Anda di halaman 1dari 5

IAS 34: LAPORAN KEUANGAN INTERIM (executive summary)

Posted on Februari 17, 2010 by Handoko

1. Tujuan: 1.1 Tujuan dari IAS 34 adalah untuk mengatur isi minimal dari sebuah laporan keuangan interim, dan untuk menjelaskan prinsip pengakuan dan pengukuran dalam laporan keuangan interim. 1.2 IAS 34 tidak menjelaskan entitas mana yang harus menerbitkan laporan keuangan interim, seberapa sering laporan harus diterbitkan, atau seberapa cepat laporan tersebut harus diterbitkan setelah akhir perioda interim. Standar diterapkan pada entitas yang diharuskan atau memilih untuk menerbitkan laporan keuangan interim. IASC mendorong entitas yang diperdagangkan pada publik untuk menyajikan laporan keuangan interim setidaknya pada akhir tengah tahun, dan laporan ini harus tersedia tidak lebih dari 60 hari setelah akhir perioda interim. Entitas yang tidak menyiapkan laporan keuangan interim atau menyediakan yang tidak sesuai terhadap IAS 34, tidak berpengaruh pada kepatuhan laporan keuangan tahunannya dengan IFRS. 2. Definisi Istilah Perioda interim. Perioda pelaporan keuangan yang lebih pendek dari tahun buku penuh. Laporan keuangan interim. Laporan keuangan yang berisi seperangkat laporan keuangan lengkap atau kondensasian untuk perioda interim. 3. Bentuk dan Isi Laporan Interim 3.1 IAS 34 menjelaskan isi minimal dari laporan keuangan interim termasuk laporan keuangan kondensasian (ringkas) dan catatan penjelas pilihan. Tia tidak menjelaskan rincian informasi yang harus dimasukkan dalam laporan keuangan kondensasian ini. Entitas harus memutuskan tingkat keterperincian dan meyakinkan bahwa laporan keuangan kondensasian dapat dibandingkan dengan laporan keuangan tahunan sebelumnya. Laporan keuangan interim harus menyediakan pemutakhiran atas laporan keuangan terakhir. 3.2 Elemen minimal dalam laporan keuangan interim adalah Laporan posisi keuangan kondensasian Laporan laba komprehensif, disajikan sebagai: Laporan kondensasian tunggal; atau Laporan laba rugi kondensasian terpisah

dan laporan laba komprehensif kondensasian laporan perubahan ekuitas kondensasian; Laporan aliran kas kondensasian; dan catatan penjelas pilihan 3.3 Jika entitas menerbitkan seperangkat lengkap laporan keuangan dalam laporan interim, laporan keuangan tersebut harus sesuai dengan IAS 1. 3.4 Jika entitas mempublikasikan laporan keuangan interim yang telah dikondensasi, maka laporan tersebut harus berisi, minimal judul dan subtotal yang tercantum dalam laporan keuangan tahunan terkini dan catatan penjelasnya sesuai yang diharuskan dalam IAS 34. Baris pos tambahan atau catatan harus tercantum jika bila tidak dicantumkan akan membuat laporan keuangan interim menyesatkan. 3.5 Laba per saham dasar dan dilusian harus disajikan pada laporan laba rugi. 3.6 Jika laporan keuangan tahunan terkini entitas disiapkan atas dasar konsolidasian, laporan keuangan interim harus disiapkan atas dasar yang sama. 4. Catatan Penjelas Catatan penjelas dirancang untuk memberikan penjelasan atas peristiwa dan transaksi signifikan yang muncul sejak laporan keuangan tahunan terakhir. IAS 34 berasumsi bahwa pembaca laporan keuangan interim juga akan memiliki akses terhadap laporan keuangan tahunan terkini. Oleh karena itu, IAS 34 mencegah terjadinya pengulangan pengungkapan tahunan dalam laporan interim. IAS 34, paragraf 6, menyediakan daftar apa yang harus diungkapkan yaitu: - Perubahan kebijakan akuntansi - Operasi musiman atau siklikal - Pos tidak biasa dan perubahan dalam estimasi - Dividen dibayar dan peristiwa material setelah akhir perioda interim - Perubahan dalam struktur entitas termasuk kombinasi bisnis dan restrukturisasi - Pendapatan segmen dan hasilnya - Perubahan dalam liabilitas atau aset kontingen sejak tanggal neraca tahunan terakhir

- Penerbitan, pembelian kembali, dan pembayaran kembali utang dan efek ekuitas. 5. Pengungkapan Atas Kepatuhan Terhadap IFRS Jika laporan keuangan interim entitas patuh terhadap IAS 34, maka hal ini harus diungkapkan. Laporan keuangan interim tidak boleh menyatakan kepatuhan terhadap IFRS kecuali tia sesuai dengan seluruh IFRS dan intepretasi dari IFRIC. 6. Perioda yang disajikan dalam Laporan Keuangan Interim 6.1 IAS 34 mensyaratkan informasi yang harus disajikan sebagai berikut: - Neraca pada akhir perioda interim berjalan dan neraca pembanding pada akhir tahun buku berjalan. - Laporan laba rugi untuk perioda interim berjalan dan untuk tahun-ke-tanggal keuangan berjalan, dengan laporan laba rugi pembanding untuk perioda interim yang terbandingkan (perioda berjalan dan tahun-ke-tanggal) dari tahun buku berjalan. - Laporan yang menunjukkan perubahan ekuitas untuk tahun-ke-tanggal keuangan berjalan, dengan laporan pembanding untuk perioda tahun-ke-tanggal terbandingkan dari tahun buku berjalan. 6.2 IAS 34 mengakui kegunaan informasi tambahan jika bisnis merupakan bisnis musiman dengan mendorong bisnis-bisnis tersebut untuk mengungkapkan informasi keuangan untuk 12 bulan terakhir, dan informasi pembanding untuk perioda 12 bulan sebelumnya, sebagai tambahan untuk laporan keuangan interim. 7. Pengukuran 7.1 Pengukuran untuk tujuan pelaporan interim harus dibuat atas dasar tahunke-tanggal, sehingga frekuensi pelaporan entitas tidak mempengaruhi pengukuran hasil tahunannya. 7.2 Definisi pengukuran dan kriteria pengakuan yang sama digunakan dalam laporan keuangan interim maupun tahunan. 7.3 IAS 34 mengharuskan entitas untuk mempertimbangkan beberapa poin berikut:

- Pendapatan yang diterima musiman, siklik, atau kadang-kadang selama satu tahun buku harus diperlakukan berbeda dari perlakuan dalam laporan keuangan tahunan. - Kos dan Biaya diakui ketika terjadi, dan tidak diperlakukan berbeda dari laporan keuangan tahunan - Biaya pajak penghasilan harus diakui berdasar estimasi terbaik dari rata-rata berbobot tingkat pajak penghasilan tahunan harapan untuk tahun buku penuh. - Diakui bahwa persiapan laporan interim terkadang akan membutuhkan banyak estimasi. 8. Poin Penting 8.1 Materialitas akan dinilai atas hubungannya dengan data keuangan perioda interim dengan tujuan utama untuk memasukkan semua informasi yang berpaut dengan posisi keuangan dan kinerja entitas selama perioda tersebut. Harus dipahami bahwa untuk menilai materialitas, pengukuran interim akan bergantung pada penggunaan estimasi yang lebih banyak daripada pengukuran data keuangan tahunan. 8.2 Kebijakan akuntansi dalam laporan keuangan tahunan harus diterapkan juga untuk perioda interim. 8.3 Entitas harus menggunakan kebijakan akuntansi yang sama selama satu tahun buku. Bila kebijakan akuntansi baru diadopsi dalam satu perioda interim, kebijakan tersebut harus diaplikasikan dan data interim yang telah dilaporkan sebelumnya harus disajikan kembali sesuai dengan IAS 8. 8.4 Jika estimasi dari jumlah yang dilaporkan dalam perioda interim berubah secara signifikan selama perioda interim akhir dalam tahun buku tapi laporan keuangan terpisah belum diterbitkan untuk perioda tersebut, sifat dan jumlah yang berubah harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan tahunan. 9. IRFIC Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai 9.1 Untuk setiap tanggal pelaporan, entitas diharuskan untuk menilai penurunan nilai aset, dan dalam kasus tertentu, penurunan nilai tersebut takterbalikkan (nonreversing) setelah tanggal pelaporan. Penurunan nilai

terbalikkan (reversible) diatur dalam IFRS: Goodwil (IAS 36) Investments in equity instruments (IAS 39) Financial assets carried at cost (IAS 39) 9.2 IFRIC 10 mengklarifikasikan bahwa entitas tidak diperbolehkan membalik rugi penurunan nilai terkait dengan aset yang disebutkan diatas, pengakuan dalam perioda interim sebelumnya, setelah tanggal neraca, bahkan bila kondisi mungkin berubah pada saat tanggal setelah pelaporan atau neraca.

Anda mungkin juga menyukai