pendesain atau pemegang hak. Pemberian izin atas hak atas DTLST kepada pihak lain dapat dilakukan melalui pengalihan hak.
Pengalihan hak atas DTLST terjadi karena undang-undang dilakukan dengan cara pewarisan, hibah, dan wasiat dan terjadi karena perjanjian dilakukan dengan perjanjian lisensi. Hak atas DTLST yang beralih dengan cara pewarisan diberikan oleh pewaris sebagai pemegang hak kepada ahli waris sebagai penerima hak. Hak atas DTLST yang beralih dengan cara hibah diberikan oleh pemberi hibah kepada penerima hibah. Hak atas DTLST yang beralih dengan cara wasiat diberikan oleh pemberi wasiat kepada penerima wasiat. Hak atas DTLST yang dialihkan dengan cara perjanjian lisensi diberikan kepada pihak lain dengan perjanjian
tertulis. Setiap pengalihan hak atas DTLST dengan cara pewarisan, hibah, wasiat dan perjanjian lisensi harus dilakukan permohonan pencatatan pada Ditjen HKI yang didukung oleh dokumen pengalihan hak.
Berdasarkan uraian di atas, Peneliti tertarik melakukan penelitian tentang pengalihan hak atas DTLST berdasarkan peraturan perundang-undangan DTLST dan peraturan perundangundangan lain yang terkait dan dapat dijadikan sumber acuan dalam pengalihan hak, sepanjang tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang HKI khususnya UU DTLST. Penelitian ini dibuat dalam bentuk skripsi dengan judul: Tinjauan Yuridis Pengalihan Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Berdasarkan UndangUndang Nomor 32 tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
Ruang lingkup penelitian ini meliputi ruang lingkup pembahasan dan ruang lingkup bidang ilmu. Ruang lingkup pembahasan adalah bentuk, tata cara, serta akibat hukum pengalihan hak atas DTLST berdasarkan UU DTLST, KUHPerdata dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ruang lingkup bidang ilmunya adalah Hukum Keperdataan (Ekonomi) khususnya HKI mengenai pengalihan hak atas Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST).
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan pokok bahasan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran jelas, rinci, dan lengkap tentang bentuk; tata cara; dan akibat hukum pengalihan hak atas DTLST.
D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Secara teoritis penelitian ini adalah sebagai sumbangan pemikiran dan pengembangan di bidang hukum keperdataan khususnya ilmu hukum perdata ekonomi mengenai ketentuan hukum mengenai pengalihan hak atas DTLST berdasarkan UU DTLST, KUHPerdata dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Kegunaan Praktis Secara praktis hasil dari penelitian ini diharapkan berguna sebagai: a. memperluas pengetahuan penulis dalam bidang hukum khususnya hukum keperdataan khususnya HKI terkait dengan pengalihan hak atas DTLST; b. sebagai informasi awal bagi penelitian lanjutan dan referensi alternatif bacaan terhadap pihakpihak yang ingin mencatatkan pengalihan hak atas DTLST.
I.
Desain Tata Letak adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga dimensi dari berbagai elemen, sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, serta sebagian atau semua interkoneksi dalam suatu Sirkuit Terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut dimaksudkan untuk persiapan pembuatan Sirkuit Terpadu. Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi, yang di dalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan semikonduktor yang dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik. Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu adalah hal eksklusif yang diberikan oleh negara Republik Indonesia kepada Pendesain atas hasil kreasinya, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri, atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut.
Lisensi
Perjanjian Lisensi wajib dicatatkan dalam Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Perjanjian Lisensi yang tidak dicatatkan dalam Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu tidak berlaku terhadap pihak ketiga. Perjanjian Lisensi diumumkan dalam Berita Resmi Tata Letak Sirkuit Terpadu. Perjanjian Lisensi wajib dicatatkan dalam Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Perjanjian Lisensi yang tidak dicatatkan dalam Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu tidak berlaku terhadap pihak ketiga. Perjanjian Lisensi diumumkan dalam Berita Resmi Tata Letak Sirkuit Terpadu.
UNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Bahwa untuk memajukan industri yang mampu bersaing dalam lingkup perdagangan nasional dan internasional perlu diciptakan iklim yang mendorong kreasi dan inovasi masyarakat di bidang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu sebagai bagian dari sistem Hak Kekayaan Intelektual. Bahwa Indonesia telah meratifikasi Agreement Establishing the World Trade Organization(Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) yang mencakup Agreement onTrade Related Aspects of Intellectual Property Rights (Persetujuan TRIPs) dengan UndangUndang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Desain Tata LetakSirkuit Terpadu. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perludibentuk Undang-Undang tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu. Mengingat :
1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia), (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564). Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYATREPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN : Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU Dalam ranah Hukum Kekayaan Intelektual terhadap DTLST ini ada beberapa istilah atau pengertian yang perlu diketahui, yaitu; Pendesain adalah seorang atau beberapa orang yang menghasilkan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual wajib menolak pencatatan perjanjian Lisensi yang memuat ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir 1 di atas. Ketentuan mengenai pencatatan perjanjian Lisensi diatur dengan Keputusan Presiden.
Pengalihan Hak
Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dapat beralih atau dialihkan dengan: pewarisan; hibah; wasiat; perjanjian tertulis; atau sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.
Pengalihan Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu disertai dengan dokumen tentang pengalihan hak
Segala bentuk pengalihan Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu wajib dicatat dalam Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengalihan Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu yang tidak dicatatkan dalam Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu tidak berakibat hukum pada pihak ketiga. Pengalihan Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu diumumkan dalam Berita Resmi Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
Pengalihan Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu tidak menghilangkan hak Pendesain untuk tetap dicantumkan nama dan identitasnya, baik dalam Sertifikat Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Berita Resmi Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu maupun dalam Daftar Umum Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
II.
Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu tidak dapat diberikan jika Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu tersebut bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku, ketertiban umum, agama atau kesusilaan.
PROSEDUR PENDAFTARAN : Permohonan pendaftaran DTLST diajukan dengan cara mengisi formulir yang disediakan di Direktorat Jenderal HAKI. Formulir tersebut diisi dengan menggunakan Bahasa Indonesia dan diketik rangkap empat. Pemohon wajib melampirkan syarat-syarat sebagaimana diminta.
IV. Kasus
Sejak tahun 2000 Undang-Undang No. 32 tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu sudah diundangkan oleh Pemeirntah Indonesia sebagai pemenuhan suatu syarat minimum yang terdapat dalam perjanjian Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPs) yang menghendaki agar setiap negara anggota WTO yang telah meratifikasi perjanjian tersebut membuat peraturan sendiri. Namun, sampai saat ini di Indonesia belum ditemukan kasus-kasus pelanggaran Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu. Hal ini dimungkinkan karena teknologi di Indonesia belum begitu maju dibandingkan negera-negara seperti Jepang, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Alih Teknologi belum berjalan dengan baik, sehingga kemampuan teknologi bangsa Indonesia belum memadai untuk mendaftarkan hak atas Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu. Masyarakat masih diberi kesempatan untuk mencontoh dan melatih diri untuk menemukan sesuatu di bidang DTLST. Sumber: Makalah Pemahaman dan Penerapan Hukum tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu oleh Venantia Sri Hadiarianti Dosen Fakultas Hukum Unika Atma Jaya Jakarta.