Anda di halaman 1dari 4

A.

Apa perilaku Anda yang pas untuk membimbingnya, pd mata pelajaran membaca, dan perilaku apa yang pas untuk membimbing matematika. Perilaku Dalam Pembimbingan Menurut Hersey, Blanchard dan Natemeyer ada hubungan yang jelas antara level kematangan orang-orang dan atau kelompok dengan jenis sumber kuasa yang memiliki kemungkinan paling tinggi untuk menimbulkan kepatuhan pada orang-orang tersebut. Kepemimpinan situational memAndang kematangan sebagai kemampuan dan kemauan orang-orang atau kelompok untuk memikul tanggungjawab mengarahkan perilaku mereka sendiri dalam situasi tertentu. Maka, perlu ditekankan kembali bahwa kematangan merupakan konsep yang berkaitan dengan tugas tertentu dan bergantung pada hal-hal yang ingin dicapai pemimpin. Seperti yang kita tahu terdapat beberapa tipe kematangan dalam kepemimpinan situasional yaitu : 1. Tingkat kematangan M1 (Tidak mampu dan tidak ingin) maka gaya

kepemimpinan yang diterapkan pemimpin untuk memimpin bawahan seperti ini adalah Gaya Telling (G1), yaitu dengan memberitahukan, menunjukkan, mengistruksikan secara spesifik.
2.

Tingkat kematangan M2 (tidak mampu tetapi mau), untuk menghadapi seperti ini yaitu maka gaya yang diterapkan Menjelaskan, adalah Gaya dengan Menjual, Memperjelas,

bawahan Membujuk. 3.

Selling/Coaching,

Tingkat kematangan M3 (mampu tetapi tidak mau/ragu-ragu) maka

gaya pemimpin yang tepat untuk bawahan seperti ini adalah Gaya Partisipatif, yaitu Saling bertukar Ide & beri kesempatan untuk mengambil keputusan. 4. Tingkat kematangan M4 (Mampu dan Mau) maka gaya kepemimpinan yang tepat adalah Delegating, mendelegasikan tugas dan wewenang dengan menerapkan system control yang bai

Dalam kasus ini, keponakan saya memiliki tingkat kematangan M4 ( Mampu dan Mau ) dalam mata pelajaran membaca, karena itu perilaku yang pas bagi saya untuk membimbingnya adalah Delegating, mendelegasikan tugas dan wewenang

dengan menerapkan system control yang baik. Kita cukup memberikan dia arahan secukupnya saja, tidak terlalu mengambil andil dengan apa yang ia ingin lakukan, karena dalam level ini dia lebih tau apa yang baik untuk dirinya karena dia menyukai dan mampu kita hanya sedikit memberi pengarahan maupun dukungan, karena dianggap sudah mampu dan mau melaksanakan tugas/tanggung jawabnya. Mereka diperkenankan untuk melaksanakan sendiri dan memutuskannya tentang bagaimana, Kapan dan dimana pekerjaan mereka harus dilaksanakan. Namun sebagai orang yang membimbingnya kita harus tetap bisa mengkontrol anak tersebut, dan mengingatkan bahwa semua mata pelajaran itu penting dan berguna bukan hanya pelajaran membaca. Pada gaya membimbing mata pelajaran membaca ini tidak terlalu diperlukan komunikasi dua arah. Namun dalam mata pelajaran matematika memiliki tingkat kematangan M3 (mampu tetapi tidak mau/ragu-ragu) , sebenarnya keponakan saya tersebut mampu dalam matematika tetapi karena di dalam dirinya tidak ada keinginan atau tidak suka jd dia merasa bahwa dia tidak bisa. Oleh karena itu sikap yang paling tepat untuk membimbingnya dalam mata pelajaran matematika adalah gaya Partisipatif, yaitu Saling bertukar Ide & beri kesempatan untuk mengambil keputusan. Dalam kasus seperti ini kita perlu membuka komunikasi dua arah dan secara aktif mendengarkan mendukung usaha-usaha yang dilakukan oleh keponakan kita tersebut. Kita bantu dia mencari penyebab apa yang membuat dia tidak menyukai matematika. Dan kita bantu mencari solusi yang tepat akan permasalahannya tersebut dengan saling tuker ide dan gagasan yang tepat. Kita harus meyakinkan keponakan kita tersebut bahwa dia mampu dalam mata pelajaran matematika kalau dari dalam dirinya mau untuk berusaha. Dan tidak akan dapat menyelesaikan masalahnya bila dia selalu menghindar dari masalah tersebut, kita harus meyakinkan dia bahwa semua hal dapat dihadapi dengan baik bila terdapat keyakinan dan tekad kuat.Sehingga dia tidak akan lagi mendapat nilai merah. Dan tidak hanya di pelajaran membaca saja mendapat nilai bagus tetapi di semu pelajaran.

B. Gaya kepemimpinan apa yang Anda pergunakan untuk pelajaran membaca, dan gaya kepemimpinan apa pula untuk pelajaran matematika.Jelaskan gaya tsb. Dalam Pelajaran Membaca Gaya kepemimpinan yang saya gunakan dalam menghadapi keponakan saya yang suka membaca adalah dengan MENDELEGASIKAN(G4) bagi tingkat kematangan tinggi. Dalam hal membaca, keponakan saya sangat menyenanginya. Dia mampu dan mau dalam memikul tanggung jawab melaksanakan tugasnya. Gaya Mendelegasikan (rendah hubungan dan rendah tugas) menyediakan arahan atau dukungan yang rendah, memiliki kemungkinan efektif paling tinggi dengan orang-orang yang berada pada level kematangan tinggi. Meskipun kita hanya melihat dan mengawasinya saja, tetapi tanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya sangat tinggi jadi tidak diperlukan pengawasan yang ketat pada tipe orang seperti ini. Karena mereka akan menyelesaikan tugasnya dengan baik dan mereka sudah memiliki kematangan yang tinggi secara psikologis, serta tidak membutuhkan kadar komunikasi 2 arah atau perilaku suportif diatas rata-rata. Dalam Pelajaran Matematika Gaya kepemimpinan yang saya gunakan dalam menghadapi keponakan saya yang tidak terlalu menyukai matematika yaitu daya menggunakan gaya MENGIKUTSERTAKAN (G3) adalah bagi tingkat kematangan sedang ke tinggi. Dalam hal matematika atau hitung-hitungan, keponakan saya tidak menyenangi pelajaran itu. Sebenarnya dia mampu akan tetapi tidak mau untuk memikul tanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Dalam hal ini ketidakmauan mereka adalah dikarenakan kurang yakin atau tidak aman dalam melaksananakan tugasnya. Sebetulnya dalam menghadapi tipe orang seperti ini, lebih dibutuhkan motivasi. Karena sebenarnya mereka mampu, hanya saja belum ada kemauan dalam mengerjakan tugasnya.

Gaya Mengikutsertakan (tinggi hubungan dan rendah tugas) menyediakan saluran komunikasi 2 arah untuk mendukung upaya pengikut dalam menggunakan kemampuan yang telah mereka milik. Gaya ini dicirikan dengan peranan kita untuk memberi support dan tidak direktif memiliki kemingkinan efektif paling tinggi dengan orang-orang pada tingkat kematangan ini. Jadi yang perlu dilakukan, tidak harus berperilaku banyak tugas tetapi perlu mengikutsertakan kita dan berkomunikasi dua arah dengan anak tersebut. c. Menurut Anda, gaya mana dari dua gaya di atas yang sulit dilaksanakan. Jelaskan,mengapa. Gaya kepemimpinan mengikutsertakan (G3) dan gaya kepemimpinan delegating(G4) memiliki tingkat kesulitan yang berbeda untuk diterapkan. Yang lebih sulit untuk dilaksanakan adalah gaya kepemimpinan mengikutsertakan(G3) dimana Tingkat kematangan R3 (mampu tetapi tidak mau) maka gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin untuk membimbing keponakan seperti ini adalah dengan mengikutsertakan, memberi semangat, kerja sama. Keponakan saya memiliki tingkat kompetensi yang tinggi terbukti dengan kemauan gemar membaca tetapi adanya ketidakmauan untuk mengerjakan tugas yang berkaitan dengan matematika. Keponakan saya merasa tidak yakin dengan kemampuan dirinya sendiri maka disini saya perlu membantu dia dengan memotivasi dia bahwa dia harus yakin kalau matematika itu tidaklah sesulit apa yang dibayangkan oleh dia. Sulitnya dalam menerapkan gaya kepemimpinan ini yaitu kita harus bisa berkomunikasi dua arah dengan baik dan perlunya perilaku tinggi hubungan terhadap keponakan saya, agar keponakan saya merasa lebih dekat dan nyaman dengan saya oleh karena itu saya juga harus mendukung keponakan saya untuk menggunakan kemampuan dia mengerjakan matematika dengan baik. Sementara delegating(G4) kita hanya memastikan serta adanya dukungan yang kecil terhadap keponakan saya. Tidak perlu adanya komunikasi dua arah atau sikap supportif karena dia memiliki kompeten dan kemauan yang tinggi terbukti dengan gemar membaca dan menceritakan kembali isinya dibanding dengan ketidakmauan mengerjakan tugas matematikanya.

Anda mungkin juga menyukai