Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai aneka ragam, suku, rasa agama dan lainnya. Tentunya rakyat Indonesia mempunyai hak apa yang dimilikinya. HAM (Hak Asasi Manusia) merupakan dasar yang dijadikan acuan sebagai dasar hak yang dipegang. Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya. Hak Asasi Manusia (HAM) pada dasarnya ada sejak manusia dilahirkan, karena hak tersebut melekat sejak keberadaan manusia itu sendiri. Begitu pula dengan negara Indonesia mulai dari zaman pergerakan hingga zaman merdeka telah memberi pemahaman yang sangat mendalam akan arti pentingnya HAM sebagai nilai norma yang berkembang dalam masyarakat. Bahkan saat berdirinya Budi Utomo pada tahun 1908 telah timbul kesadaran untuk mendirikan Negara kebangsaan yang bebas dari cengkraman kolonial, yang dalam konteks HAM dikenal sebagai perwujudan The Right Of Self Determination. Demikian halnya terhadap tiga konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia sejak masa kemerdekaan (UUD 1945, Konstitusi RIS, dan UUD 19450) telah memuat pasal-pasal tentang HAM walaupun dalam kadar dan penekanan yang berbeda. Adanya perbedaan penekanan dalam setiap konstitusi tersebut sangat dipengaruhi oleh suasana dan kondisi sosial politik pada saaat penyusunannya Selama dipandang memiliki kualitas sebagai manusia dianggap memiliki HAM yang artinya Hak Asasi Manusia mendapat jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni Pancasila. Bermuara pada Pancasila dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak asasi manusia tersebut harus memperhatikan garis-garis yang telah ditentukan dalam ketentuan falsafah Pancasila. Bagi bangsa Indonesia, melaksanakan hak asasi manusia bukan berarti melaksanakan dengan sebebas-bebasnya, melainkan harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Hal ini disebabkan pada dasarnya memang tidak ada hak yang dapat dilaksanakan secara multak tanpa memperhatikan hak orang lain.

Setiap hak akan dibatasi oleh hak orang lain. Jika dalam melaksanakan hak, tidak memperhatikan hak orang lain, maka yang terjadi adalah benturan hak atau kepentingan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat dan tidak terpisah dari manusia yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusisan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, ada rumusan masalah yang akan dikaji yaitu 1. Apa pengertian Hak Asasi Manusia? 2. Bagaimana pemahaman HAM bagi bangsa Indonesia? 3. Bagaimana bentuk-bentuk pelaksanaan HAM yang ada di masyarakat? 4. Bagaimana kondisi Hak Asasi Manusia saat ini? 1.3 Tujuan Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan dibuatnya makalah ini adalah 1. Untuk mengetahui pengertian Hak Asasi Manusia. 2. Untuk memahami HAM bagi bangsa Indonesia 3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk pelaksanaan HAM yang ada di masyarakat. 4. Untuk mengetahui kondisi Hak Asasi Manusia saat ini di Indonesia.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia Ada beberapa pengertian HAM menurut beberapa ahli yakni: a) Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching Human Rights, United Nations sebagaimana dikutip Baharuddin Lopa menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia. b) John Locke, Hak Asasi Manusia adalah hak yang dibawa sejak lahir yang secara kodrati melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat (bersifat mutlak). c) Koentjoro Poerbapranoto (1976), Hak Asasi adalah hak-hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya yang tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sehingga sifatnya suci. d) UU No 39 Tahun 1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikatnya dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kerhormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan HAM adalah hak yang dimiliki oleh seseorang yang melekat semenjak dari lahir yang merupakan wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kerhormatan serta perlindungan harkat dan martabat seseorang tersebut. 2.2 Pemahaman HAM bagi bangsa Indonesia Masyarakat Indonesia yang berkembang sejak masih sangat sederhana sampai modern, pada dasarnya merupakan masyarakat kekeluargaan. Masyarakat kekeluargaan telah mengenal pranata sosial yang menyangkut hak dan kewajiban wagra masyarakat yang terdiri atas pranata religius yang mengakui bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dengan segala

hak dan kewajibannya. Pranata keluarga sebagai wadah manusia hidup bersama untuk mengembangkan keturunan dalam menjaga kelangsungan keberadaannya, pranata pendidikan dan pengajaran untuk mengembangkan kecerdasan dan kepribadian manusia. Pranata informasi dan keadilan untuk menjamin ketertiban dan kerukunan hidup. Pranata keamanan untuk menjamin keselamatan setiap manusia. Dengan demikian, substansi hak asasi manusia meliputi, hak untuk hidup, hak berkeluarga, dan melanjutkan keturunan, hak mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak berkomunikasi, hak keamanan, dan hak kesejahteraan. Bangsa Indonesia menyadari dan mengakui bahwa setiap individu adalah bagian dari masyarakat dan sebaliknya masyarakat terdiri dari individuindividu yang mempunyai hak asasi serta hidup di dalam lingkungan yang merupakan sumber daya bagi kehidupannya. Oleh karena itu tiap individu di samping mempunyai hak asasi, juga mengemban kewajiban dan tanggung jawab untuk menghormati hak asasi individu lain, tata tertib masyarakat serta kelestarian fungsi, perbaikan tatanan dan peningkatan mutu lingkungan hidup. Hak asasi merupakan hak dasar seluruh umat manusia tanpa ada perbedaan. Meningkatkan hak dasar merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa, maka pengertian hak asasi manusia adalah hak sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang melekat pada diri manusia, bersifat kodrati, universal dan abadi, berkaitan dengan harkat dan martabat manusia. Setiap manusia diakui dan dihormati mempunyai hak asasi yang sama tanpa membedakan jenis kelamin, warna kulit, kebangsaan, agama, usia, pandangan politik, status sosial, dan bahasa serta status lain. Pengabdian atau perampasannya, mengakibatkan hilangnya harkat dan martabat sebagai manusia, sehingga kurang dapat mengembangkan diri dan peranannya secara utuh. Bangsa Indonesia menyadari bahwa hak asasi manusia bersifat historis dan dinamis yang pelaksanaan berkembang dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2.3 Bentuk-bentuk Pelaksanaan HAM yang ada di Masyarakat

Pelaksanaan Hak-hak Asasi di dalam kehidupan masyarakat antara lain sebagai berikut: a. Sebagai pribadi yang ketuhanan Yang Maha Esa, kita yakin bahwa hak-hak asasi kita berasal dari tuhan yang maha esa. Yang artinya tuhan menganugrahkan hak kepada setiap manusia berupa hak hidup, hak kemerdekaan dan hak kebebasan, serta hak memiliki sesuatu. Hingga patutlah kepada seluruh manusia saling menghargai dan menghormati atas setiap hak asasiyang ada pada setiap manusia. b. Dalam kehidupan sehari-hari hak asasi mencakup hak untuk mendapat perlakuan yang sopan baik ditempat kerja, di lingkungan sekolah/kampus, maupun di lingkungan mastarakat pada umunya. c. Mengakui dan menghargai pendapat bersama yang telah dirumuskan dan disetujui dalam musyawarah walaupun secara pribadi beda pendapat. d. Rakyat rela mengorbankan sebagian hak miliknya demi kepentingan umum dan sebaliknya pemerintah memberikan ganti rugi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. e. Setiap masyarakat menghormati dan menghargai seseorang untuk dipilih dan memilih dalam pemilu. f. Setiap masyarakat mempunyai kebebasan dalam berpendapat dan berpolitik baik dalam bentuk tulisan maupun orasi, namun yang dimaksud adalah kebebasan yang bertanggung jawab. g. Dalam peradilan, sekalipun tersangka sudah terbukti dalam tindak kejahatannya, namun tetap diberlakukan asas praduga tak bersalah hal ini untuk menghargai tersangka akan haknya dalam mendapat layanan. h. Hak asasi tidak dapat dilaksanakan secara mutlak karena akan melanggar hak-hak asasi orang lain, sehingga hak-hak asasi dalam pelaksanannya dibatasi dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, pada UUD 1945 dan peraturan perundangan lainnya.

2.4 Kondisi HAM Saat ini.

Pelaksanaan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia baru pada tahap kebijakan belum menjadi bagian dari sendi-sendi dasar kehidupan berbangsa untuk menjadi faktor integrasi atau persatuan. Permasalahan dasar HAM yaitu penghargaan terhadap martabat dan privasi warga negara sebagai pribadi juga belum ditempatkan sebagaimana mestinya. Pada tahun 2011, Asian Human Rights Commission (AHRC) telah menyaksikan merosotnya situasi hak asasi manusia di Indonesia khususnya dalam segi kebebasan beragama serta peran dan akuntabilitas lembaga peradilan terhadap kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan. Laporan ini, yang didasarkan pada kerja dokumentasi dan monitoring AHRC, menunjukkan bahwa Indonesia masih mengalami pelanggaran hak asasi manusia berat dan kurangnya rule of law. Minimnya pencegahan yang efektif dan langkah hukum yang ditempuh oleh aparat penegak hukum terhadap kelompok fundamentalis menunjukkan ketidakmampuan Negara untuk menjamin hak asasi manusia yang paling mendasar seperti hak untuk hidup dan hak untuk kebebasan berpikir, berkeyakinan dan beragama. Dasar negara, seperti Pancasila yang merupakan wujud satu dalam keberagaman dan hak asasi manusia yang paling mendasar menjadi luntur, seperti terlihat dari minimnya tanggapan Negara terhadap lunturnya keberagaman dan kemajemukan agama. Hak-hak dasar konstitusional tidak lagi ditegakkan bagi masyarakat Aceh yang hidup dibawah diskriminasi atas Hukum Syariah, begitupun terhadap agama-agama minoritas di Jawa maupun di wilayah Indonesia lainnya, yang mengalami persekusi, atau terhadap penduduk asli Papua yang kekurangan akses terhadap keadilan, perlindungan dan kesejahteraan sosial sehingga menyebabkan meningkatnya penolakan sebagai warga Negara Indonesia. Adapun kondisi mengenai pelanggaran Hak Asasi Manusia yang pernah terjadi diantaranya; 1. Tindak kekerasan yang dilakukan beberapa Polisi terhadap mahasiswa maupun jurnalis dalam kenaikan harga BBM; Aparat kepolisian dinilai melanggar hak asasi manusia (HAM) dalam menangani demonstrasi penolakan kenaikan harga bahan bakar

minyak (BBM). Beberapa bentuk pelanggaran HAM dilakukan aparat polisi adalah penembakan dengan senjata gas air mata, penyemprotan dengan water cannon, penangkapan, penyerangan, perampasan kamera dan kartu milik jurnalis serta pengejaran demonstran hingga ke permukiman penduduk. Di wilayah lain, seperti Sumatra Utara, 2 orang tertembak peluru karet, 2 orang lainnya dipukul dan 2 jurnalis dikeroyok oleh Satuan Brimob dan PHH Polda Sumatera Utara. Polisi juga menggunakan rotan untuk memukul mahasiswa di Kota Samarinda. 2. Pelanggaran Hak Asasi Manusia terhadap Anak; Anak sebagai sebagai generasi penerus bangsa, sudah seharusnya anak selalalu dipersiapkan untuk bisa mengemban cita-cita bangsa bukan justru sebaliknya tak sedikit orang yang merampas hak anak. Contoh-contoh pelanggaran hak asasi manusia (HAM) pada anak seperti pembuangan bayi, penelantaran anak, gizi buruk hingga penularan HIV/Aids dsb. Dalam beberapa tahun terakhir kasus pembuangan bayi yang dilakukan orang tuanya terus meningkat berdasarkan catatan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA). Pada tahun 2008 seperti yang tercatat pada Komnas PA telah terjadi pengaduan kasus pembuangan bayi sebanyak 886 bayi. Sedangkan tahun 2009 jumlahnya meningkat menjadi 904 bayi. Tempat pembuangan bayi juga beragam, mulai dari halaman rumah warga, sungai, rumah ibadah, terminal, stasiun kereta api, hingga selokan dan tempat sampah, Dari kasus ini 68% bayi meninggal sedangkan sisanya masih hidup diasuh masyarakat atau dititip dipanti asuhan. Selain itu tindakan kekerasan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya merupakan pelanggaran HAM seperti pemukulan bahkan sampai pemerkosaan sehingga membuat anak tersebut menjadi takut atau trauma karena tindakan orang tuanya yang telah diperlakukan kasar. 3. Pelanggaran HAM mengatasnamakan agama;

Kita telah mengenal banyak sekelompok manusia dengan atribut agama, berlindung dalam lembaga agama, mereka justru melakukan kejahatan kemanusiaan (crimes against humanity) entah itu Kristen, Islam atau agama apapun. Atas nama agama yang suci mereka melakukan pelecehan yang tidak suci kepada sesamanya manusia. Akhir abad 20 atau awal abad 21, akhir-akhir ini kita disuguhi sajiansajian berita akan kebobrokan manusia yang beragama melanggar hak asasi manusia, misalnya kelompok Al-Qaeda dan sejenisnya menteror dengan bom, dan olehnya mungkin sebagian dari kita telah prejudice menempatkan orang-orang Muslim di sekitar kita sama jahatnya dengan kelompok Al-Qaeda. Di sisi lain Amerika Serikat (AS) sebagai polisi dunia sering memakai isu terorisme yang dilakukan Al-Qaeda untuk melancarkan macam-macam agendanya. Invasi AS ke Iraq, penyerangan ke Afganistan dan negara-negara lain yang disinyalir ada terorisnya. Selain itu adanya ormas yang mengatasnamakan agama untuk menaklukan tindakan haram, musrik, sesat dan sebagainya. Namun sebenarnya indonesia merupakan negara hukum. Pihak kepolisian harus menindak tegas kelompok ormas yang telah melakukan tindakan pelanggaran HAM. Hal yang dilakukan ormas tersebut melakukan perusakan, pemukulan bahkan sampai memicu SARA di indonesia. Seperti di Bundaran Hotel Indonesia saat peringatan lahirnya Pancasila merupakan tindakan yang sangat tercoreng yang dilakukan oleh ormas tersebut, tanpa aba-aba melakukan tindakan penyerbuan secara mebabi buta terhadap sekelompok orang yang memperingati hari lahirnya Pancasila.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai aneka ragam, suku, rasa agama dan lainnya. Tentunya rakyat Indonesia mempunyai hak apa yang dimilikinya. HAM (Hak Asasi Manusia) merupakan dasar yang dijadikan acuan sebagai dasar hak yang dipegang. Hak Asasi Manusia adalah hak yang dibawa sejak lahir yang secara kodrati melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat (bersifat mutlak). Di Indonesia Hak asasi tidak dapat dilaksanakan secara mutlak karena akan melanggar hak-hak asasi orang lain, sehingga hak-hak asasi dalam pelaksanannya dibatasi dengan ketentuanketentuan yang berlaku, pada UUD 1945 dan peraturan perundangan lainnya. Adapun pelanggran HAM yang terjadi saat ini di negara kita antara lain: Tindak kekerasan yang dilakukan beberapa Polisi terhadap mahasiswa maupun jurnalis dalam kenaikan harga BBM, Pelanggaran Hak Asasi Manusia terhadap Anak dan Pelanggaran HAM mengatasnamakan agama. 3.2 Saran Pelaksanaan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia baru pada tahap kebijakan belum menjadi bagian dari sendi-sendi dasar kehidupan berbangsa untuk menjadi faktor integrasi atau persatuan. Permasalahan dasar HAM yaitu penghargaan terhadap martabat dan privasi warga negara sebagai pribadi juga belum ditempatkan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu perlu diadakannya penegakkan HAM yang lebih intensif di negara kita. Selain itu pencegahan yang efektif dan langkah hukum yang ditempuh oleh aparat penegak hukum terhadap kelompok fundamentalis harus lebih diketatkan.

DAFTAR PUSTAKA Ali, Mahrus dan Nurhidayat, Syahrif. 2011. Penyelesaiaan Pelanggaran HAM Berat. Jakarta: Gramata Publishing. Ardi. 2011. Indonesia: Hak Asasi Manusia tahun 2011 - Lunturnya Pancasila dan Perlindungan Konstitusional. Tersedia pada: http://www.humanrights.asia/ resources/hrreport/2011/AHRC-SPR-006-2011/view. (diakses tanggal 6 April 2012). Cassese, Antonio. 1994. Hak Asasi Manusia dalam Dunia Yang Berubah. Jakarta; Yayasan Obor Indonesia. Irsan, Koesparmono. 2009. Hukum dan Hak Asasi Manusia. Jakarta; Yayasan Brata Bakti. Ramliani. 2008. Faktor Faktor Penyebab Terjadinya Pelanggaran Hak Asasi Manusia. Tersedia pada: http://ramliani.blogspot.com /2008/06/faktorfaktor-penyebab-terjadinya.html. (diakses tanggal 6 April 2012). Setiardja, A. Gunawan. 1998. Hak-hak Asasi manusia Berdasarkan Ideologi Pancasila. Yogyakarta: Kanisius

10

Anda mungkin juga menyukai