Anda di halaman 1dari 4

CAPM : TINGKAT PENGEMBALIAN yang DIMINTA PROYEK TERTENTU dan KELOMPOK USAHA TERTENTU

1. Pendekatan CAPM untuk pemilihan proyek


Berbagai proyek akan dibiayai seluruhnya melalui ekuitas, bahwa perusahaan mempertimbangkan berbagai proyek yang seluruhnya dibiayai oleh ekuitas, dan bahwa semua informasi berhubungan dengan semua situasi ekuitas. Kemudian, pendekatan untuk pengungkit keuangan (financial leverage) diubah, tetapi pemahaman atas dasar-dasarnya dapat dibuatjauh lebih mudah jika mengabaikan berbagai pertimbangan ini. Berbagai penyederhanaan asumsi ini menghasilkan biaya modal keseluruhan perusahaan menjadi janya biaya ekuitasnya. Bagi perusahaan semacam itu, pendekatan CAPM untuk menetapkan pengembalian yang diminta sama dengan menetapkan biaya modal ekuitas perusahaan. a. Aplikasi model Penggunaan Perusahaan Proksi. Kesulitan dalam mengaplikasikan pendekatan CPAM untuk pemilihan proyek adalah dalam memperkirakan nilai beta suatu proyek, didasarkan pada serangkaian pengembalian untuk suatu saham dan untuk portofolio pasar. oleh karena itu, perlu untuk memperkirakan pengembalian periode perusahaan dalam hal arus kas periodik dan perubahan nilainyadari awal tiap periode hingga akhir periode tersebut. Kesulitannya adalah dalam memperkirakan nilai proyek dari satu periode ke periode selanjutnya.sebagai gambaran perhitungannya, asumsikan bahwa median beta untuk sebuah sampel perusahaan perumahaan yang sahamnya diperdagangkan secara publik dan yang bisnis dasarnya hampir sama dengan bisnis yang diinginkan perusahan tersebut, adalah 1,6. Beta ini dapat digunakan sebagai pengganti untuk beta proyek . jika diharapkan untuk rata-rata portofolio pasar saham sebesar 13% dan tingkat bebas risiko 8% tingkat pengembalian yang diminta atas ekuitas untuk proyek tersebut: Rk = 0,08 + ( 0,13 0,08 ) 1,6 = 16% Oleh karna itu 16% digunakan sebagai tingkat pengembalian yang diminta untuk proyek tersebut. b. Menemukan perusahaan proksi Kita harus menemukan mencoba menemukan perusahaan-perusahaan yang memiliki sifat hampir sama dengan proyek yang sedang di proses. Salah satu pilihan adalah dengan melihat pada kode North American Industry classification system (NAICS) untuk menentukan sampel awal. Beta-beta perusahaan proksi harus diperingkat.Alih-alih menghitung rata-rata aritmetika atas beta-beta sampel tersebut, di sarankan untuk mengambil median atau nilai mode dari kisaran peringkat tersebut.pilihan ini membantu meminimalkan berbagai pengaruh nilai ekstrem dari kelompok tersebut. Idenya adalah untuk mendapatkan sebuah beta yang secara umum mencerminkan risiko bisnis proyek investasi tersebut.

c. Pengembalian yang diminta dengan Leverage Pendekatan yang lebih konsisten adalah dengan mengaplikasikan bobot yang sama untuk semua proyek. Jika sebagai contoh, perusahaan berkeinginan mendanai satu bagian dengan utang untuk tiap tiga bagian ekuitas dan biaya utang setelah pajak adalah 6,6% serta pengembalian yang diminta atas ekuitas adalah 16% rata-rata tertimbang untuk proyek tersebut adalah: Rata-rata tertimbang Pengembalian yang diminta = (biaya utang)(proporsi utang)+(biaya ekuitas) (proporsi ekuitas) Jika proyek tersebut diharapkan dapat memberikan IRR lebih besar daripada atau sama dengan tingkat pengembalian ini,proyek tersebut. Jika tidak maka proyek di tolak.

2. Pengembalian yang diminta kelompok usaha tertentu


Alih alih menetapkan pengembalian yang diminta khusus untuk suatu proyek, beberapa perusahaan mengelompokkan berbagai proyek secara kasar ke dalam kelompok usaha yang memiliki tingkat resiko sama dan kemudian menerapkan tingkat pengembalian yang diminta dengan pendekatan CPAM untuk semua proyek yang masuk dalam kelompok usaha tersebut. Salah satu kelebihan prosedur ini adalah tidak memakan waktu seperti yang dialami jika harus menghitung pengembalian yang diminta untuk setiap proyek. Keuntungan lainnya adalah seringkali lebih mudah untuk menemukan perusahaan perusahaan proksi untuk kelompok usaha keyimbang untuk satu proyek. Kata kelompok (group) berarti beberapa subunit perusahaaan yang melaksanakan serangkaian aktivitas yang dapat dibedakan dari aktivitas lainnya di perusahaan tersebut. Biasanya berbagai aktivitas ini dibedakan berdasarkan lini produk atau jasa serta lini manajemennya. Sering kali sub unit ini berupa divisi atau anak perusahaan. a. Beberapa kualifikasi Seperti yang telah diketahui, model CPAM berasumsi bahwa hanya resiko sistematis perusahaan yang penting. Akan tetapi, probabilitas suatu perusahaan menjadi bangkrut bergantung pada resiko total, bukan hanya pada resiko sistematisnya. Ketika biaya kebangkrutan signifikan jumlahnya, para investor akan dihubungi oleh perusahaan untuk melihat dampak suatu proyek pada resiko total perusahaan. Risiko total terdiri atas risiko sitematis dan risiko tidak sistematis. Variablitas arus kas menentukan peluang kebangkrutan perusahaan, dan variabilitas ini bergantung pada risiko total perusahaan, bukan hanya pada risiko sistematis. Karena alasan inilah, perusahaan berkeinginan untuk memperkirakan dampak proyek baru atas risiko sistematis dan resiko total. b. Memberi dana pinjaman kepada kelompok usaha Pertama, leverage yang tinggi untuk suatu kelompok dapat menyebabkan biaya dana pinjaman untuk keseluruhan perusahaan meningkat. Kenaikan

marginal ini tidak boleh ikut dialokasikan ke kelompok kelompok lainnya, yang ditimbulkan oleh sebuah kelompok dapat meningkatkan ketidakpastian perlindungan pajak yang berkaitan dengan utang bagi perusahaan secara keseluruhan. Terakhir, leverage tinggi untuk sebuah kelompok meningkatkan volatilitas pengembalian bagi para pemegang saham perusahaan, seiring dengan kemungkinan timbulnya biaya insolvensi dan kebangkrutan. Pada gilirannya, hal ini akan menyebabkan investor menaikkan tingkat pengembaian yang diminta atas ekuitas sebagai kompensasi atas kenaikan risiko tersebut. Karena alasan alasan inilah, biaya utang yang sesungguhnya untuk kelompok leverage tinggi dapat jauh lebih besar daripada yang semula dibayangkan. Jika ini yang terjadi, beberapa jenis premi harus ditambahkan ke pengembalian yang diminta untuk kelompok usaha agar mencerminkan dengan lebih akurat biaya modal sesungguhnya untuk kelompok tersebut. Kesulitannya terletak pada keputusan berapa premi yang tepat untuk diberikan sebagai faktor penyesuaian. Penyesuaian apa pun biasanya paling tidak agak subjektif. Meskipun hanya merupakan perkiraan, kita sebaiknya tetap melakukan beberapa penyesuaian dalam menghitung tingkat pengembalian yang diminta untuk kelompok keseluruhan jika terdapat perbedaan yang signifikan antara biaya utang dan/atau proporsi pendanaan utang.

DAFTAR PUSTAKA
Horne, James C. Van.2007.Fundamental of Financial Management.Buku 2 Edisi 12.Jakarta.Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai