Anda di halaman 1dari 22

ABSTRAK Di Indonesia, pelaksanaan sistem ekonomi Islam yang sudah dimulai sejak tahun 1992 semakin marak dengan

bertambahnya jumlah lembaga keuangan Islam baik bank maupun non bank. Salah satu lembaga keuangan non bank adalah Baitul Mal wat Tamwil (BMT) yang berorientasi pada masyarakat Islam lapisan bawah. Berdirinya BMT ternyata telah memiliki legalitas hukum yang sah dan berlaku dalam skala Nasional dan melalui proses tahapan hukum yang bertahap. Kelahirannya pun merupakan sebuah solusi alternatif bagi kelompok ekonomi masyarakat bawah yang membutuhkan dana bagi pengembangan usaha kecil. BMT merupakan lembaga ekonomi rakyat kecil yang berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi pengusaha kecil dengan berdasarkan prinsip syariah dan prinsip koperasi. Koperasi Agro Niaga Indonesia (KANINDO) Syariah adalah salah satu lembaga keuangan yang berdomisili di Malang, di mana lembaga ini menjadi kajian kami untuk mempelajari dan memahami bagaimana sistem keuangan mikro syariah yang berbasis koperasi. Kata Kunci : Legalitas Hukum, Koperasi Agro Niaga Indonesia (KANINDO) Syariah, BMT Pendahuluan Ada suatu problem besar dan sangat mendasar dalam ilmu ekonomi konvensional yang mendominasi kajian bidang ilmu ekonomi kontemporer, yaitu ketidakmampuan ilmu tersebut dalam memecahkan persoalan kebutuhan ekonomi manusia. Teori-teori ekonomi yang telah ada, misalnya terbukti tidak mampu mewujudkan ekonomi global yang berkeadilan dan keadaban. Yang terjadi justru dikotomi antara kepentingan individu, masyarakat dan Negara, dan hubungan antarnegara. Selain itu teori ekonomi yang ada saat ini tidak mampu menyelesaikan masalah kemiskinan dan ketimpangan pendapatan. Juga tidak mampu menyelaraskan hubungan antarregional di suatu negara, antara negara-negara di dunia, terutama antara negara-negara maju dan negara-negara berkembang dan negara-negara terbelakang. Lebih parah lagi adalah terabaikannya pelestarian sumber daya alam (nonrenewable resources).(Murasa Sarkaniputra: 2004). Khusus untuk kondisi di Indonesia,-dan inilah yang menjadi titik fokus pembahasan makalah kami- krisis moneter yang melanda hampir dua tahun sejak awal Juli 1997 telah berubah menjadi krisis ekonomi, yakni lumpuhnya kegiatan ekonomi karena semakin banyak perusahaan yang tutup dan meningkatnya jumlah pekerja yang menganggur. Krisis ekonomi berdampak pada jumlah penduduk miskin di Indonesia. BPS mencatat pada awal Juli 2007, Jumlah penduduk miskin di Indonesia per bulan Maret 2007 sebesar 37, 17 juta jiwa (16,58%). (Euis Amalia : 2009).-data BPS di atas terjadi pada tahun 2007, sedangkan sekarang di pertengahan tahun 2012 angka penduduk kemiskinan makin memprihatinkan, di tengah para pemimpin negeri yang korup dan krisis ekonomi yang dijajah. Tanpa akses yang tetap pada Lembaga Keuangan Mikro (LKM) hampir seluruh rumah tangga miskin akan menggantungkan pembiayaan pada kemampuan sendiri yang sangat

terbatas atau pada kelembagaan keuangan informal (rentenir/tengkulak/pelepas uang) yang membatasi kelompok miskin untuk berpartisipasi dan mendapat manfaat dari kegiatan pembangunan. Secara khusus, LKM juga dapat menjadi jalan efektif dalam membantu dan memberdayakan perempuan yang menjadi bagian terbesar dari masyarakat miskin sekaligus juga berpotensi dan berperan besar untuk meningkatkan ekonomi keluarga. (Endang Thohari: 2003) Fakta membuktikan bahwa LKM merupakan pendekatan terbaik dalam upaya pemberdayaan dan pengembangan usaha mikro untuk penanggulangan kemiskinan dan pemerataan pendapatan. Banyak perhatian dan usaha untuk mengembangkan keuangan mikro terutama didasarkan pada motivasi untuk mempercepat usaha penanggulangan kemiskinan. Selanjutnya, yang penting untuk diteliti dalam konteks ke-Indonesiaan adalah kelompok masyarakat miskin di Indonesia yang mayoritas muslim dan bekerja di sektor Usaha Kecil Mikro (UKM) yang bersifat informal. (Euis Amalia: 2009). BMT, saat ini mencapai lebih dari 3.038 buah menurut PINBUK. Sebagai lembaga keuangan berbasis syariah, BMT di Indonesia berprospek tumbuh karena didukung oleh potensi sumber daya alam yang melimpah, potensi sumber daya manusia, dimana mayoritas penduduknya adalah beragama Islam, dan mampu menyelaraskan gerak roda perekonomian umat terutama ekonomi mikro. (Euis Amalia: 2009). BMT yang berkembang saat ini didirikan dengan suatu proses legalitas hukum yang bertahap; pertama dapat dimulai sebagai KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat), dan jika telah mencapai nilai aset tertentu kemudian menyiapkan diri ke dalam badan hukum koperasi. Jika mencapai keadaan di mana para anggota dan pengurus siap dengan baik untuk mengelola koperasi, maka BMT dapat dikembangkan menjadi badan hukum koperasi. Kebijakan ini dilakukan karena legalitas usaha yang diakui di Indonesia hanya tiga : Perseroan Terbatas (PT), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Koperasi. Dengan demikian, pilihan legalitas paling logis bagi BMT adalah koperasi bukan lembaga keuangan, yayasan bukan pula KSM atau yang lainnya. Dengan demikian pedoman kerja, penilaian kesehatan, AD/ART BMT merujuk pada ketentuan Departemen Koperasi dan bukan yang lainnya. Dalam Makalah ini, kami dari kelompok kedua yang diamanahi dosen pengampu hukum ekonomi Islam, bapak Azhar Muttaqin M.Ag untuk menganalisa mengenai badan hukum koperasi untuk BMT melalui tinjauan syariah yang akan dilihat melalui kesesuaian konsep koperasi dengan nilai-nilai syariah Islam, kemudian selanjutnya kami akan memaparkan hasil observasi lapangan yang kami teliti yaitu di Koperasi Agro Niaga Indonesia (KANINDO) Syariah yang berdomisili di Kabupaten Malang. Pembahasan. 1. Prespektif Hukum Islam tentang Koperasi. HJ. Norvadewi, salah seorang dosen tetap Jurusan Syariah Muamalah STAIN Samarinda, menjelaskan dalam makalahnya tentang Tinjauan Syariah Terhadap Badan Hukum Koperasi untuk Baitul Mal Wat Tamwil (BMT), bahwa pembahasan mengenai spektrum hukum Islam sangat luas dan di dalam penetapan hukumnya dapat melalui

prosedur dan metode yang beragam. Jika hukum suatu masalah tidak secara eksplisit disebutkan dalam Al-Quran dan Sunnah, maka penetapan hukumnya dapat dilakukan melalui ijtihad, sehingga terdapat metode-metode penerapan hukum secara qiyas, ijma, istilah, istihsan dan lainnya yang biasa disebut hukum dzanni. Hal ini terjadi pula di dalam penetapan hukum berkoperasi. Menurut Mahmud Syaltut, koperasi atau istilah lainnya syirkah taawuniyah adalah suatu bentuk syirkah baru yang belum dikenal oleh fuqaha terdahulu1. Kemudian syirkah menjadi 4 macam, yaitu : : Syirkah Abdan, Mufawadah, Wujuh, dan Inan2 Sedangkan Abdurrahman Isa menyatakan bahwa syirkah taawuniyah (koperasi) adalah syirkah musahamah, artinya syirkah yang dibentuk melalui pembelian sahamsaham oleh para anggotanya. Karena itu syirkah ini adalah syirkah amwal (badan kumpulan modal) bukan syirkah asykhas (badan kumpulan orang), karena di dalam koperasi yang tampak bukan kepribadian para anggota pemilik saham. Menurut Isa, koperasi boleh di dalam Islam dan halal deviden yang diterima para anggota dari hasil usaha koperasi selama koperasi itu tidak mempraktekkan usaha yang mengandung riba dan menjalankan usaha-usaha yang haram. 3 Asnawi Hasan menemukan kehidupan adanya kesesuaian dengan etika Islam dan

menyatakan wajib bagi umat Islam untuk berpartisipasi dalam membina dan mengembangkan berkoperasi dan merupakan dosa bagi mereka yang menghalang-halangi perkembangan koperasi itu 2. Kesesuaian Prinsip Koperasi dengan Prinsip Islam Koperasi adalah organisasi ekonomi yang memiliki ciri ciri yang berbeda dengan organisasi ekonomi lain. Perbedaan ini terletak pada sistem nilai etis yang melandasi kehidupannya dan terjabar dalam prinsip-prinsipnya yang kemudian berfungsi sebagai norma-norma etis yang mempolakan tata laku koperasi sebagai ekonomi. Ciri utama koperasi adalah kerjasama anggota dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan hidup bersama. Dari pengertian dan ciri koperasi dapat disimpulkan bahwa falsafah atau etik yang mendasari gagasan koperasi sesungguhnya adalah kerjasama, gotong royong dan demokrasi ekonomi, menuju kesejahteraan umum. Melihat dari segi falsafah atau etik yang mendasari gerakan koperasi, kita temukan banyak segi yang mendukung persamaan dan diberi rujukan dari segi
1

Syirkah Abdan; kerjasama pekerjaan, Syirkah Mufawadah; kerjasama dengan modal uang atau jasa dengan syarat sama modalnya, Syirkah Wujuh; kerjasama berdasarkan kepercayaan perjanjian profit sharing, Syirkah Inan; kerjasama berdasarkan profit and loss sharing sesuai dengan jumlah modalnya masing-masing. Mahmud Syaltut, Al-Fatwa, (Mesir : Darul Qalam, tt), hal 349.
2
3

Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Volume III, (Libanon : Dar al Fikr, 1981), hal. 294-298. Abdurrahman Isa, Al-Muamalat al-Haditsah wa Ahkamuha, (Mesir : Mathbaah Mukhaimin, tt), hal. 6568 * Ketiga refrensi di atas kami ambil di buku Distributif dalam Ekonomi Islam.PT. Raja Grafindo

Persada: Jakarta. Karya DR. Euis Amalia M.Ag. silahkan di cek.

ajaran Islam, antara lain

penekanan

akan

pentingnya

kerjasama

dan

tolong

menolong (taawun), persaudaraan

(ukhuwah) dan pandangan hidup demokrasi

(musyawarah). Di dalam Islam kerjasama dan tolong menolong sangat dianjurkan sebagaimana disebutkan dalam QS. Al Maidah ayat 2 : Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Selain melihat nilai-nilai melalui etis kaidah masyarakat koperasi, Ushul al penetapan hukum koperasi dapat hukum Islam dipertimbangkan Fiqh, dimana

mengijinkan kepentingan

atau kesejahteraan bersama melalui prinsip

istislah atau al mashlaha. Ini berarti ekonomi Islam harus memberi prioritas pada kesejahteraan bersama yang merupakan kepentingan masyarakat dan jika menyoroti fungsi koperasi sebagai alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat dan alat pendemokrasian ekonomi, maka prinsip istislah koperasi. Demikian juga dilihat dari prinsip istihsan (metode preferensi), koperasi dapat dilihat dari segi makro maupun mikro. Pada tingkat makro berarti mempertimbangkan koperasi sebagai sistem ekonomi yang paling dekat dengan Islam dibanding kapitalisme dan sosialisme, sedangkan pada tingkat mikro berarti melihat terpenuhinya prinsip hubungan sosial secara saling menyukai, yang dicerminkan pada prinsip keanggotaan terbuka dan sukarela, prinsip mementingkan pelayanan anggota dan prinsip solidaritas. Kesemuanya ini memberikan jalan ke arah istimbath (penetapan hukum syariah) terhadap koperasi yang tidak lagi mewajibkan atau mengharamkan berkoperasi. Berdasarkan hasil bolehnya maka istimbath dengan menggunakan ijtihad, dipenuhi oleh

kembali kepada sifat koperasi sebagai praktek muamalah, maka ditetapkan hukum koperasi adalah mubah yang berarti diperbolehkan. Sebagaimana diketahui bahwa asal usul hukum muamalah dibolehkan selain hal-hal yang secara tegas dilarang oleh syariat. Selain kerjasama dan tolong menolong dalam koperasi juga ditekankan unsur musyawarah. Ajaran Islam sangat menganjurkan pentingnya musyawarah untuk mencapai kesatuan pendapat, sikap maupun langkah-langkah dalam mengusahakan sesuatu. Anjuran bermusyawarah ditegaskan dalam QS. Al-Syura ayat 38. dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Ayat ini dijadikan pedoman bagi setiap muslim khususnya bagi setiap

pemimpin agar bermusyawarah dalam setiap persoalan. Dengan musyawarah, setiap orang mempunyai hak yang sama, tidak ada diskriminasi. Persamaan hak juga ditemukan di dalam koperasi melalui asas satu anggota satu suara yang dijamin melalui Rapat Anggota Tahunan (RAT) sebagai forum musyawarah tertinggi yang minimal dilaksanakan setahun sekali. RAT member ikatan keorganisasian dalam hal kesamaan kedudukan, mengundang partisipasi, menentukan hak dan kewajiban anggota serta mengikat tanggung jawab dalam hal keuntungan dan kerugian. RAT merupakan manifestasi dari kerjasama yang dilakukan secara sukarela dan terbuka. Prinsip suka rela dan terbuka merupakan prinsip koperasi yang sesuai dengan prinsip Islami. Kerjasama dan musyawarah mencerminkan adanya persaudaraan (ukhuwah) yang dicita-citakan sebagai ciri ideal umat Islam. Hal ini menunjukkan kesesuaian nilainilai taawun, musyawarah dan ukhuwah dengan nilai kerjasama, demokrasi, sukarela, terbuka dan kekeluargaan dalam koperasi. Selain itu kesesuaian koperasi dengan Islam dapat dilihat dari mekanisme operasional atau pola tata laku operasional adalah melalui sistem imbalan (keuntungan atau fasilitas)yang diterima anggota yang sesuai dengan peran serta kontribusinya bagi koperasi. Hal ini sesuai dengan prinsip balas jasa di dalam Islam. Islam mengajarkan seseorang hanya menerima apa yang ia usahakan sebagaimana yang ditegaskan dalam QS. Al Zalzalah ayat 7-8 :Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. Hal lain dapat dilihat mengenai Sisa Hasil Usaha (SHU) dalam koperasi, bahwa maksimisasi SHU bukan tujuan dan pemanfaatan sebagian SHU diperuntukkan bagi kemaslahatan umum. Hal ini menghindari usaha-usaha eksploitatif, menekankan pelayanan anggota dan memperhatikan kepentingan umum. Hal ini sesuai dengan nilai kebersamaan dan cita-cita keadilan sosial dalam Islam. keadilan sosial ini, Islam menentang Dalam mewujudkan

penimbunan kekayaan pada segelintir

orang tanpa membelanjakannya ke jalan Allah melalui lembaga-lembaga zakat, infak dan shodaqah dan yang lainnya yang mempunyai multiplier effect ke arah terwujudnya keadilan sosial tersebut. Hal ini ditegaskan dalam frirman Allah QS. At Taubah ayat 34 :Dan orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. Ajaran Islam menghendaki adanya redistribusi kekayaan secara merata, misalnya bagi fakir miskin, anak yatim, orang yang meminta- minta atau yang haknya dirampas, juga dengan tegas dinyatakan bahwa kekayaan atau komoditi tidak boleh berputar di antara orang- orang kaya saja. Hal ini disebutkan dalam QS. Al Hasyr ayat 7:Apa saja harta rampasan (fa-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum

kerabat,

anak-anak

yatim,

orang-orang miskin

dan orang-orang yang dalam

perjalanan, supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. 3. Telaah badan hukum koperasi untuk BMT. Dilihat dari kesesuian prinsip koperasi dalam Islam dan hukum kebolehan koperasi dalam Islam, maka koperasi adalah sebuah lembaga yang dapat diterapkan untuk BMT. Kebolehan ini juga didasarkan pada relevansi konsep antara koperasi dan BMT yang dapat dilihat dari pertama, latar belakang dan sejarah kelahiran kedua lembaga ini adalah sama-sama dalam rangka memperjuangkan kepentingan rakyat golongan bawah sebagai reaksi terhadap sistem ekonomi yang berlaku pada waktu itu. Koperasi lahir sebagai sarana dan protes atas sistem ekonomi kapitalis yang menindas dan mengakibatkan penderitaan pada rakyat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan mereka. Begitu juga BMT yang lahir karena keberadaan BMI dan BPR (S) yang belum dapat menjangkau masyarakat golongan ekonomi bawah. Hal ini disebabkan karena berbagai kendala, diantaranya peraturan perundangundangan, perizinan yang rumit dan lama serta mobilisasi dana yang sulit. BMT lahir sebagai alternatif untuk mengatasi keadaan ini.4 Kedua, dengan mengacu pada pengertian yang dikandung keduanya dapat disimpulkan bahwa kedua lembaga ini sama-sama mengandung dua unsur. Unsur tersebut adalah unsur ekonomi dan unsur sosial yang saling berkaitan. Ini merupakan bukti bahwa kedua lembaga ini tidak hanya bergerak di bidang bisnis namun aspek sosialnya juga tidak dilupakan. Ketiga, relevansi ini juga dilihat melalui prinsip-prinsip dasar yang dikandung oleh kedua konsep ini. Dalam prinsip-prinsip dasar keduanya ditemukan bahwa nilainilai yang terkandung di dalamnya tidak bertentangan. Pada intinya kedua lembaga ini berusaha untuk mensejahterakan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya melalui pengelolaan yang sarat dengan nilai-nilai etika dan moral yang tinggi. Yang ini juga akan membedakan kedua lembaga ini dengan bentuk-bentuk usaha ekonomi lainnya. Keempat, adanya kesamaan tujuan pada kedua lembaga tersebut. Tujuan yang terkandung adalah sama-sama berusaha untuk mensejahterakan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya terutama bagi golongan masyarakat kecil dalam rangka mengentaskan kemiskinan bagi perbaikan ekonomi rakyat. Kelima, berdasarkan pada fungsi dan peranan dari koperasi dan BMT terlihat bahwa keduanya mempunyai dua fungsi. Fungsi tersebut adalah ekonomi adalah
4

fungsi sosial dan fungsi mengembangkan dan

yang sebagai

saling

berkaitan. Sedangkan peranan kedua lembaga tersebut perekonomian dengan

motor penggerak

M. Akhyar Adnan, Beberapa Issue Di Sekitar Pengembangan Lembaga Keuangan Berdasarkan Syariah, Makalah disajikan dalam Seminar dan Talk Show Peran Ulama Dalam Sosialisasi dan Pengembangan Lembaga Keuangan Syariah, (diselenggarakan oleh ASBISINDO Wilayah Jateng-DIY), 1999. Sejarah Koperasi dapat dilihat pada Nindyo Pramono, Beberapa Aspek Koperasi pada umumnya dan Koperasi Indonesia di dalam Perkembangan, (Yogyakarta : Taman Pustaka Kristen,1986), h. 43

membangun potensi serta kemampuan masyarakat lapisan bawah untuk mencapai perekonomian yang lebih baik. Bahkan koperasi dijadikan soko guru bagi perekonomian nasional. Keenam, jika mengacu pada konsep mekanisme kerja antara koperasi BMT, akan ditemukan bahwa kedua lembaga ini diusahakan untuk dan bergerak

pada tiga sektor, yaitu sektor jasa keuangan melalui simpan pinjam, sektor sosial dan sektor riil. Selain itu ditemukan adanya Dewan dalam alat kelengkapan organisasi koperasi dan BMT Pengawas. Dewan pengawas itu bertugas tujuan untuk yang

mengendalikan dan mengawasi kedua lembaga itu. Tujuan pengendalian dan dan pengawasan ini adalah agar dalam kegiatannya sesuai penyelewengan oleh pengurus di dalam pengelolaannya. Kemudian untuk selanjutnya kami akan memaparkan hasil observasi data yang telah kami lakukan di salah satu lembaga keuangan syariah yang berbasis koperasi yaitu Koperasi Agro Niaga Indonesia (KANINDO) Syariah di Malang. dengan diharapkan serta dapat mengurangi kemungkinan terjadinya penyimpangan dan

PROFIL KOPERASI AGRONIAGA INDONESIA (KANINDO ) SYARIAH JAWA TIMUR I. Sejarah Dan Perkembangan

Koperasi Agro Niaga Indonesia (KANINDO) Syariah yang berdomisili di Kabupaten Malang dirintis pendiriannya sejak bulan september pada tahun 1998 oleh beberapa aktifis gerakan koperasi, LSM dan tokoh masyarakat yang perduli dengan pemberdayaan ekonomi rakyat. Koperasi Agro Niaga Indonesia (KANINDO) Syariah didirikan dalam rangka menggalang kekuatan kolektif. masyarakat dari berbagai kalangan, mulai dari Petani, peternak, Pedagang, industri kecil, Pengrajin dan wirausahawan lainnya. Anggota KANINDO Syariah dengan badan hukum Propinsi untuk sementara tersebar di wilayah Malang Raya untuk menunjang pelayanan anggota dan calon anggota agar lebih optimal KANINDO Syariah membuka delapan kantor cabang dan satu cabang pembantu yang terdiri dari cabang di Kecamatan Dau, Kecamatan Pujon, Kecamatan Wajak, Kecamatan Wonosari, cabang pembantu wonosari dislorok, Kecamatan Wagir, Kecamatan Kepanjen dan Kecamatan Singosari dan Kota Batu. Sesuai dengan Pasal 5 AD/ART Kanindo Syariah Jawa Timur, ada dua Unit Usaha KANINDO Syariah yaitu : 1. Unit Jasa Keuangan Syariah, Seiring dengan perkembangan dan perjalanan waktu Koperasi Agro Niaga Indonesia pada Unit Simpan Pinjam mulai tahun 2003 telah berubah dari sistem konvensinal ke sistem syariah (Unit jasa keuangan syariah), langkah tersebut merupakan wujud dari keberpihakan dan menjalankan ekonomi Syariah. 2. Unit Perumahan, diawali dari kerjasama dengan Menpera dalam menyalurkan program KPRS Bersubsidi, yang diperuntukkan bagi masyarakat umum disamping itu juga mengembangkan sebuah kawasan perumahan. A. UNIT JASA KEUANGAN SYARIAH Jumlah anggota/calon anggota yang dilayani sebanyak kurang lebih 5.000 orang tersebar diwilayah Malang Raya yaitu kabupaten Malang, kota Malang dan kota Batu . Sedangkan aset yang dikelola KANINDO Syariah Malang-Jatim kurang lebih sebesar Rp. 24.000.000.000,Produk- produk simpanan yang dikelola terdiri dari: Simpanan Wadiah Simpanan Berjangka Simpanan Pendidikan (Sipintar) Simpanan Qurban dan Idul Fitri (Qori) Simpanan Haji (Arofah) Simpanan Aqiqoh dan Walimah (IQOMAH) Simpanan Walisongo Simpanan Rumah sehat Produk-produ Pembiayaan (Lending) yang dikelola antara lain : Pembiayaan Murabahah Pembiayaan dengan prinsip jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati dengan pihak KANINDO sebagai penjual dan nasabah selaku pembeli. Pembayaran dapat dilakukan secara angsuran sesuai dengan kesepakatan bersama. Pembiayaan Mudharabah

Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil dengan nisbah sesuai dengan kesepakatan. Pembiayaan Musyarakah Pembaiayaan dengan prinsip bagi hasil yang porsinya disesuaikan dengan porsi penyertaan modal. Pembiayaan Qordul Hasan Pembiayaan yang diberikan KANINDO dengan pertimbangan dan syaratsyarat khusus untuk kepentingan Dawah, Darurat, Duafa dll. B. UNIT PERUMAHAN Kerjasama dengan kementrian perumahan rakyat untuk program perumahan bersubsidi. Disamping itu juga mengembangkan kawasan perumahan. C. WILAYAH KERJA 1. Kantor Pusat : Jl. Raya sengkaling 293 Dau Malang. 2. Cabang Dau Meliputi kecamatan Dau dan sekitarnya.Alamat kantor : Jl. Raya Sengkaling No. 293 Dau Malang Telp. (0341) 464444 3. Cabang Pujon Meliputi kecamatan pujon dan sekitarnya. Alamat kantor : Jl. Brigjen Abdul Manan Pujon Malang Telp. (0341)524036 4. Cabang Wajak Meliputi kecamatan Wajak dan sekitarnya. Alamat kantor : Jl. P. Sudirman No. 89 Wajak. Telp. (0341) 827764 5. Cabang Wonosari Meliputi Kecamatan Wonosari-Ngajum dan sekitarnya. Alamat kantor : Jl. Raya Tumpang Rejo Wonosari. Telp. (0341) 379509 6. Cabang Pembantu Wonosari di Slorok. Alamat kantor : Jl. Raya Slorok Telp. (0341) 7672007 7. Cabang Wagir. Alamat kantor : Jl. Sido Rahayu Wagir Telp. (0341) 508201 8. BMT Assalam. Alamat Kantor : Jl. KH. Sunam Penarukan Kepanjen Telp. (0341) 9159658 9. Cabang Singosari meliputi kecamatan Singosari dan sekitarnya. Alamat Kantor : Jl. Tumapel no 119 Kec. Singosari Kab. Malang. 10. Cabang Batu. Alamat Kantor : Jl. Dewi Sartika B-8 Kota batu Telp. (0341) 593850

II.

KELEMBAGAAN :

a. Nama koperasi b. c. d. e. f. g. h.

: KANINDO SYARIAH JAWA TIMUR Tanggal berdiri : 10 Desember 1998 Alamat koperasi : Jl. Raya Sengkaling No. 293 Mulyoagung Dau, Malang Telepon : 0341 - 464445 Fax. : 0341 - 464445 No. & Tgl. Badan Hukum : No.029/BH/KDK/13.13/XII/1998 Tanggal 10 Des 1998 Akte Perubahan No. : 05/PAD/KDK/13.13/XI/2000 tanggal 2 Nop 2000 Susunan pengurus, pengawas, pengelola :

No

Keterangan Pengurus:

Nama

Masa Karja

Telephon / HP

Ketua Sekretaris Bendahara Pengawas: 4. Ketua 5. Anggota Pengelola: 6. Manager 7. Ka. Cab Pujon 8. Ka. Cab Dau 9. Ka. Cab Wajak 10. Ka. Cab Wonosari 11. Koordinator Capem Slorok 12. Ka. Cab Wagir 13. Ka. Cab Kepanjen 14. Ka. Cab Singosari 15. Ka. Cab. Batu 16. Bag. Keuangan 17. Adm & Pembukuan

1. 2. 3.

Drs.H.Untung Endro C,MM Drs. Umar Zaeni Yuliadi,SE,MM Damiati, SE Moh. Khamdani.STP Indra Laksamana Hadi Supriono Farhan Wahyu Setyono Aspari Rahmat Mahendra Moh Mukhlis Hariyadi Dzanuroini Robert Dwi Etik Maslahah Effi Rahmawati

2010 2015 2010 2015 2010 2015 2010 2015 2010 2015

087759995857 0341-7625321 08816219588 0341-402859 082142922727 08123389553 0341-524036 0341-464444 0341-827764 0341-370509 0341-7672007 0341-802501 0341-9159658 0341-441234 0341-593850 0341-3193500 0341-9882421

i. Struktur Organisasi dan Jumlah KaKaryawaKaryawan:

NO Organisasi & SDM 1 2 3 4 Jumlah Pengawas Jumlah Pengurus Jumlah Pengelola Jumlah Karyawan Tetap

2010 (Orang) 2 3 45 19

2009 (Orang) 2 3 55 20

10

III. WEWENANG PENGURUS Sesuai dengan Pasal 20, 21 Anggaran Dasar dan Pasal 24 Anggaran Rumah Tangga Koperasi Agro Niaga (KANINDO) Syariah Jawa timur, maka wewenang pengurus adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Menetapkan kebijaksanaan umum dan kebijaksanaan operasional dibidang Memutuskan pembukuan dan penutupan unit pelayanan usaha koperasi Meminta pertanggungjawaban atau keterangan tentang pengelolaan usaha, Melakukan pengawasan dan pengendalian serta mengambil langkah-langkah usaha, keuangan, organisasi managemen, karyawan dan pengawasan intern.

keuangan, managemen dan kekaryawanan kepada koperasi yang dianggap penting untul mengamankan Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Belanja Tahunan
5. 6.

Mengangkat, memutasikan dan atau memberhentikan direksi/manajer. Mengangkat, memutasikan dan atau memberhentikan karyawan sesuai dengan Menunjuk tenaga ahli untuk melakukan kegiatan perencanaan, asistensi Memutuskan penerimaan atau penolakan permohonan menjadi anggota dan Apabila karena satu dan lain hal koperasi belum mempunyai direksi/manajer,

usulan direksi/manajer.
7.

managemen, penyusunan sitem prosedur, audit dan atau kegiatan teknis lainnya.
8.

atau memberhentikan anggota koperasi.


9.

maka pengurus dapat bertindak sebagai direksi paling lama 1 (satu) tahun sambil mempersiapkan pengangkatan direksi/manajer.

Struktur Organisasi:
RAPAT ANGGOTA PENGAWAS

PENGURUS

Manager UP

Maneger Unit Jasa Keu. Syariah

HRD Internal Control

Adm. &
Umum & Security

Ka.Cab .Pujon CS AO

Ka.Cab. Dau CS AO

Ka.Cab. WajakCS AO

Ka.Cab. WnsariCS AO

Ka.Cab. Wagir CS AO

Ka.Cab 11 Kpanjen CS AO

Pere Pela
Pengadaan

Administrasi

Marketing

ANGGOTA

Keterangan

: ____ garis lini/komando, ----------- garis koordinasi A/O = Account Oficer, CS= Costumer

i.

Jumlah anggota (sesuai yang tercatat di buku anggota dan telah melunasi Simpanan Pokok) dan Calon Anggota; Keterangan Anggota Calon anggota 2008 2009 Keterangan Simp. Pokok Simp. Wajib 2008 Rp. 1.000.000 /org Rp. 600.000 /org 2009 Rp. 1.000.000 /org Rp. 600.000 /org

2.356 2.940 6.051 7.090

ii.

Aspek usaha minimal 2 tahun terakhir :

1. Prosedur pemberian dan pengelolaan Pembiayaan :


FLOWCART PEMBIAYAAN ANGGOTA

UJKS

12

ISI FORMULIR ACCOUNT OFFICER MELENGKAPI KURANG LENGKAP ANALISA

KOMITE LAYAK REALISASI/PENCAIRAN SI PEMBIAYAAN

TIDAK LAYAK DITOLAK

KETERANGAN : Anggota / calon anggota mengajukan pembiayaan ke UJKS KANINDO SYARIAH kemudian diproses oleh AO ( Account Oficer ) dengan mengisi formulir untuk dianalisa, baik analisa kelayakan usaha maupun analisa kelayakan pembiayaan, dimana analisa usaha meliputi:
1. Jenis usaha yang dikembangkan 2. Teknis dan pengelolaan usaha serta perjalanan usaha 3. Usaha tidak menyalahi kaidah agama. 4. Analisa kelayakan pembiayaan terdiri dari :

a.Kesanggupan anggota / calon anggota untuk mengangsur. b.Pendapatan bersih dikali 40% kali jangka waktu yang disepakati, ketemu angka layak untuk dibiayai. Setelah itu dikomitekan, anggota komite terdiri dari Manager, Ka.Cabang dan AO.u ntuk pembiayaan lebih dari Rp.5.000.000,-. Sedangkan untuk pembiayaan kurang dari Rp. 5.000.000,- dikomitekan oleh Ka. Cabang dan AO. Pembiayaan lebih dari Rp. 5.000.000,- Notariil, sedangkan untuk pembiayaan kurang dari 5.000.000,- di bawah tangan dan bermaterai. Akad perjanjian disesuaikan dengan jenis aqad yang telah disepakati baik itu murabahan, Musyarakah atau Mudhorobah, dan keputusan disetujui atau tidak akan disampaikan kepada anggota / calon anggota dan apabila keputusannya disetujui diadakan pengikatan akad. Rp.

IV.

Strategi dan cara Penanganan Pembiayaan bermasalah : Penanganan pembiayaan bermasalah dilakukan dengan tiga langkah penyelesaian dengan evaluasi sebab-sebab kemacetan sehingga penyelesaiannya tepat yang mana langkah penyelesaianya terdiri dari :

13

1.

Pembianaan.

Pembinaan dilakukan dengan pendekatan silaturahmi kepada anggota/nasabah yang mengalami kemacetan yang mana kemacetan tersebut memang tidak disengaja dan tidak kategori nasabah nakal sehingga bisa diberi kelonggaran atau perpanjangan dan apabila diperlukan diajukan untuk pembiayaan Al-Qord sehingga usaha tersebut bisa berjalan dan dapat menelesaikan kewajibannya. 2. Perpanjangan/Rescedul Perpanjangan bisa dilakukan apabila langkah yang pertama sudah dilakukan dan dari hasil evaluasi nasabah tersebut memang masih layak dan usahanya masih berjalan karena ada sesuatu yang menghambat usahanya sehingga diperlukan perpanjangan untuk dapat menyelesaikan kewajibannya. 3. Penarikan jaminan/Eksekusi Penarikan jaminan dikakukan apabila nasabah tersebut memang sudah tidak bisa dibina dan masuk dalam kategori nasabah nakal. Hasil dari penjualan jaminan tersebut untuk menyelesaian kewajibannya dan apabila ada sisa penjualan diberikan kepada nasabah. PRODUK PRODUK UNIT JASA KEUANGAN KANINDO SYARIAH MALANG JATIM

I.

Simpanan Wadiah yad dhomanah. Simpanan Wadiah yad dhomanah merupakan sarana investasi murni sesuai syariah. Bagi hasil yang diperoleh setiap bulannya merupakan hasil dari pembiayaan KANINDO untuk usaha-usaha yang tidak diragukan kehalalannya. A. Simpanan Harian a. Syarat - Foto copy identitas diri (KTP, SIM, Paspor, Dll) - Mengisi formulir pengajuan simpanan - Setoran pertama minimal Rp. 20.000,b. Ketentuan - Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan pada waktu jam kerja selama kas buka. - Selama penarikan penabung harus menunjukkan buku tabungannya kepada petugas koperasi. - Penarikan yang dilakukan oleh bukan penabung sendiri harus dilengkapi dengan surat kuasa penabung. - Batasan setoran minimal Rp. 5.000,- sedangkan pengambilan tidak ada batasan sesuai dengan saldo simpanan. - Penarikan diatas Rp. 1.000.000,- harus ada pemberitahuan satu hari sebelumnya. - Nisbah bagi hasil 30: 70 (30% Untuk nasabah penabung dan 70% untuk KANINDO selaku pengelola). c. Manfaat - Sebagai simpanan hari esok yang penarikannya bisa sewaktu-waktu apabila membutuhkan dengan cepat. B. Simpanan Khusus a. Simpanan Qurban dan Aqiqoh 1. Syarat

14

- Foto copy identitas diri (KTP, SIM, Paspor Dll) - Mengisi formulir pengajuan simpanan. - Aqat simpanan minimal Rp. 500.000,- per tahun - Setoran dilakukan tiap bulan. 2. Ketentuan - Simpanan tidak dapat diambil sebelum jatuh tempo. - Simpanan qurban disesuaikan dengan rencana waktu qurban. - Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan pada waktu jam kerja selama kas buka. - Penarikan/pencairannya dilakukan menjelang Idul Qurban. - Selama penarikan penabung harus menunjukkan sertifikat tabungannya kepada petugas koperasi. - Penarikan yang dilakukan oleh bukan penabung sendiri harus dilengkapi dengan surat kuasa penabung. - Nisbah bagi hasil 55 : 45 (55% Untuk nasabah penabung dan 45% untuk KANINDO selaku pengelola). 3. Manfaat - Sebagai simpanan untuk mewujutkan dalam berqurban. - Sebagai sarana dawah dan syiar agama. C. Simpanan pendidikan 1. Syarat - Foto copy identitas diri (KTP, SIM, Kartu Pelajar Dll) - Mengisi formulir pengajuan simpanan. - Setoran bisa dilakukan tiap mingguan atau bulanan. 2. Ketentuan - Simpanan tidak dapat diambil sebelum jatuh tempo. - Jangka waktu simpanan Pendidikan 3, 6, 12 bulan disesuaikan dengan rencana pendidikan. - Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan pada waktu jam kerja selama kas buka. - Penarikan/pencairan dilakukan pada bulan Januari dan Juni. - Selama penarikan penabung harus menunjukkan sertifikat tabungannya kepada petugas koperasi. - Penarikan yang dilakukan oleh bukan penabung sendiri harus dilengkapi dengan surat kuasa penabung. - Nisbah bagi hasil 50 : 50 (50% Untuk nasabah penabung dan 50% untuk KANINDO selaku pengelola). - Bonus saldo Rp. 5.000,3. Manfaat - Sebagai simpanan pendidikan yang berkelanjutan. - Simpanan persiapan biaya pendidikan. - Menanamkan sejak dini untuk menabung. D. Simpanan Walimah 1. Syarat - Foto copy identitas diri (KTP, SIM, Paspor Dll). - Mengisi formulir pengajuan simpanan. - Aqat simpanan minimal Rp. 500.000,- Setoran dilakukan tiap bulan. 2. Ketentuan - Simpanan tidak dapat diambil sebelum jatuh tempo. - Jangka waktu simpanan Walimah disesuaikan dengan rencana pernikahan. - Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan pada waktu jam kerja selama kas buka.

15

- Selama penarikan penabung harus menunjukkan sertifikat tabungannya kepada petugas koperasi. - Penarikan yang dilakukan oleh bukan penabung sendiri harus dilengkapi dengan surat kuasa penabung. - Nisbah bagi hasil 45 : 55 (45% Untuk nasabah penabung dan 55% untuk KANINDO selaku pengelola). 3. Manfaat - Sebagai simpanan untuk persiapan pernikahan. E. Simpanan Idul Fitri Syarat Foto copy identitas diri (KTP, SIM, Paspor Dll). Mengisi formulir pengajuan simpanan. Aqat simpanan minimal Rp. 500.000,Setoran dilakukan tiap bulan. Ketentuan Simpanan tidak dapat diambil sebelum jatuh tempo. Jangka waktu simpanan Idul Fitri disesuaikan rencana pembukaan simpanan. Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan pada waktu jam kerja selama kas buka. - Penarikan/Pencairan dapat dilakukan menjelang Idul Fitri atau bulan Ramadhan. - Selama penarikan penabung harus menunjukkan sertifikat tabungannya kepada petugas koperasi. - Penarikan yang dilakukan oleh bukan penabung sendiri harus dilengkapi dengan surat kuasa penabung. - Nisbah bagi hasil 50 : 50 (50% Untuk nasabah penabung dan 50% untuk KANINDO selaku pengelola). 3. Manfaat - Simpanan untuk persiapan hari raya Idul Fitri. 1. 2. 1. 2. Simpanan Haji Syarat Foto copy identitas diri KTP dan KK empat (4) lembar. Mengisi formulir pengajuan simpanan. Foto copy Surat nikah. Ketentuan Simpanan tidak dapat diambil sebelum jatuh tempo. Setoran bisa dilakukan bulanan dan mingguan. Jangka waktu Simpanan Haji disesuaikan dengan rencana keberangkatan. Apabila terjadi perubahan jadwal rencana keberangkatan Haji simpanan tersebut bisa dicairkan dan bagi hasil disesuaikan dengan masa pengendapan saldo simpanan tersebut. Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan pada waktu jam kerja selama kas buka. Selama penarikan penabung harus menunjukkan buku tabungannya kepada petugas koperasi. Penarikan yang dilakukan oleh bukan penabung sendiri harus dilengkapi dengan surat kuasa penabung. Nisbah bagi hasil 50 : 50 (50% Untuk nasabah penabung dan 50% untuk KANINDO selaku pengelola). Manfaat Sebagai simpanan untuk menunaikan ibadah haji. Mewujutkan menunaikan rencana ibadah haji. Teknis Pelaksanaan bagi yang memanfaatkan dana talangan Haji dari BMI a. untuk mendapat kepastian pemberangkatan haji, Nasabah menyetor minimal tabungan Rp. 3.150.000,- dengan rincian Sbb: - Administrasi Al Qordh Rp. 1.500.000,-

F.

3. 4.

16

- Rp. 1.000.000,- disetor ke depag untuk mendapatkan kursi keberangkatan ditambah dengan dana talangan Al qordh Rp. 19.000.000,dengan diangsur 12 bulan. - Membuka tabungan Shar E sebesar Rp. 525.000 (Rp 25rb Adm Shar E) jadi saldo shar-e Rp. 500.000,-. - Saldo Tabungan Haji (Tabungan Arofah kalau di BMI) Rp. 100.000,- Saldo simp. Haji di KANINDO sebesar Rp. 25.000,b. Dana talangan dari BMI Rp. 19.000.000,- diangsur selama 12 bulan. Jadi perbulan sebesar Rp. 1.583.333,33,-. c. Simpanan yang melalui KANINDO apabila saldo sudah mencapai Rp. 3.150.000,- akan didaftarkan untuk mendapatkan kepastian pemberangkatan. Dengan persetujuan dari penabung apabila bermaksud untuk mengajukan dana talangan (dengan syarat penabung mampu mengangsur tiap bulannya). d. Angsuran dapat dititipkan dikantor KANINDO. G. Simpanan Wadiah amanah a. Syarat - Foto copy identitas diri (KTP, SIM, Paspor Dll). - Mengisi formulir pengajuan simpanan. - Setoran dilakukan sekaligus. b. Ketentuan - Jangka waktu simpanan tidak mengikat. - Biaya penyimpanan sebesar 2% dari simpanan atau Rp. 20.000 apabila simpanan dibawah Rp. 1.000.000,II. Simpanan Berjangka (DEPOSITO) Simpanan nasabah berbentuk tabungan berjangka sesuai dengan sistem syariah dengan jangka waktu tertentu. Nisbah bagi hasil (Nasabah : Kanindo ) : Jangka Waktu Nisbah - 3 Bulan 50% : 50% - 6 Bulan 55% : 45% - 12 Bulan 60% : 40% A. Syarat - Simpanan minimal Rp. 500.000 B. Ketentuan 1. Pemberian bagi hasil diberikan tiap akhir bulan 2. Untuk Deposito yang telah jatuh tempo : - Bagi nasabah yang akan mencairkan depositonya harus memberitahukan kepada KANINDO minimal satu hari sebelumnya. - Apabila dua hari tidak dicairkan maka secara otomatis akan diperpanjang kembali untuk jangka waktu yang sama (Perpanjangan otomatis). 3. Pada waktu permintaan pembayaran kembali simpanan deposito ini sertifikat harus diserahkan kepada KANINDO dengan dibubuhi tanda tangan pemegang atau pemilik. 4. Sertifikat deposito tidak dapat dipindah tangankan. Jika pemilik meninggal dunia uang simpanannya akan dibayarkan kepada ahli waris. 5. Pencairan yang dilakukan oleh ahli waris harus menyampaikan dokumen sebagai berikut : - Surat keterangan meninggal dunia oleh pejabat yang berwenang. - Sertifikat simpanan deposito, jika tidak ada maka digunakan data-data yang ada di KANINDO Kab. Malang. - Surat keterangan resmi tentang hak waris. 6. Jika simpanan berjangka dimiliki suatu badan/badan usaha/lembaga organisasi, bila terjadi pergantian pengurus harus ada bukti tertulis (berita acara serah terima dan sebagainya).

17

7. Perubahan nama,alamat,tanda tangan dan lain-lain yang menyimpang dari ketentuan yang pernah diberikan kepada KANINDO harus segera diberitahukan secara tertulis kepada KANINDO. C. Ketentuan Reword and Punishmen untuk Marketing 1. Reword - Reword dapat diberikan sesuai dengan saldo pengendapannya sebesar 10% dari bagi hasil yang diterima oleh KANINDO. - Apabila diperpanjang 9% dari bagi hasil yang diterima olah KANINDO. - Reword dihitung sesuai dengan produk simpanannya. 2. Punishmen - apabila simpanan dicairkan sebelum waktunya maka reword secara otomatis hagus. PRODUK PEMBIAYAAN 1. Pembiayaan Murabahah Adalah pembiayaan dengan prinsip jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang di sepakati, dengan pihak KANINDO selaku penjual dan nasabah selaku pembeli, yang mana disebut laba atau profit margin. Pembayaran dapat dilakukan secara angsuran sesuai dengan kesepakatan bersama. Teknis Pembiayaan : a. Syarat / ketentuan pengajuan pembiayaan - Foto Copy KTP Suami/Istri - Foto Copy KK - Rek. Listrik tiga bulan terakhir - Foto Copy jaminan ( Sertifikat disertai surat keterangan dan surat pernyataan dari desa) - Foto Copy STNK & BPKB - Gesekan nomor mesin dan nomor rangka (Khusus kendaraan luar kota cek fisik bantuan dari SAMSAT) - Jangka waktu 12, 18 dan 24 bulan b. System angsuran - Angsuran pokok + Profit margin - Angsuran tetap sesuai dengan jangka waktu pembayaran - Profit margin 24% per tahun 2. Pembiayaan Musyarakah Adalah pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, yang porsinya disesuaikan dengan porsi penyertaan modal. a. Syarat / Ketentuan Pengajuan - Foto Copy KTP Suami/Istri - Foto Copy KK - Rek. Listrik tiga bulan terakhir - Foto Copy jaminan ( Sertifikat disertai surat keterangan dan surat pernyataan dari desa) - Foto Copy STNK & BPKB - Jangka waktu 12 dan 18 bulan - Pembukuan 3 bulan terakhir b. System Pengembalian - Angsuran pokok + bagi hasil - Bagi hasil menurun sesuai dengan pokok yang masuk - Sharring Profit sesuai dengan modal penyertaan atau pembiayaan yang diberikan. 3. Pembiayaan Mudharobah

18

Adalah pembiayaan dengan prinsip bagi hasil sesuai dengan nisbah yang disepakati antara KANINDO dan nasabah. a. Syarat / Ketentuan Pengajuan - Foto Copy KTP Suami/Istri - Foto Copy KK - Rek. Listrik tiga bulan terakhir - Foto Copy jaminan ( Sertifikat disertai surat keterangan dan surat pernyataan dari desa) - Foto Copy STNK & BPKB - Jangka waktu 3 bulan - Pembukuan 3 bulan terakhir b. System Pengembalian - Bagi hasil diberikan tiap bulan - Sistem pengembalian sekaligus - Bagi hasil menurun sesuai dengan pokok yang masuk 4. Pembiayaan Qordul Hasan Adalah pembiayaan yang sifatnya tidak mengikat pada proses bagi hasilnya dan di anjurkan untuk berinfak. Pihak KANINDO selaku pemodal dan nasabah selaku pengguna modal. a. Syarat / Ketentuan Pengajuan - Foto Copy KTP Suami/Istri - Foto Copy KK - Rek. Listrik tiga bulan terakhir - Foto Copy jaminan ( Sertifikat disertai surat keterangan dan surat pernyataan dari desa) - Foto Copy STNK & BPKB - Jangka waktu 3 bulan b. System Pengembalian - Infaq diberikan tiap bulan - Sistem pengembalian Angsuran. PERSYARATAN/KETENTUAN PENGAJUAN PEMBIAYAAN Foto Copy KTP Suami/Istri Foto Copy KK Rek. Listrik tiga bulan terakhir Foto Copy jaminan ( Sertifikat disertai surat keterangan dan surat pernyataan dari desa) - Foto Copy STNK & BPKB - Gesekan nomor mesin dan nomor rangka (Khusus kendaraan luar kota cek fisik bantuan dari SAMSAT) - Jangka waktu 12, 18 dan 24 bulan (Murabahah dan Musyarokah) - Khusus Mudharobah Jangka waktu Maximal 6 Bulan. System angsuran a. Murabahah - Angsuran pokok + Profit margin - Angsuran tetap sesuai dengan jangka waktu pembayaran - Profit margin 24% per tahun b. Musyarakah - Angsuran pokok + bagi hasil - Bagi hasil menurun sesuai dengan pokok yang masuk - Sharring Profit sesuai dengan modal penyertaan atau pembiayaan yang diberikan. c. Mudharobah - Bagi hasil diberikan tiap bulan - Sistem pengembalian modal sekaligus

19

Bagi hasil menurun sesuai dengan pokok yang masuk

BIAYA-BIAYA YANG TIMBUL - Administrasi - Materai - Notaris Penutup. Berdasarkan hasil observasi dan refrensi yang kami peroleh, dapatlah ditarik kesimpulan berkenaan dengan bagaimana prespektif Islam memandang BMT sebagai solusi alternatif untuk pembiayaan Unit Kegiatan Masyarakat (UKM) yang berbasis koperasi dan bebas riba. Hukum Islam berdasarkan koperasi dalam perspektif hasil istimbath dengan menggunakan ijtihad pada

dasarkan dapat dikembalikan kepada sifat koperasi sebagai praktek muamalah, maka ditetapkan hukum koperasi adalah mubah yang berarti diperbolehkan. Sebagaimana diketahui bahwa asal usul hukum muamalah dibolehkan selain hal-hal yang secara tegas dilarang oleh syariat. Selain terdapat kesesuaian antara konsep koperasi dengan BMT, namun ada perbedaan yang mendasar, yaitu adanya mekanisme riba dalam koperasi. Untuk itu agar koperasi dapat tetap dijadikan sebagai badan hukum BMT maka harus dilakukan perbaikan-perbaikan yang mengacu kepada syariah yang tidak memperbolehkan riba. Disamping juga koperasi harus membenahi diri agar tidak terjadi penyimpangan- penyimpangan dari konsep dasar dan tujuannya. Demikianlah hasil observasi dan analisa sederhana yang dapat kami paparkan. Ada hal yang perlu diketahui bahwa sebenarnya kami akan mengobservasi dua lembaga koperasi syariah yang ada di malang yaitu Koperasi Agro Niaga (KANINDO) Syariah. Alhamdulillah untuk lembaga ini sudah terlaksana- namun di kota Batu yaitu Baitu Tamwil Muhammadiyah (BTM) tidak sempat terlaksana disebabkan beberapa hal yang menghalanginya, namun, sedikit kami mencoba bertanya di lembaga tersebut ternyata konsep dan sistemnya tidak banyak berbeda dengan konsep yang berlaku di KANINDO. Besar harapan kami agar ada kritikan dan masukan yang membangun guna ketajaman analisa serta tambahan wawasan untuk makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA Sarkaniputra, Murasa. Adil dan Ihsan dalam Perspektif Ekonomi Islam.2004. P3EI : Jakarta.

20 Ka.Cab.Kepanj

Thohari, Endang.2003. Peningkatan Aksebilitas Petani terhadap Kredit melalui LKM. PT IPB Press: Bogor Amalia, Euis. 2009. Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam.PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Hukum Koperasi Syariah (BMT) Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Ekonomi Islam

21 Ka.Cab.Kepanj

Dosen Pengampu: Azhar Muttaqin M. Ag

oleh: Bahirul Amali Faqih Rizaldi Dedi Hariadi Edit Perdana Saputra Azhari 09120057 09120046 09120020 09120052 09120043

JURUSAN SYARIAH FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012

22

Anda mungkin juga menyukai