Anda di halaman 1dari 6

Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Dalam Mendukung Usahaternak Unggas Berdayasaing

POTENSI LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI PAKAN AYAM


MURYANTO, U. NUSCHATI, D. PRAMONO dan T. PRASETYO
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Bukit Tegalepek, Sidomulyo PO. Box 101, Ungaran

ABSTRAK Telah dilakukan kegiatan dengan tujuan untuk mengindentifikasi potensi limbah kulit kopi dan pemanfaatannya sebagai bahan pakan ayam. Kegiatan ini dilakukan selama 6 bulan mulai bulan Juni Desember 2004. Pelaksanaan kegiatan dibagi menjadi 2 yaitu 1) mengidentifikasi potensi limbah kopi dan 2) pemanfaatan limbah kulit kopi sebagai pakan ternak ayam. Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder berupa produksi kopi dan data primer dari prosesing kopi dan produksi limbah kopi di lingkup PTPN IX Jawa Tengah. Kegiatan kedua dilakukan di desa Bandardawung, Kecamatan Metasih, Kabupaten Karanganyar. Digunakan 180 ekor ayam umur 30 hari. Pakan terdiri dari 2 susunan pakan iso protein iso energi yaitu kandungan protein 16% dan energi 2800 kkal/kg. Ayam dipelihara dalam kandang flok ukuran 4 x 4 m dengan kepadatan 30 ekor per kandang. Pakan yang diberikan adalah pakan kontrol, dan pakan yang disusun menggunakan bahan limbah kulit kopi sebanyak 5% dengan. Data yang dikumpulkan adalah bobot badan, konsumsi pakan, mortalitas, input-output. Analisis data potensi limbah kulit kopi dilakukan secara deskriptif, analisis data pertumbuhan ayam menggunkan t Test dan analisis usaha menggunakan B/C rasio. Hasil identifikasi potensi limbah kulit kopi menunjukkan bahwa limbah kulit kopi diperoleh melalui 2 proses pengolahan kopi, yaitu (1) Pengolahan kopi merah/masak dan (2) Pengolahan kopi hijau/mentah. Proses pengolahan kopi merah diawali dengan pencucian/perendaman dan pengupasan kulit luar, proses ini menghasilkan 65% biji kopi dan 35% limbah kulit kopi. Limbah ini hanya dimanfaatkan sebagai pupuk, bahan jamu tradisional dan sebagai media budidaya jamur. Biji kopi kemudian dikeringkan dengan oven dan hasilnya adalah biji kopi kering oven sebanyak 31%, kemudian kopi ini digiling dan akan menghasilkan 21% beras kopi (kopi bubuk) dan 10% berupa limbah kulit dalam. Proses pengolahan kopi hijau diawali dengan penjemuran dengan sinar matahari sampai bobotnya mencapai 38% dari bobot basah, kopi kering matahari tersebut kemudian digiling. Dari proses ini menghasilkan beras kopi atau kopi bubuk sebanyak 16,5% dan sisanya 21,5% berupa campuran limbah kulit luar dan kulit dalam. Hasil pengamatan pemanfaatan limbah kulit kopi sebagai pakan ayam menunjukkan bahwa bobot ayam umur 60 hari yang diberi pakan kontrol tidak berbeda nyata dibandingkan dengan pakan yang disusun menggunakan 5% limbah kulit kopi masingmasing 985 g dan 971 g. Berdasarkan analisis input-output usaha, ditunjukkkan bahwa keuntungan yang diperoleh dari pembesaran ayam selama 60 hari dengan pakan kontrol dan pakan yang mengandung 5% limbah kulit kopi adalah Rp. 1.401/ekor dan Rp. 1.345/ekor, sedangkan B/C rasionya sama yaitu 1,16. Kata kunci: Limbah kulit kopi, pakan ayam

PENDAHULUAN Luas perkebunan kopi di Jawa Tengah diperkirakan 40.92034 ha. Dari luasan tersebut paling luas terdapat di perkebunan rakyat yaitu 37.156,41 ha, perkebunan kopi lainnya terdapat di PTPN IX seluas 3.007,09 ha dan di Perkebunan Besar Swasta seluas 756,84 ha. Total produksi kopi di Jawa Tengah sebanyak 14.149,61 ton/th dengan sebaran produksi sebagai berikut. Pada perkebunan rakyat produksinya 12.479,26 ton/th yang terdiri dari produksi kopi robusta 11.374,09 ton dan 1.105,17 ton. Produksi pada PTPN IX produksi kopinya 1.437,76 ton/th, sedang pada Perkebunan Besar Swasta 232,59 ton/th (data

diolah dari DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH, 2004 dan BPS JAWA TENGAH, 2004). Kopi yang diproduksi tersebut selanjutnya diolah dan produk utamanya adalah kopi bubuk. Dari proses pengolahan kopi menjadi kopi bubuk akan menghasilkan limbah berupa limbah kulit kopi. Limbah ini belum dimanfaatkan secara optimal, hal ini tercermin dari menumpuknya limbah kulit kopi baik yang berasal dari perkebunan rakyat maupun dari PTPN IX. Limbah kulit kopi limbah perkebunan seperti kulit kopi yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Ternak yang dapat memanfaatkan kulit kopi masih terbatas pada

111

Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Dalam Mendukung Usahaternak Unggas Berdayasaing

ternak ruminansia, khususnya sapi potong dan sapi perah. Limbah kulit kopi menurut laporan ZAENUDIN dan MURTISARI (1995) kandungan protein kasarnya 10,4%, kandungan ini hampir sama dengan protein yang terdapat pada bekatul. Kandungaan energi metabolisnya 3.356 kkal/kg. Selanjutnya dilaporkan bahwa kulit kopi dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak ayam. Pakan ayam pedaging dengan kandungan kulit kopi sebanyak 5%, tidak berpengaruh negatif terhadap produktivitas ayam. Sampai penelitian dilaporkan, belum diketahui pengaruh penggunaan dengan persentase yang lebih tinggi dan zat antinutrisi yang terdapat pada kulit buah kopi. Pemanfaatan limbah kulit kopi dipadukan dengan pengembangan ternak dengan melibatkan masyarakat di sekitar kawasan perkebunan, akan berpengaruh positif terhadap kelestarian dan keamanan kawasan perkebunan, sekaligus dapat memberdayakan masyarakat dalam rangka meningkatkan pendapatannya (DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH dan BPTP JAWA TENGAH, 2004). METODOLOGI Kegiatan ini berlangsung selama 7 bulan mulai Juni Desember 2004. Pelaksanaan Kegiatan dibagi menjadi 2 yaitu 1) mengidentifikasi potensi limbah kopi dan 2) pemanfaatan limbah kulit kopi sebagai pakan ternak ayam. Kegiatan identifikasi dilakukan dengan metode Rural Rapid Apprisal (RRA) di lingkup PTPN IX Jawa Tengah. Data yang dikumpulkan meliputi produksi kopi dan prosesing kopi dan produksi limbah kopi. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Kegiatan kedua dilakukan di Desa Bandardawung, Kecamatan Metasih, Kabupaten Karanganyar. Digunakan materi ayam hasil persilangan sebanyak 180 ekor dipelihara dalam 2 perlakuan, yaitu perlakuan I sebagai kontrol, yaitu ayam diberi pakan tanpa kulit kopi dan perlakuan 2 adalah diberi pakan yang mengandung kulit kopi sebanyak 5%. Setiap unit perlakuan terdiri dari 30 ekor, sehingga jumlah ulangan masing-masing perlakuan 3 kali. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji t (STILL and TORRIE, 1980), selanjutnya dilakukan analisis ekonomi/

input-output dilakukan dengan metoda Benefit and Cost analysis (AMIR dan KNIPSCHEER, 1989). HASIL DAN PEMBAHASAN Sesuai dengan tujuan kegiatan, maka makalah ini disusun sesuai dengan tahapan mulai dari identifikasi potensi limbah kopi, dilanjutkan dengan pemanfaatkan limbah kulit kopi sebagai pakan ayam. Identifikasi potensi limbah kulit kopi Limbah kopi yang dimaksud adalah limbah kulit yang diperoleh dari proses pengolahan kopi dari biji utuh menjadi kopi bubuk. Proses pengolahan kopi ada 2 macam, yaitu (1) Pengolahan kopi merah/masak dan (2) Pengolahan kopi hijau/mentah (komunikasi langsung dengan PTPN IX Jawa Tengah di Banaran, Kabupaten Semarang). Proses pengolahan kopi merah diawali dengan pencucian dan perendaman serta pengupasan kulit luar, proses ini menghasilkan 65% biji kopi dan 35% limbah kulit kopi. Limbah kopi sebagian besar dimanfaatkan sebagai pupuk pada tanaman kopi dan tanaman disekitarnya, sebagian kecil digunakan sebagai media budidaya jamur serta dimanfaatkan sebagai bahan jamu tradisional. Biji kopi kemudian dikeringkan dengan oven dan hasilnya adalah biji kopi kering oven sebanyak 31%, kemudian kopi ini digiling dan menghasilkan 21% beras kopi (kopi bubuk) dan 10% berupa limbah kulit dalam. Limbah yang dihasilkan dari proses ini (kulit dalam) pada umumnya dimanfaatkan sebagai pupuk, namun sebagian diantaranya dimanfaatkan oleh pengrajin jamu tradisional sebagai bahan jamu. Proses secara sederhana dari pengolahan kopi merah sampai menjadi beras kopi atau kopi bubuk dapat dilihat pada Ilustrasi 1. Proses pengolahan kopi hijau diawali dengan penjemuran dengan sinar matahari sampai bobotnya mencapai 38% dari bobot basah, kopi kering matahari tersebut kemudian digiling. Dari proses ini menghasilkan beras kopi atau kopi bubuk sebanyak 16,5% dan sisanya 21,5% berupa campuran limbah kulit luar dan kulit dalam. Proses secara sederhana dari pengolahan kopi hijau sampai menjadi

112

Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Dalam Mendukung Usahaternak Unggas Berdayasaing

beras kopi dapat dilihat pada Ilustrasi 2. Pemanfataan limbah dari proses ini masih terbatas hanya dimanfaatkan sebagai pupuk. LITBANG PERTANIAN (2004) BADAN melaporkan bahwa limbah kopi juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, seperti yang diaplikasikan di Bali, limbah kulit kopi diolah menjadi dedak kulit kopi dan dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia. Disamping sebagai pakan ternak ruminansia, limbah juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak unggas (ZAENUDIN dan MURTISARI 1995). Kopi bubuk yang diperoleh dari kedua proses tersebut mengandung kadar air + 9% dan semua persentase yang tercantum dalam

Ilustrasi 1 dan 2 adalah persentase dari bobot awal/segar. Pemanfaatan limbah kulit kopi untuk pakan ayam Pada kegiatan digunakan anak ayam sebanyak 180 ekor umur 30 hari dipelihara sampai umur 60 hari dalam 2 perlakuan, yaitu perlakuan I sebagai kontrol, yaitu ayam diberi pakan tanpa kulit kopi dan perlakuan 2 adalah diberi pakan yang mengandung kulit kopi sebanyak 5%. Setiap unit perlakuan terdiri dari 30 ekor, sehingga jumlah ulangan masingmasing perlakuan 3 kali.

Tabel 2. Susunan bahan pakan untuk pembesaran ayam hibrida umur 30 60 hari Bahan Konsentrat Jagung kuning Bekatul Limbah kulit kopi Bungkil biji kapuk Harga/kg (Rp) Protein kasar (%) Kontrol (%) 20 40 40 1.762 16 R1 (%) 20 35 40 5 1.702 16 Harga/kg (Rp)* 4.000 1.400 1.000 200 900

Keterangan*: - harga bulan Juni Juli 2004 - protein kasar diduga dengan kalkulasi

Kopi merah Pencucian dan pengupasan

65% Kopi dan kulit dalam

35% Kulit luar

Oven 31% Biji kopi

Pupuk

Giling 21% Beras kopi 10% Limbah Ilustrasi 1. Proses pengolahan kopi merah Bahan jamu tradisional

113

Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Dalam Mendukung Usahaternak Unggas Berdayasaing

Kopi hijau Penjemuran

38% Kopi dan kulit dalam

62% Uap air

Giling

16,5% Beras kopi

21,5% Kulit dalam dan luar

Bahan pakan termak

Pupuk

Ilustrasi 2. Proses pengolahan kopi hijau

Tabel 3. Keragaan pertumbuhan ayam hibrida Keragaan Bobot umur sehari (g) Bobot awal/umur 30 hari (g) Konsumsi pakan 1 30 hari (g) Pertabahan bobot badan 1 30 hari (g) Konversi pakan 1 30 hari Mortalitas 1 30 hari (%) Bobot umur 60 hari (g) Pertabahan bobot badan 30 60 hari Konsumsi pakan/ekor 30 60 hari (g) Konversi pakan 30 60 hari Mortalitas 30 60 hari (%) Pertabahan bobot badan 1 60 hari (g) Konsumsi pakan 1 60 hari (g) Konnersi pakan 1 60 hari
Keterangan*: Pakan R1 dan R2 diberikan pada ayam berumur 30-60 hari R1 = Pakan yang mengandung 5% limbah kopi R2 = Pakan yang mengandung 5% bungkil biji kapuk

Kontrol 39,67 + 6,9 440,5 + 10,6 500 401.33 0.8 15 985,0+47,6 545 1700 3.1 945.33 2,200 2.3

R1*) 36,6 + 4,7 449,5 + 9,7 500 412.9 0.8 15 971,0+39,3 522 1700 3.3 934.4 2,200 2.4

114

Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Dalam Mendukung Usahaternak Unggas Berdayasaing

Hasil pengamatan sampai umur 60 hari, memperlihatkan bahwa bobot ayam yang diberi pakan kontrol, R1 dan R2 masingmasing 985 g, 971 g dan 837 g (Tabel 3). Berdasarkan analisis input-output usaha, ditunjukkan bahwa keuntungan yang diperoleh dari pembesaran ayam selama 60 hari dengan paka kontrol dan pakan yang mengandung 5% limbah kulit kopi hanya terpaut Rp. 56, yaitu Rp. 1.401/ekor dan Rp. 1.345/ekor, sedangkan

B/C rasionya sama yaitu 1,16. Data tersebut memberikan indikasi bahwa limbah kulit kopi mempunyai peluang untuk dijadikan bahan pakan ayam, karena selisih pertumbuhannya dengan pakan kontrol tidak terlalu besar dan harga pakan campuran dengan menggunakan kulit kopi lebih murah dibandingkan kontrol yaitu Rp. 1.762 dan Rp. 1.702. Analisis inputoutput usaha selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Analisis input output usaha pembesaran ayam hibrida Uraian Input: Anak ayam Pakan starter Pakan finisher Obat dan vaksin Penyusutan kandang Tenaga kerja Jumlah Output: Ayam yang dipanen Bobot/ekor Penjualan ayam Keuntungan Keuntungan/ekor B/C rasio Pakan kontrol @ Rp. Jumlah (Rp) 2,900 4,000 1,762 300 290,000 200,000 254,609 30,000 30,000 60,000 864,609 Pakan + limbah kopi Ekor/kg @ Rp. Jumlah (Rp) 100 50 144.5 100 2,900 4,000 1,702 300 290,000 200,000 245,939 30,000 30,000 60,000 855,939

Ekor/kg 100 50 144.5 100

85 0.985 84

12,000

1,004,700 140,091 1,401 1.16

85 0.971 83

12,000

990,420 134,481 1,345 1.16

Keterangan: BBK = Bungkil biji kapok

KESIMPULAN DAN SARAN Pemanfaatan limbah kopi masih terbatas untuk pupuk dan bahan pembuatan jamu tradisional, disisi lain mempunyai potensi sebagai pakan ternak termasuk ternak unggas. Dari analisis input-output usaha diketahui keuntungan budidaya ayam yang memanfaatkan limbah kopi adalah Rp. 1.345/ekor/60 hari, pada budidaya ayam kontrol tanpa limbah kopi Rp. 1.401/ekor/60 hari, sedangkan B/C rasionya sama masing-masing 1.16. Hal ini menunjukkan bahwa limbah kulit kopi mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai bahan pakan ayam, khususnya di sekitar kawasan perkebunan kopi. Pemanfaatan limbah kulit kopi perlu disosialisasikan kepada petani, dinas terkait dan swasta. Usaha pembesaran ayam perlu

dikembangkan bekerjasama dengan Pemerintah (Subdinas Peternakan) maupun swasta.


DAFTAR PUSTAKA AMIR, P. and KNIPSCHEER, H. 1989. Conducting onFarm Research Production and Economic Analysis. Winrock Institute for Agriculture Development & IDRC. BADAN LITBANG PERTANIAN. 2004. Agrowisata. Litbangdeptan. go.id. BPS JAWA TENGAH. 2004. Jawa Tengah Dalam Angka. DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH. 2005. Laporan Tahunan 2004. DINAS PERKEBUNAN PROPINSI JAWA TENGAH dan BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

115

Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Dalam Mendukung Usahaternak Unggas Berdayasaing

JAWA TENGAH. 2004. Pengembangan Ayam Hibrida di Sekitar Kawasan Perkebunan. ZAENUDIN, D., dan T. MURTISARI. 1995. Penggunaan Limbah Agro-Industri Buah Kopi (Kulit Buah

Kopi) dalam Ransum Ayam Pedaging (Broiler). Prosiding Pertemuan Ilmiah Komunikasi dan Penyaluran Hasil Penelitian. Sub Balai Penelitian Klepu. Ungaran.

116

Anda mungkin juga menyukai