Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah Upaya kesehatan obat tradisional telah dikenal sejak dulu dan

dilaksanakan jauh sebelum pelayanan kesehatan formal dengan obat-obat modern. Sampai saat ini masyarakat masih mengakui dan memanfaatkan pelayanan dan obat tradisional. Oleh karena itu sejalan dengan anjuran Word Health Organization (WHO), dalam rangka peningkatan dan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, upaya kesehatan tradisional dengan obat tradisionalnya perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya, dibina dan dikembangkan agar lebih berdaya guna (Subroto, 2006). Bangsa Indonesia sendiri telah lama mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi masalah kesehatan. Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu. Obat herbal telah diterima secara luas di hampir seluruh negara di dunia. Menurut WHO, negaranegara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. (Sukandar E Y, 2006). Saat ini pola penyakit di Indonesia mengalami pergeseran yang cukup meyakinkan sebagai dampak positif pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintahan. Perubahan pola penyakit itu diduga ada hubungannya dengan cara hidup dan pola makan yang berubah. Penyakit infeksi dan kekurangan gizi berangsur turun, namun penyakit menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, diantaranya diabetes mellitus meningkat dengan tajam. Peningkatan prevalensi diabetes mellitus di Indonesia menimbulkan dampak negatif berupa penurunan kualitas sumber daya manusia (SDM) akibat sifat penyakit yang menahun, sedangkan di zaman globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia

membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehat dan produktif tanpa adanya gangguan suatu penyakit yang berarti (Suyono S. 2006). Menurut survey yang dilakukan WHO (2005), Indonesia menempati urutan ke-4 dengan jumlah penderita diabetes terbesar setelah India, Cina, Amerika Serikat. Dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk, diperkirakan pada tahun 1995 terdapat 4,5 juta penderita Diabetes Mellitus dan pada tahun 2025 diperkirakan meningkat menjadi 12,4 juta penderita. Sedangkan dari data Departemen Kesehatan jumlah pasien diabetes rawat inap maupun rawat jalan di RS menempati urutan I dari seluruh penyakit endokrin (Suyono S. 2006). Diabetes Melitus merupakan suat kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah. WHO sebelumnya telah merumuskan bahwa Diabetes Melitus merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam suatu jawaban yang jelas dan singkat, tetapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problema anatomic dan kimiawi akibat dari sejumlah factor di mana didapat defisiensi insulin absolute atau relative dan gangguan fungsi insulin (Reno 2008). Diabetes diklasifikasikan menjadi dua, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Gangguan produksi insulin pada diabetes melitus tipe 1 umumnya terjadi karena kerusakan sel-sel pulau langerhans yang disebabkan oleh reaksi autoimun. Namun demikian ada juga yang disebabkan oleh virus. Sedangkan patofisiologi DM tipe 2 yaitu sel-sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon insulin secara normal (Reno 2008). Berbagai jenis obat antidiabetik oral banyak ditemukan di apotik dan biasanya tergolong obat yang mahal dan terus menurus digunakan, untuk itu perlu dicarikan alternatif dengan meggunakan obat yang ada disekitar kita yaitu tanaman obat. Secara tradisional, banyak tanaman yang berkhasiat menurunkan kadar gula darah. Tapi penggunaan tanaman obat tersebut kadang hanya berdasarkan pengalaman atau secara empiris saja, belum didukung oleh adanya

penelitian untuk uji klinis dan farmokologinya. Salah satu tanaman yang secara empiris digunakan untuk obat antidiabetes yaitu Seledri (Apium graveolens L.) diketahui dapat menurunkan kadar gula darah. Daun mentah bagian pucuk tanaman seledri sangat baik untuk pengobatan diabetes (Winarto, 2003). Untuk mengetahui data ilmiah khasiat dari daun Seledri, dilakukan skrining farmakologi terhadap kandungan senyawa aktif yang bertanggung jawab sebagai penurun kadar glukosa darah. Kemungkinan senyawa aktif dari daun Seledri dapat disari dengan berbagai penyari, dari penyari yang sifatnya non polar (misalnya heksana, petroleum eter), semi polar (misalnya etil asetat, etanol), dan polar (air). Dalam penelitian ini dilakukan maserasi bertingkat berdasarkan kepolarannya. Penyari yang digunakan untuk maserasi bertingkat yaitu petroleum eter, etil asetat, dan etanol 70%. Maserasi dengan etanol 70% diharapkan dapat menyari senyawa-senyawa bersifat semi polar yang cenderung polar. Pengujian ini merupakan skrining awal untuk mengetahui efek penurunan kadar glukosa darah dari ekstrak etanol 70% daun Seledri. Sampai saat ini belum diketahui data ilmiah mengenai penggunaan daun seledri dalam menurunkan kadar glukosa darah, sehingga perlu dibuktikan agar dapat memperluas penggunaan dan pengembangan tanaman ini sebagai obat diabetes.

1.2

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah dari

penelitian ini adalah apakah daun Seledri (Apium graveolens L.) mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diberikan tegangan listrik?.

1.3

Tujuan Penelitian Berdasar uraian di atas maka penelitian ini ditujukan untuk mengetahui

efek daun Seledri (Apium graveolens L.) pada mencit yang diberikan tegangan listrik.

1.4

Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai efek daun Seledri (Apium graveolens L.) pada mencit yang diberikan tegangan listrik. 2. Memberikan informasi yang dapat menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut tentang pengaruh daun Seledri (Apium graveolens L.) pada mencit yang diberikan tegangan listrik. 3. Memberikan informasi pada instansi terkait sebagai dasar untuk membuat kebijakan mengenai pemanfaatan daun Seledri (Apium graveolens L.) dalam bidang kesehatan.

1.5

Hipotesis Pemberian ekstrak daun Seledri (Apium graveolens L.) dapat

menurunkan kadar gula darah mencit yang diberikan tegangan listrik.

Anda mungkin juga menyukai