BAGIAN IKM FK UY
Pne a e y bb la g u g ns n
Mk n aa T a S im a g id k e b n
P n a it I f k i e y k ne s
Pne a eybb T a la g u g id k n s n
T a Ckp id k u u P r e ia nP n a es d a a g n
P laA u A a o s h nk T a M md i id k e a a
S n ai d n a it s a A ir B r ih /P la a a es e ynn K s h t nD s r e e aa a a T a M md i id k e a a
K r n P n id a ua g e d ik n
, P n ea u nd nK te a p n e g t h a a e r m ila
P k kM s la o o aa h d Ms aa a i ay r k t
K r n p me d y a w n a ua g e b r a a n a it d nk lu r a a e ag , k r n p mn aa ua g e a fa t n s me d y ms a a a u b r a a ay r k t
P n a g ua e gngr n
, in s fla i
, k r n p n a d nk m k a ua g a g n a e is in n
A a M s la k r aa h (n s n l a io a
Kis E o o i r is k n m d nS s l a o ia
, P litik o
Persentase Balita Gizi Buruk , Gizi Kurang, Gizi Baik Dan Gizi Lebih, Tahun 1998 2003
1998 1999 2000 2001 2002 2003
Gizi Lebih 3,15 4,58 3,25 2,7 2,3 2,24 Gizi Baik 67,33 69,06 72,09 71,1 71,88 69,59 Gizi 19 18,25 17,13 19,8 18,35 19,62 Kurang Gizi Buruk 10,51 8,11 7,53 6,3 7,47 8,55
Sumber: Susenas dan SKRT (Profil Kesehatan 2004, DepKes 2006)
% Balita bergizi Baik/normal 2002 dan 2003 sebesar 71,88% (2002) dan 69,59% (2003) Balita dengan gizi kurang/buruk (KKP) sebesar 25,82% (2002) dan 28,17% (2003) Berdasarkan SKRT 2004 persentase Balita bergizi baik/normal 74,8% dan Balita bergizi kurang/buruk (KKP) sebesar 22%
Persentase WUS dengan LILA < 23,5 cm (berisiko KEK) Tahun 2000 - 2003
2000 38,04 26,59 19,01 15,11 14,04 13,16 13,16 2001 40,85 27,53 19,12 14,59 12,9 13,18 13,18 2002 35,7 23,7 18,7 18 10,4 11 11
9,62 10,1
Hasil survei GAKY 2003 menunjukkan sebesar 16,7% WUS mempunyai risiko KEK Hasil survei SKRT 2004 menunjukkan sebesar 19,7% mempunyai risiko KEK Persentase WUS risiko KEK di Perkotaan lebih rendah dari perdesaan (15,72% vs 17,65%) % WUS dengan risiko KEK terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu 29,63% dan yang terendah di Prov Kalimantan Tengah (7,56%)
PENGERTIAN DAN DASAR DIAGNOSIS KEP KEP adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) Klasifikasi KEP: 1. KEP ringan: bila berat badan menurut umur (BB/U) 70-80% baku median WHONCHS dan /atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) 80-90% baku median WHO-NCHS
KEP sedang: bila berat badan menurut umur (BB/U) 60-70% baku median WHONCHS dan /atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) 7080% baku median WHO-NCHS 3. KEP berat/Gizi buruk: bila berat badan menurut umur (BB/U) < 60% baku median WHONCHS dan /atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) < 70% baku median WHO-NCHS
KEP berat/Gizi buruk secara klinis terdapat dalam tiga type yaitu Kwashiorkor, Marasmus, dan MarasmikKwashiorkor. Tanpa melihat Berat Badan bila disertai edema yang bukan karena penyakit lain adalah KEP berat/Gizi buruk type Kwashiorkor KEP nyata adalah istilah yang digunakan di lapangan, yang meliputi KEP sedang dan KEP berat dan pada KMS berada di bawah garis merah). KEP total adalah jumlah KEP ringan, KEP sedang , dan KEP berat (BB/U <80% baku median WHO-NCHS)
Tujuan : Menurunkan jumlah penderita dan angka kematian gizi buruk Meningkatkan status gizi bayi dan anak balita Kelompok sasaran : Bayi Anak Balita
Kegiatan : Memantapkan upaya pencegahan memburuknya kondisi gizi dengan Pemantauan tumbuh kembang balita dengan KMS di Posyandu, Puskesmas, dan sarana pelayanan kesehatan lain. Melakukan tata laksana gizi buruk. Deteksi dini BBLR :Setiap bayi lahir, berat badan ditimbang. Pembinaan keluarga dalam asuhan keperawatan dan gizi Pemberian makanan tambahan (PMT) penyuluhan dan PMT pemulihan Melakukan pelayanan gizi terpadu dengan KIA, pelayanan kesehatan dan program penanggulangan kemiskinan
Indikator Keberhasilan D/S dan N/S = 80% Prevalensi gizi kurang setinggi-tingginya 20% Prevalensi gizi buruk setinggi-tingginya 5%
Peningkatan jaringan pelayanan dan rujukan gizi Meningkatkan kepedulian keluarga dalam kesehatan dan gizi Kelompok Sasaran : WUS Ibu hamil dan ibu nifas Kegiatan : Penapisan penderita risiko KEK dan KEK melalui pengukuran LILA dan IMT
Pelaksanaan intervensi terhadap penderita KEK melalui pendidikan gizi dan pemberian makanan tambahan Melakukan pelayanan gizi terpadu dengan KIA, pelayanan kesehatan dan program penanggulangan kemiskinan Pembinaan keluarga dalam asuhan keperawatan dan gizi Indikator Keberhasilan : Penurunan prevalensi KEK setinggitingginya 20%
Batasan : Anemia adalah keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal, yang berbeda untuk setiap kelompok umur dan jenis kelamin, yaitu : Anak balita : 11 gram % Anak usia sekolah : 12 gram % Wanita dewasa : 12 gram % Laki-laki dewasa : 13 gram % Ibu hamil : 11 gram % Ibu menyusui > 3 bulan: 12 gram %
2. Dosis Pengobatan : Ibu hamil sampai masa nifas : Bila kadar Hb<11 gr% pemberian menjadi 3 tablet sehari selama 90 hari pada kehamilannya sampai 42 hari setelah melahirkan.
INDIKATOR : Ibu hamil sampai masa nifas: Fe1 bila ibu hamil/nifas tersebut telah mendapat Tablet besi-folat sebanyak 30 tablet pada bulan pertama . Fe1 ~ K1, target 90%. Fe3; bila ibu hamil/nifas tersebut telah mendapat Tablet besi-folat sebanyak 90 tablet atau 30 tablet pada bulan ketiga. Fe3 ~ K4, target 85%.
Kategori TGR N % N % Non Endemik <5% 123 44,7 148 43,3 Endemik Ringan 5,0-19,9% 106 38,6 122 35,7 Endemik Sedang 20-29,9% 30 Endemik Berat
30%
10,9 42 5,8 30
12,2 8,8
16
II: Pembesaran kelenjar gondok terlihat pada posisi kepala normal, dari jarak 1 meter. III: Pembesaran kelenjar gondok tampak nyata dari jarak jauh (5-6 meter).Sumber : Jaringan Informasi Pangan dan Gizi, 1997
Klasifikasi Daerah Endemik GAKY : Daerah GAKY berat, bila TGR > 30.0% (warna hitam). Daerah GAKY sedang, bila TGR 20,029,9% (warna merah) Daerah GAKY ringan, bila TGR 5,019,9% (warna kuning) Daerah non-endemik, bila TGR < 5,0% (warna hijau).
Kapsul minyak beryodium adalah larutan yodium dalam minyak berbentuk kapsul lunak, mengandung 200 mg yodium, diberikan hanya 1 kali setahun Kretin Endemik adalah satu dampak dari kekurangan yodium tingkat berat yang terjadi sejak dalam kandungan, dengan gejala-gejala al: Gangguan perkembangan mental Gangguan pendengaran (bisa sampai tuli) Gangguan syaraf penggerak (cara berjalan khas) Gangguan fungsi bicara (bisa sampai bisu) Gangguan fungsi seperti tersebut di atas, tidak dapat dipulihkan.
Kegiatan :
a. Akselerasi suplementasi kapsul vitamin A dosis tinggi (100.000 IU) untuk bayi dan 200.000 IU untuk anak balita b.Promosi bulan kapsul vitamin A (Pebruari & Agustus) c.Pemasaran sosial sumber vitamin A alami d.Fortifikasi minyak sayur dengan vitamin A e.Kerjasama pendistribusian kapsul vit A
Kejadian tertentu : 1)Xerophthalmia: Bila ditemukan seseorang dengan salah satu tanda xerophthalmia seperti : 2)Buta senja 3)Bercak putih (bercak bitot) 4)Mata keruh atau kering Saat ditemukan segera diberi 1 kapsul vitamin A (dosis u/ bayi 100.000 iu dan u/ balita 200.000 IU). Hari berikutnya satu kapsul Vitamin A lagi, lalu 4 minggu kemudian
PUGS (PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG) A. KONSEP DASAR GIZI SEIMBANG Hidangan Gizi Seimbang adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur, yang dikonsumsi seseorang dalam satu hari, sesuai dengan kecukupan tubuhnya. Keadaan ini tercermin dari derajat kesehatannya, tumbuh kembangnya, serta produktivitasnya yang optimal.
13 Pesan Dasar Gizi Seimbang Pedoman Umum Gizi Seimbang: Makanlah Aneka Ragam Makanan Makanlah Makanan Untuk Memenuhi Kecukupan Energi (AKG/RDA) Makanlah Makanan Sumber KH Dari Kebutuhan Energi (Requirement) Batasi Makan Lemak & Minyak sampai Dari Kecukupan Energi
Gunakan Garam Beryodium Makanlah Makanan Sumber Zat Besi Berikan ASI saja pada Bayi 6 Bulan Biasakan Makan Pagi Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya Lakukan kegiatan fisik dan olahraga teratur Hindari minum minuman beralkohol Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan Bacalah label pada makanan yang dikemas