Anda di halaman 1dari 20

PRESENTASI TUGAS B3

RANGKUMAN
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1995 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1995, Tentang Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

Click to edit Master subtitle style


Oleh : GREGORIUS BUDIONO (09.2010.1.00399) REDHITA IRJIANSYA (09.2010.1.00412) TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA 2011/2012

Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Undang-undang No.32 Tahun 2009 di dalam nya membahas tentang perlindungan dan pengolahaan lingkungan hidup karena pada pasal 28H Undang-Undang Dasar Negara Replublik Indonesia Tahun 1945 telah di sebut kan bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia, selain itu masih banyak pertimbangan untuk membentuk undang-undang tentang perlindungan dan pengolahan lingkungan hidup.

Undang-Undang No. 32 Tahun 2009, mempunyai 17 bab dan 127 pasal yang di dalam nya membahas tentang perlndungan dan pengolaan lingkungan hidup.

6/5/12

BAB I : adalah ketentuan umum yang di dalam nya membahas tentang arti kata-kata yang akan di dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009, bab I ini terdiri dari 1 pasal dan punya 30 poin kata-kata yang akan di jelaskan lebih lanjut.
39 poin yang di jelaskan pada Pasal 1 Bab I, yaitu :
1. 2.

3. 4.

5. 6.

7. 8.

9. 10.

Lingkungan Hidup Perlindungan dan pengolahaan lingkungan hidup Pembangunan berkelanjutan Rencana perlindungan dan pengolahan lingkungan hidup (RPPLH) Ekosistem Pelestarian fungsi lingkungan hidup Daya dukung lingkungan hidup Daya tampung lingkungan hidup Sumber daya alam Kajian lingkungan hidup strategis (KLHS)

11.

12.

13. 14. 15.

16. 17. 18. 19. 21. 22. 23.

Analisi dampak lingkungan (AMDAL) Upaya pengolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UKL-UPK) Baku mutu lingkungan hidup Pencemaran lingkungan hidup Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup Perusakan lingkungan hidup Kerusakan lingkungan hidup Konsevasi sumber daya alam Perubahan iklim Limbah Bahan berbahaya dan beracun Limbah bahan berbahaya dan beracun

23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.

34. 35. 36. 37. 38. 39.

Pengolahan limbah B3 Dumping (pembuangan) Sengketa lingkungan hidup Dampak lingkungan hidup Organisasi lingkungan hidup Audit lingkungan hidup Ekoregion Kearifan lokal Masyarakat hukum adat Setiap orang Instrumen ekonomi lingkungan hidup Ancaman serius Izin lingkungan Izin usaha dan/ atau kegiatan Pemerintah pusat Pemerintah daerah Menteri

6/5/12

BAB II : Membahas Asas, Tujuan, Dan Ruang Lingkup Bab II terdiri dari 3 pasal

Bagian Kesatu, asas, pasal 2, membahas tentang perlindungan dan pengolahan lingkungan hidup dilaksanakan berdasarkan 14 poin. Bagian Kedua, Tujuan, Pasal 3, membahas tentang perlindungan dan pengolahaan lingkungan hidup bertujuan 10 poin.

Bagian Ketiga, Ruang Lingkup, Pasal 4, membahas tentang perlindungan dan pengolahan lingkungan hidup meliputi 6 poin.

6/5/12

BAB III : Membahas tentang Perencanaan. Bab III terdiri dari 7 pasal dan 3 bagian.
Pasal 5 membahas tentang perencanaan perlindungan dan pengolahan lingkungan hidup dilaksanakan melalui 3 tahapan. Bagian Kesatu, Inventarisasi Lingkungan Hidup, Pasal 6 ada 2 point membahas tentang inventarisasi terdapat pada 3 tingkatan dan inventarisasilingkungan hidup untuk memperoleh data dan informasi mengenai sumber daya alam yang meliputi 6 poin. Bagian Kedua, Penetapan Wilayah Ekoregion, Pasal 7 ada 2 poin membahas tentang pelaksanaan penetapan ekoregion dan penetapan wilayah ekoregion dengan mempertimbangkan 8 poin. Pasal 8 mebahas tentang pelengkap untuk pasal 7 tentang penetapan ekoregion. Bagian Ketiga, Penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengolahan Lingkungan Hidup, Pasal 9, Pasal 10 dan Pasal 11 membahas tentang pelaksanaan RPPLH, pelasanaan RPLLH dan pelengkap pada bagian ketiga. 6/5/12

BAB IV : Membahas tentang Pemanfaatan. Bab IV terdiri dari 1 pasal


Pasal 12 teridiri dari 4 ayat, yaitu : 1. Pemanfatan sumber daya alam dulakukan berdasarkan RPPLH 2. Dalam pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dengan memperhatikan 3 poin 3. Daya dukng dan daya tampung lingkungan ditetap kan oleh 3 poin 4. Tambahan pelengkap untuk Pasal 12

6/5/12

BAB V : Mebahas tentang Pengendalian. Bab V terdiri dari 44 pasal yang di dalam nya di bagi 4 bagian.
Bagian Kesatu, Umum, Pasal 13, membahas tentang pengendalian secara univesal

Bagian Kedua, Pencegahan, Pasal 14, mebahas pencegahan terdiri atas13 poin dan di dalam nya terdapat 37 pasal yang menjelaskan nya. Bagian Ketiga, Penaggulangan, Pasal 53 terdapat 3 ayat yang dimana membahas orang yang melakukan penanggulangan, cara penanggulangan dan pelengkap untuk pasal 53.

Bagian Keempat. Pemulihan, Pasal 54, 55 dan 56 membahas tentang tata cara pemulihan lingkungan.

6/5/12

BAB VI : Membahas tentang Pemeliharaan. Pada Bab VI terdapat 1 pasal.

Pasal 57 terdapat 5 ayat yang membahas upaya pemeliharaan lingkungan hidup dengan cara, kegiatan konvervasi sumber daya alam, Pencadangan sumber daya alam, pelestarian fungsi atmosfer, dan ketentuan pelengkap untuk pasal 57.

6/5/12

BAB VII : Membahas tentang Pengolahan Bahan Berbahaya Dan Beracun Serta Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun. Bab VII terdapat 4 pasal yang terbagi menjadi 3 bagian.
Bagian Kesatu, Pengolahan Bahan Berbahaya dan Beracun, Pasal 58 terdapat 2 ayat yang membahas tentang ketentuan pengolahan limbah B3. Bagian Kedua, Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, Pasal 59 terdapat 7 ayat yang membahas tentang pengolahan limbah B3 dan pemberian ijin pengolahan B3

Bagian Ketiga, Dumping, Pasal 60 dan Pasal 61 yang membahas tentang pelasanaan dumping dan ketentuan dumping.

6/5/12

BAB VIII : Membahas tentang Sistem Informasi. Bab VIII terdapat 1 pasal
Pasal 62, terdiri dari 4 ayat yang membahas tentang sistem pelaksanaan penyebaran informasi lingkungan hidup ke masyarakat dan ketentuan tambahan untuk pasal 62

BAB IX : Membahas tentang Tugas dan Wewenang Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Bab Ix terdapat 2 pasal.
Pasal 63, terdiri dari 3 ayat yang membahas perlindungan dan pengolahan lingkungan hidup, pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota bertugas dan berwenang, Pasal 64, berisi tentang ketentuan tambahan untuk pasal 63

6/5/12

BAB X : Membahas tentang Hak, Kewajiban, dan Larangan. Bab X terdapat 5 pasal dan dibagi menjadi 3 bagian.
Bagian Kesatu, Hak, Pasal 65 dan Pasal 66 membahas tentang hak setiap orang untuk mendapat kan, membela lingkungan hidup yang sehat, mencegah pencemaran lingkungan, berperan aktif dalam perlindungan dan pengolahan lingkungan hidup dan juga membahas setiap orang yang memperjuangakn hak nya sesuai pasal 65 tidak bisa di tuntut secara pidana maupun digugat secara perdata.

Bagian Kedua, Kewajiban, Pasal 67 dan Pasal 68 membahas tentang kewajiban sese orang untuk memelihara kelestarian fungsi lingkunagn hidup serta mengedalikan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

Bagian Ketiga, Larangan, Pasal 69 membahas larangan setiap orang pada pengolahan dan pelestarian lingkungan hidup.

6/5/12

BAB XI : Membahas tentang Peran Masyarakat. Bab XI terdapat 1 pasal.


Pasal 70 terdapat 3 ayat yang membahas tentang masyarakat punya hak dan kesempatan yang sama dan seluas-luas nya untuk berperaran aktif dalam perlindungan dan pengolahan lingkungan hidup, peran masyarakat, dan tujauan peran masyarakat.

BAB XII : Membahas tentang Pengawasan dan Sanksi Adminitratif. Bab XII terdapat 13 pasal yang di bagi 2 bagian.
Bagian Pertama, Pengawasan, Pasal 71, 72, 73, 74 ,75 membahas tentang orang yang mengwasi, tata cara pengawasan, hak pengawas, dan ketentuan tambahan untuk pasal 71,72, 73, 74. Bagian Kedua, Sanksi Adminitratif, Pasal 76, 77, 78, 79 80, 81, 82, 83 membahas tentang sanksi adminitratif yang akan di berikan pada pelanggar dan ketentuan tambahan masalah sanksi.

6/5/12

BAB XIII : Membahas tentang Penyelesaian Sengketa Lingkungan. Bab XIII terdapat 10 pasal dan di bagi menjadi 3 bagian.
universalBagian Kesatu, Umum, Pasal 84 membahas tentang penyelesaian sengketa lingkungan secara . Bagian Kedua, Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup di Luar Pengendalian, pasal 85 dan pasal 86 membahas tentang cara penyelesaian dan aturan tambahan.

Bagian Ketiga, Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup Melalui Pengadilan, Pasal 87, 88, 89, 90, 97, 92, 93 membahas tentang cara penyelesaian sengketa lingkungan hidup melalui pengadilan.

6/5/12

BAB XIV : Membahas tentang Penyidikan dan Pembuktian. Bab XIV terdiri dari 3 pasal dan di bagi menjadi 2 bagian.
Bagian Kesatu, Penyidikan, Pasal 94 dan Pasal 95 membahas tentang siapa yang berhak menyidiki, tata cara penyidikan dan aturan tambahan dalam penyidikan. Bagian Kedua, Pembuktian, Pasal 96 membahas tentangalat hukti yang sah dalam tuntutan tindakan pidana lingkungan hidup.

BAB XV : Membahas tentang Ketentuan Pidana. Bab XV terdiri dari 24 pasal.


Pasal 97 sampai dengan pasal120 membahas tentang hukuman atau sanksi ketentuan pidana bagi pelanggar.

6/5/12

BAB XVI : Membahas tentang Ketentuan Peralihan. Bab XVI terdiri dari 3 pasal.
Pasal 121, Pasal 122 dan Pasal 123 membahas tentang berlakunya undang-undang dan peraturan yang ada di dalam nya.

BAB XVII : Membahas tentang Keentuan Penutup. Bab XVII terdapat 4 pasal
Pasal 124 sampai Pasal 127 membahas tentang ketentuan-ketuan yang membahas penutup pada Undang-Undang No. 32 Tahun 2009.

6/5/12

Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Tentang Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999 merupakan penyempurnaan dari Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999 tentang Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

Pada Peraturan Pemerintah No. 85 tahun 1999 telah mengubah isi atau/ kata-kata dari beberapa pasal dari peraturan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999.

6/5/12

Pada Perauran Pemerintah No. 85 tahun 1999, telah mengganti isi dari pasal 6, 7, dan 8 dari Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999. Pasal 6 :Limbah B3 dapat diidentifikasikan menurut sumber dan atau uji karakteristik dan atau uji toksikologi. Pasal 7 : 1. Jenis limbah B3 menurut sumbernya meliputi: 1. Limbah B3 dari sumber tidak spesifik; 2. Limbah B3 dari sumber spesifik; 3. Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan, dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi. 4. Perincian dari masing-masing jenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seperti tercantum dalam lampiran I Peraturan Pemerintah ini.

6/5/12

2. Uji Karakteristik Limbah Meliputi : 1. mudah meledak; 2. mudah terbakar; 3. bersifat reaktif; 4. beracun; 5. menyebabkan infeksi; dan 6. bersifat korosif. 7. Pengujian toksikologi untuk menentukan sifat akut dan atau kronik. 3. Daftar limbah dengan kode limbah D220, D221, D222, dan D223 dapat dinyatakan limbah B3 setelah dilakukan uji karakteristik dan atau uji toksikologi. Pasal 8 : 1. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan yang tidak termasuk dalam Lampiran I, Tabel 2 Peraturan Pemerintah ini, apabila terbukti memenuhi pasal 7 ayat (3) dan atau (4) maka limbah tersebut merupakan limbah B3.

6/5/12

2. Limbah B3 dari kegiatan yang tercantum dalam Lampiran I, Tabel 2 Peraturan Pemerintah ini dapat dikeluarkan dari daftar tersebut oleh instansi yang bertanggung jawab, apabila dapat dibuktikan secara ilmiah bahwa limbah tersebut bukan limbah B3 berdasarkan prosedur yang ditetapkan oleh instansi yang bertanggung jawab setelah berkoordinasi dengan instansi teknis, lembaga penelitian terkait dan penghasil limbah.

3. Pembuktian secara ilmiah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan berdasarkan: a. Uji karakteristik limbah B3; b. Uji toksikologi; dan atau Hasil studi yang menyimpulkan bahwa limbah yang dihasilkan tidak menimbulkan pencemaran dan gangguan kesehatan terhadap manusia dan makhluk hidup lainnya.

6/5/12

SEKIAN DAN TERIMAKASIH

6/5/12

Anda mungkin juga menyukai