Anda di halaman 1dari 11

PENGANTAR PLC

Programmable Logic Controller atau PLC pada awalnya dikenal sebagai Programmable Controller (PC) yang lahir sebagai produk yang kompak, dapat diprogram dan di reprogram seperti komputer, tidak memakan tempat dan energi yang besar, bebasiskan teknologi digital, yang dapat menggatikan rangkaian relay dan kaku (hard wire). Pada saat itu rangkaian relay merupakan tulang punggung system kontrol di industri proses maupun di industri manufaktur. Dengan kata lain produk PLC dewasa ini adalah benar-benar berangkat dari kebutuhan untuk menjalankan industri, agar lebih murah dan efisien. PLC pertama kali dirancang dari General Motor (USA) Divisi Hydromatic pada tahun 1968. Kemudian pada tahun 1977, Allan Bradley Co. meluncurkan produksi PLC berbasiskan mikroprosessor (intel 8080) yang pertama. Saat ini puluhan pabrik PLC seperti Siemens, Omron, Facon, Mitsubisi dll. Dengan aplikasi mulai dari keperluan alat rumah tangga sampai untuk mengendalikan industri proses atau industri manufaktur dengan ribuan sensor dan aktuator.

PERTIMBANGAN MEMILIH PLC


1. Dapat dan mudah diprogram maupun direprogram, dilapangan sekalipun, untuk menyelesaikan persoalan kontrol sekuensial di industri. 2. Mudah dirawat, diperbaiki, dan dikembangkan (konstruksi modular) 3. Handal pada kondisi lingkungan lapangan (lingkungan panas, lembab, noise tinggi). 4. Mempunyai dimensi yang sangat kecil dibanding dengan konstruksi relay yang ada (hemat tempat) 5. Murah (cost-competitive) relatif terhadap perangkat keras yang telah ada.

Kenapa perlu Konsep Programmable


Di industri besar maupun kecil terdapat banyak sekali proses-proses yang harus dikontrol secara sekuensial dengan konsep logika. Suatu proses mempunyai sejumlah kondisi, yang bekerjanya bergantung pada kondisi yang lainnya. Diperlukan sejumlah sensor actuator serta kontroler untuk menjaga agar proses yang bersangkutan bekerja sebagaimana diharapkan. Untuk itu, sensor dan actuator, serta komponen-komponen pembantu yang lainnya, dirangkaikan menjadi satu kesatuan (hard-wired) untuk membentuk suatu kontrol dari proses yang bersangkutan. Rangkaian ini yang kemudian dikenal sebagai rangkaian relay (hard-wired relay circuit).

Kendala Rangkaian system kontrol dengan relay Memerlukan ruang instalasi yang sangat besar. Memerlukan energi operasi yang sangat besar. Biaya instalasi dan perawatan sangat mahal. Biaya pengembangan sangat mahal. Tidak mudah diprogram dan dire-program guna menyesuaikan kebutuhan.

Latar belakang solusi


Untuk dapat kompetitif dengan setiap kebutuhan serta perubahan, industri juga harus mempunyai kemampuan yang cepat dalam menangapi setiap perubahan. Hal ini merupakan sesuatu yang amat penting dan melatarbelakangi perlunya system kontrol yang dapat diprogram dan dire-program (programmable). Dengan system kontrol yang dapat diprogram dan di re-program, maka industri akan dapat dengan cepat menyesuaikan proses yang harus dikerjakan, sesuai dengan kebutuhan, tanpa harus mengeluarkan dana investasi (pemrograman kembali) yang besar.

Alasan Re-Program pada sistem kontrol


Tiga hal penting yang mendasari dikehendakinya pemrograman kembali system kontrol atas suatu proses adalah karena : Perubahan scenario (perbaikan) dari proses. Hal ini diperlikan untuk tujuan memperoleh perubahan kualitas serta kuantitas dari produk. Pergantian / penyesuaian atas komponen proses. Pergantian ini sering terjadi pada proses perawatan dan perbaikan komonen-komponen pendukung proses. pengembangan system proses. Ini dikaitkan dengan program pengembangan industri yang bersangkutan.

Kemampuan Programmable Controller


Kemampuan PLC diukur berdasarkan kemampuan masing-masing komponen tersebut, yang meliputi: Jumlah serta macam variable input (sensor) yang dapat dilayani/diterima. Jumlah serta macam variable output (actuator) yang dapat dicatu. Kapasitas serta kemampuan prosesor dalam mengolah variable-variabel input yang terlibat serta dalam memberikan keputusan atas output yang harus dicatunya.

Arsitektur PLC
CPU (Central Processing Unit) Memori Input Output Kontrol Komunikasi

Memori pada PLC dibedakan atas empat jenis fungsional yaitu


Fixed Memory (non-volatile, ROM) Variable Memory (volatile, non-volatile) Temporary Buffer (volatile, non-volatile) Temporary Storage (non-volatile) Dua jenis memori yang pertama adalah sama dengan yang umumnya ada pada sebuah komputer, yaitu untuk menyimpan instruksi serta data yang bersifat tetap, dan yang sifatnya sementara (program/instruksi). Sedangkan jenis memori yang ketiga digunakan untuk menyimpan informasi (status) yang datang dari modul input dan yang dicatu untuk modul output. Jenis memori yang terakhr digunakan untuk menyimpan informasi yang tidak boleh hilang jika ada power failure. Sehingga PLC mampu mengingat status proses terakhir, sebelum terjadi gangguan sumber daya.

Prinsip Kerja PLC


Prinsip Kerja PLC berbeda dengan komputer pada umumnya, PLC adalah on-line computer, yang tidak pernah lepas kommunikasinya terhadap proses (sarat dengan proses input-output). PLC bekerja atas dasar banyak informasi real-time yang dating melalui modul input. Demikian pula, output dari PLC diberikan secara real-time kepada aktuatot-aktuator proses melalui modul output.

Tiga langkah kerja PLC


membaca informasi dari sensor-sensor proses (status) melalui modul input melakukan pemrosesan informasi yang masuk maupun yang telahterekam di dalam prosesor, sesuai dengan program kerja yang telah didefinisikan. mengeluarkan perintah-perintah (output) kepada actuator-aktuator proses melalui output.

Anda mungkin juga menyukai