Anda di halaman 1dari 2

Hakikat Takwa Saudaraku.

Bertakwa adalah menjalankan semua perintah-perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya dengan penuh kesadaran dan kesabaran. Takwa merupakan sebaik-baik bekal yang sangat diperlukan bagi individu dan jamaah kaum Muslimin. Bahkan perjuangan untuk iqamatud din (menegakkan syariat) tidak akan memperoleh pertolongan Allah Subhanahu wa Taala (SWT)tanpa disertai dengan takwa. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan tunduk (Muslim). (Ali Imran [3] : 102). Takwa merupakan wasiat Allah kepada seluruh umat, baik generasi pertama maupun generasi akhir. Allah Taala berfirman, Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ada dilangit dan yang dibumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu, dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir, maka (ketahuilah) sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah, dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS. An-Nisa: 131) Para ulama salaf telah banyak memberikan makna mengenai hakikat takwa. Ibnu Umar berkata, Seorang hamba tidak akan mencapai hakikat takwa sebelum meninggalkan apa yang menggelisahkan di dada. Ali bin Abi Thalib ditanya tentang takwa, lalu beliau menjawab, Takut kepada Al-Jalil (Yang Mahamulia), mengamalkan tanzil (Al-Quran), qanaah kepada pemberian yang sedikit, serta bersiap-siap untuk menghadapi yaum ar-rahil (hari kematian). Ibnu Masud berkata, Takwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa, yakni Allah ditaati tanpa pernah didurhakai, diingat tanpa pernah dilupakan, disyukuri tanpa pernah dikufuri. Umar bin Abdul Aziz berkata, Takwa adalah meninggalkan apa yang diharamkan dan melaksanakan apa yang diwajibkan Allah. Maka, apa-apa yang dikaruniakan Allah sesudah itu adalah kebaikan ditambah kebaikan. Thalq bin Habib berkata, Takwa adalah taat kepada Allah, mengikuti cahaya dari Allah dengan mengharap pahala dari Allah, dan meninggalkan maksiat kepada Allah berdasarkan cahaya dari Allah dengan rasa takut akan hukuman Allah. Ibnu Al-Mutaz menyatakan dalam syairnya, Jauhilah dosa-dosa kecil maupun besar, itulah takwa. Berbuatlah seperti orang yang berjalan di atas tanah berduri, melihat dengan hati-hati. Jangan sepelekan dosa-dosa kecil, karena sesungguhnya gunung itu terdiri dari pasir. Jadi, hakikat takwa merupakan kata yang mencakup segala perbuatan taat dan meninggalkan maksiat-baik besar maupun kecil.

Takwa secara garis besar adalah mengekang jiwa yang beriman dari dalam sehingga muncul kebaikan dari dirinya tanpa tekanan-tekanan eksternal, dan menjauhi keburukan tanpa ancaman atau paksaan. ***************** Langkah utama untuk menuju takwa adalah bermujahadah agar di dalam hati kita steril dari pengaruh lain kecuali Allah SWT. Kita usahakan ibadah, pengorbanan dan hidup mati kita, hanya ditujukan kepada Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai