Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH ELEKTRONIKA DASAR II

Oleh : Nama Nim : Muh Ali Syahbana : 0810930049

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya 2012

1. Rangkaian Regulator Tegangan Seri Rangkaian regulator tegangan seri pada prinsipnya menggunakan sebuah transistor dan sebuah dioda zener. Transistor (Q1) berfungsi sebagai elemen kontrol dan dioda zener berfungsi untuk memberikan tegangan referensi sebesar Vz. Prinsip kerja rangkaian regulator tersebut adalah sebagai berikut: Apabila tegangan masukan (Vi) turun, maka tegangan keluaran (Vo) cenderung akan turun. Tegangan Vo yang turun ini bila dibanding dengan tegangan referensi (Vz) yang tetap, maka akan menyebabkan tegangan VBE menjadi lebih besar dengan kata lain transistor Q1 menjadi lebih menghantar. Istilah transistor lebih menghantar berarti arus IC lebih besar, sehingga VCE lebih kecil dan turun tegangan pada RL menjadi lebih besar. Dengan

demikian apabila tegangan Vi turun maka transistor akan berusaha menyetabilkan tegangan Vo dengan jalan menaikkannya. Apabila tegangan masukan (Vi) naik, maka tegangan keluaran (Vo) cenderung akan naik. Tegangan Vo yang naik ini bila dibanding dengan tegangan referensi (Vz) yang tetap, maka akan menyebabkan tegangan VBE menjadi lebih kecil dengan kata lain transistor Q1 menjadi kurang menghantar. Istilah transistor kurang menghantar berarti arus IC lebih kecil, sehingga VCE lebih besar dan turun tegangan pada RL menjadi lebih kecil. Dengan demikian apabila

tegangan Vi naik maka transistor akan berusaha menyetabilkan tegangan Vo dengan jalan menurunkannya. Untuk menentukan nilai keluaran dari rangkaian regulator dibawah ini dapat dicari dengan menggunakan Vout = Vz VBE (VBE adalah tegangan base-emiter dari transistor Q1 yang besarnya tergantung dari bahan yang digunankan). Dengan mengabaikan arus IB yang mengalir pada base transistor dapat dihitung besar tahanan R yang diperlukan. R = (Vin Vz)/ Iz (Iz merupakan arus minimum yang diperlukan oleh diode zener untuk mencapai tegangan breakdown zener tersebut)

Gambar 1 2. Rangkaian Regulator dengan menggunakan transistor dan op-amp Pada rangkaian regulator ini dioda zener tidak langsung member umpan ke transistor Q melainkan sebagai tegangan refrensi bagi Op-Amp, umpan balik pada pin negative Op-Amp adalah cuplikan dari tegangan keluar regulator yaitu Vin(-) = [R2/(R1+R2)] Vout. Jika tegangan keluar Vout menarik maka tegangan Vin(-) juga akan menarik sampai tegangan ini sama dengan tegangan refrensi Vz demikian sebaliknya jika tegangan kelua Vout menurun, misalnya suplay arus ke beban meningkat maka op-amp akan menjaga kesetabilan di titik refrensi Vz dengan member arus IB ke transistor Q1. Sehingga pada setiap op-amp akan menjaga kesetabilan (Vin(-) = Vz). dengan mengabaikan tegangan VBE transistor Q1 sekaligus dengan mensubsitusi Vin(-) = [R2/(R1+R2)] Vout dengan persamaan Vin(-) = Vz, maka akan didapatkan persamaan Vout = [(R1+R2)/R1] Vz. Pada rangkaian ini tegangan output dapat diatur dengan mengatur R1 dan R2.

Gambar 2

3. Rangkaian Inverting Rankaian penguat inverting merupakan sinyal masukannya dibuat melalui input inverting. Fase keluaran dari penguat inverting ini akan selalu berbalikan dengan inputannya. Pada rangkaian ini, umpan balik negative dibangu melalui resistor Rf. Input non-inverting pada rangkaian ini dihubungkan ke ground. Karena perbedaan antara tegangan V- dengan V+ adalah 0 maka V- = V+, karena bernilai 0 tapi tidak terhubung langsung dengan ground maka hal ini biasanya dinamakan virtual ground, jadi tegangan jepitnya pada R1adalah Vin V- = Vin dan tegangan jepit pada Rf adalah Vout V- = Vout. Iin + Iout = I- = 0 maka arus masukan op-amp adalah 0.

Untuk penguatan G

Gambar 3 4. Rangkaian Adder (penjumlahan) Rangkaian penjumlah atau rangkaian adder adalah rangkaian penjumlah yang dasar rangkaiannya adalah rangkaian inverting amplifier dan hasil outputnya adalah dikalikan dengan penguatan seperti pada rangkaian

inverting. Pada dasarnya nilai outputnya adalah jumlah dari penguatan masing masing dari inverting.

Maka Bila Rf = Ra = Rb = Rc, maka persamaan menjadi :

Gambar 4 5. Bias Pembagi Tegangan (VDB) Pada setiap rangkaian bias pembagi tegangan yang dirancang dengan baik, besar arus basis memiliki efek yang dapat diabaikan pada pembagi tegangan. Karena arus basis memiliki efek yang dapat diabaikan pada pembagi tegangan, selanjutnya dapat membuka hubungan di antara pembagi tegangan dan basis untuk memperoleh rangkaian ekuivalen.

Idealnya, tegangan ini adalah tegangan sumber basis. Bias pembagi tegangan merupakan bias emitter yang tersamarkan. Inilah alasannya kenapa bias pembagi tegangan memberikan inilai tetap untuk arus emitter, menghasilkan titik Q yang setabil yang tidak bergantung pada penguatan arus.

Gambar 5

Anda mungkin juga menyukai