Anda di halaman 1dari 18

1

ABSTRAK Solikin (91307039) Hubungan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 dan Sikap Guru Dengan Profesionalisme Kerja Guru Pada SMA Negeri di DKI Jakarta. Program Pascasarjana Fakultas manajemen Jurusan Akuntansi pemerintahan Universitas Gunadarma Jakarta 2009. Kata Kunci: ISO 9001:2000, Sikap Guru, Profesional Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki Profesionalisme kerja gurui dengan mengkaji hubungan antara (1) Sistem Manajeman Mutu ISO 9001:2000 dengan Profesionalisne Kerja Guru (2). Sikap Guru dengan Profesionalisne Kerja Guru (3). Sikap Guru dengan Sistem Manajeman Mutu ISO 9001:2000 Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Guru pada SMA yang telah memperoleh sertifikasi Sistem Manajeman Mutu ISO 9001:2000 di DKI Jakarta, dengan sampelnya sebanyak 300 guru dengan pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling. Hasil uji Chi-square untuk sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dan sikap guru terhadap profesionalisme kerja guru menunjukkan adanya hubungan yang signifikansi, uji kendalls tau-b, kendalls tau-c dan Gamma menunjukkan tingkat keeratan hubungan yang cukup kuat. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat anatara sistem manajemen mutu ISO 900 dan sikap guru terhadap profesionalisme kerja guru. Sedangkan sikap guru tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sajadi, 2007), (Himayatul, 2006) dan (Sugeng, 2005) yang menyebutkan bahwa sistem menajemen mutu ISO 9001:2000 dan sikap guru menentukan profesionalisme kerja gu 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menghadapi era globalisasi di abad 21 Indonesia harus mempersiapkan diri diberbagai bidang baik bidang pendidikan, politik, ekonomi, sosial dan budaya maupun bidang pertahanan dan keamanan. Seluruh bidang-bidang tersebut hendaknya dijalankan oleh manusia yang memiliki profesionalisme kerja yang tinggi. Dengan sumber daya manusia yang baik maka bangsa Indonesia dapat bersaing di berbagai bidang dengan negara lain. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi yang potensial, secara nyata. Hal ini sesuai dengan pendapat (Anwar, 2002) bahwa sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan atau organisasi dalam mengelola, mengatur, memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi secara produktif untuk tercapainya tujuan. Faktor produksi manusia bukan hanya bekerja secara fisik saja akan tetapi juga bekerja secara pikir.

Sumber daya yang dimiliki dapat dikategorikan atas 4 tipe, yaitu (1) sumber daya finansial (2) sumber daya manusia yaitu orang yang melaksanakan pekerjaan, (3) kemampuan teknologi, dan (4) sistem. Dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia yang baik khususnya guru pada tingkat SMA Negeri maka pemerintah mengadakan berbagai macam pelatihan dan bimbingan baik berupa seminar, simposium dan lain-lain. Salah satu caranya yaitu dengan diadakannya peningkatan mutu melalui berbagai bentuk peningkatan manajemen antara lain system manajemen mutu ISO 9001 : 2000 untuk berbagai lembaga di pemerintahan maupun swasta. Sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 adalah salah satu cara untuk meningkatkan profesionalisme, transparansi, rasa kebersamaan guna meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat demi kecerdasan dan kemajuan bangsa dan negara. Profesionalisme merupakan tuntutan yang tidak bisa dielakkan dalam sebuah unit kerja atau instansi. Kualitas guru merupakan modal utama terwujudnya tekad yang dicanangkan SMA Negeri di DKI Jakarta, diantaranya, menjunjung tinggi kesatuan dan persatuan bangsa, mengutamakan pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat, bekerja dengan jujur, adil dan amanah dan melaksanakan tugas dengan disiplin, profesional, inovatif, setiakawan dan bertanggungjawab atas kesejahteraan korps. . (Nana Syaodih, 2007) Profesionalisme kerja guru akan dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantara faktor-faktor tersebut adalah : sikap kerja, pendidikan, keterampilan, tingkat penghasilan, produktifitas, motivasi kerja, disiplin kerja, gizi dan kesehatan, lingkungan dan iklim kerja, teknologi, kesempatan berprestasi, jaminan sosial dan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 yang diterapkan dalam organisasi yang bersangkutan tersebut. 1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah Dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah terdapat hubungan antara penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dan sikap guru dengan profesionalisme kerja guru ? Dan dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah terdapat hubungan antara sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dengan profesionalisme kerja guru ? 2. Apakah terdapat hubungan antara sikap guru dengan profesionalisme kerja guru ? 3. Apakah terdapat hubungan antara sikap guru dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000? 1.3. Pembatasan Masalah Penulis hanya meneliti faktor sistem manjemen mutu ISO 9001:2000 dan sikap guru. Dua faktor ini menurut dugaan Penulis cukup kuat kaitannya dengan profesiolisme kerja guru. Oleh karena itu penelitian ini hanya memfokuskan pada hubungan sistem menejemen mutu ISO 9001:2000 dan sikap guru serta kontribusinya terhadap profesionalisme kerja guru dilingkungan SMA Negeri yang ada di DKI Jakarta.

Objek penelitian ini dibatasi pada guru yang telah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan telah bekerja sekurang-kurangnya 15 tahun. Pembatasan ini berdasarkan pertimbangan pemikiran bahwa : (1) jumlah guru cukup banyak, (2) guru yang telah bekerja sekurang-kurangnya 15 tahun pada SMA Negeri tersebut telah memahami seluk beluk tugas yang menjadi bidang pekerjaannnya. 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut : 1. Menganalisis dan menguji hipotesis antara sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dengan profesionalisme kerja guru 2. Menganalisis dan menguji hipotesis antara sikap guru dengan profesionalisme kerja guru 1.5. Kegunaan Penelitian a. Bagi penulis Sebagai salah satu syarat untuk memporeh gelar magister manajemen Universitas Gunadarma b. Bagi Ilmu Pengetahuan. 1) Perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu cepat salah satunya melalui perkembangan tulisan atau ide yang tertuang penulisan-penulisan ilmiah. 2) Bagi ilmu manajemen dapat menambah referensi pengembangan manajemen khususnya manajemen mutu ISO 9001:2000 c. Bagi Sumber Daya Manusia (SDM) Manfaat bagi sumber daya manusia sebagai garda terdepan dalam proses peningkatan manajemen mutu dalam suatu lembaga , antara lain : 1. Meningkatkan kinerja guru sebagai SDM di lingkungan instansi pemerintah maupun swasta khususnya pada sekolah yang telah melaksanakan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. 2. Meningkatkan motivasi keja guru . 3. Meinimbulkan sikap positif guru 1.6. Kerangka Berpikir Manajemen adalah proses mengoordinasikan aktivitas-aktifitas kerja sehingga dapat selesai secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Manajemen mutu adalah usaha untuk memuaskan pelanggan dengan melihat persyaratan yang diekspresikan pelanggan. sistem manajemen mutu ISO adalah suatu badan yang mengatur sertifikasi atau mengesahkan suatu standar. . 2. TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Pengertian Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Manajemen menurut Robbins adalah proses mengoordinasikan aktivitasaktifitas kerja sehingga dapat selesai secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain, (Slamet, 2007). Sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 meliputi struktur dan tanggung jawab, pelatihan, komunikasi, dokumentasi sistem manajemen lingkungan, pengendalian dokumen, pengendalian operasional serta persiapan dan tanggap darurat.

(Sugian, 2006), Manajemen mutu adalah usaha untuk memuaskan pelanggan dengan melihat persyaratan yang diekspresikan pelanggan. Sistem manajemen mutu ISO adalah suatu badan yang mengatur sertifikasi atau mengesahkan suatu standar. Sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 adalah menetapkan persyaratanpersyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi/lembaga pendidikan, khususnya Sekolah negeri maupun swasta akan memberikan produk (barang dan/atau jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. (Sugian, 2006) ISO 9001:2000 adalah derajat pemenuhan seperangkat sifat dan karakteristik terhadap persyaratan. Dalam hal ini customer memperoleh sesuatu yang menyenangkan yang mereka tidak harapkan sebelumnya. Di dalam pelaksanaan manajemen mutu ISO 9001:2000 di suatu instansi atau lembaga memiliki delapan prinsip manajemen mutu yaitu : fokus pada pelanggan, kepemimpinan, .keterlibatan personel, pendekatan proses, pendekatan sistem pada manajemen, penyempurnaan berkelanjutan, pendekatan faktual pada pengambilan keputusan, hubungan dengan pemasok yang saling menguntungkan. 2.2. Pengertian Sikap guru Definisi sikap menurut Thurstone (Saparinah Sadil, 1982) mengemukakan bahwa: sikap sebagai suatu tindakan afek, baik itu yang bersifat positif maupun negatif. (Walgito, 1990) menjelaskan bahwa, sikap adalah gambaran kepribadian seseorang yang terlahir melalui gerakan fisik dan tanggapan pikiran terhadap suatu keadaan atau suatu obyek. Berkowitz, dalam (Azwar, 2000) menerangkan sikap seseorang pada suatu obyek adalah perasaan atau emosi, dan faktor kedua adalah reaksi/respon atau kecenderungan untuk bereaksi. Menurut (Sears, dkk., 1992) Sikap adalah keadaan mental dan syaraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaiatan dengannnya. Dalam bahasan ini yang berperan sebagai subyek yaitu guru dan obyek yaitu pekerjaan yang diemban oleh para guru SMA Negeri yang telah memperoleh sertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 di DKI Jakarta (Walgito, 2001) mengemukakan tentang sikap dan ciri-ciri sikap sebagai berikut; Sikap adalah faktor yang ada dalam diri manusia yang dapat mendorong atau menimbulkan perilaku tertentu. Adapun ciri-ciri sikap yaitu: tidak dibawa sejak lahir, selalu berhubungan dengan obyek sikap, dapat tertuju pada satu obyeksaja. a. Proses Timbulnya Sikap Sikap yang ada pada diri seseorang akan dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor fisiologis dan psikologis serta faktor eksternal. Faktor eksternal dapat berwujud situasi yang dihadapi oleh individu, norma-norma yang ada dalam

masyarakat, hambatan-hambatan atau pendorong-pendorong yang ada dalam masyarakat. Faktor- Faktor lingkungan yang berpengaruh: kepribadian, kognisi, afeksi, konasi, dan sikap. (Marat, 1982) menjelaskan bahwa sikap akan dipersepsi oleh individu dan hasil persepsi akan dicerminkan dalam sikap yang diambil oleh individu yang bersangkutan. b. Komponen-komponen sikap (Oppenheim, 1996) mengemukakan bahwa sikap adalah kepercayaan dan perasaan yang kuat yang akan membimbing pada suatu tingkah laku. (Kartono, 1994) berpendapat sikap merupakan organisasi dari unsur-unsur kognitif, emosional dan momen-momen kemauan yang khusus yang dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman masa lampau, sehingga sifatnya dinamis dan memberikan pengarahan pada setiap tingkah laku pegawai. Pendapat ini dipertegas oleh (Papalia dan Oldes, 1985) yang menyatakan, sikap terdiri dari tiga elemen yaitu: apa yang anda pikirkan (komponen kognisi); bagaimana perasaan anda (komponen afeksi) ; dan bagaimana anda berbuat untuk mengendalikan pola pikir dan perasaan (komponen konasi/kecenderungan betingkah laku). (Walgito, 2001) mengemukakan komponen sikap bahwa sikap mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap. Ketiga komponen itu adalah komponen kognitif, afektif dan konatif. sikap seorang guru dan karyawan terhadap pekerjaan dapat tercermin dari kepercayaan, kepuasan, dan pearilaku yang ditampilkan. Seorang guru yang memiliki sikap yang positif terhadap pekerjaan sudah barang tentu menampilkan suatu kepercayaan, kepuasan dan perilaku yang positif terhadap pekerjaannya. c. Pengukuran Sikap (Gerungan, 1991) menyatakan bahwa cara-cara yang dapat dipakai untuk mengukur sikap antara lain: 1. metode langsung ialah metode dimana orang secara langsung diminta pendapat 2. metode tak langsung, orang diminta supaya menyatakan dirinya mengenai obyek sikap yang diselidiki, tetapi secara tidak langsung 3. metode tes tersusun, yaitu metode pengukuran yang menggunakan skala sikap 4. metode tes tak tersusun, yaitu dengan wawancara, daftar pertanyaan biasanya untuk penelitian bibliografi atau karangan. Sedangkan (Azwar, 2001) berpendapat bahwa metode pengukuran sikap yang dianggap dapat diandalkan adalah pengukuran melalui skala sikap (attitude scale). 2.3. Pengertian Kompetensi Profesionalisme Kerja guru kompetensi guru dikemukakak oleh (Syah, 2000, M. Arifin, 1991). Profesional dikemukakak oleh (Wirawan, 2002, Sumargi, 1996, Idris, 1981) Guru sebagai pendidik ataupun sebagai pengajar merupakan faktor penentu keberhasilan pendidikan di sekolah. Tugas guru yang utama adalah memberikan

pengetahuan (Kognitif), sikap/nilai (afektif), dan ketrampilan (psikomotorik) kepada anak didik. (Adlan, 2000) mengemukakan bahwa dalam menjalankan kewenangan profesionalnya, kompetensi guru dibagi dalam tiga bagian yaitu: (1) kompetensi kognitif, yaitu kemampuan dalam bidang intelektual, seperti pengetahuan tentang belajar mengajar, dan tingkah laku individu, (2) kompetensi afektif, yaitu kesiapan dan kemampuan guru dalam berbagai hal yang berkaitan dengan tugas profesinya, seperti menghargai pekerjaannya, mencintai mata pelajaran yang dibinanya, dan (3) kompetensi perilaku, yaitu kemampuan dalam berperilaku, seperti membimbing dan menilai. Guru profesional seharusnya memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogis, kognitif, personaliti, dan sosial. Oleh karena itu, selain terampil mengajar, seorang guru juga memiliki pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat bersosialisasi dengan baik. 2.4. Hubungan antara Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2000 (X1) dengan Profesionalisme Kerja Guru (Y) Berdasarkan kajian teori diatas bahwa profesionalisme kerja guru dipengaruhi oleh sistem manjemen mutu ISO 9001:2000 dan sikap guru. Profesionalisme kerja guru adalah guru yang bekerja dengan kemampuan, kecakapan atau kompetensi dasar dan kinerja standar. Salah satu faktor yang mempengaruhi profesionalisme kerja guru adalah sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 adalah penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 pada sekolah yang telah menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001: 2000 maka diharapkan para guru memiliki profesionalisme kerja yang tinggi. Penulis menduga terdapat hubungan positif antara sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dengan profesionalisme kerja guru yang dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut :
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2000

Profesionalisme kerja guru

Gambar 2.1 Hubungan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 dengan Profesionalisme Kerja Guru 2.5. Hubungan antara Sikap Guru (X2) dengan Profesionalisme Kerja guru (Y) Sikap adalah pernyataan evaluatif baik yang menguntungkan atau tidak menguntungkan mengenai objek, orang atau peristiwa. Sikap merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi profesionalisme kerja guru, dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut
Sikap guru Profesionalisme kerja guru

Gambar 2.2 Hubungan Sikap Guru dengan Profesionalisme Kerja Guru

2.6. Hubungan antara Sikap Guru (X2) dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 (X1) Sikap Guru yang profesional adalah guru yang bekerja dengan kemampuan, kecakapan atau kompetensi dasar dan kinerja standar. Sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 meliputi struktur dan tanggung jawab, pelatihan, komunikasi, dokumentasi sistem manajemen, pengendalian dokumen, pengendlian operasional serta persiapan dan tanggap darurat.
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001;2000

Sikap Guru

Gambar 2.3 Hubungan Sikap Guru dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 2.5. Hipotesis Penelitian Dari uraian diatas berdasarkan kerangka berfikir tentang sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, sikap guru dan profesionalisme kerja guru, penulis berhipotesa bahwa : 1. Terdapat hubungan positif antara sistem manajemen mutu ISO 9001: 2000 dengan profesionalisme kerja guru 2. Terdapat hubungan positif antara sikap guru dengan profesionalisme kerja guru. 3. Terdapat hubungan positif antara sikap guru dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 3. METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dengan objek penelitian adalah para guru yang mengajar di SMA yang telah melaksanakan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 sebanyak 7 sekolah. Alasan pemilihan objek di 7 SMA Negeri yang telah melaksanakan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 adalah sebagai berikut: 1) 88% guru berstatus sebagai guru yang telah mengabdi rata-rata 15 tahun 2) Input calon siswa yang diterima di sekolah tersebut dengan rata-rata nem 84 3) Output nilai nem sekolah tersebut mengalami peningkatan dibanding inputnya meningkat dari 84 menjadi 85,5. 4) Sekolah tersebut berstatus sebagai sekolah unggulan provinsi dan unggulan nasional 5) Jumlah peserta pendaftar perguruan tinggi negeri yang diterima sebanyak 75%. 3.2. Variabel dan desain penelitian 3.2.1. Identifikasi Variabel Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu : sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 (X1), sikap guru (X2), dan

profesionalisme kerja guru (Y) ketiga variabel tersebut dapat dikelompokan menjadi dua yaitu : a. Variabel bebas adalah sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 (X1) dan sikap (X2) b. Varibel terikat adalah profesionalisme kerja guru (Y) 3.2.2. Desain Penelitian Penelitian ini mengungkapkan fakta melalui pengukuran gejala yang sudah ada pada responden yaitu terhadap variabel X1 , X2 dan Y. Teknik analisis korelasional atau hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat dapat digambarkan sebagai berikut :
X 1 Y X2

Gambar 3.1 Model penelitian Keterangan : 1. Hubungan timbal balik X1 dengan X2 2. Korelasi parsial dan gabungan antara X1, X2 dengan Y 3.3. Metode Penelitian Ary, (1979) Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei dengan teknik korelasional yang mencari hubungan antara dua variabel bebas dengan satu variabel terikat Teknik korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan-hubungan antar variabel sebagai berikut 1. Hubungan antara skor variabel sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 ( X1 ) dengan profesialisme kerja guru (Y) 2. Hubungan antara skor variabel sikap guru ( X2 ) dengan profesialisme kerja guru (Y) 3. Hubungan antara skor sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 (X1) dengan sikap guru (X2). 3.4. Populasi dan sampel penelitian 3.4.1. Populasi (Nazir, 1988) Populasi adalah kumpulan objek dengan kualitas serta ciriciri yang ditetapkan dan menjadi perhatian dalam ruang dan waktu yang ditentukan. 3.4.2. Sampel Penelitian (Sugiyono, 1990) mengemukakan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang diselidiki. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simpel random sampling atau sampel acak sederhana. (Sutrisno, 1995) mengemukakan dasar-dasar pokok dari random sampling adalah bahwa semua anggota populasi mempunyai peluang yang sama masuk menjadi sampel. (Suharsimi, 1998) mengemukakan teknik sampling ini diberi nama demikian

karena di dalam pengambilan sampelnya peneliti mencampur subyek-subyek di dalam populasi sehingga semua subyeksubyek dalam populasi dianggap sama. 3.5. Instrumen Penelitian Instrumen dalam peneltian ini sebanyak tiga macam instrumen yang digunakan untuk memperoleh data setiap variabel.langkah-langkah menyusun instrumen sebagai berikut : 1. Menjabarkan variabel penelitian dalam dimensi dan indikatorindikatornya. 2. Indikator-indikator tersebut diperoleh dari teori yang mendukung masing-masing variabel. : 3.5.1. Variabel Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 a. Definisi Konseptual (Konstruk) Sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 adalah penerapan manajemen mutu ISO 9001:2000 yang meliputi planning, ogamisingm actuating dan Controlling. Dimensi variabel sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dibatasi pada struktur dan tanggung jawab. b. Definisi operasional manajemen mutu ISO 9001: 2000 Dimensi variabel sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 terdiri dari fokus pada pelanggan, kepemimpinan, keterlibatan personel, pendekatan proses, pendekatan sistem pada manajemen, penyempurnaan berkelanjutan, pendekatan faktual pada pengambilan keputusan, hubungan dengan pemasok yang saling menguntungkan Instrumen variabel disusun sebanyak 40 pernyataan yang dijabarkan dari teori yang mendukungnya. Untuk jelasnya dapat dilihat pada kisi-kisi instrumen variabel sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. c. Validasi instrumen 1. Uji Coba Instrumen penelitian yang telah disusun berdasarkan kriteria tersebut di atas, selanjutnya diujicobakan kepada 30 orang guru. 2. Validitas Dalam penelitian validitas yang digunakan adalah validitas butir. Untuk mengukur validitas instrumen variabel sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 digunakan korelasi Point Biserial. Butir instrumen dinyatakan valid jika harga koefisien Point Biserial lebih besar dari pada r tabel sesuai dengan taraf signifikansi yang ditentukan yaitu = 0,05. 3.. Reliabilitas Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). Para ahli statistik menyebut reliabilitas, bermacam-macam menurut pandang, nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajekan, kestabilan, konsistensi, dan sebagainya. Koefisien reliabilitas yang diperoleh berpedoman pada klasifikasi Guiford sebagai berikut: r > 0,8 : sangat kuat

10

0,6 < r < 0,8 : kuat 0,4 < r < 0,6 : sedang Alat ukur (instrumen) dikatakan reliabel apabila memiliki koefisien reliabilitas yang bermakna sekurang-kurangnya kuat. 3.5.2. Variabel sikap guru a. Definisi Konseptual (Konstruk) Skap guru adalah sikap para guru terhadap manajemen mutu ISO 9001:2000 pada sekolah yang telah memperoleh ISO 9001:2000 b. Definisi Operasional sikap guru adalah skor tentang sikap para guru terhadap sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 pada guru SMA Negeri di DKI Jakarta. Dimensi yang terdapat dalam instrumen ini adalah sebanyak tiga dimensi yaitu kognisi, afeksi dan konasi. Dimensi sikap dibagi menjadi beberapa indikator Instrumen variabel sikap para guru terhadap manajemen mutu ISO 9001:2000 disusun sebanyak 45 pernyataan. c. Validasi Instrumen 1. Uji Coba Instrumen penelitian yang telah disusun berdasarkan kriteria tersebut di atas, selanjutnya diujicobakan kepada 40 orang pegawai. Uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang akan digunakan. 2. Validitas Instrumen variabel perhatian orang tua berskala interval, dengan demikian untuk menganalisis kesahihan butir-butir pernyataan, maka digunakan persamaan rumus Korelasi Product Moment. 3. Reliabilitas 3.5.3. Variabel profesionalisme kerja guru a. Definisi konseptual (konstruk) Profesionalisme kerja guru adalah guru yang bekerja dengan kemampuan, kecakapan atau kompetensi dasar dan kinerja standar. b. Definisi Operasional Profesionalisme kerja guru adalah skor profesionalisme kerja guru pada SMA Negeri yang telah menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 di DKI Jakarta. Instrumen yang dibuat dalam penelitian ini, dengan model skala Likert. Instrumen variabel profesionalisme kerja guru yang dibuat dalam penelitian ini, menggunakan skala Likert dengan lima pilihan (Muhger, 1983) dengan skor 5 untuk sangat setuju, 4 untuk setuju, 3 tidak memberi pendapat/cukup tau, 2 untuk tidak setuju dan 1 untuk sangan tidak setuju. Hal ini berlaku unuk pernyataan positif dan sebaliknya, bila pernyataan berbentuk negatif. Instrumen variabel disusun sebanyak 35 pernyataan yang dijabarkan dari teori yang mendukungnya. Untuk jelasnya dapat dilihat pada kisi-kisi instrumen variabel profesional kerja guru

11

c. Validasi instrumen 1. Uji Coba Instrumen penelitian yang telah disusun berdasarkan kriteria tersebut di atas, selanjutnya diujicobakan kepada 40 orang guru.. 2. Validitas Dalam penelitian validitas yang digunakan adalah validitas butir. Untuk mengukur validitas instrumen profesionalisme kerja guru digunakan korelasi KR 20. 3.. Reliabilitas reliabilitas merupakan nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajekan, kestabilan, konsistensi. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). d. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian instrumen di uji coba untuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Uji coba dilaksanakan kepada 30 guru dilingkungan SMA Negeri yang telah memperoleh sertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 di DKI Jakartap. Uji coba ini dilakukan kepada guru SMA Negeri 99, SMA Negeri 42, SMA Negeri 71, pada bulan Mei Juni di semester kedua tahun pelajaran 2008-2009. Tujuan uji coba ini dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas soal e.Teknik Analisis data Hasil uji coba instrumen dianalisis untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang berbentuk tes sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, dianalisis hingga tingkat kesukaran dan daya pembeda dari butir-butir soal sedangkan instrumen sikap guru dan profesionalisme kerja guru dianalisis untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya. 4. PEMBAHASAN Sistem manajemen mutu ISO 900:2000 yang mencakup dimensi fokus pada pelanggan, kepemimpinan, keterlibatan personel, pendekatan proses, pendekatan sistem pada manajemen, penyempurnaan berkelanjutan, dan pendekatan faktual pada pengambilan keputusan, serta sikap guru yang mencakup dimensi kognisi, afeksi, dan konasi. 4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas instrumen profesionalisme kerja guru, sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 serta sikap guru dengan menggunakan jumlah sampel 40 responden. Apabila kita bandingkan antara t hitung dengan t tabel, maka terdapat 9 (sembilan) item yang tidak valid karena nilai korelasi hitungnya < dari t tabel 0,349 (lihat lampiran tabel Pearson Product Moment), yaitu profesi 3, profesi 6, profesi 7, profesi 9, profesi 15, profesi 17, profesi 27, profesi 29 dan profesi 33. Untuk proses selanjutnya, variabel tersebut tidak disertakan. Apabila kita bandingkan antara t hitung dengan t tabel, maka terdapat 12 (dua belas) item yang tidak valid karena nilai korelasi hitungnya < dari t tabel 0,349, yaitu ISO 3, ISO 6, ISO 7, ISO 9, ISO 10, ISO 15, ISO 19, ISO 23, ISO 27,

12

ISO 30, ISO 33 dan ISO 36. Untuk proses selanjutnya, variabel tersebut tidak disertakan. Apabila kita bandingkan antara t hitung dengan t tabel, maka terdapat 12 (dua belas) item yang tidak valid karena nilai korelasi hitungnya < dari t tabel 0,349, yaitu sikap 3, sikap 6, sikap 7, sikap 9, sikap 10, sikap 15, sikap 19, sikap 23, sikap 27, sikap 33, sikap 41, sikap 43 dan sikap 45. Untuk proses selanjutnya, item tersebut tidak disertakan. Hasil perhitungan mengenai koefisien Reliabilitas (Alpha Cronbach) atas profesionalisme kerja guru adalah 0,949, yang berarti di atas 0,90 atau masuk dalam kategori sempurna dan Reliabel Tabel di bawah Koefisien Reliabilitas Profesionalisme Kerja Guru
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .949 N of Items 26

Hasil perhitungan dalam Tabel di bawah mengenai koefisien Reliabilitas (Alpha Cronbach) atas sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 adalah 0,943, yang berarti di atas 0,90 atau masuk dalam kategori sempurna dan Reliabel Tabel di bawah. Koefisien Reliabilitas Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .943 N of Items 28

Hasil perhitungan dalam Tabel di bawah mengenai koefisien Reliabilitas (Alpha Cronbach) atas sikap guru pada manajemen mutu ISO 9001:2000 adalah 0,959, yang berarti di atas 0,90 atau masuk dalam kategori sempurna dan Reliabel Tabel di bawah Koefisien Reliabilitas Sikap Guru
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .959 N of Items 32

4.2. Analisis Deskriptif Dari 12 SMA Negeri yang sudah memperoleh sertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 pada tahun 2007 adalah sebanyak 7 sekolah, yaitu SMA Negeri 8, SMA Negeri 26, SMA Negeri 28, SMA Negeri 42, SMA Negeri 71, SMA Negeri 82 dan SMA Negeri 99. Dari jumlah guru sebanyak 420, diambil sampel sebanyak 300 responden. Gambar 4.1 menunjukkan bahwa asal sekolah responden terdiri dari SMAN 99 sebanyak 60 responden (20%), SMAN 8 sebanyak 42 responden (14%), SMAN 71 sebanyak 42 responden (14%), SMAN 42 sebanyak 39 responden (13%), SMAN 26 sebanyak 39 responden (13%) dan SMAN 82 sebanyak 38 responden (13%).

13

Gambar 4.1 Asal Sekolah Responden Gambar 4.2 menunjukkan jenis kelamin responden yaitu laki-laki sebanyak 156 orang (52%) dan perempuan sebanyak 144 orang (48%).

Gambar 4.2 Jenis Kelamin Responden Gambar 4.3 menunjukkan pendidikan responden yaitu sebanyak 217 responden (72%) berpendidikan S1 dan sebanyak 83 responden (28%) berpendidikan S2/S3.

Gambar 4.3 Pendidikan Responden Gambar 4.4 menunjukkan sebanyak 146 responden (49%) sudah bersertifikasi guru dan sebanyak 154 responden (51%) belum bersertifikasi guru.

Gambar 4.4 Pendidikan Terakhir Responden 4.3 Analisis Deskriptif Hubungan antara Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000, Sikap Guru dengan Profesionalisme Kerja Guru Hipotesis yang digunakan dalam menguji hubungan antara sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, Sikap guru dengan profesionalisme kerja guru adalah : H0 Sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, sikap guru tidak mempunyai hubungan dengan profesionalisme kerja guru. Ha Sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, sikap guru mempunyai hubungan dengan profesionalisme kerja guru. 4.4. Analisis Deskriptif Hubungan antara Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 dengan Profesionalisme Kerja Guru Hubungan antara sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dengan profesionalisme kerja guru menunjukkan skala penilaian bervariasi. Responden yang menyatakan setuju terhadap sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dan

14

profesionalisme kerja guru kualitas mempunyai tingkat hubungan yang paling tinggi yaitu sebanyak 105 responden. Hal ini menunjukkan bahwa sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 merupakan salah satu faktor penentu profesionalisme kerja guru. Sebanyak 67 responden dari 300 responden yang menjawab tidak berpendapat terhadap professional kerja guru, menjawab juga tidak berpendapat terhadap sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Sebanyak 105 responden dari 300 responden yang menjawab setuju terhadap professional kerja guru, menjawab juga setuju terhadap sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Sedangkan untuk mengetahui apakah sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 mempunyai hubungan dengan profesionalisme kerja guru, berikut dilakukan uji hubungan dengan menggunakan Pearson Chi-square. Menunjukkan bahwa Chi-Square hitung 27,731 > Chi-Square tabel 14,860 yang berarti H0 ditolak dan HA diterima, dan nilai signifikansi 0,000 < taraf signifikansi 0,05 yang berarti sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 mempunyai hubungan yang signifikan dengan profesionalisme kerja guru. Dari uji Kendalls tau-b, Kendalls tau-c dan Gamma dihasilkan angka 0,183; 0,138; 0,353 dengan nilai signifikansi 0,001 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dengan profesionalisme mengajar guru, dan tingkat hubungannya kurang kuat karena lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 cukup menentukan profesionalisme kerja guru. Analisisi Deskriptif Hubungan antara Sikap Guru dengan Profesionalisme Kerja Guru Hubungan antara sikap guru dengan profesionalisme kerja guru menunjukkan skala penilaian bervariasi. Responden yang menyatakan setuju terhadap sikap guru dan profesionalisme kerja guru kualitas mempunyai tingkat hubungan yang paling tinggi yaitu sebanyak 102 responden. Hal ini menunjukkan bahwa sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 merupakan salah satu faktor penentu profesionalisme kerjar guru. Sebanyak 62 responden dari 300 responden yang menjawab tidak berpendapat terhadap professional kerja guru, menjawab juga tidak berpendapat terhadap sikap guru. Sebanyak 102 responden dari 300 responden yang menjawab setuju terhadap professional kerja guru, menjawab juga setuju terhadap sikap guru. Sedangkan untuk mengetahui apakah sikap guru mempunyai hubungan dengan profesionalisme kerja guru, berikut dilakukan uji hubungan dengan menggunakan Pearson Chi-square. Menunjukkan bahwa Chi-Square hitung 4,769 < Chi-Square tabel 14,860 yang berarti H0 diterima dan HA ditolak, dan nilai signifikansi 0,312 > taraf signifikansi 0,05 yang berarti sikap guru tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan profesionalisme kerja guru. Sedangkan dari uji Kendalls tau-b, Kendalls tau-c dan Gamma dihasilkan angka 0,115; 0,086; 0,228 dengan nilai signifikansi 0,043 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara sikap guru dengan profesionalisme kerja guru,

15

dan tingkat hubungannya kurang kuat karena lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa sikap guru cukup menentukan profesionalisme kerja guru. 4.6. Analisis Deskriptif Hubungan antara Sikap Guru dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Hubungan antara sikap guru dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 menunjukkan skala penilaian bervariasi. Responden yang menyatakan setuju terhadap sikap guru dan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 kualitas mempunyai tingkat hubungan yang paling tinggi yaitu sebanyak 104 responden. Hal ini menunjukkan bahwa sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 merupakan salah satu faktor penentu terhadap sikap guru Sebanyak 104 responden dari 300 responden yang menjawab setuju terhadap sikap guru, menjawab juga setuju terhadap sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Sedangkan untuk mengetahui apakah sikap guru mempunyai hubungan dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, berikut dilakukan uji hubungan dengan menggunakan Pearson Chi-square, menunjukkan bahwa ChiSquare hitung 100,388 > Chi-Square tabel 14,860 yang berarti H0 ditolak dan HA diterima, dan nilai signifikansi 0,000 < taraf signifikansi 0,05 yang berarti sikap guru mempunyai hubungan yang signifikan dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Sedangkan dari uji Kendalls tau-b, Kendalls tau-c dan Gamma dihasilkan angka 0,044; 0,033; 0,090 dengan nilai signifikansi 0,447 yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap guru dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Sehingga dapat dikatakan bahwa sikap guru tidak menentukan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. 4.7. Kajian Penelitian tentang Hubungan antara Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000, Sikap Guru dengan Profesionalisme Kerja Guru Seperti halnya (Sajadi, 2007), (Himayatul, 2006) dan (Sugeng, 2005) yang menyebutkan bahwa sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, sikap guru mempunyai hubungan yang signifikan dengan profesionalisme kerja guru, hanya saja pada penelitian ini menemukan hal yang sama dengan penelitian-penelitian sebelumnya, pada penelitian ini tingkat hubungannya kurang kuat karena lebih kecil dari 0,5. Sedangkan hubungan antara sikap guru dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, menunjukkan perbedaan dengan penelitian sebelumnya, dimana dalam penelitian ini sikap guru tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Hasil analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Hasil uji Chi-square untuk sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dan sikap guru dengan profesionalisme kerja guru menunjukkan adanya hubungan yang signifikan, uji Kendalls tau-b, Kendalls tau-c dan Gamma menunjukkan tingkat keeratan hubungan yang cukup kuat.

16

b.

c.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sajadi, 2007), (Himayatul, 2006) dan (Sugeng, 2005) yang menyebutkan bahwa sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dan sikap guru menentukan profesionalisme kerja guru. Dampak dari diberlakukannya sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 tehadap sisi akuntansi ternyata berdampak positif, misalnya : 1) Adanya transparansi akuntansi, sehingga meningkatnya partisipasi stakeholder sekolah 2) Dengan menggunakan laporan akuntansi untuk menyusun perencanaan, mengevaluasi kemajuan yang dicapai dalam usaha mencapi tujuan, dan melakukan tindakan-tindakan koreksi yang diperlukan. 3) Berdasarkan informasi akuntansi adalah menentukan peralatan apa yang sebaiknya dibeli, berapa persediaan ATK yang harus ada di bagian perlengkapan.

5.2 Saran Saran yang dapat penulis berikan adalah : a. Kurang kuatnya tingkat hubungan antara sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dan sikap guru dengan profesionalisme kerja guru menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan sehingga hasil penelitiannya dapat sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya. b. Ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian, diantaranya adalah masalah penarikan sampel dan penyebaran kuesioner, perlunya penekanan terhadap faktor-faktor penentu sehingga variabel-variabel yang digunakan sebagai atribut dari faktor penentu profesionalisme kerja guru.

DAFTAR PUSTAKA Ace Suryadi dkk, 1993. Kerangka Konseptual Mutu Pendidikan dan Pembinaan Kemampuan Profesional Guru. Jakarta: Cardimas Metropole Adlan Aidin, 2000. Hubungan Sikap Guru Terhadap Matematika dan Motivasi Berpresrasi dengan Kinerja. Matahari No 1 --------- Hubungan Sikap Guru Terhadap Matematika dan Motivasii Berprestasi dengan Kinerja. Matahari No. 1 Anwar, Saifudin. 1995. Sikap Manusia: Teori dan Pengukuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Anwar, Saifuddin, 2000. Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka cipta. Ary, Donald. 1979. Introduction to Reseach in Education New York : Holt. A.N. Oppenheim, 1966. Questionare Design and Attitude Measurement. New York: Basic Books Inc Bimo Walgito, 1990. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM David O. Sears, dkk. 1992. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga Diane E. Papilaya, at all, 1985. Psychology. New York: McGraww-Hill Inc

17

Gerungan, 1991. Psikologi Sosial. Bandung: Eresco Hadi, Sutrisna, 1995, Metodologi Reseach, jilid 3, Jakarta: Andi Offset Himayatul, Aliyah. 2006. Pengaruh Pelatihan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri 3 Bandung. Bandung; UPI Idris, Zahara. 1981. Dasar-dasar Kependidikan . Padang: Angkasa raya Kartini Kartono, 1994. Psikologi Sosial Untuk Manajemen Perusahaan dan Industri. Jakarta: Raja Grafindo Persada Marat, 1981. Sikap Manusia Perubahan serta Pengukuran. Jakarta: ghalia Indonesia Muhibbin Syah, 2000, Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: Remaja Rosdakarya Nazir, Moh.1988. Metoda Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Petunjuk Pedoman Penulisan Tesis, Universitas Gunadarma. Jakarta: Universitas Gunadarma 2007 Purwanto, M. Ngalim. 1986. Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Karya CV. Gramedia Sajadi, 2007. Hubungan Sikap Inovatif dan Strategi Kognitif dalam Pembelajaran dengan Sikap Profesional Guru. Surakarta; UNS Sugeng, 2005. Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Sikap Guru Terhadap Pekerjaan dengan Kompetensi Profesional Guru Matematika SMP Negeri di Kabupaten Pandeglang. Jakarta: Uhamka Sugian O, Syahu, 2006. Kamus Manajemen (Mutu). Jakarta : Gramedia. Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Sugiono, 1990. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Erlangga. Sumargi, 1996. Profesi Guru Antara Harapan dan Kenyataan. Suara Guru No. 34/1996 Syaodih, Nana, 2007. Profesionalisme Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Walgito, B. 2003. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) Yogyakarta.: Penerbit Andi Wirawan, 2002. profesi dan Standar Evaluasi. Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia dan UHAMKA Press Yudhim Blog 2007 All Rights reserved. Using WordPress Engine Entries and Comments Yutmini, Sri. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: FKIP UNS

18

Anda mungkin juga menyukai