Anda di halaman 1dari 25

Menemukan Gaya Berfikir

Pendahuluan Untuk menentukan dominasi otak dan bagaimana kita memproses informasi, kita menggunakan model, yang awalnya dikembangkan oleh Anthony Gregorc, profesor di bidang kurikulum dan pengajaran di Universitas Connecticur. Kajian investigatifnya menyimpulkan adanya dua kemungkinan dominasi otak :
Persepsi konkret dan abstrak, dan Kemampuan pengaturan secara sekuensial (linear) dan acak (nonlinear)

Ini dapat dipadukan menjadi empat kombinasi kelompok perilaku yang kita sebut gaya berfikir Anda. Gregorc menyebut gaya-gaya ini, sekuensial konkret, sekuensial abstrak, acak konkret, acak abstrak. Orang yang termasuk dalam dua katergori sekuensial cenderung memiliki dominasi otak kiri, sedangkan orang-orang yang berfikir secara acak biasanya termasuk dalam dominasi otak kanan. Cara Berfikir Ada 4 macam gaya berfikir : 1. Pemikir Sekuensial Konkret (SK)

Seperti yang ditunjukkan istilah ini, pemikir sekuensial konkret berpegang pada kenyataan dan proses informasi dengan cara yang teratur, linear, dan sekuensial. Bagi para SK, realitas terdiri dari apa yang dapat mereka ketahui melalui indra fisik mereka, yaitu indra penglihatan, peraba, pendengaran, perasa, dan penciuman. Mereka memperhatikan dan mengingat realitas dengan mudah dan mengingat fakta-fakta, informasi, rumus-rumus, dan aturan-aturan khusus dengan mudah. Catatan atau makalah adalah cara baik bagi orang orang ini untuk belajar. Pelajar SK harus mengatur tugas-tugas menjadi proses tahap demi tahap dan berusaha keras untuk mendapatkan kesempurnaan pada setiap tahap. Mereka menyukai pengarahan dan prosedur khusus. Karena kebanyakan dunia bisnis diatur dengan cara ini, mereka menjadi orang-orang bisnis yang sangat baik. Kiat-kiat jitu bagi pemikir SK : 1) Bangunlah kekuatan organisasional Anda

Aturlah minggu-minggu dan hari-hari Anda secara realistis, rencanakan sebelumnya berapa lama waktu yang Anda perlukan untuk proyek Anda. 2) Ketahuilah semua detail yang diperlukan

Pastikan Anda mengetahui segala sesuatu yang Anda butuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas. 3) Pecah-pecahlah tugas anda menjadi beberapa tahap

Tentukan tenggat waktu sepaya Anda tidak meras harus terburu-buru. 4) Aturlah lingkungan kerja yang tentram

Ketahuilah apa saja yang dapat mengganggu konsentrasi Anda dan musnahkan itu. 2. Pemikir Acak Konkret (AK)

Pemikir acak konkret mempunyai sikap eksperimental yang diiringi dengan perilaku yang kurang terstruktur. Seperti pemikir sekuensial konkret, mereka berdasarkan pada kenyataan, tetapi ingin melakukan pendekatan coba-salah (trial and error). Karenanya, mereka sering melakukan lompatan intuitif yang diperlukan untuk pemikiran kreatif yang sebenarnya. Mereka mempunyai dorongan kuat untuk menemukan alternatif dan mengerjakan segala sesuatu dengan cara mereka sendiri. Waktu bukanlah prioritas bagi orang-orang AK, dan mereka cenderung tidak memedulikannya, terutama jika sedang terlibat dalam situasi yang menarik. Mereka lebih terorientasi pada proses daripada hasil; akibatnya, proyekproyek sering kali tidak berjalan sesuai dengan yang mereka rencanakan karena kemungkinan-kemungkinan yang muncul dan yang mengundang eksporasi selama proses. Kiat-kiat jitu bagi pemikir AK : 1) Gunakan kemampuan berfikir Divergen anda yang lain

Percayalah bahwa melihat segala sesuatu lebih daripada satu sudut pandang adalah hal yang baik. Temukan ide-ide alternatif dan eksplorasi semuanya. Ciptakan ide-ide daripada sekadar menilainya. Peliharalah sikap selalu bertanya. 2) Siapkan diri anda untuk memecahkan masalah

Libatkan diri dengan proyek yang memerlukan pemecahan masalah, atau kerjakanlah tugas Anda sendiri dengan memunculkan pertanyaan dan kemudian memecahkannya. 3) Periksa waktu anda

Berikan diri anda tenggat waktu untuk setiap tahap dari tugas anda dan kemudian usahakan untuk menyelesaikannya tepat waktu. 4) Terimalah kebutuhan anda untuk berubah

Ketika segala sesuatunya tampak mulai membosankan, buatlah perubahan-perubahan kecil utnuk tetap menajamkan pikiran anda- walaupun itu berarti berpindah ke ruangan atau tempat lain. 5) Carilah dukungan orang-orang yang menghargai pemikiran divergen karena hal itu akan

Carilah

membantu anda merasa yakin pada diri anda. 3. Pemikir Acak Abstrak (AA)

Dunia Nyata untuk pelajar acak abstrak adalah dunia perasaan dan emosi. Mereka tertarik pada nuansa, dan sebagian lagi senderung pada mistisisme. Pikiran AA menyerap ide-ide, informasi dan dan kesan dan mengaturnya dengan refleksi. (kadangkadang hal ini memakan waktu lama hingga orang lain tidak menyangka bahwa orang AA mempunyai reaksi atau pendapat). Mereka mengingat dengan sangat baik jika informasi dipersonifikasikan. Perasaan juga dapat lebih meningkatkan atau mempengaruhi belajar mereka. Mereka merasa dibatasi ketika berada di lingkungan yang sangat teratur sehingga Anda tak akan menemukan banyak dari mereka bekerja di perusahaan asuransi, bank atau sejenisnya. Mereka berkiprah dilingkungan yang tidak beratur yang berkaitan dengan orang-orang. Pemikir AA mengalami peristiwa secara holistik; mereka perlu melihat keseluruhan gambar sekaligus, bukan bertahap. Dengan alasan inilah, mereka akan terbantu jika mengetahui bagaimana segala sesuatu terhubung dengan keseluruhannya sebelum masuk ke dalam detail. Walaupun orang-orang AA cukup banyak jumlahnya, dunia tidak berjalan dengan gaya AA. Orang-orang dengan cara berfikir seperti ini bekerja dengan baik dalam situasisituasi yang kreatif dan harus bekerja lebih giat dalam situasi yang lebih teratur.

Kiat-kiat jitu bagi pemikir AA : 1) Gunakan kemampuan alamiah anda untuk bekerja dengan orang orang lain

Carilah rekan-rekan yang dapat bekerja sama dengan anda, dan gabungkan gagasangagasan anda dengan rekan-rekan anda. Jika anda harus menyelesaikan satu tugas, tentukan tenggat waktunya, dan periksalah sesering mungkin. 2) Kenali bagaimana kuatnya emosi mempengaruhi konsentrasi Anda

Hindari orang-orang negatif, dan selesaikan persoalan pribadi dengan cepat. Hal ini dapat menguras tenaga Anda. 3) Bangunlah kekuatan untuk belajar dengan asosiasi

Ciptakan asosiasi visual dan verbal. Gunakan metafora, cerita-cerita konyol dan ungkapan-ungkapan kreatif lainnya untuk membantu anda mengingat. 4) Lihatlah gambar yang besar

Bekerjalah dari konsep yang besar, baru kemudian ke detail-detail yang ada. 5) Waspadalah terhadap waktu

Berhati-hatilah untuk memberikan waktu yang cukup untuk menyelesaikan pekerjaan. Mulailah dengan tugas yang paling sulit, ambil jeda singkat, kemudian pindah ke tugas lainnya. Kembalilah pada tugas yang pertama jika pikiran anda sudah jernih. Tak ada salahnya mengerjakan lebih dari satu tugas dalam satu waktu ! 6) Gunakan isyarat-isyarat visual

Tempelkan catatan pengingat di mobil anda, di cermin kamar mandi, atau di mana saja yang anda yakin untuk melihatnya. Warnailah kalender bulanan dengan kode informasi yang anda perlukan agar tampak di hadapan anda. Gunakan satu warna untuk keperluan pribadi, satu warna untuk pekerjaan/karier, satu warna untuk keluarga dan seterusnya. 4. Pemikir Sekuensial abstrak (SA)

Realitas bagi para pemikir sekuensial abstrak adalah dunia teori metafisis dan pemikiran abstrak. Mereka suka berpikir dalam konsep dan menganalisis informasi. Mereka sangat menghargai orang-orang dan peristiwa-peristiwa yang teratur rapi. Adalah mudah bagi mereka untuk meneropong hal-hal penting, sepeti titik-titik kunci dan detail-detail penting. Proses berpikir mereka logis, rasional, dan intelektual.

Aktivitas favorit pemikir sekuensial abstrak adalah membaca, dan jika suatu proyek perlu diteliti, mereka akan melakukannya dengan mendalam. Mereka ingin mengetahui sebab-sebab di balik akibat dan memahami teori serta konsep. Seperti yang dapat anda bayangkan, orang-orang ini adalah filosof-filosof besar dan ilmuwan-ilmuwan peneliti. Biasanya, mereka lebih suka bekerja sendiri daripada berkelompok. Kiat-kiat jitu bagi pemikir SA : 1) Latih diri anda berfikir

Ketika memecahkan masalah, ubahlah masalah anda menjadi sutasi teoretis dan pecahkanlah dengan cara itu. 2) Perbanyak rujukan anda

Jika anda terlibat dalam suatu proyek, pastikan untuk membaca segala sesuatu yang dapat anda baca tentang proyek tersebut agar anda mendapatkan semua fakta yang anda inginkan untuk melengkapinya sesuai standar anda. 3) Upayakanlah keteraturan

Dalam kehidupan pribadi dan karier anda, paculah diri anda menuju situasi-situasi yang sangat teratur. Dalam proyek anda, buatlah grafik langkah-langkah dan waktu yang diperlukan untuk setiap langkah awal. 4) Analisislah orang-orang yang berhubungan dengan anda

Jika anda mengetahui gaya belajar orang lain, maka akan lebih mudah bagi anda untuk memahami mereka dan membuat mereka memahami anda.

Menyeimbangkan kekuatan pikiran anda Ketika anda mengetahui cara berpikir anda, anda akan menjadi pemikir yang lebih seimbang dengan sesekali memaksa diri anda untuk menggunakan cara ber;ikir dan menyerap informasi yang kurang sesuai bagi anda. Inilah beberapa latihan yang diusulkan oleh Ned Herrmann, seorang ahli dalam dominasi otak, untuk membantu mengembangkan kuadran-kuadran yang tidak begitu anda sukai.

Jika anda adalah pemikir dominan otak kanan (AA atau AK)

Pelajarilah bagaimana sebenarnya cara kerja mesin yang sering anda gunakan Aturlah foto-foto anda ke dalam album Usahakan untuk tepat waktu sepanjang hari Aturlah pengeluaran pribadi Rangkaikanlah rakitan model berdasarkan instruksi Bergabunglah dengan klub investasi Atasi masalah yang ada dan analisislah bagian-bagian utama. Belajarlah untuk mengoperasikan komputer pribadi Tulislah tinjauan kritis terhadap film favorit anda Aturlah buku-buku anda menurut urutan jenisnya

Jika anda adalah pemikir dominan otak kiri (SA atau SK)
Usahakan untuk memahami perasaan binatang peliharaan anda Temukan resep masakan dan siapkanlah Bermainlah dengan tanah liat dan temukan hakikatnya Ciptakan logo pribadi anda Bermain-mainlah dengan anak-anak anda dengan cara yang mereka inginkan Sisihkan waktu jeda perasaan sepuluh menit setiap hari Pasang musik yang anda suka ketika anda ingin mendengarkannya Alami spiritualitas anda dengan cara non-religius. Ambilah belokan yang keliru dan telusurilah lingkungan yang baru

Semoga bermanfaat

Makalah Psikologi Belajar


Gaya Oleh I. a) Latar Berpikir dalam Menentukan Alex Prinsip-prinsip dalam Belajar Sander PENDAHULUAN Belakang

Pada hakikatnya manusia dikarunia oleh Tuhan berupa kelebihan dan kelemahan pada dirinya. Kelebihan dan kelemahan berjalan secara terpadu sehingga manusia tersebut mampu memahami dan mengatasi problematika yang dihadapi dirinya. Namun pada dasarnya manusia itu memiliki akal dan pikiran yang mampu ia pakai dalam menyelesaikan tugas-tugas kehidupannya dan problematika yang menyelimutinya. Karunia akal dan pikiran inilah yang membedakan manusia dengan makhluk yang lainnya. Filsuf Socrates mengemukakan bahwa manusia itu berpikir maka manusia itu ada. Manusia itu mampu menggunakan pikirannya yang menjadikan makhluk yang istimewa dalam kehidupan ini. Tentunya, manusia itu senantiasa dikaruniai oleh permasalahan-permasalahan yang dihadapinya karenanya jika ia tidak punya masalah maka ia menjadi masalah. Karena permasalahan yang dihadapi itulah menjadikan manusia itu senantiasa itu berpikir secara berkesinambungan. Selanjutnya, manusia itu menggunakan fungsi otak dan data-data yang tersimpan dalam memorinya (terutama pada long term memori) dalam proses berpikirnya. Berpikir itu berkaitan dengan aktivitas mental dan atau kognitif yang berujud pada pengolahan dan pemanipulasian informasi dari lingkungan dengan simbol-simbol atau materi-materi yang disimpan dalam ingatannya sehingga memungkinkan dirinya mendapatkan pemecahan masalah yang dihadapinya. Berpikir juga dapat dipandang sebagai pemrosesan informasi dari stimulus yang ada (starting position), sampai pemecahan masalah (finishing position) atau goal state. Sebagai ilustrasi, seseorang akan membeli mobil. Oleh penjual ditawarkan berbagai macam merk dengan berbagai macam harga. Sebelum pembeli itu memutuskan sesuatu jenis mobil yang akan dibelinya, si pembeli mengolah informasi-informasi atau pengertian-pengertian yang ada pada dirinya, kelebihan dan kelemahan masing-masing merk, hingga akhirnya pembeli memutuskan pada merk tertentu. Jadi jelas bahwa berpikir pada akhirnya memutuskan suatu tujuan dan tindakan mana yang sesuai dengan apa yang dipikirkannya. Selain itu, proses berpikir juga melibatkan simbol-simbol berupa kata-kata atau bahasa (language) dan juga bayangan atau gambaran (image). Sebagimana diungkapkan oleh Floyd L. Ruch (1967) bahwa berpikir merupakan manipulasi atau organisasi unsur-unsur lingkungan dengan menggunakan lambang-lambang atau simbol-simbol sehingga tidak

perlu langsung melakukan kegiatan yang tampak. Juga diungkapkan oleh Paul Mussen dan Mark R. Rozenzweig (1973) bahwa the term thinking refers to many kind of activities that involve the manipulation of concepts and symbols, representations of objects and events. Simbol-simbol tersebut diperolehnya berdasarkan pengalamanpengalaman sebelumnya. Dengan simbol bahasa itu, manusia mampu menciptakan ratusan, ribuan simbol-simbol yang memungkinkan manusia untuk berpikir secara sempurna. Selain itu, pelibatan image (Marx, 1976) dalam proses berpikir juga memungkinkan manusia itu menemukan gambaran yang jelas tentang persoalan yang dihadapinya. Berpikir dengan melibatkan image lebih mempertajam responnya terhadap stimulus yang diterimanya. Pada umumnya, berpikir lebih melibatkan simbol bahasa daripada simbol gambar. Namun, proses berpikir juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan pengaturan ingatan dalam memori dan persepsi terhadap stimulus yang masuk ke dalam proses tersebut. Hal ini akan menyebabkan manusia memiliki gaya berpikir yang bervariasi dan berbeda dalam menanggapi stimulus yang diterimanya. Kemampuan pengaturan informasiinformasi atau data-data dalam long term memori tergantung pada pengaturan yang sekuensional (teratur) atau pengaturan yang random (acak). Sedangkan persepsi terhadap stimulus berkaitan dengan apakah persepsi tersebut konkrit (nyata) atau abstrak (tidak nampak). Persepsi sendiri diartikan sebagai pengalaman tentang objek , peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli) yang melibatkan sensasi, atensi, ekspetasi, motivasi, dan memori (Desiderato, 1976: 129 dalam buku Rakhmat, J, 2005: 51). Persepsi dan pengaturan informasi yang diolah dalam long term memori yang berbedabeda antar individu berimplikasi pada perbedaan gaya berpikir individu itu sendiri. Dr. Anthony F. Gregorc mengembangkan sebuah pendekatan dalam mengenali gaya berpikir ini. Model ini memberikan wawasan, bagaimana pikiran individu itu didominasi cara pandang individu tersebut dan bagaimana individu tersebut mengatur informasi tersebut yang dituangkan dalam gaya berpikir. Gregorc sendiri mengklasifikasi gaya berpikir (thinking style) tersebut menjadi 4 (empat) kategori berdasarkan kedua hal tersebut, yaitu: Sekuensional Konkrit, Sekuensional Abstract, Random Abstact, dan Random Konkrit. Gaya berpikir ini diharapkan mampu merumuskan dan merekomendasikan metode belajar seperti apa yang seharusnya individu gunakan sehingga diharapkan tujuan b) Permasalahan 1) yang dirumuskan gaya dalam makalah ini itu Bagaimana berpikir belajar dapat dicapai secara optimal oleh setiap sebagai individu. berikut: Permasalahan sebenarnya?

2) 3)

Bagaimana Bagaimana

menentukan Belajar

gaya

berpikir itu

seseorang? sebenarnya?

4) Bagaimana gaya berpikir mempengaruhi dalam menentukan metode belajar seseorang? II. a) Konsep PEMBAHASAN Berpikir

Taylor dkk (1977:55) mendefinisikan berpikir sebagai proses penarikan kesimpulan (Thinking is an inferring process). Berpikir sebagai proses penarikan kesimpulan dari persoalan yang dipahami yang kemudian mampu menemukan pemecahan persoalan itu sehingga menghasilkan kesimpulan dan temuan baru. Tentunya, penarikan kesimpulan dalam proses berpikir ini dipengaruhi rekayasa dan manipulasi data-data dan atau pengertian-pengertian yang tersimpan dalam long term memori seseorang. Penarikan kesimpulan dalam proses berpikir ini dibagikan 3 (tiga) macam, yaitu: realistik, deduktif, dan induktif (Ruch, 1967:336). Berpikir realistik didefinisikan sebagai berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata. Berpikir deduktif adalah proses penarikan kesimpulan dimulai dengan pernyataan umum yang kemudian pernyataan khusus. Sedangkan berpikir induktif merupakan penarik kesimpulan dari pernyataanpernyataan khusus yang kemudian disimpulkan dalam pernyataan umum. Sarbana (2002:48-49) mendefinisikan berpikir sebagai proses aktifnya otak atau kognitif dalam mengolah infomasi yang diperlukan. Tentunya, proses kognisi sangat berperan dalam berpikir karena berpikir itu sendiri bertujuan pada pemecahan permasalahan yang tentunya memerlukan proses pertimbangan kognisi sehingga menghasilkan suatu keputusan. Berkaitan dengan keputusan ini Rakhmat (2005: 71) menegaskan bahwa (1) keputusan merupakan hasil berpikir, hasil usaha intelektual; (2) keputusan selalu melibatkan pilihan dari berbagai alternatif; (3) keputusan selalu melibatkan tindakan nyata, walaupun pelaksanaannya boleh ditangguhkan atau dilupakan. Jadi dalam proses berpikir, individu itu selalu dihadapkan kepada pilihan-pilihan atau alternatif-alternatif yang harus dipilih oleh yang bersangkutan sebagaimana dikemukakan pada ilustrasi di atas. b) Konsep dan Cara Menentukan Gaya Berpikir Anthony F. Gregorc, profesor dibidang kurikulum dan pengajaran dari Universitas Connecticut, menyimpulkan bahwa manusia dalam berpikir didominasi oleh dua konsep, yaitu: 1. Konsepsi tentang obyek/wujud yang dibedakan menjadi persepsi konkret dan abstrak, seperti para filsuf tentunya lebih banyak menggunakan persepsi yang abstrak dibanding

pekerja

yang

cenderung

menggunakan

persepsi

konkret.

2. Kemampuan pengaturan secara sekuensial (linear) dan Random (non linear). Mereka yang sekuensial itu layaknya seperti jam, berurut, setelah jam 1 pasti ke jam 2, 3, 4, dst, sedangkan yang acak sebaliknya meloncat-loncat, bahkan yang satu belum selesai sudah pindah ke yang lain.

Jika kedua konsep tersebut dikombinasikan, maka didapat 4 kelompok gaya berpikir, yaitu: Sekuensial Konkret, Sekuensial Abstrak, Random Konkret dan Random Abstrak. Memang tidak semua orang dapat diklasifikasikan ke salah satunya, namun demikian kebanyakan kita cenderung pada salah satu gaya pikir tersebut dari pada yang lainnya. Berikut 1) ini deskripsi tentang keempat gaya berpikir di atas: Konkret Sekuensional

Persepsi yang konkret dan pengaturan informasi yang sekuensional menghasilkan kombinasi sekuensional Konkret. Tipe pemikir Sekuensial Konkret realitas terdiri dari apa yang dapat mereka ketahui melalui indera fisik, yaitu :(a) Indera Penglihatan, (b) Indera Perabaan, (c) Indera Pendengaran, (d) Indera Perasaan, dan (e) Indera Penciuman. Tipe pemikir ini dapat mengingat realitas dengan mudah dan mengingat fakta-fakta informasi rumus-rumus dan aturan-aturan khusus dengan mudah. Makalah adalah salah satu sumber belajar yang baik bagi tipe pemikir ini. Mereka menyukai prosedur khusus dan pengarahan-pengarahan sehingga mereka mampu menjadi orang bisnis yang baik. Kiat-kiat jitu bagi pemikir ini adalah :(a) Membangun organisasional, (b) Cari tahu detil apa yang diperlukan, (c) Membagi proyek menjadi beberapa tahapan, dan 2) (d) Menata lingkungan Sekuensional kerja yang tenang. Abstrak

Persepsi yang abstrak dan pengaturan informasi yang sekuensional menghasilkan kombinasi Sekuensional Abstak. Tipe pemikir sekuensional Abstrak meliputi pemikir yang bisa menemukan gagasan yang kadang-kadang tidak terpikirkan oleh orang lain. Filosof dan ilmuwan peneliti ternama mempunyai cara berfikir tipe ini, mereka berfikir dalam konsep dan menganalis informasi. Dunia mereka adalah dunia teori metafisis dan pemikiran abstrak. Mereka sangat menghargai orang-orang dan peristiwa-peristiwa yang teratur rapi. Proses berfikir mereka adalah proses berpikir logis, rasional dan intelektual. Aktivitas favorit mereka adalah membaca, dan jika mereka mengerjakan sesuatu mereka akan melakukan dan memikirkan secara mendalam. Mereka ingin mengetahui sebabsebab dibalik akibat dan memahami teori-teori dan konsepnya. Biasanya mereka lebih suka bekerja sendiri dari berkelompok. Dapat disimpulkan bahwa tipe ini adalah tipe yang konseptor dan pemikir yang mendalam suatu pandangan atau peristiwa permasalahan yang terjadi.

3)

Random

Abstrak

Kombinasi persepsi yang abstrak dengan pengaturan informasi yang random (acak) menghasilkan kombinasi Random abstrak. Dunia nyata pada tipe pemikir Acak Abstrak adalah dunia perasaan dan emosi. Mereka tertarik pada nuansa dan sebagian lagi cenderung pada mistisme. Pikiran pada tipe ini menyerap ide-ide, informasi dan kesan serta mengaturnya dengan refleksi. Perasaan sangat mempengaruhi dan dapat lebih meningkatkan belajar mereka. Tipe pemikir ini merasa dibatasi ketika berada di lingkungan yang sangat teratur, mereka suka berkiprah di lingkungan yang tidak teratur yang berkaitan dengan banyak orang. Beberapa kiat bagi tipe pemikir ini adalah : (1) Gunakan kemampuan alamiah untuk bekerja sama dengan orang lain, (2)Ketahuilah betapa emosi dapat mempengaruhi konsentrasi, (3) Bangunlah kekuatan belajar dengan berasosiasi, (4) Lihatlah gambaran besar, (5) Waspadalah terhadap waktu, dan (6)Gunakan isyarat-isyarat visual. 4) Random Konkret Kombinasi persepsi yang konkret dengan pengaturan informasi yang random (acak) menghasilkan kombinasi Random Konkret. Untuk pemikir Random Konkret mempunyai sikap eksperimental yang diiringi dengan perilaku yang kurang terstruktur. Mereka berdasarkan pada kenyataan tetapi sering melakukan coba-coba (trial and error) karenanya mereka sering melakukan lompatan yang intuitif yang diperlukan untuk pemikiran kreatif yang sebenarnya. Mereka mempunyai dorongan yang kuat untuk menemukan alternatif dan mengerjakan segala sesuatu dengan cara mereka sendiri dan waktu bukanlah skala prioritas bagi orang-orang pemikir ini. Mereka lebih terobsesi pada pada proses daripada hasil. Pemikir tipe ini berpegang pada realitas dan mempunyai sikap ingin mencoba. Beberapa kiat bagi pemikir acak konkret adalah: (1)Lihatlah logika, (2) Suburkan kecenderungan, (3) Upayakan keteraturan, dan (4) Analisislah orang-orang yang berhubungan dengan kita. Selanjutnya, Gregorc juga telah merumuskan kuesioner yang dapat menentukan seseorang tergolong pada tipe atau gaya berpikir yang telah digambarkan di atas. Kuesioner ini disebut dengan Kuesioner Byts. Berikut ini contoh kuesioner tersebut, yaitu: Tabel Untuk No A 1. Menentukan Kuesioner Gaya Byts Berpikir

B C D 1

Informasi

Konsep

Khayalan

Tiba-tiba 2

Terbukti

Kritis

Menyenangkan

Baru 3

Cara

Ide

Partisipasi

Tujuan 4

Sendiri

Satu

gagasan

Bekerja

sama

Bersaing

Bekerja

Berpikir

Berperasaan

Pencoba 6

Terencana

Terpola

Tercakup

Semua 7

beres

Fakta

Sebab

akibat

Orang

yang

terlibat

Tantangan 8

Tuntas

Sepakat

Reda

Puas 9

Data

Konsep

Berputar

Lompatan 10

Apa

adanya?

Ada

apanya?

Siapa

saja?

Mengapa? 11

Satu

subjek

Hubungan

antar

subjek

Pengajar

Manfaat 12

Akurasi

Beralasan

Pertimbangan

Berbeda 13

Langkah

Akibat

Spontanitas

Peluang 14

Mencatat

Berargumen

Menafsirkan

Menyimpulkan 15

Pengatur

Peneliti

Penasihat

Innovator (Ketentuan: Berikan skor pada yang paling sesuai secara berurutan. Skor 4 (paling sesuai), skor 3 (sesuai), skor 2 (kurang sesuai), dan skor 1 (tidak sesuai)) Sumber: Sarbana dkk (2002:67-68)

Kuesioner tersebut di atas berfungsi sebagai penentu kategori gaya berpikir seseorang yang mana lebih mengarah. Dominasi jawaban yang sesuai atau paling sesuai untuk Kolom A menunjukkan bahwa tipe orang tersebut tergolong pada Sekuensional Konkret, untuk kolom B tergolong Sekuensional Abstrak, untuk kolom C tergolong pada Random Abstrak, c) dan Konsep untuk kolom Belajar D tergolong dan pada Random konkret. Belajar prinsif-prinsif

Skinner (1958:199) mendefinisikan belajar learning is a process of progressive behavior adaptation. Dari definisikan tersebut dapat dikemukakan bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif atau berkesinambungan. Ini berarti bahwa sebagai akibat dari belajar adanya sifat progresivitas, adanya tendensi ke arah yang lebih sempurna atau lebih baik dari keadaan sebelumnya. Morgan, dkk (1984:112) melengkapi definisi tersebut bahwa learning can be defined as any relatively permanent change in behavior which occurs as a result of practice or experience. Definisi ini bermaksud bahwa belajar merupakan perubahan perilaku yang permanen akibat dengan hasil latihan dan atau pengalaman seseorang. yaitu: Bertitik tolak dari definisi yang disebut di atas bahwa ada beberapa hal yang berkaitan belajar, (1) Belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku. (2) Perubahan perilaku itu dapat aktual, yaitu yang menampak, tetapi juga bersifat potensial, yang tidak nampak pada saat itu, namun nampak pada kesempatan yang lain. (3) Perubahan yang disebabkan belajar itu bersifat relatif permanen, yang berarti perubahan belajar itu yang akan bertahan melalui dalam waktu yang dan relatif lama. latihan. (4) Perubahan perilaku - baik yang aktual maupun yang potensial merupakan hasil pengalaman Pada dasarnya, hasil belajar itu mempengaruhi dan membentuk gaya berpikir karena dalam belajar selalu melibatkan fungsi kognisi atau berpikir itu sendiri. Pembentukan gaya berpikir ini tentunya juga dipengaruhi oleh lingkungan atau pengalaman yang dialami oleh individu. Namun juga, gaya berpikir akan mempengaruhi gaya dan atau pola belajar dan bekerja seseorang. Hubungan ini bersifat implikatif satu sama lain. Pola belajar tersebut dengan tipe-tipe gaya berpikir yang disebut di atas tentunya beda satu dengan yang lainnya.

d)

Gaya

Berpikir

Menentukan

Prinsif-prinsif

dalam

Belajar

Telah dipaparkan di atas bahwa gaya berpikir dan belajar memiliki hubungan yang implikatif yang keduanya menggunakan proses kognisi di dalamnya. Tipe gaya berpikir Sekuensional Konkret dapat mengingat realitas dengan mudah dan mengingat faktafakta informasi rumus-rumus dan aturan-aturan khusus dengan mudah. Prinsif belajarnya tipe ini adalah prosedur dan keteraturan satu dengan lain. Tipe ini menyukai belajar yang berurutan dan tidak menyukai sesuatu yang tidak teratur. Selanjutnya, tipe gaya berpikir Sekuensional Abstrak selalu berpikir logis, rasional dan intelektual. Prinsif belajarnya tipe ini adalah konseptor dan penuh gagasan yang mendalam. Tipe ini menyukai keteraturan sama halnya dengan tipe sebelumnya, namun bedanya tipe ini lebih menyukai berpikir daripada merealisasikan pikirannya. Selanjutnya tipe gaya berpikir Random Abstrak sanantiasa berpikir berdasarkan perasaan dan emosi. Tipe pemikir ini merasa dibatasi ketika berada di lingkungan yang sangat teratur, mereka suka berkiprah di lingkungan yang tidak teratur yang berkaitan dengan banyak orang. Prinsif belajarnya tipe ini adalah ketidakteraturan dan menyukai melibatkan emosi dan perasaan dalam pemahaman dalam pembelajaran. Yang terakhir adalah tipe gaya berpikir Random Konkret. Tipe pemikir Random Konkret mempunyai sikap eksperimental yang diiringi dengan perilaku yang kurang terstruktur. Mereka berdasarkan pada kenyataan tetapi sering melakukan coba-coba (trial and error) karenanya mereka sering melakukan lompatan yang intuitif yang diperlukan untuk pemikiran kreatif yang sebenarnya. Mereka mempunyai dorongan yang kuat untuk menemukan alternatif dan mengerjakan segala sesuatu dengan cara mereka sendiri dan waktu bukanlah skala prioritas bagi orang-orang pemikir ini. Mereka lebih terobsesi pada pada proses daripada hasil. Pemikir tipe ini berpegang pada realitas dan mempunyai sikap ingin mencoba. Prinsif belajar tipe ini adalah kreatifitas dan ketidakteraturan atau ketidakurutan. Tipe ini mampu meciptakan terobosan-terobosan atau inovasi terhadap suatu persoalan yang dihadapinya.

III.

KESIMPULAN

Belajar membentuk pola atau gaya berpikir seseorang, namun selanjutnya, pola atau gaya berpikir ini akan menentukan prinsip-prinsip yang dilakukan dalam belajar. Gaya berpikir dan belajar memiliki hubungan implikatif satu sama lain dan keduanya samasama menggunakan proses kognisi dalam prosesnya. Sebenarnya, tidak ada satu gaya berpikir yang lebih baik dibanding gaya berpikir lainnya. Keempat gaya berpikir disebutkan di atas memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri dalam menyesuaikan

prinsip-prinsip

dalam

belajar.

IV.

DAFTAR

PUSTAKA

DePorter, Bobbi dan Hernacki Mike. 1999. Quantum Learning, dialihbahasakan oleh Alwiyah Abdurrahman. Bandung: Penerbit Kaifa.

Dryden, Gordon dan Von Jeannette. 1999. The Learning Revolution. USA: The Learning Web Mcdens13. 2010. Menemukan Gaya Berpikir. Diunduh tanggal 21 Juli 2011 dari http://mcdens13.wordpress.com/2010/04/28/menemukan-gaya-berpikir/ Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sarbana, Baban, dkk. 2002. Ampuh Menjadi Cerdas Tanpa Batas. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Setiawan, Yamin. 2007. Test Gaya Berpikir. Diunduh tanggal 21 Juli 2011 dari http://www.yaminsetiawan.com/cgi-bin/click.pl?id=test03&url=/test/test03.html Sunaryo, Busori. 2008. Gaya Berpikir. Diunduh tanggal 21 Juli 2011 dari http://busori.blogspot.com/2008/09/gaya-berpikir-kita.html Walgito, Bimo. 2005. Pengantar Psikologi Umum. Edisi Revisi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Menurut Seels & Richey (Asri Budiningsih, 2004: 16), karakteristik siswa untuk siswa siswa merupakan bagian-bagian keefektifan pengalaman bertujuan kepribadian kepentingan siswa siswa, Dalam pada latar kajian yang berpengaruh pada

proses belajar. Pemahaman tentang karakteristik siswa mendeskripsikan yang perlu dapat budaya satu bagian-bagian untuk dari diperhatikan diidentifikasi siswa,

rancangan dasarnya belakang ini salah

pembelajaran.Karakteristik

berbagai sudut pandang antara lain: kemampuan awal pengalaman belajar belajar siswa, gaya belajar siswa, dan sebagainya. karakteristik siswa yang akan dikaji karena dipandang cukup penting dan berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar siswa adalah karakteristik gaya belajar siswa.<img src="http://petamasadepanku.net/wpcontent/uploads/2009/04/learning-style-300x197.jpg" alt="" (2003: width="300" 139) gaya height="197" belajar adalah suatu />Menurut cara Gunawan lebih yang

disukai seseorang dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses dan memahami informasi. Sebagai misal, ketika kita ingin mempelajari tentang tanaman, kita mungkin lebih senang jika belajar melalui video, mendengarkan ceramah, membaca buku, atau lebih senang belajar melalui cara bekerja langsung di Perkebunan atau mengunjungi yang kebun raya. oleh Sementara seorang menurut siswa S. Nasution (2003: 93), Gaya belajar merupakan cara yang konsisten menangkap dilakukan atau dalam stimulus informasi, cara mengingat,

berpikir dan memecahkan soal. Sedang menurut DePorter

&amp;

Hernacki dan

(1999), dari kemudian

Gaya

belajar ia serta

seseorang menyerap mengolah di

merupakan informasi, informasi cara dalam yang

kombinasi

bagaimana mengatur ketiga

tersebut.Berdasarkan konsisten yang

pendapat

atas dapat disimpulkan bahwa gaya belajar merupakan lebih disukai seseorang menyerap Dengan media belajar bahwa melakukan serta kegiatan mengingatnya antara berpikir, dalam

informasi, memproses atau mengolah dan memahami suatu informasi akan gaya memori. dan gaya demikian efektif tidaknya suatu proses pembelajaran sangat belajar terkait metode pembelajaran yang digunakan guru dengan kecenderungan siswanya.Karakteristik hasil dengan riset seseorang cukup berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajarnya. murid yang Beberapa belajar menunjukkan gaya mengunakan belajar

mereka yang dominan, ternyata mampu mencapai nilai tes yang jauh lebih tinggi dibandingkan bila mereka belajar dengan cara yang tidak sejalan dengan gaya belajarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat S. Nasution (2003: 93) yang mengemukakan bahwa: setiap metode mengajar bergantung pada cara atau gaya siswa belajar, pribadinya serta kesanggupannya. Dengan demikian, guru dalam mengajar hendaknya memperhatikan gaya belajar atau learning style siswa, yaitu cara siswa Dunn bereaksi (DePorter yang dan &amp; menggunakan Hernarcki, cara stimulus1999), belajar stimulus banyak yang diterima dalam proses pembelajaran.Menurut Rita ada variabel mempengaruhi seseorang

diantaranya mencakup faktor-faktor fisik, emosional,

sosiologis, pada

dan

lingkungan. belajar lima

Sesuai setiap gaya

dengan orang belajar

pendapat merupakan berikut tanggung dewasa,

tersebut, Adi W. Gunawan (2003: 141) menyatakan bahwa dasarnya dari gaya kombinasi semua

ini:<ul><li>Lingkungansuara, desain</li><li>Emosimotivasi, jawab, berpasangan, waktu, otak yang dilakukan kelompok,

cahaya, keuletan, tim, pandang,

temperatur,

struktur</li><li>Sosiologisendiri, pemasukan, kanan, beberapa siswa, pendekatan untuk dari namun pembelajaran

bervariasi</li><li>Fisikcara kiri-otak para gaya ilmuwan belajar

mobilitas</li><li>Psikologisglobal/analitik,

implusif/reflektif.</li></ul>Ada mengidentifikasi

berbagai pendekatan yang ada menurut Gunawan (2003: 142) yang paling populer dan sering digunakan saat ini ada tiga yaitu:<ol><li>Pendekatan sensori: yang visual, oleh kecerdasan Howard berdasarkan dan multiple Gardner, dan yang kategori preferensi intelegensi auditori

kinestetik.</li><li>Profil dikembangkan

yaitu: linguistik, logika/matematika, interpersonal, intrapersonal, musik, naturalistik, spasial kinestetik.</li><li>Preferensi membagi yaitu: kemampuan konkretdan mental kognitif empat

dikembangkan oleh Dr. Anthony Gregorc. Gregorc yang menjadi sekuensial, abstrak-sekuensial,

konkrit-acak, Strategy: Accelerated

abstrak-acak.</li></ol>Daftar Praktis Jakarta: untuk PT Menerapkan Pustaka

Pustaka<ul><li>Adi W. Gunawan. 2003. Genius Learning Petunjuk Learning. Gramedia

Utama.</li><li>Asri Moral Berpijak Budayanya. Quantum Bandung: Learning: Kaifa

Budiningsih. pada Jakarta: Membiasakan (Buku asli

2004. PT Belajar

Pembelajaran Siswa dan Rineka Nyaman dan tahun

Karakteristik

Cipta.</li><li>DePorter, B. &amp; Hernacki, M. 1999. Menyenangkan. 1992).</li></ul> (terjemahan Alwiyah Abdurrahman).

diterbitkan

Anda mungkin juga menyukai