Anda di halaman 1dari 24

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dasar-dasar agronomi merupakan salah satu mata kuliah yang terdapat di jurusan Agroekoteknologi yang mempelajari tentang dasar ilmu budidaya. Mata kuliah ini tidak hanya mempelajari teorinya saja, melainkan disertai praktikum untuk menunjang proses kegiatan belajar mengajar, agar ilmu yang dipelajari di dalam kelas dapat langsung diterapkan oleh mahasiswa secara nyata di lapangan. Dasar-dasar agronomi yang dipelajari berkaitan tentang tanaman pangan, hortikultura, serta perkebunan. Namun, tanaman pangan mendapat tempat istimewa. Tanaman pangan dipelajari lebih dalam, mulai dari penanaman sampai dengan panen. Komoditas yang dipelajari meliputi tanaman jagung, kacang tanah, kacang kedelai, dan kacang hijau. Ditanam dengan berbagai macam pola, baik monokultur maupun tumpang sari. Monokultur dan tumpang sari sering diterapkan dalam sistem budidaya, namun banyak teori/literatur yang mengatakan bahwa tumpang sari lebih efektif dalam penggunaan lahan pertanian serta dapat mengurangi/meminimalisir kerugian, karena jika komoditas yang satu mati (tidak optimal) masih ada tanaman lain yang dapat menggantikannya untuk memperoleh output. Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture) berupa pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang bersamaan atau agak bersamaan. Tumpang sari yang umum dilakukan adalah penanaman dalam waktu yang hampir bersamaan untuk dua jenis tanaman budidaya yang sama, seperti jagung dan kacang panjang. Tanaman jagung (Zea mays) merupakan salah satu tanaman pangan yang dapat dijadikan alternatif pengganti tanaman pokok (beras). Jagung juga sangat digemari oleh seluruh kalangan masyarakat, baik lapisan masyarakat menengah keatas sampai lapisan masyarakat menengah kebawah, karena selain harganya yang
1

ekonomis juga mempunyai banyak kndungan gizi yang sangat baik bagi kesehatan tubuh manusia diantaranya vitamin A dan karbohidrat yang dapat mencegah terjadinya kelaparan. Akhir-akhir ini tanaman jagung semakin meningkat penggunaanya, sebab hampir semua bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan. Jagung merupakan salah satu jenis tanaman yang mengandung sumber hidrat arang, kalori, kandungan protein yang hampir sama dengan padi. Tanaman kacang panjang merupakan tanaman semak, menjalar, semusim dengan tinggi kurang lebih 2,5 m. Batang tanaman ini tegak, silindris, lunak, berwarna hijau dengan permukaan licin. Daunnya majemuk, lonjong, berseling, panjang 6-8 cm, lebar 3-4,5 cm, tepi rata, pangkal membulat, ujung lancip, pertulangan menyirip, tangkai silindris, panjang kurang lebih 4 cm, dan berwarna hijau. Bunga tanaman ini terdapat pada ketiak daun, majemuk, tangkai silindris, panjang kurang lebih 12 cm, berwarna hijau keputih-putihan, mahkota berbentuk kupu-kupu, berwarna putih keunguan, benang sari bertangkai, panjang kurang lebih 2 cm, berwarna putih, kepala sari kuning, putik bertangkai, berwarna kuning, panjang kurang lebih 1 cm, dan berwarna ungu. Buah tanaman ini berbentuk polong, berwarna hijau, dan panjang 15-25 cm. Bijinya lonjong, pipih, berwarna coklat muda. Akarnya tunggang berwarna coklat muda.
1.2 Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah supaya mahasiswa mengetahui tentang tata cara pengolahan lahan sampai pemanenan dan macam macam pola penanaman diantaranya tumpang sari.

1.3

Manfaat Manfaat tumpangsari jagung dan kacang tanah dilakukan untuk mengetahui

pengaruh waktu tanam dan populasi kacang tanah terhadap pertumbuhan dan hasil jagung (Zea mays L) dan kacang tanah (Arachis hypogaea L).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Klasifikasi Dalam budidaya kita perlu mengetahui syarat tumbuh yang dikehendaki tanaman yang akan kita budidayakan supaya tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik dan memperoleh hasil yang maksimal. Berikut ini adalah klasifikasi dan syarat tumbuh tanaman yang dibudidayakan dalam praktikum Dasa-dasar Agronomi : Jagung ( Zea mays ) Kingdom Sub Divisi Divisi Kelas Ordo Family Genus : Plantae ( Tumbuhan ) : Spermatophyta ( Menghasilkan biji) : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga) : Liliopsida (Monoicotil) : Poales : Poaceae (Suku rumput-rumputan) : Zea

Spesies: Zea mays L. kacang panjang (Vigna sinensis) Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)


3

Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies

: Spermatophyta (Menghasilkan biji ) : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) : Rosida : Fabales : Fabaceae (suku polong-polongan) : Vigna : Vigna sinensis (L.) Savi Ex Has

2.2 Biologi dan Botani Biologi dan botani tanaman Jagung adalah sebagai berikut : 1. a. Syarat Tumbuh Ketinggian Tempat Tanaman jagung dapat tumbuh mulai dari dataran tinggi sampai dataran rendah antara 100 1.250 m dpl, tetapi jagung dapat tumbuh optimal pada ketinggian 0 600 m dpl. b. Tanah Tanah yang dikehendaki oleh tanaman jagung (Zea mays) adalah tanah yang subur, gembur dan kaya akan humus juga drainasenya baik dengan pH tanah berkisar antara 5,5 7,0. c. Iklim Iklim yang dikehendaki tanaman jagung adalah daerah-daerah yang memiliki iklim sedang. Jagung dapat tumbuh pada 00 500 LU s/d 00 -400 LS. Jagung menginginkan penyinaran matahari yang optimal, intensitas cahaya matahari yang di sukai jagung adalah 100%. Curah hujan untuk tanaman jagung antara 1200 3000 mm/tahun dan suhu udara mencapai 24 350 C,

Tanaman jagung membutuhkan banyak air pada fase pertumbuhan tertentu seperti pada umur 1 minggu setelah tanam dan pada saat tanaman jagung mulai berbunga namun tanaman jagung tidak menyukai air tergenang.

2. a.

Morfologi Akar Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m

Morfologi tanaman jagung adalah sebagai berikut :

meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman. b. Batang Batang jagung berwarna hijau sampai kekuningan, bentuk batang bulat dengan penampang melintang selebar 125 150 cm, batang berbuku-buku dan beruas-ruas. Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin. c. Daun Daun jagung terdiri dari pelepah dan helaian daun. Helaian daun memanjang dan runcing pada ujungnya, antara pelepah dan helaian di batasi oleh spikula yang berguna supaya air tidak masuk kedalam pelepah daun.Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stomata pada daun jagung berbentuk halter,
5

yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stomata dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada selsel daun. d. Bunga Bunga jagung berumah satu, bunga jantan berada pada pucuk tanaman sedangkan bunga betina berada pada ketiak daun. Bunga betina berbentuk gada dan berwarna putih panjang yang biasa disebut rambut jagung, bunga betina dapat menerima tepung sari yang diterbangkan oleh angin. Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. e. Biji Biji jagung berkeping satu berderet rapi pada tongkolnya, pada setiap tanaman jagung terdpat satu atau dua tongkol. f. Tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Buah Jagung siap panen Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 25 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri). Biologi dan botani tanaman kacang panjang adalah sebagai berikut : 1. Batang Kacang panjang termasuk tanaman semusim yang bersifat membelit (merambat). Batangnya panjang liat dan sedikit sedikit berbulu. 2. Akar
6

Akarnya mempunyai bintil-bintil yang dapat mengikat nitrogen (N) bebas dari udara yang bermanfaat untuk menyuburkan tanah. 3. Daun Daun melekat pada tangkai daun yang agak panjang. Letak daun bersusun tiga, berwarna hijau-muda sampai hijau tua. Bunga berbentuk seperti kupu-kupu, terletak pada ujung tangkai yang panjang, dan warna bunga bervariasi antara putih, kuning atau biru.

2.3

Tumpang Sari Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman

pada lahan dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisanbarisan tanaman. Penanaman dengan cara ini bisa dilakukan pada dua atau lebih jenis tanaman yang relatif seumur, misalnya jagung dan kacang tanah atau bisa juga pada beberapa jenis tanaman yang umurnya berbeda-beda. Untuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan beberapa faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh di antaranya ketersediaan air, kesuburan tanah, sinar matahari dan hama penyakit. Penentuan jenis tanaman yang akan ditumpangsari dan saat penanaman sebaiknya disesuaikan dengan ketersediaan air yang ada selama pertumbuhan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh pertumbuhan dan produksi secara optimal. Kesuburan tanah mutlak diperlukan, hal ini dimaksudkan untuk menghindari persiangan (penyerapan hara dan air) pada satu petak lahan antar tanaman. Pada pola tanam tumpangsari sebaiknya dipilih dan dikombinasikan antara tanaman yang mempunyai perakaran relatif dalam dan tanaman yang mempunyai perakaran relatif dangkal. Sebaran sinar matahari penting, hal ini bertujuan untuk menghindari persiangan antar tanaman yang ditumpangsarikan dalam hal mendapatkan sinar matahari, perlu diperhatikan tinggi dan luas antar tajuk tanaman yang ditumpangsarikan. Tinggi dan lebar tajuk antar tanaman yang ditumpangsarikan akan berpengaruh terhadap penerimaan cahaya matahari, lebih lanjut akan mempengaruhi hasil sintesa (glukosa) dan muara terakhir akan berpengaruh terhadap hasil secara keseluruhan. Antisipasi adanya
7

hama penyakit tidak lain adalah untuk mengurangi resiko serangan hama maupun penyakit pada pola tanam tumpangsari. Sebaiknya ditanam tanam-tanaman yang mempunyai hama maupun penyakit berbeda, atau tidak menjadi inang dari hama maupun penyakit tanaman lain yang ditumpangsarikan. Sistem tanam tumpangsari mempunyai banyak keuntungan yang tidak dimiliki pada pola tanam monokultur. Beberapa keuntungan pada pola tumpangsari antara lain: 1. akan terjadi peningkatan efisiensi (tenaga kerja, pemanfaatan lahan maupun penyerapan sinar matahari) . 2. 3. 4. populasi tanaman dapat diatur sesuai yang dikehendaki . dalam satu areal diperoleh produksi lebih dari satu komoditas . tetap mempunyai peluang mendapatkan hasil manakala satu jenis tanaman yang diusahakan gagal . 5. kombinasi beberapa jenis tanaman dapat menciptakan beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas biologis sehingga dapat menekan serangan hama dan penyakit serta mempertahankan kelestarian sumber daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah. 2.4 Budidaya Tanam Proses Sanitasi lahan (pengolahan lahan) antara lain : menciptakan struktur tanah yang dibutuhkan utuk proses pengolahan lahan sebagai tempat tumbuh benih, tanah yang padat diolah sampai menjadi genbur, terlebih dahulu membabat gulmagulma di sekitar lahan, setelah itu lahan-lahan yang tersedia dibagi berdasarkan kelompok, ukuran lahan 3 X 5 Meter dengan tinggi 30 cm seteah itu membuat bendengan dan saluran drainase. Genangan air dalam areal penanaman mengakibatkan akar tanaman kekurangan oksigen, sehingga dalam persiapan lapangan perlu dilakukan pengaturan drainase dengan carapembuatan saluransaluran drainase. Proses penggemburan tanah dan penanaman benih antara lain : melakukan penggemburan tanah dengan cangkul disertai meratakan tanah, setelah itu mempersiapkan benih untuk ditanam sebelum itu dilakukan terlebih dahulu mengatur jarak tanam, pemberian benih jagung dan benih kacang panjang dengan
8

cara tumpang sari, setelah itu pemberian furadan diberikan agar terhindar dari hama dan disiram. Proses penelitian dan pemeliharaan tanaman antara lain : membersihkan dan mencabut gulma yang tumbuh disekitar lahan tanaman jagung dan kacang panjang, kemudian siram tanaman jagung dan kacang panjang untuk proses pertumbuhan tanaman tersebut, catat hasil ukuran tanaman yang paling panjang dan pendek kemudian bandingkan. Proses penyiangan tanaman yang disiangi terdiri dari tanaman pokok, tanaman sekat bakar dan tanaman sela. Penyiangan tanaman pengganggu (gulma) adalah kegiatan pengendaliaan gulma untuk mengurangi jumlah populasi gulma agar berada di bawah ambang ekonomi atau ekologi. Karena jika penyiangan tidak dilakukan, maka akan terjadi persaingan antara gulma dengan tanaman terhadap cahaya, kelembaban tanah, dan nutrisi. Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan penyiangan ini adalah untuk memberikan ruang tumbuh yang lebih baik pada tanaman pokok agar meningkatkan pertumbuhan dan persen jadi tanaman. Gulma yang sangat merugikan yang dijadikan prioritas untuk disiangi, seperti alangalang, rumput-rumputan, liana dan tumbuhan lain. Penyiangan perlu dilakukan pada saat tanaman pokok tertutup oleh tumbuhan liar.

BAB III METODE PRAKTIKUM


3.1 Waktu dan Tempat 1. Waktu Waktu pelaksanaan praktikum Dasar-dasar Agronomi adalah proses belajar mengajar langsung dilapangan nyata yang dilakukan di luar kampus.Untuk praktikum Dasar-dasar Agronomi tahun 2012 - 2013 dilakukan selama 4 bulan yaitu sejak tanggal 14 maret sampai Mei 2012. Waktu pelaksanaan penanaman pada pukul 07.00 s/d selesai. 2. Tempat : Gowok Sentul (KP3B) : Sukajaya : Curug : Serang : Banten Berdasarkan penentuan tempat yang telah ditetapkan, praktikum dilakukan di : Kampung. Desa Kecamatan Kota Propinsi

Penelitian telah dilaksanakan pada lahan Percobaan Fakultas Pertanian, dan Laboratorium Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 3.2 Alat dan Bahan 1. Bahan

10

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum adalah : Bibit/benih jagung, bibit/benih kacang panjang, pupuk urea, furadan, papan nama 2. Alat Alat-alat yang digunakan selama praktikum adalah : Arit, cangkul, patok, tali rapia, sekop, kayu, botol, plastik, peralatan tulis, buku, papan kelompok, ajir.

3.3

Cara Kerja Rumus Cara Kerja Pengujian pengukuran luas diameter daun dengan rumus:

Cara kerja yang dilakukan pada praktikum dasar-dasar agronomi adalah sebagai berikut: Hari / Tanggal Rabu, 14 maret 2012 Cara Kerja Proses cara kerja minggu pertama adalah sanitasi lahan (pengolahan lahan ) yang meliputi membabat gulma terlebih dahuly setelah itu lahan-lahan yang tersedia di bagi berdasar kan kelompok yang telah di tentukan, ukuran lahan 3X5 meter dengan tinggi 30 cm setelah itu membuat bendengan dan saluran drainase . Rabu, 21 maret 2012 Proses Cara kerja minngu kedua adalah penggemburan tanah dan penanaman benih , saat melakukan penggemburan tanah harus menggunakan cangkul setelah itu di ratakan dan mempersiapkan benih utuk ditanam terlebih dahulu mengatur jarak tanam. Rabu, 28 maret 2012 Proses cara kerja minggu ketiga adalah membersihkan dan mencabut gulma yang tumbuh disekitar lahan tanaman jagung dan kacang panjang, kemudian gram tanaman

11

jagung dan kacang panjang kemudian siram tanaman jagung dan kacang panjang, kemudian catat hasil ukuran tanaman yang vang paling panjang atau pendek kemudian bandingkan. Rabu, 4 april 2012 Proses cara kerja minggu keempat adalah pemeliharaan ( penyulaman ), penyiangan, penelitian, pengukuran dan kemudian pilih tanaman yang baik di antara 2 tanaman. Rabu, 11 april 2012 Proses cara kerja minggu keempat adalah pemeliharaan ( penyulaman ), penggemburan, penyiangan, penelitian, pemupukan, penyiraman, pemeliharaan . Rabu, 18 april 2012 Proses cara kerja minggu kelima adalah penelitian pemeliharaan . Rabu, 02 mei 2012 Proses cara kerja minggu keenam adalah penelitian, penyiangan, pemeliharaan (1.1 tabel cara kerja) Penjelasan: 1. Pembukaan Lahan Pembukaan lahan adalah membersihkan tempat atau areal tanam dari tanaman yang tidak diinginkan maupun yang mengganggu. Pembukaan lahan dilakukan pada awal praktikum yaitu pada tanggal 14 Maret 2011. 2. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah sangat berpengaruh terhadap hasil yang di dapatkan, Pengolahan tanah adalah mengolah lahan yang menjadi tanah agar siap untuk ditanami. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara mencangkul hingga tanah menjadi gembur, kemudian lahan di buat menjadi bedengan dengan panjang 5 meter, lebar 3 meter dan membuat selokan atau gang untuk jalan. 3. Penanaman Penanaman yang penyusun praktekan adalah dengan menggunakan pola tanam tumpang sari antara jagung dan kacang panjang, yaitu jagung sebagai tanaman utama dan kacang panjang sebagai tanaman sela. Langkah-langkah penanamannya adalah dengan caramengukur jarak tanam dan member tanda dengan

12

tali pelastik dan member lubang dengan tugal setelah itu benih diletakkan dan di tutup dengan tanah supaya tidak di makan burung dan lainnya, kemudian membuat larikan di sekitar lubang untuk pemberian pupuk setelah di beri pupuk kemudia di tutup dengan tanah lagi agar pupuk tidak menguap dan hanyut terkena air. Adapun jarak tanam yang di gunakan adalah 80 cm x 25 cm, yaitu antar jagung 80 cm dan anatar jagung dengan kacang hijau 25 cm.
40 cm dari dari ujung 25 cm jarakjarak ujung bedengan bedengan 25 cm jarak kacang panjang dari jagung 80 cm jarak jagung dengan jagung 25 cm jarak kacang panjang dari jagung

Keterangan : : Benih Jagung : Benih Kacang panjang

5m

40 cm jarak dari ujung bedengan 3m

(1.1 Gambar lahan dan pola tanam pada praktikum dasar-dasar agronomi)

4. a.

Pemeliharaan Penyiraman Penyiraman dilakukan supaya kebutuhan air dalam tanah yang di serap

tanaman tercukupi. Pemyiraman dilakukan setiap hari pada sore hari. b. Penyulaman Penyulaman dilakukan pada minggu pertama setelah tanam. Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau yang pertumbuhannya kurang baik. Penyulaman juga dimaksudkan supaya tanaman tumbuh seragam.
13

c.

Penyiangan Penyiangan adalah membersihkan areal tanaman dari rumput-rumput atau

tanaman pengganggu (gulma) agar tidak terjadi persaingan perebutan unsur hara dengan tanaman budidaya. Penyiangan dilakukan dua minggu setelah tanam.

d.

Pembumbunan Pembumbunan adalah menimbunkan tanah samping ke sekitar akar untuk

menutupi akar yang muncul keluar dan memperkokoh batang supaya tanaman tidak rebah atau roboh. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan setelah di siang baru di bumbun. e. Pemupukan Pemupukan adalah penambahan atau penggantian unsur hara dalam tanah yang di butuhkan oleh tanaman agar tanaman tersebut dapat tumbuh dengan optimal. Pemupukan dilakukan dua kali, yaitu pemupukan pertama dilakukan pada saat awal penanaman dan pemupukan kedua dilakukan tiga minggu setelah tanam. 5. Pemanenan Pemanenan kacang hijau dilakukann pada tanggal Dan jagungn pada

tanggal , pemanenan dilakukan lebih cepat karena terdapat serangan hama tikus. Pemanenan dilakukan dengan cara memetik bonggol dan polong dengan tangan dan mengumpulkannya. 6. Penimbangan Bobot Basah Dan Bobot Kering Penimbangan bobot basah dilakukan setelah pengambilan sampel, penimbangan dilkukan di laboratorium fakultas pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penimbangan meliputi, penimbangan akar, batang polong/bonggol. Penimbangan bobot kering dilakukan sehari setelah penimbangan bobot basah.

14

BAB IV PEMBAHASAN dan HASIL


4.1 Hasil Selama proses pertumbuhan tanaman dan kegiatan yang dilakukan harian adalah sebagai berikut: Tabel 1. Laporan kegiatan harian Tanggal Praktikum 14 Maret 2012 21 Maret 2012 28 Maret 2012 4 Maret 2012 Kegiatan Sanitasi dan pengolahan lahan Penggemburan dan penanaman Penelitian dan Pemeliharaan Pemeliharaan (Penyulaman,

penggemburan, penyiangan dan penelitian) Pemeliharaan (Penggemburan, penyiangan, penelitian, pemupukan dan penyiraman) Pemeliharaan (Penyiangan, penelitian dan penyiraman) Pemeliharaan (Penyiangan) Pemeliharaan (Penelitian dan penyiangan) Pengujian Tanaman kacang panjang 10 sampel

11 April 2012

18 April 2012 25 April 2012 2 Mei 2012 9 Mei 2012

10 Mei 2012

Pengujian Tanaman jagung 10 sampel

15

Tabel 2. Penelitian tanaman jagung (Zea mays) dan kacang panjang (Vigna sinensis)

Tanggal 4-4-12

Jenis tanaman Zea mays TT BD Vigna sp TT BD

Penelitian per 10 sampel acak 1 24 5 21 8 45 7 22 5 47 9 72 5 100 9 265 18 2 29 6 20 5 44 7 31 5 48 9 117 7 125 9 250 24 3 26 5 17 8 52 6 23 5 54 10 128 6 150 10 260 20 4 30 5 22 8 51 7 32 4 52 10 105 7 120 12 210 20 5 29 5 18 5 49 6 60 5 52 10 117 8 135 10 260 20 6 28 5 22 8 41 6 59 5 46 10 121 8 135 11 230 21 7 20 5 19 7 46 5 40 6 50 9 119 8 125 13 260 15 8 21 5 20 8 49 6 38 5 53 10 109 7 115 11 260 16 9 23 5 20 10 52 7 39 5 55 9 115 7 140 10 320 31 10 25 6 17 8 57 8 36 4 60 9 120 8 120 11 302 26

11-4-12

Zea mays

TT BD

Vigna sp

TT BD

18-4-12

Zea mays

TT BD

Vigna sp

TT BD

2-5-12

Zea mays

TT BD

Vigna sp

TT BD

Keterangan TT : Tinggi Tanaman BD : Banyak Daun

Satuan centimeter

16

Tabel 3. Pengujian berat basah tanaman kacang panjang (Vigna sinensis) Alat (bagian tanaman) Timbangan Teknis Analitik - Daun - Buah - Batang - Akar - Diameter daun 32,89 18,33 39,17 23,63 23,94 33,17 35,60 28,75 33,35 25,64 13,17 11,94 9,42 25,68 33,83 7,20 65,50 2,62 1882 24,22 30,77 21,70 14,75 40,70 67,78 1,79 1652 2,29 1898 100 90 110 150 90 90 100 140 120 90 Pengujian per sampel tanaman kacang panjang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

57,33 23,80 71,68 43,28 45,53 50,72 46,09 2,81 1712 1,45 1298 2,72 2465 1,89 1525 1,89 1415 2,09 2135 3,44 1811

Satuan gram kecuali diameter daun satuannya centimeter

Tabel 4. Pengujian berat kering tanaman kacang panjang (Vigna sinensis)

17

Bagian tanaman Batang Akar Daun Buah Berat Keseluruhan

Pengujian per sampel tanaman kacang panjang 1 9,90 0,79 7,42 2,58 2 6,47 0,49 3,95 3,18 3 13,36 0,86 9,05 2,54 4 8,98 0,66 5,71 1,38 5 10,65 0,63 5,20 1,27 6 14,14 0,56 8,34 0,94 7 8,78 1,03 7,94 2,48 8 14,14 0,99 8,06 0,89 9 7,92 0,52 5,79 2,72 10 11,65 0,48 5,61 1,26

20,85

14,37

25,94

16,76

17,74

18,67

23,50

24,10

16,49

19,18

Dalam satuan gram Tabel 5. Pengujian berat basah tanaman jagung (Zea mays) Alat (Bagian tanaman) Timbangan Teknik Batang Daun Analitik Akar Tonggol 18,88 24,26 31,86 81,35 7,41 24,82 66,09 74,24 41,61 33,64 26,77 20,79 125 120 140 110 145 145 160 210 200 185 210 210 150 160 150 150 150 200 200 145 Pengujian per sampel tanaman jagung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

109,89 36,07 76,24 28,06 -

Dalam satuan gram

18

Tabel 6. Pengujian berat kering tanaman jagung dengan menggunakan timbangan analitik (Zea mays) Dalam satuan gram Bagian tanaman Daun Akar Batang Tonggol Pengujian per sampel tanaman jagung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

26,87 27,93 21,77 20,59 9,28 7,29 3,16 11,56

36,50 19,43 33,89 22,11 24,60 25,77 13,40 4,98 6,01 19,84 7,75 3,90

24,18 22,97 18,37 24,16 1,64 2,73 2,70

26,09 18,95 15,14 37,27 11,76 36,19 5,82 17,52 0,90 -

Pengujian

pengukuran

luas

diameter

daun

dengan

rumus

Diketahui bobot kertas 30 lembar adalah 271,02 gram, panjang kertas 57,5 cm lebar kertas 35 cm dan jumlah lembar pola serta bobot pola per sampel (Tabel 7) Sampel Jumlah daun pola 1 14 2 10 3 12 4 11 5 9 6 17 7 11 8 11 9 11 10 10

Catatan satuan bobot pola adalah gram Bobot pola 23,88 17,46 23,92 19,62 16,37 35,56 17,22 16,21 20,83 22,60

Untuk mencari bobot kertas ialah dengan cara menimbang kertas Koran yang di gunakan secara keseluruhan. Lalu untuk mencari bobot pola, pola daun yang telah di buat dengan kertas koran yang telah di gunting di timbang dengan menggunakan timbangan analitik per sampel. Kemudian untuk mencari luas kertas
19

adalah panjang x lebar x banyaknya lembar kertas yang di gunakan per sampel, lalu setelah hasil di dapat kemudian di kalkulasikan atau ditambah sehingga menjadi data secara keseluruhan luas kertas. Luas kertas = panjang x lebar x banyaknya lembar kertas yang di gunakan per sampel. Dengan menggunakan rumus luas kertas di atas di peroleh data hasil sebagai berikut (Tabel 8): 1 Luas kertas 28175 2 20125 3 24150 4 22317,5 5 18112,5

6 34212,5

7 22137,5

8 22137,5

9 22137,5

10 20125

Jumlah luas kertas

233450 Dengan satuan centimeter persegi

Dengan menggunakan rumus rumus di atas di peroleh data hasil pengukuran luas diameter daun adalah sebagai berikut, yaitu: Sampel 1

Sampel 2

Sampel 3

Sampel 4

20

Sampel 5

Sampel 6

Sampel 7

Sampel 8

Sampel 9

Sampel 10

4.2 Pembahasan

Penyusun melakukan pengukuran tanaman dimulai 2 minggu setelah tanam, pengukuran dilakuan dengan tujuan untuk memperoleh hasil rata-rata tinggi, jumlah daun dan polong/bonggol tiap minggunya. Pengukuran dilakukan sampai sebelum panen. Dalam menaman jagung mendapatkan kendala yang cukup serius yaitu benih tidak tumbuh, karena dalam pemberian benih tidak melihat kemampuan atau daya tumbuh benih itu sendiri. Benih yang di dapatkan belum di ketahui viabilitas dan vigornya.

21

Pemeliharaan tanaman (penyiraman) dilakukan hampir setiap hari yaitu pada sore hari, kendala dalam penyiraman adalah kurang tersedianya alat untuk menyiram areal tanaman sehingga dalam melakukan penyiraman kurang optimal. Pemanenan dilakukan lebih awal, karena terdapat gejala serangan hama tikus yang cukup serius pada sebagian areal tanam, dan untuk mencegah resiko gagal panen. Setelah pemanenan dilakukan pembersihan lahan dengan cara mencabut dan memotong batang tanaman dari areal tanam. Pada pemanenan tanaman sampel, dilakukan penimbangan bobot basah dan bobot kering yang dilakukan di laboratorium fakultas pertanian.

BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan

Dalam praktikum Dasar-dasar Agronomi ini mahasiswa dituntut agar bekerja secara maksimal dalam budidaya maupun pengambilan sampel tanaman ditujukan agar mahasiswa tau fase fase pertumbuhan dalam tanaman itu sendiri.

22

Tanaman jagung dan kacang panjang memerlukan perawatan yang intensif pada fase perkecambahan karena pada fase itulah tanaman rawan akan penyakit dan kerusakan fisik terutama pada kacang panjang. Tanaman jagung memerlukan pengairan yang cukup terutama pada fase perkecambahan sampai pendewasaan dan tidak juga tergenang oleh air. Dalam sistem tumpangsari jagung/kacang, waktu tanam kacang tanah berpengaruh sangat nyata pada berat polong

5.2

Saran

Dalam praktikum budidaya, mahasiswa harus mengetahui terlebih dahulu tentang dasar-dasar agronomi yang mencakup tentang pengolahan tanah, pemilihan benih, pemupukan dan pengendalian hama penyakit yang bisa menyerang tanaman yang akan di budidayakan. Dalam praktikum budidaya juga mahasiswa harus intensif dalam pemeliharaan tanaman agar tanaman yang di budidayakan dapat tumbuh secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

23

Ir. H. Rukmana Rahmat, Budidaya Dan Pascapanen Kacang Hijau ; Jakarta, Kanisius, 1996 Fathan Muhadjir, Karakteristik Tanaman Jagung. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Bogor, 1998 Suryatna Efendi, Bercocok Tanam Jagung. Jakarta, Penebar Swadaya. 1982 Kelompok IV II B, Usaha Budidaya Jagung Manis (Zea mays), Serang, SPP Negeri Serang, 2008 Soeprapto HS. Bertanam Kacang Hijau. Jakarta: penebar Swadaya, 1989. Soedjono. Kacang-kacangan. dalam: Seri Industri Pertanian. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1995. Danarti dan Sri Najiyati. Palawija, Budidaya dan Analisis Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya. 1995.

24

Anda mungkin juga menyukai