KELOMPOK 7
Ucu
Pipit
Fitri
Encep
Rizal
Syifa
Anjar
Pembakaran motor bakar : 1. Spark ignition busi 2. Compress ignition temperatur Sistem penyundutan motor bakar secara garis besar dibagi dalam 3 tipe: 1. Sistem penyundutan konvensional 2. Sistem penyundutan elektronik 3. Sistem penyundutan digital elektronik
Rizal
Sistem Magnet
K o m p o n e n
(a)
Irvan
Sistem Magnet
P R I N K E R
Stop kontak pada posisi on dan pemutus arus atau platina tertutup, jangkar bersama-sama kumparan primer berputar atau magnet berputar, menimbulkan medan magnet pada koil. Arus primer terputus karena bagian platina terbuka oleh gerakan berputar dari nok, medan magnet hilang dan timbul arus induksi pada kumparan sekunder yang menghasilkan tegangan hingga 15000 volt sehingga menimbulkan loncatan bunga api listrik (spark) pada busi. Spark terjadi pada setiap gap, termasuk di platina, untuk itu dipasang kondensor guna menyerap arus induksi, sehingga tidak timbul spark pada platina.
Irvan
Sistem Magnet
P R I N K E R
(b)
Gambar 1. Prinsip kerja unit alat penyala magnet yang menggunakan platina (a) kumparan primer yang berputar, (b) magnet yang berputar
Irvan
k Sistem Magnet e l Arus yang dihasilkan tidak stabil. e m Proses penyalan yang sulit karena arus dihasilkan dari putaran mesin a seperti penyalaan generator. h a n
Irvan
Kontak pemutus (platina) menghubungkan dan memutuskan arus primer agar terjadi induksi tegangan tinggi pada sirkuit sekunder sistem penyundutan.
Pipit
Bagian-bagian Sistem Penyundutan Baterai Kondensator mencegah loncatan bunga api diantara celah kontak pemutus pada saat kontak mulai membuka dan mempercepat pemutusan arus primer sehingga tegangan induksi yang timbul pada sirkuit sekunder tinggi. Distributor membagi dan menyalurkan arus tegangan tinggi ke setiap busi sesuai dengan urutan penyundutan. Busi meloncatkan bunga api listrik diantara kedua elektroda busi didalam ruang bakar, sehngga pembakaran dapat dimulai. Pipit
Anggi
2. Arus primer terputus karena bagian platina terbuka oleh gerakan berputar dari nok (cam), medan magnet hilang dan timbul arus induksi pada kumparan sekunder yang mampu menghasilkan tegangan hingga 15000 volt sehingga menimbulkan loncatan bunga api listrik (spark) pada busi.
3. Spark terjadi, termasuk di platina, untuk itu dipasang kondensor guna menyerap arus induksi, sehingga tidak timbul spark pada platina.
Anggi
Anjar
Anjar
Cara kerja alat penyala baterai motor bensin lebih dari 1 silinder:
Stop kontak pada posisi on dan pemutus arus atau platina (breaker points) tertutup, maka arus listrik akan mengalir dari baterai menuju ke koil yang di dalamnya terdapat kumparan primer, kumparan sekunder, dan teras besi lunak, sehingga terjadi medan magnet. Arus primer diputus karena bagian platina terbuka oleh gerakan berputar dari nok (cam) ,medan magnet hilang dan timbul arus induksi pada Anjar kumparan sekunder.
Poros yang memutar rotor distributor sama dengan poros nok pemutus arus primer sehingga pada saat terjadi pemutusan arus primer maka bersamaan itu pula terjadi hubungan antara rotor distributor dengan salah satu kabel busi sesuai dengan urutan penyalaannya. Arus induksi yang didistribusikan oleh distributor tersebut mampu menghasilkan tegangan hingga 15000 volt sehingga menimbulkan loncatan bunga api listrik (spark) pada busi. Spark terjadi, termasuk di platina, untuk itu dipasang kondensor guna menyerap arus induksi, sehingga tidak timbul spark pada platina. Anjar
Kontak pemutus Pada motor dengan silinder yang banyak dan berputar cepat, frekuensi pemutusan kontak pemutus tinggi sehingga waktu penutupan pendek dan arus primer tidak maksimal dan mengakibatkan kemampuan penyundutan kurang.
Ari
Kemampuannya mampu mengatasi kelemahan pada sistem penyundutan baterai. Biasa digunakan untuk memodifikasi penyundutan konvensional. Mulai diperkenalkan pada awal tahun 1970.
Syifa
Kontrol unit elektronik (ECU) terintegrasi dengan koil menghubungkan dan memutuskan arus primer. Distributor membagi dan menyalurkan arus tegangan tinggi ke setiap busi sesuai dengan urutan penyundutan Busi meloncatkan bunga api listrik diantara kedua elektroda busi didalam ruang bakar, sehingga pembakaran dapat dimulai.
Fitri
Cham
Cham
Gambar 7. Contoh konstruksi alat penyala magnet silinder tunggal dengan CDI
Cepi
Listrik yang dikumpulkan dalam kapasitor selanjutnya disalurkan melalui SCR dalam kumparan primer. Arus ini membangkitkan tegangan yang lebih tinggi dalam kumparan sekunder sehingga menimbulkan loncatan bungan api listrik pada busi.
Cepi
KESIMPULAN
Fungsi sistem penyundutan: menciptakan bunga api pada busi sebagai pemicu terjadinya pembakaran. Bagian-bagian sistem penyundutan: baterai, kunci kontak, koil, kontak pemutus, kondensator, distributor dan busi. Sistem penyundutan ada 3 macam: konvensional, elektronik dan digital elektronik.