Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEMANFAATAN LINDI (LIMBAH CAIR SAMPAH) UNTUK PRODUKSI BIOGAS SEBAGAI UPAYA MENANGGULANGI DAMPAK PENCEMARAN SAMPAH
Pembimbing : 1. Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti M.Eng. 2. Ir. Farid Effendi M.Eng
Truk yang berisi sampah yang telah ditimbang kemudian di buang ditempat pendumpingan sampah sesuai zona yang telah ditentukan.
TPA Benowo sudah terdapat sub Unit untuk menangani sampah yang akan dibuat kompos.
Terdapat sebuah pengolahan untuk menangani lindi yang dihasilkan oleh sampah pada TPA, lindi yang dihasilkan diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air dengan cara dibuatkan drainase atau parit disekitar timbunan sampah.
PERUMUSAN MASALAH
1.
Memanfaatkan lindi sebagai bahan baku untuk produksi biogas. Mengamati pengaruh komposisi umpan dan rate umpan terhadap produksi bioagas dari lindi.
TUJUAN PENELITIAN
2.
Sumber : Zaenab.2009
LINDI (LEACHATE)
1. Memberikan alternatif pengolahan lindi menjadi biogas
KARAKTERISTIK INOKULUM LIMBAH TAHU No Parameter Satuan 0C 1 Suhu COD 2 mg/l (ChemicalOxygenDemand) 3 pH 4 Karbohidrat % 5 Protein % 6 Lemak %
Sumber : D.Rizkiyah. 2008
Air lindi sampah (Leachate) adalah limbah cair yang dihasilkan oleh Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah.
Penelitian
ini
dilakukan
dalam
skala
laboratorium
BATASAN MASALAH
menggunakan proses semi batch untuk mengolah lindi (limbah cair sampah) yang berasal dari TPA Benowo dengan menggunakan starter berupa Inokulum limbah cair industri tahu, purnomo, pagesangan Surabaya.
GO
Komponen yang terkandung didalamnya antara lain komponen organik terlarut, komponen anorganik, logam berat dan komponen organik xenobiotic yang biasanya didapatkan dalam konsentrasi rendah namun diduga menimbulkan efek toksik dan genotoksik (Garnasih.I, 2009)
GO
GAMBAR PERALATAN
10 6
KERUGIAN
KONDISI OPERASI : VARIABEL PENELITIAN : 1. Perbandingan antara starter dengan lindi pada feed : 0% : 100% v/v 20% : 80% v/v 30% : 70% v/v 2. Rate umpan : 0,8 L/hari 1 L/hari
1. teknologi untuk merubah biogas dari fase gas menjadi fase cair mahal. 2. Membutuhkan biaya modal dan operasional yang cukup besar 3. Instalasi biogas harus dekat dengan pemakai produk anaerobic digestion 4. Menyebabkan resiko kebakaran dan ledakan dalam skala kecil
pH 6,8 7,8 Temperatur 32oC 35oC Perbandingan pada pembuatan starter antara inokulum limbah tahu : lindi = 2:1 Pengadukan 1 kali sehari Recycle ratio 0,5 Fermentasi batch secara 15 hari Fermentasi kontinyu hingga BOD 5 konstan Volume reaktor sebesar 20 liter di isi feed sebanyak 16 liter feed
2 1 4 9
8 8 3
11
Keterangan alat : 1.Reaktor 2.Jacket 3.Pompa 4.Gas holder 5. Manometer 6. Feed tank 7. Thermometer 8. Valve 9. Heater 10. Water inlet 11. Water outlet
7/28/2010
Pembuatan Feed dengan perbandingan volume starter : lindi sesuai variabel ( 0 : 100 ; 20 : 80 ; 30 : 70 ) Pengukuran tekanan reaktor, tekanan gas holder, volume biogas tiap hari Analisa MLSS,MLVSS,BOD5,COD tiap 3 hari sekali
Fermentasi batch
Fermentasi batch
Fermentasi selama 15 hari (batch) dalam reaktor Analisa tekanan reaktor, tekanan gas holder, volume biogas tiap hari Analisa MLSS,MLVSS,BOD 5,COD tiap 3 hari sekali
Grafik 4.1 Hubungan MLSS dan MLVSS terhadap waktu fermentasi untuk variasi komposisi starter : lindi (0:100,20:80,30:70) pada rate umpan 0,8 L/hari
Grafik 4.3 Hubungan rate produksi biogas (liter/hari) terhadap waktu fermentasi secara kontinyu pada rate umpan 0,8 L/hari.
Reaktor dijaga suhu 32-35 C; pH 6,8-7,2 Recycle ratio 0,5 ; pengaturan rate umpan sesuai variabel, sirkulasi
Fermentasi batch
Grafik 4.2 Hubungan BOD5 terhadap waktu fermentasi untuk variasi komposisi starter : lindi (0:100,20:80,30:70) pada rate umpan 0,8 L/hari.
Grafik 4.4 Hubungan akumulasi volume biogas (liter) terhadap waktu fermentasi pada rate umpan 0,8 L/hari.
Tabel 4.1 komposisi biogas yang dihasilkan pada rate 0,8 liter/hari
Fermentasi batch
Kompoen
Perbandingan volume starter : lindi (v/v) 0 : 100 20:80 30:70 CH4 53.80% 66.72% 67.36% CO2 8.32% 7.26% 6.28% H2S 1.20% 0.82% 0.74% NH3 2.41% 1.32% 1.16% Heating value (kkal/kg) 8.560 9.976 10.525
Fermentasi batch
Fermentasi batch
Grafik 4.5 Hubungan MLSS dan MLVSS terhadap waktu fermentasi untuk variasi komposisi starter : lindi (0:100,20:80,30:70) pada rate umpan 1 liter/hari
Grafik 4.6 Hubungan BOD5 terhadap waktu fermentasi untuk variasi komposisi starter : lindi (0:100,20:80,30:70) pada rate umpan 1 L/hari.
Grafik 4.7 Hubungan rate produksi biogas (liter/hari) terhadap waktu fermentasi secara kontinyu pada rate umpan 1 L/hari.
Grafik 4.8 Hubungan akumulasi volume biogas (liter) terhadap waktu fermentasi pada rate umpan 1 L/hari.
Perbandingan volume starter : lindi (v/v) 0 : 100 20:80 30:70 56.82% 68.74% 69.58% 8.74% 6.82% 5.86% 1.02% 0.98% 0.88% 2.80% 2.53% 2.21% 9846 11015 11126
Dengan rate produksi lindi TPA Benowo sebesar 400 m3 /hari berpotensi menghasilkan biogas sebesar 720 m3 /hari bogas.
720 m3 /hari biogas setara dengan 331.2 kg elpiji, apabila untuk keperluan memasak 1 keluarga me mbutuhkan 1 kg elpiji/hari. maka 720 m3 /hari biogas bisa memenuhi 330 keluarga untuk memasak perhari.
Grafik 4.9 Rate produksi biogas rata-rata pada sistem kontinyu terhadap variabel rate umpan
7/28/2010
SARAN :
1. Reaktor dan gas holder dijaga dari kebocoran 2. Penelitian lebih lanjut perbandingan starter : lindi untuk mendapatkan kondisi optimal 3. Penelitian untuk variabel recycle ratio yang berbeda untuk mengetahui pengaruh terhadap produksi biogas. 4. Pretreatment penurunan kadar N.
Grafik 4.11 Heating value terhadap variabel rate umpan