Anda di halaman 1dari 7

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab-bab sebelumnya telah dilakukan analisa dan penelitian berdasarkan data-data dan informasi yang diolah sedemikian rupa sebagai pembuktian dari hasil temuan penulis mengenai hal-hal yang mempengaruhi produktivitas di P.T. Sepatu Mas Idaman, serta dampak apa yang ditimbulkan akibat penyebab tersebut. Pada bab ini akan disajikan kesimpulan secara keseluruhan mengenai hasil analisa penulis dan mengenai beberapa permasalahan yang menyebabkan proses tersebut menjadi tidak efektif dan efisien, serta beberapa rekomendasi pendukung untuk menjawab permasalahan tersebut.

1.1. Kesimpulan

Adapun beberapa ringkasan mengenai kesimpulan penulis berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan dan diperkuat dengan pengamatan atau survey di lapangan yaitu antara lain : 1. Adapun pengukuran produktivitas secara efektif yang dilakukan pada tesis ini adalah dengan menggunakan metode kuantitatif dimana data-data yang diperoleh berdasarkan pengamatan penulis diolah dengan menggunakan grafik dan prosentase angka agar hasil akhir yang dihasilkan dapat lebih representatif dan dapat digunakan sebagai acuan untuk mengajukan rekomendasi.

2. Produktivitas kerja merupakan rasio antara output dengan berbagai sumber daya yang digunakan (input) untuk menghasilkan output produksi ditambah dengan variabel lain sebagai faktor pendukungnya. Oleh sebab itu faktor tenaga kerja dan material merupakan variabel penelitian yang digunakan untuk membuktikan bahwa adanya penurunan produktivitas pada bagian produksi P.T. Semasi. Faktor tenaga kerja dilihat dari jumlah output yang dihasilkan oleh satu orang karyawan dalam satu hari (pairs/man), sedangkan material dilihat dari prosentase waktu keterlambatan material dari beberapa pemasok untuk periode tertentu. 3. Berdasarkan penelitian terhadap proses produksi pada setiap departemen produksi di P.T. Semasi, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa salah satu masalah yang menghambat produktivitas dalam menghasilkan output yang tepat waktu adalah kedatangan material yang tidak sesuai jadwal. Hal ini terlihat dari data keterlambatan material menunjukkan prosentasi angka 26% dari 88 PO untuk kebutuhan produksi Januari-Mei 2005. Dengan penyebab tersebut dapat disimpulkan bahwa perlunya pihak perusahaan melakukan seleksi terhadap pemasok yang digunakan, dikarenakan ketepatan waktu pengantaran material dari pemasok sangatlah penting di dalam pihak perusahaan melakukan kewajibannya yaitu memproduksi sesuai dengan jadwal yang telah disepakati oleh pembeli. 4. Selain itu masalah yang menghambat produktivitas adalah faktor kecepatan produksi antara setiap departemen yang berbeda-beda, sehingga menyebabkan departemen yang kecepatan produksinya lebih lambat akan menjadi

penghambat untuk proses selanjutnya. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata output per hari per departemen sebagai berikut : departemen cutting 13 pairs/man, skiving 67 pairs/man, stitching 7 pairs/man, rajut 5 pairs/man, assembly 8 pairs/man, dan preparation 48 pairs/man. Mengapa kecepatan produksi ini dapat berbeda-beda, hal ini disebabkan karena keterampilan atau keahlian tenaga kerja yang dimiliki oleh masing-masing departemen berbeda beda juga, sehingga untuk satu departemen output yang dihasilkan dapat bervariasi. 5. Oleh sebab itu menurut penulis beberapa hal yang menjadikan proses produksi menjadi tidak efektif dan efisien yaitu kedatangan material yang tidak tepat waktu dan penurunan produktifitas dari tenaga kerja. 6. Kualitas dan kuantitas yang dihasilkan antara sub proses yang ada sangat berpengaruh terhadap waktu pengerjaan proses secara keseluruhan dan jumlah output yang dihasilkan, sehingga proses yang terjadi pada setiap departemen produksi saling bersinambungan dimana output dari departemen satu merupakan input untuk departemen lainnya. Oleh karena itu apabila terdapat bottleneck atau hambatan pada sub proses tertentu, maka akan secara langsung berpengaruh terhadap kualitas maupun kuantitas pada produk akhir. Berdasarkan data yang didapat pada P.T. Sepatu Mas Idaman, penulis menemukan bahwa tingkat defect dan repair yang tinggi pada P.T. Sepatu Mas Idaman pada periode November 2004 sampai dengan April 2005 menjadi penghambat proses produksi yang prosentasenya cukup tinggi dan berpengaruh terhadap penurunan produktivitas.

7. Tidak ada faktor penyebab utama yang mempengaruhi penurunan produktivitas karena input atau variabel yang dibahas menurut penulis berada dalam satu level yang sama-sama penting dan sama-sama berpengaruh untuk dapat menghasilkan good product. Oleh karena itu peningkatan produktivitas pada sisi tenaga kerja dan pemilihan pemasok dalam pengadaan material harus dilakukan seiring sejalan karena kedua faktor ini saling berkaitan, karena hal ini penting agar proses continous improvement dapat dilakukan secara berkesinambungan dan terus menerus.

1.2. Saran

Berikut penulis memberikan beberapa saran dan rekomendasi di dalam usaha meningkatkan produktivitas bagian produksi pada P.T. Sepatu Mas Idaman. Penulis mencoba untuk memisahkan rekomendasi sesuai dengan sasaran perbaikannya dan sebaiknya rekomendasi ini dijalankan dengan bersama-sama dan terus menerus (continous improvement ).

Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Untuk peningkatan produktivitas tenaga kerja, berikut rekomendasi dan saran yang dapat penulis kemukakan yaitu antara lain : Memberikan pelatihan teknis secara berkala terutama untuk model-model yang baru untuk setiap tenaga kerja sesuai dengan bidang pekerjaannya.

Membuat prosedur dan metode kerja yang baku untuk setiap proses kerja sebagai bahan referensi bagi para tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.

Memberikan insentif yang berbeda antara tiap shift untuk dapat memotivasi kerja bagi yang bekerja pada shift malam.

Departemen HRD (Human Resource Departement) dapat melakukan proses seleksi tenaga kerja dengan lebih baik dan menyesuaikan keahlian calon tenaga kerja dengan departemen yang akan di posisikan.

Pembagian shift dilakukan dengan perbandingan yang seimbang antara tenaga kerja yang produktif dengan yang non produktif, sehingga output produksi tidak akan berbeda jauh dan produktivitas tetap terjaga.

Mempertimbangkan lagi waktu overtime hingga 5 jam setelah jam kerja, sehingga tidak menimbulkan keletihan yang berlebihan jika harus bekerja pada keesokan harinya. Overtime yang dipergunakan untuk mengerjakan proses sisipan hanya akan merugikan bagi perusahaan, sehingga dengan melakukan penjadwalan produksi yang tepat dan distribusi tenaga kerja yang baik, maka overtime dapat direduksi bahkan ditiadakan.

Peningkatan Ketersediaan Material Untuk lebih meningkatkan tingkat ketersediaan material, berikut beberapa rekomendasi dan saran yang penulis dapat usulkan yaitu antara lain : Melakukan proses seleksi terhadap pemasok, dimana proses seleksi bisa menggunakan 3 varibel dengan pertimbangan perusahaan untuk

memberikan faktor pemberat (weighted factor) yaitu kepada harga, waktu kedatangan, dan kualitas. Melakukan proses QC (Quality Control) pada setiap departemen dengan lebih ketat karena dengan proses QC yang ketat, maka defect dan proses repair untuk setiap departemen dapat di reduksi, hal ini perlu dilakukan mengingat input yang baik akan menghasilkan output yang baik pula. Mengumpulkan confirm sample dan spesifikasi ke dalam sebuah ruangan yang terkontrol karena hal ini sangat berguna di dalam proses quality control. Melakukan integrasi secara komputerisasi dan membuat dokumentasi yang terarah antara departemen PPIC, Marketing, EXIM, dan Purchasing. Dengan adanya dokumentasi dan integrasi yang baik, maka akan menciptakan koordinasi yang baik pula di dalam pengadaan material untuk produksi.

Anda mungkin juga menyukai