Anda di halaman 1dari 3

pasien.

Hal ini mungkin disebabkan karena jumlah tenaga yang tersedia tidak s e b a n d i n g d e n g a n j u m l a h p e n g g u n a l a y a n a n k e s e h a t a n s e h i n g g a w a k t u y a n g tersedia untuk memberikan layanan konsumen sangat terbatas. Namun, apapunalasannya, karena ini menyangkut masalah kualitas kehidupan manusia makasangat dipandang perlu untuk meningkatkan kesadaran pada pemberi pelayanankesehatan dan farmasis untuk mengoptimalkan perannya masingmasing. Semakin menjamurnya apotik, pabrik obat dan penjual obat Kurangnya jaminan hukum atau sangsi bagi penyalah guna obat sehingga tidak heran bila Indonesia menjadi ladang meraup untung bagi penjualan obat dengantujuan penyalahgunaan. Belum adanya perawat komunitas yang akan mengawasi dan m e l a k u k a n kunjungan rumah bagi pasien pengguna stimulan baik anak-anak, remaja, dewasamaupun usia lanjut. Disamping hal diatas, penggunaan obat stimulan SSP ini diharapkan tidak akanm e n y e b a b k a n t e r j a d i n y a p e n y a l a h g u n a a n k a r e n a b e b e r a p a k o n d i s i y a n g mendukung seperti: Semakin banyak jumlah dokter, perawat dan pharmasis sehingga dapat meningkatkankinerja. Semakin ban yak jumlah apotik yang akan semakin bersaing dalam m e m b e r i k a n pelayanan yang berkualitas pada konsumennya. Semakin tingginya kesadaran moral masyarakat dan pemberi pelayanan kesehatans e h i n g g a a k a n s e m a k i n m e n i n g k a t k a n k e s a d a r a n d a n k e w a s p a d a a n a k a n b a h a y a penyalahgunaan stimulan. Semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat. Hal ini dapat j u g a m e n j a d i bumerang karena dengan mengetahui efek obat stimulan maka akan menstimulasi bagio r a n g - o r a n g y a n g m e m i l i k i m a s a l a h d a n i n g i n m e n d a p a t k a n e f e k senang/kenikmatan dari stimulan. Sehingga hal ini juga perlu menjadi perhatian bagi pemberi pelayanan kesehatan untuk tidak hanya mengkaji kondisi pasien tetapi jugamengkaji kondisi keluarga atau orang yang terdekat dengan pasien dan membantu pasien dalam mengkonsumsi stimulan.Oleh karena faktor-faktor diatas maka dokter, perawat, farmasis berperan penting dalammencegah dan mendeteksi adanya penyalahgunaan obat. Kondisi ini penting menjadi perhatian kita semua baik pada penerapan pemberian obat di klinik ataupun di rumah.P e m b e r i p e l a y a n a n kesehatan, pharmasis, dan pasien masing -masing m e l a k s a n a k a n perannya secara optimal. Dokter dan perawat berperan memberikan resep obat yangdibutuhkan pasien d an mengidentifikasi penyalahgunaan obat, membantu pasien untuk m e n e m u k a n m a s a l a h d a n m e m b a n t u p e n y e m b u h a n p a s i e n . F a r m a s i s b e r p e r a n u n t u k menjelaskan tentang bagaimana cara mengkonsumsi obat, dan menjelaskan kemungkinaninteraksi obat. Sedangkan pasien berperan untuk menjelaskan riwayat penggunaan obat, belajar tentang bagaimana menggunakan obat, dan efek obat yang diminum. Pasien

jugad i h a r a p k a n t i d a k m e n a m b a h a t a u m e n g u r a n g i d o s i s y a n g d i b e r i k a n d o k t e r t a n p a mengkonsultasikann ya terlebih dahulu. Bila t e r j a d i w i t h d r a w a l d a n o v e r d o s i s o b a t , dapat dilakukan aktivitas-aktivitas berikut ini. Penanganan Penggunaan Bahan Kimia: Withdrawal Obat Berikan pengelolaan gejala selama periode detoksifikasi Tentukan riwaya penggunaan bahan kimia Diskusikan dengan pasien peran obat-obatan dalam kehidupan mereka Bantu pasien untuk mengakui bahwa obat-obatan memberikan rasa asertif, harga diritinggi dan toleransi terhadap frustrasi Bantu pasien untuk mengidentifikasi cara -cara lain menghilangkan frustrasi danmeningkatkan harga diri Monitor adan ya paranodia dan hesitanc y untuk perca ya pada yang l a i n s e l a m a periode detoksifikasi Dorong untuk mengungkap diri Monitor distorsi gambaran diri dan anoreksi Berikan nutrisi adekuat Monitor hipertensi dan takikardia Monitor depresi dan atau kecenderungan bunuh diri Medikasi untuk menghilangkan gejala-gejala selama withdrawal Dorong latihan untuk stimulasi keluarnya endrorphins Dorong keterlibatan dalam dukungan kelompok seperti anonim narkotik Fasilitasi dukungan keluarga Penanganan Penggunaan Bahan Kimia: Over Dosis Fasilitasi pengumpulan pemeriksaan toksikologi darah, urine dan isi gastrik Identifikasi jumlah dan tipe obat atau kombinasi obat -obatan yang diingesti danwaktu ingesti jika memungkinkan Tentukan apakah alkohol juga telah diingesti Monitor respirasi, jantung dan status neurologis

Lavage dengan menggunakan normal saline Berikan Ipekak Berikan aktivasi charcoal ketika bahan substansi yang digunakan tidak diketahui Berikan antidotum obat spesifik ketika obat yang telah d i g u n a k a n t i d a k diketahuiMonitor level cairan dan elektrolit, test fungsi hati, hitung darah dan levelgas darah arteri Monitor retensi urine dan atau gagal renal Monitor adanya kejang, seizures, dan depresi atau stimulasi sistem saraf pusat Berikan dukungan emosional pada pasien dan keluarga Fasilitasi untuk mengungkapkan tentang insiden/kejadian Identifikasi apakah peristiwa traumatik berhubungan dengan overdosis Monitor kecenderungan bunuh diri yang masih ada Dorong keluarga untuk mendukung pasien Monitor kemampuan pasien untuk mengungkapkan perasaan Gali adanya mekanisme konstruktif Gali perasaan pasien tentang konsultasi psikiatrik Fasilitasi tindak lanjut konseling ketika diagnosis overdosis telah jelas Fasilitasi ijin masuk pada pusat penanganan ketergantungan bahan kimia DAFTAR PUSTAKA Central Nervous System (CNS) Stimulant Use Disorders. Diambil darihttp: www.health.am/psy/more/central_nervous_system_cns_stimula pada tanggal 14februari 2006.Prescription Drug. Diambil darihttp://www.teenchallengemidga.com/pre_drugs.htmPada tanggal 14 februari 2006Pain Medication and Other Prescription Drugs. Diambil darihttp://www.ncpainmanagement.com/painmedications.htm pada tanggal 14 Februari 2006Aschenbrenner, D.S., Cleveland, L.W., & Venable, S.J. (2002). Drug Therapy in Nursing. Philadephia: Lippincott William & Wilkins.Wibowo, S., Gofir, A. (2001). Farmakoterapi dalam Neurologi. Edisi pertama. Jakarta:Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai