Anda di halaman 1dari 8

CANCER

I. Pengertian Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis).

Kanker adalah penyakit yang menyerang proses dasar kehidupan sel, mengubah genom sel (komplemen genetik total sel) dan menyebabkan penyebaran liar dan pertumbuhan sel-sel. Kanker bukanlah penyakit tunggal dengan satu penyebab, melainkan merupakan grup penyakit berbeda dengan penyebab yang berbeda, manifestasi, perawatan dan prognosis (Brunner).

Kanker adalah penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat manyerang siapa saja dan muncul akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dalam perkembangannya. Sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menimbulkan kematian (Familiys Doctor, 2006).

II. Etiologi Ada empat faktor utama penyebab kanker seperti lingkungan, makanan, biologis dan psikologis. Berikut ini adalah penjelasan mengenai keempat faktor penyebab kanker tersebut, yaitu: A. Lingkungan 1. Bahan kimia Zat yang terdapat pada asap rokok yang dapat menyebabkan kanker paru pada perokok aktif dan perokok pasif (orang yang bukan perokok atau tidak sengaja menghirup asap rokok orang lain) dalam jangka waktu yang lama. Bahan kimia untuk industri serta asap yang mengandung senyawa karbon dapat meningkatkan kemungkinan seorang pekerja industri menderita kanker (Familys Doctor, 2006). 2. Penyinaran yang berlebihan Sinar ultra violet yang berasal dari matahari dapat menimbulkan kanker kulit. Sinar radio aktif sinar X yang berlebihan atau radiasi dapat menimbulkan kanker kulit dan leukimia (Familys Doctor, 2006). 3. Merokok Menurut Yayat Sutratmo (Majalah Bulan Kabari dalam www.kabari news.com) perlu diketahui bahwa rokok putih bertanggung jawab 90% dari semua kasus kanker paru-paru yang menjadi penyebab utama kematian baik dari wanita daripada pria. Setiap kali merokok maka akan menghirup sedikitnya 60 zat karsinogen yang dapat menyebabkan kanker. 4. Polusi udara Menurut Chen Zichou (www.antara.co.id) seorang ahli Institut Penelitian Kanker mengatakan, penyebab utama meningkatnya jumlah kanker di China disebabkan polusi udara, lingkungan, kondisi

air yang kian hari kian memburuk. Banyak perusahaan kimia dan industri yang membuang limbahnya kesungai dengan mudah. Hal ini menyebabkan air yang ada di sungai terkontaminasi oleh limbah yang berasal dari perusahaan-perusahaan yang ada disekitar sungai. Akibatnya air yang terkontaminasi tersebut secara langsung berakibat terhadap tumbuh-tumbuhan dan makanan.

B. Makanan Para ilmuwan mendapatkan bahwa makanan-makanan tertentu adalah sumber kanker. Makananmakanan tersebut menjadi sumber kanker oleh sebab adanya zat-zat kimia tertentu. Makanan yang dapat menyebabkan kanker (www.susukolostrum.com) adalah: 1. 2. 3. Daging yang mengandung hormon sex buatan (DES or Diethylstilbestrol). Bahan pemanis buatan seperti biang Gula dan saccharin. Nitrosamines pada bahan-bahan pengawet buatan, dan bahan pewarna buatan, yang umumnya dipakai dalam produk daging, yang telah diproses dan juga banyak dalam produk makanan kaleng. 4. 5. Zat pewarna yang ada dalam makanan, minuman, kosmetik, maupun obat obatan. Zat radioaktif yang sekarang ini terdapat hampir di seluruh bulatan bumi sebagai akibat dari percobaan bom atom serta peledakan bom, yang masuk dalam tubuh manusia melalui makanan, khususnya susu. 6. 7. Kebanyakan makan garam. Makanan yang sudah menjadi Tengik.

C. Biologi 1. Virus Beberapa virus berhubungan erat dengan perubahan sel normal menjadi sel kanker (Familys Doctor, 2006). Salah satu virus yang dapat menyebabkan kanker adalah virus HIV (human immunodefiency virus). Dimana virus HIV (human immunodefiency virus) ini dapat merusak sistem kekebalan tubuh. Akibatnya wanita yang terinfeksi virus HIV (human immunodefiency virus) akan rentan terhadap infeksi HPV (human papillomavirus). Hal ini dapat dilihat bahwa 90% kasus kanker serviks disebabkan karena adanya infeksi HPV (human papillomavirus) (Gale dan Cahrette, 1995). Jenis virus ini disebut virus penyebab kanker atau virus onkogenik (Familys Doctor, 2006 2. Hormon Hormon adalah zat yang dihasilkan kelenjar tubuh yang fungsinya adalah mengatur kegiatan alatalat tubuh dan selaput tertentu. Pada beberapa penelitian diketahui bahwa pemberian hormon tertentu secara berlebihan dapat menyebabkan terjadinya peningkatan beberapa jenis kanker seperti kanker payudara, rahim, indung telur dan prostat (kelenjar kelamin pria) (Familys Doctor, 2006). 3. Keturunan Sejumlah penelitian menemukan bahwa sekitar 5% dari kasus kanker diakibatkan oleh faktor keturunan. Sebab ada orang yang terlahir dengan DNA rusak yang diturunkan salah satu orang tua mereka sehingga mereka memiliki resiko yang tinggi untuk terkena kanker. Faktor keturunan ini

memang susah untuk dihindari. Tetapi sejauh apa peranan gen yang abnormal masih belum diketahui (Misky, 2005). D. Psikologis 1. Kepribadian Orang dengan tipe kepribadian tertutup termasuk tipe yang mudah terkena stres. Umumnya orang dengan tipe kepribadian ini akan mudah menderita gangguan emosi dan secara sadar berusaha menekan perasaan tersebut. Akibatnya mereka akan memiliki resiko tinggi untuk terkena penyakit kanker dan jantung (dalam www.bemfhui.com). 2. Stres Salah satu sebab menurunnya kekebalan tubuh (immunitas) adalah adanya stres dan kondisi stres ini akan melemahkan respon imunitas. Dalam keadaan stres atau emosi seperti marah dan sedih, hypothalamus yang merupakan pusat emosi akan terangsang dan kemudian akan merangsang kelenjar pituitari yang selanjutnya kemudian akan merangsang kelenjar adrenal, sehingga keluarlah hormon glukokortikoid. Jika hormon tersebut keluar secara berlebihan akan terjadi kerusakan pada tubuh yang mengakibatkan antibodi dan respon peradangan menurun. Menurunnya sistem imunitas ini mempermudah masuknya sel-sel kanker menyerang tubuh, karena kemampuan sel tersebut untuk mengenal dan melawan musuh tidak dapat berfungsi secara baik. Dapat disimpulkan bahwa stres psikologis berpengaruh terhadap rusaknya kemampuan pembunuhsn sel secara alami untuk penghancuran sel tumor atau sel kanker. Hal ini dapat dijelaskan dari gambar berikut:

Gambar 1. Pengaruh psikososial terhadap timbulnya kanker (Sumber: Prokop, C.K. Bradley, L.A. 1981. Medical Psychology. Cotributions to Behavioral Medicine. New York: Academic Press).

Dari gambaran di atas dapat dijelaskan bahwa pengaruh stres dan konflik yang dialami oleh individu serta karateristik kepribadian sangat berperan dalam timbulnya kanker.

III.

Jenis dan lokasi kanker A. Payudara B. Kolon rectum C. Laring D. Paru E. Leukemia F. Pankreas

G. Prostat H. Gaster I. J. Uterus Serviks

K. Lain : Hodgkins, Thyroid dll

IV.

Kondisi Psikologis yang Dialami oleh Penderita Kanker Manusia mempunyai sifat yang holistik, dalam artian manusia adalah makhluk fisik yang sekaligus psikologis, yang mana kedua aspek ini saling berkaitan satu sama lain dan saling mempengaruhi. Sehingga apa yang terjadi dengan kondisi fisik manusia akan mempengaruhi pula kondisi psikologisnya, dengan kata lain setiap penyakit fisik yang dialami seseorang tidak hanya menyerang manusia secara fisik saja, tetapi juga dapat membawa masalahmasalah bagi kondisi psikologisnya. Hal ini dapat kita lihat pada pasien penderita kanker dimana ketika dokter mendiagnosis bahwa seseorang menderita penyakit berbahaya seperti kanker,secara umum ada tiga bentuk respon emosional yang bisa muncul pada pasien penyakit kronis seperti kanker, yaitu penolakan, kecemasan dan depresi (Taylor, 1988). Dalam keadaan tersebut sangat sulit bagi pasien kanker untuk dapat menerima dirinya karena keadaan dan penanganan penyakit kanker ini dapat menimbulkan stres yang terus-menerus, sehingga tidak hanya mempengaruhi penyesuaian fisik tapi juga penyesuaian psikologi individu (Lehmann, deLisa, Warren, deLateur, Bryant and Nicholson, 1978). Kecemasan merupakan respon yang umum terjadi setelah penyakit kanker terdiagnosis. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh Utami & Hasanat (1998) menunjukkan ketika mengetahui bahwa mereka menderita kanker, pasien kanker akan mengalami kondisi psikologis yang tidak menyenangkan, misalnya merasa kaget, cemas, takut, bingung, sedih, panik, gelisah atau merasa sendiri, dan dibayangi oleh kematian. Kecemasan meningkat ketika individu membayangkan terjadinya perubahan dalam hidupnya di masa depan akibat dari penyakit yang diderita ataupun akibat dari proses penanganan suatu penyakit. Kadangkala proses penanganan kanker sangat membebani

pasien dibandingkan penyakitnya sendiri, misalnya proses radiasi dan obat-obatan yang digunakan untuk membunuh sel kanker tenyata dapat mengakibatkan kerusakan tubuh bahkan bepotensi untuk menyebabkan hilangnya fungsi tubuh yang tidak dapat diperbaiki (Burish, 1987). Proses penanganan kanker juga disertai dengan rasa sakit, kecemasan, disfungsi seksual, dan kemungkinan perawatan di rumah sakit dalam jangka waktu yang lama (Redd & Jacobsen, 1988). Perawatan di rumah sakit merupakan salah satu hal yang cukup mencemaskan bagi pasien, misalnya ketika akan dilakukan operasi dan merasa tidak nyaman atau mengalami rasa sakit setelah dilakukannya operasi. Setelah operasi, penderita kanker seringkali mengalami perasaan kecewa ketika harus kehilangan salah satu organ tubuh Selain itu, pendekatan yang tidak personal dari dokter, perawat ataupun pegawai rumah sakit menyebabkan pasien merasa hanya menjadi objek pemeriksaan semata. Dalam kondisi demikian, seorang seringkali mengalami kehilangan identitas diri dan kehilangan kontrol atas tubuh, lingkungan fisik dan sosialnya, sehingga membuat pasien kurang nyaman menjalani pemeriksaan dan perawatan di rumah sakit. Kondisi dan penanganan penyakit kanker dapat menimbulkan stres, sehingga tidak saja mempengaruhi kondisi fisik tetapi juga kondisi psikologis pasien. Meskipun reaksi psikologis terhadap diagnosis penyakit dan penanganan kanker sangat beragam dan keadaan serta kemampuan masingmasing penderita tergantung pada banyak faktor, namun ada enam reaksi psikologis yang utama (Prokop, 1991) yaitu kecemasan, depresi, perasaan kehilangan kontrol, gangguan kognitif atau status mental (impairment), gangguan seksual serta penolakan terhadap kenyataan (denial). Jay, Elliot & Varni (1986) menyatakan bahwa profil psikologis pasien yang datang pada pemeriksaan medis menunjukkan tingginya tingkat kecemasan, rasa marah, dan keterasingan. Menghadapi penderitaan fisik dan mental akibat penyakit yang parah seperti kanker, umumnya pasien yang memiliki penerimaan diri yang rendah, harga diri yang rendah, merasa putus asa, bosan, cemas, frustasi, tertekan dan takut kehilangan seseorang (Charmaz dalam Radleay, 1994). Banyak penelitian menunjukkan pasien kanker akan mengalami masalah harga diri rendah. Jika perasaan-perasaan rendah tersebut dirasakan pasien dalam waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan depresi. Oleh sebab itu, pasien kanker biasanya mengalami sakit dua kali lipat dari kebanyakan penyakit lain. Selain menderita penyakit kanker itu sendiri mereka juga menderita depresi (Keitel & Kopala, 2000). Mereka tidak bisa menerima keadaan dirinya sebagai orang yang sakit sehingga pasien kanker akan terus merasa bahwa dia adalah orang yang paling tidak beruntung. Dengan menjadi penderita kanker, aktivitas yang dapat dilakukannya sangat terbatas. Penelitian yang dilakukan oleh Hadjam (2000) terhadap pasien kanker menemukan bahwa pasien yang mengalami kanker memperlihatkan adanya stres dan depresi yang ditunjukkan dengan perasaan sedih, putus asa, pesimis, merasa diri gagal, tidak puas dalam hidup, merasa lebih buruk dibandingkan dengan orang lain, penilaian rendah terhadap tubuhnya, dan merasa tidak berdaya. Kemungkinan terjadinya gangguan psikologi seperti depresi, kecemasan, kemarahan, perasaan tidak berdaya dan tidak berharga dialami antara 23%-66% pasien kanker. Diperkirakan saat

ini ada sekitar 25% pasien kanker yang mengalami depresi berat (Sinar Harapan, 2003). Banyak penelitian juga menunjukkan pasien kanker mengalami masalah depresi yang berat Dari penjelasan di atas dapat kita lihat bahwa pasien penderita kanker tidak hanya menderita secara fisik, tetapi juga mengalami masalah psikologis, seperti harga diri yang rendah dan depresi. Oleh karena itu pasien penderita kanker tidak hanya diberikan perawatan fisik saja, namun perlu perawatan psikologis untuk meningkatkan harga diri dan mengurangi depresi yang dialami oleh pasien penderita kanker.

V.

Peran Perawat A. Promotif sampai dengan rehabilitative 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Memberi dukungan klien terhadap prosedur diagnostic Mengenali kebutuhan psiko sosial dan spiritual Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi klien Memberi bantuan bagi klien yang mendapat pengobatan anti kanker/terhadap keganasan Membantu klien fase penyembuhan/rehabiltasi Membantu klien untuk tindak lanjut pengobatan Berpartisipasi dalam koleksi data penelitian/registrasi kanker

B. Diagnostik Kanker 1. 2. 3. Riwayat keperawatan & penyakit, sosial, pemeriksaan fisik Biopsi patologis Pemeriksaan darah, darah lengkap, thrombosit, kimia darah: elektrolit & LFT & BUN & chreatinin 4. Imaging : foto toraks, scan-nuklir, CT-scan, MRI.

C. Manajemen : Pendekatan Multi Disilin Tindakan pengobatan : pembedahan, kemotherapi, radiasi, imunotherapi, atau kombinasi 1. Jenis Pembedahan : a. b. c. d. e. f. g. h. Biopsi Rekontruksi Paliatif Adjuvant Pembedahan primer otak Reseksi metastasis Profilaksis : polip Kuratif

2.

Kemotherapi a. Pengertian KEMOTERAPI adalah pengobatan kanker dengan memakai obat-obat khusus yang dapat menghambat dan mematikan pertumbuhan atau perkembangan sel kanker, baik dalam bentuk obat yang diinjeksikan/diinfus maupun obat minum (obat oral). b. Indikasi dan prinsip : c. Sebanyak mungkin mematikan sel kanker seminimal mungkin mengganggu sel normal Dapat digunakan untuk : pengobatan, pengendalian, paliatif Jangan diberikan jika bahaya/komplikasinya lebih besar dari manfaatnya Obat kemotherapi umumnya sangat toksik teliti/cermat evaluasi kondisi pasien

Efek samping kemotherapi Rasa mual dan muntah Keadaan ini sebagai akibat langsung obat-obat kemoterapi yang dipakai. Rasa mual dan muntah ini dapat disebabkan oleh sisa-sisa sel kanker yang mati, juga selsel normal badan kita. Untuk mengurangi akibat mual muntah ini dapat digunakan obat muntah, dianjurkan juga untuk sebanyak mungkin minum air agar zat racun semakin cepat dikeluarkan dari tubuh kita melalui air seni, juga dianjurkan untuk tidak terlalu banyak makan. Hal ini karena lambung yang penuh lebih mudah/peka untuk terjadinya muntah. Selain mual dan muntah biasanya diikuti tidak adanya nafsu makan. Keadaan ini normal dan akan kembali membaik dalam 3-5 hari. Hal lain yang perlu diingat selama menjalani kemoterapi adalah daya tahan tubuh kita akan turun. Karena itu diusahakan menghindari kemungkinan infeksi dengan jalan jangan banyak bertemu orang atau menerima tamu, banyak minum jus buah, makan sayuran serta buah segar, kurangi makan berlemak yang dapat merangsang mual dan muntah. Kerontokan rambut Kerontokan rambut bahkan sampai botak dapat terjadi selama pemberian kemoterapi. Tetapi hal ini tidak perlu dikhawatirkan, karena biasanya dalam 2-3 bulan setelah berakhirnya kemoterapi 6 siklus ( selama 4-6 bulan ) dengan interval 34 minggu, rambut akan kembali tumbuh bahkan menjadi ikal/keriting pada beberapa orang. Selama kerontokan rambut dianjurkan untuk memakai kerudung, topi dan dapat juga memakai wig/ rambut palsu. Sebaiknya sudah dibiasakan memakainya sebelum rambut habis sama sekali. Untuk mengurangi kerontokan rambut dianjurkan

memakai minyak cem-ceman rambut, jangan memakai cat rambut, jangan memakai penggering rambut dengan pemanas,cukup pakai angin saja. Selain itu mereka yang menjalani kemoterapi kadang merasakan nyeri pada semua persendian otot. Keluhan ini akan hilang atau berkurang setelah beberapa hari. Disarankan agar tabah dan mengingat bahwa obat yang diberikan saat ini sedang bertempur mematikan sel-sel kanker dalam tubuh . Pasien usia produktif Bagi penderita yang masuk kategori usia produktif tetapi dengan menjalani kemoterapi, tidak ada larangan untuk melakukan hubungan sexual dengan pasangan anda. Tetapi perlu diingat supaya jangan sampai hamil. Apabila sampai timbul kehamilan maka bisa dipastikan anak yang dikandung akan lahir cacat. Hal ini berlaku pula bagi pria yang sedang menjalani kemoterapi supaya menjaga jangan sampai pasangannya hamil. Kemoterapi memang bukan terapi yang menyenangkan. Akan timbul berbagai perubahan dan pengalaman yang harus dijalani. Tetapi penderita harus percaya bahwa banyak orang menderita kanker dsan harus menjalani kemo telah berhasil menjalaninya dan mengatasinya dengan tabah dan mereka tetap hidup dan sehat setelah pengalaman dan pengobatan yang luar biasa ini. Harus punya tekat dan semangat yang kuat untuk bisa melampaui semua tahapan pengobatan ini dengan baik. Dukungan keluarga terutama suami/isteri sangatlah berarti.

Anda mungkin juga menyukai