Anda di halaman 1dari 6

IBU BUTA DAN ANAK YANG DURHAKA Hiduplah seorang keluarga yang dimana hanya ada seorang Ibu

buta dan seorang Anak perempuan. Seorang anak tersebut sering berlaku kasar kepada ibunya sendiri. Padalah ia sudah tahu bahwa ayahnya sudah tiada dan ibunya pun tidak bias melihat kembali karena buta akibat sewaktu kecelakaan yang menimpah keluarga mereka. Namun seharusnya ia bersyukur masih ada seorang ibu yang selamat dari kecelakaan tersebut. Seorang anak itu bernama zahra. Ia adalah seorang anak manja. Padalah ia sudah bersekolah dan berpendidikan sampai masa SMK. Ia juga sudah beranjak dewasa. Sedangkan Ibunya hanya seorang orang janda biasa yang belum lama ditinggalkan sang suami, untung saja dia masih memiliki harta yang cukup untuk merawat dan mendidik Zahra anaknya. Lalu sekarang yang hanya bias ibu lakukan hanya berjalan sambil memakai tongkat. Untuk berjalan pun terasas usah dan terhambat karena penglihatannya, sang ibu hanya bias berjalan sambil memakai tongkat. Namun Anaknya itu hanya suka teriak - teriak diwajahnya, selain itu ia juga selalu mencaci dan memakinya seorang ibu yang tidak bias melihat itu. Pada suatu ketika anak itu pulang sekolah. Ia ingin sekali makan. Karena tingkah dan kemanjaan anak itu kepada ibunya. Maka ia pun mencari Ibunya untuk disuruh -suruh masak karena ia lapar. Namun ternyata ibu itu sedang pergi ke warung untuk membelikan Ia makanan. Karena Ibu itu tidak memasak. Sewaktu ibunya pulang Ia pun langsung memarahi ibunya sebab sang ank pun tidak sabar untuk menunggu ibu pulang. Pada akhirnya sang anak pun membuang makanan yang sudah diberikan ibunya. Lalu hati sang ibu itu pun menangis dan berkata, mengapa kau perlakukan ibumu sendiri seperti pembantu.

Setiap hari kau hanya bias menyuruh ibumu yang sudah tidak bias melihat ini. Seharusnya kau bias membantu ibumu ini yang sudah tidak mampu untuk melihat kembali. Namun anak itu malah marah marah sambil beranjak keluar dari rumah karena tidak mau mendengarkan nasihat ibunya. Saat malam tiba Zahra pun juga belum pulang kerumah, dari tadi siang setelah Zahra memarahi ibunya, karena kesal dan sampai jam segini belum balik-baik kerumah. Ibunya pun cemas dan khawatir, walau pun Zahra sering memahari dan sering berlaku kasar kepada ibu, ibu pun masih sayang dan cinta banget sama Zahra karena Zahra lah satu-satunya keluarga yang masih utuh. Ketika Zahra pulang sudah larut malam, sang ibu pun bertanya dari mana saja kau nak sampai larut malam ini baru pulang. Namun Zahra pun tidak menjawab pertanyaan sang ibu. Zahra terdiam dan langkah kakinya menuju pintu kamar sambil menutup pintu sekencang mungkin. Sang ibu pun bersabar, dan menguatkan hatinya untuk menghadapi tingkah laku sang anak yang semakin harisemakin menjadi. Suatu ketika Zahra mau berangkat sekolah Ia bermaksud meminta uang sekolahnya. Ketika ibunya sedang mengambil uang tersebut. Zahra pun tidak sabar menunggu ia langsung membentak bentak ibunya karena lama sekali memberi uang kepadanya. Ibunya pun masih bersabar dan langsung menyuruh anaknya itu untuk mengambil uang sekolahnya sebesar lima ribu. karena ada dua kerta suangantara lima ribudan lima puluh ribu. Namun sang anak tersebut malah membohongi sang ibu, Ia malah mengambil uang lima puluhribu. Sang anak pun berani membohongi ibunya sendiri yang tidak bisa melihat itu.

Padalah Ibunya itu telah tua dan buta , sering kali Ia berdoa kepada Allah taala agar Allah meringankan kekerasan dan kekejaman anaknya. Dia menjadikan ibunya sebagai pembantu yang membantu dan mengurusi segala kebutuhannya, dan sering kali Ia membohongi sang ibu yang tidak bias melihat itu. Sedangkan ibunya sendiri tidak mampu untuk membayar pembantu untuk membantu ia bertugas dan menurusi anaknya yang kejam dan kasar itu. Betapa sering air matanya mengalir di kedua pipinya, berdoa kepada Allah taala agar memperbaiki belahan hatinya dan memberikan hidayah kepada buah hatinya. Karena wanita itu tak sanggup lagi dengan perlakuan yang kasar dan semenah menah itu.

Pada suatu hari dia menemui ibunya dengan raut wajah kejahatan yang terlihat dari kedua matanya. Dia berteriak - teriak di wajah ibunya, Apakah ibu belum menyiapkan makanan juga? Dengan segera ibunya mempersiapkan dan menghidangkan makanan untuknya. Akan tetapi ketika dia melihat makanan yang tidak dia suka, maka dia melemparnya ketanah. Dia marah dan berucap, Sungguh, aku kena musibah dengan wanita yang sudah tua dan buta seperti kamu , sungguh aku sangat malu kepada teman-teman ku, aku tidak tahu, kapan aku bias terlepas diri darimu ibu. Ibunya menangis dan berkata, Wahai anakku, takutlah kamu kepada Allah terhadapku. Tidakkah kamu takut kepada Allah? Tidakkah kamu takut akan murka dan ke marahan Nya?

Karena mendengar kata-kata ibunya, makakemarahannya pun memuncak, dia memegang baju ibunya dan mengangkatnya. Dia mengguncang guncang ibunya dengan kuat membentak sang ibu, Dengar, aku tidak mau dinasihati. Bukan aku yang mesti dibilang harus bertakwa kepada Allah. Lalu dia melempar ibunya. Ibunya jatuh tersungkur. Tangisnya bercampur dengan tawa anaknya yang penuh gembira seakan anak tersebut tak mempunyai salah, Zahra pun mengatakan, Ibu pasti akan mendoakan kecelakaan bagiku. Ibu mengira Allah akan mengabulkannya. Kemudian dia keluar rumah sambil mengolok olok ibu nya. Sementara sang ibu, dia berlinangan air mata kesedihan, menangis siang dan malam tiada henti. Ada pun anaknya, dia lalu menaiki mobilnya. Bergembira dan bersuka cita sambil mendengarkan musik. Dia kencangkan volume tapenya. Dia lupaakan apa yang telah dia perbuat terhadap ibunya yang malang. Dia meninggalkan ibunya dalam keadaan bersedih hati sendirian, hatinya menelan rasa sakit, mengalami kesedihan yang sangat mendalam. Dia punya acara keluar kota. ketika mobilnya melaju di jalan raya dengan kecepatan tinggi, tiba tiba ada se ekor kambing yang berada di tengah jalan. Dia terguncang dan kehilangan keseimbangan. Dia mencoba untuk menguasai keadaan, akan tetapi tidak ada jalan keluar dari takdir. Dalam kecelakaan itu, ada potongan besi mobil yang masuk kedalam perutnya, akan tetapi dia tidak langsung tewas. Allah taala masih menyelamatkan dia dari kematiannya.

Pada saat itu segera pertolongan itu datang , Ia dibawa ke rumah sakit terdekat untuk diberi pertologan. Namun setelah Zahra di bawa kerumah sakit sang ibu pun di beritahukan bahwa anaknya mendapat kecelakan. Ibu pun menangis di sertai khawati, lalu ibu menyusul dan melihat anaknya yang sedang berbaring lemah dirumah sakit. Dengan perasaan khawatirnya sang ibu tidak berhenti-hentinya untuk mendoakan sang anak agar cepat sembuh. Sang anak pun berpindah- pindah dari operasi satu keoperasi yang lain, hingga akhirnya terbaring di tempat tidur, tidak bisa bergerak sama sekali, Ia mengalami koma dan kerisi yang amat parah. Kemungkinan Dia hidup pun sangat kecil, satu-satunya jalan adalah doa yang tulus dari seorang ibu, karena kesalahan dari perbuatannya kepada sang ibu. Sang ibu pun berdoa dan mangkat tangan serta mencucurkan air mata yang amat sedih,,,, ya allah tolong hamba mu ini, meski pun anak ku sering membentak, menghina dan berlaku jahat kepadaku , tolong sembuhkan anak ku, berilah Hidayah kepada hatinya agar dia bertaubat dan mengakui kesalahan-kesalahan yang sudah dia perbuat, berikan dia satu kesempatan lagi untuk memperbaiki akhlak dan tingkah laku dia terhadap diriku, Sembuhkan lah anak ku berilah ke ajaibanmu, amien,, Dua jam kemudian keajaiban itu datang, anaknya pun tersadar dari koma, dan ketika Zahra itu membuka mata. Ia langsung menangis dan meminta maaf kepada sang ibu. Akhirnya sang anak mengakui kesalahan terbesarnya kerena sudah berdosa dan selalu menganiaya ibunya sendri,

TUGAS BUDI PEKERTI IBU BUTA DAN ANAK YANG DURHAKA CERITA NYATA

MUTIARA AZZAHRA XI AP2

Anda mungkin juga menyukai