Anda di halaman 1dari 11

MATERI PEMBEKALAN PROBINMABA

Disampaikan oleh: KSR UNIVERSITAS BRAWIJAYA perhumanitatem ad pacem

A.

Yang perlu diketahui oleh penolong

Dalam melakukan pertolongan memerlukan suatu kepercayaan diri dalam melakukan pertolongan. Keadaan paling sulit yang mungkin dihadapi oleh seorang penolong adalah serangkaian kejadian sebagai berikut : 1. Orang-orang atau penderita sendiri datang meminta pertolongan (dengan mendadak). 2. Anda pikir keadaan penderita itu parah dan perlu pertolongan segera , tapi Anda tidak tahu harus berbuat apa. 3. Peralatan yang anda bawa atau tersedia sangat minim. 4. Tidak ada orang lain yang bisa diharapkan bertanggung jawab untuk memberikan pertolongan pada saat itu. Bila hal ini terjadi biasanya penolong yang kurang berpengalaman akan lebih banyak terikat oleh kebingungannya sendiri. Akibatnya, pertolongan yang diberikan kepada penderita tak lebih dari dipandang atau ditunggui semata dan kadang-kadang sampai dibawa ke rumah sakit belum mendapat pertolongan pertama sama sekali. Oleh karena itu saran kedua yang perlu diberikan adalah JANGAN BINGUNG dan TETAP TENANG walau dalam keadaan bagaimanapun. Dalam melakukan pertolongan terhadap korban ada enam hal yang harus diperhatikan yaitu: 1. Lihat keadaan lingkungan Pastikan bahwa lingkungan aman bagi korban maupun anda sendiri. Jika tidak, maka amankan lingkungan dan atau pindahkan korban ke tempat yang lebih aman. Sebelum menolong seseorang pastikan keamanan dari penolong itu sendiri aman, jangan sampai membahayakan jiwa penolong. 2. Lihat keadaan penderita Pada segala kejadian yang harus diamati berturut-turut ialah : a. pernafasan: ada/tidak, frekuensi dalam atau dangkal b. sirkulasi darah: nadi, muka pucat atau tidak c. kesadaran: pingsan, koma d. lain-lain, misalnya luka, perdarahan, patah tulang dll. 3. Tentukan masalah yang dialami penderita Berdasarkan hasil pengamatan pada point 2. Tentukan keluhan apakah yang menyebabkan penderita perlu pertolongan dan apakah termasuk gawat atau tidak, darurat atau tidak, dan cari penyebabnya. Gawat artinya penderita sedang terancam jiwanya karena adanya gangguan umum (pernafasan, sirkulasi darah, kesadaran), dengan penyebab apapun. Darurat artinya pertolongan harus segera diberikan. 4. Rencanakan tindakan
1 KORPS SUKARELA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
KSR UB

Berdasarkan masalah yang telah ditentukan pada point 3, maka pilihlah tindakan apa yang mungkin dilakukan pada waktu itu dan dalam keadaan itu. Tindakan meliputi : a. Atasi gangguan umum (kalau ada), seperti pernapasan, perdarahan dan tanda-tanda shock. b. Atasi keluhan lain yang mengganggu penderita, misalnya perawatan luka, memasang bidai dll. c. Perawatan penunjang : tenangkan penderita, hangatkan bila kedinginan, beri makan bila tampak lemah, dll. 5. Lakukan tindakan Sesuai dengan yang direncanakan, dan amati apakah tindakan itu berpengaruh positif terhadap penderita, artinya tindakan itu dapat mengatasi masalah yang telah ditentukan tadi. Jika tidak, maka pilih satu diantara tiga : a. ulangi tindakan itu b. coba tindakan lain c. hentikan tindakan dan cari pertolongan/rujuk 6. Rujuk (bila perlu) Rujuk artinya mengirim penderita pada pihak lain yang lebih mampu memberikan pertolongan, misalnya merujuk penderita ke rumah sakit, puskesmas, dokter dll Rujukan perlu dilakukan bila : a. anda tidak tahu tindakan yang harus dilakukan b. tindakan yang sudah dilakukan tidak berpengaruh positif c. tindakan berpengaruh positif, tapi belum cukup untuk mengembalikan kondisi ,penderita menjadi normal kembali. Enam prinsip ini bukan prosedur birokratis semata. Bila anda biasa maka anda Cuma memerlukan waktu 5 - 10 detik yang anda pergunakan untuk point 1 sampai 4 dan menjadi lebih berguna dari pada anda langsung bertindak (point 5) tanpa tahu masalahnya, atau langsung merujuk ke RS (point 6) padahal mungkin banyak tindakan yang bisa dilakukan diluar RS untuk menghemat masa-masa kritis penderita.

B.

KELUHAN DAN SAKIT YANG SERING DIHADAPI

1. ASMA / SESAK NAPAS Definisi : suatu gejala yang dapat ditimbulkan karena adanya gangguan pada saluran pernapasan baik berupa sumbatan saluran napas atau penyempitan saluran napas. Selama menderita asma, otot yang mengelilingi saluran udara akan kejang. Lapisan saluran udara tertelan. Lendir akan keluar, sehingga saluran menyempit dan si penderita sulit bernapas. Deteksi : 1. Korban tampak berusaha keras untuk bernapas (susah bernapas) 2. Otot sekitar leher dan dada menegang/kejang 3. Napas cepat dan dangkal 4. Suara napas terdengar jelas, kadang disertai suara bunyi pada penyakit asma 5. Batuk (khususnya pada malam hari) dan dada terasa sesak 6. Sulit berbicara, muka dan bibir membiru berarti sesak napas berat (kronis) dan harus segera ditolong/ dirujuk ke RS
2 KORPS SUKARELA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
KSR UB

Penanganan : Secara umum si penderita harus ditenangkan dan didudukkan dalam tempat sepi, hangat dan jauh dari orang lain. Sandarkan penderita dengan posisi nyaris duduk. a. Tanpa obat : Pada korban sadar 1. Jika ada sumbatan akibat benda asing disaluran napas maka posisikan kepala korban lebih rendah daripada dada. Berikan tepukan 3-4 kali di antara bahu dengan kedua tangan Anda. Jangan memukul pada punggungnya!! Karena dapat menyebabkan gangguan atau menghambat saluran pernapasan. 2. Jika tidak ada sumbatan, periksa kemungkinan asma berikan obat sesak napas untuk asma, dan jika bertambah berat kirim ke RS. Warning: Tanyai korban apa bawa obat sendiri (dari dokter atau obat yang sering diminum ketika kambuh), kalau bawa suruh minum obat yang dibawa. Jika tidak, tanya ke korban obat yang biasanya dipakai ketika kambuh. Jangan sekalikali memaksa korban untuk minum obat yang tidak biasa dipakai. 3. Jika tidak ada sumbatan maupun asma, dan keadaan umum tampak baik, tunggu saja dan tenangkan korban, mungkin sesak napas akibat stres psikis 4. Bila sesak napas makin berat, ada sianosis (tampak kebiruan pada bibir dan cuping telinga) dan tidak diketahui sebabnya kirim ke RS. Pada korban tak sadar : 1. Baringkan terlentang, longgarkan pakaian, kepala ekstensi dan cari kemungkinan sumbatan benda asing 2. Jika tidak ada sumbatan/kelainan lain dan sesak napas progresif (makin berat) bahaya !!! siap-siap melakukan pernapasan buatan bila henti napas total dan cepat kirim korban ke RS b. Dengan obat : Napacin, asma solon, erosol (penghisap) bronchodilator /oxycan c. Teknik akupresur :

ASMA

SESAK NAPAS

7. DEMAM Gejala : suhu tubuh yang sangat tinggi. Penanganan : a. Tanpa Obat Istirahat Diberi kompres dingin pada dahi penderita b. Dengan Obat Paracetamol Obat Penurun panas
3 KORPS SUKARELA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
KSR UB

8. DIARE Penyebab : Gejala gangguan pencernaan termasuk keracunan makanan atau infeksi virus sehingga dapat menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan yang dibutuhkan tubuh). Gejala : Keluarnya cairan yang berlebihan dari tubuh dan badan lemas. Deteksi : Keluarnya cairan yang berlebihan dari tubuh Badan lemas Penanganan : a. Tanpa Obat Istirahat Rehidrasi (banyak minum) Beri minum cairan gula dicampur garam dengan perbandingan 2:1 (2 sendok makan gula dan 1 sendok teh garam), atau berikan oralit. b. Dengan Obat : daipet, entrostop, obat diare lain 9. HIPOTERMIA Udara dingin dapat menyebabkan suhu tubuh menurun. Keadaan hipotermia dapat diperburuk oleh faktor angin dan kekurangan makanan. Gejala Hipotermia sedang : Gejala Hipotermia berat : Menggigil Pernafasan sangat lambat Terasa melayang Denyut nadi sangat lambat Pernafasan cepat, nadi lambat Tidak ada respon Gangguan penglihatan Manik mata lebar dan tidak Reaksi manik mata lambat bereaksi Penurunan respon Alat gerak kaku Tidak menggigil Penanganan : 1. Rawat penderita dengan hati - hati, berikan rasa nyaman 2. Penilaian dini dan pemeriksaan penderita 3. Pindahkan penderita dari lingkungan dingin 4. Jaga jalan nafas dan berikan oksigen bila ada 5. Ganti pakaian yang basah, upayakan agar tetap kering 6. Beri selimut, jaket atau sesuatu yang hangat (misal: beri kompres panas di perut, tangan dan kaki) 7. Bila penderita sadar dapat diberikan minuman hangat secara pelan - pelan 8. Pantau tanda vital secara berkala 9. Rujuk ke fasilitas kesehatan 10. HISTERIA Definisi: Reaksi akibat gangguan psikis. Cirinya: a. Korban tidak tenang (berteriak-teriak) b. Tubuh kejang dan tangan memegang erat. c. Korban adakalanya menahan nafas.

4 KORPS SUKARELA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG


KSR UB

Penanganan: a.Tanpa Obat Tenangkan korban dan jangan dikerumuni Hilangkan objek penyebab hysteria (misal: dengan menjauhkan dari penyebab) Apabila masih terjadi segera rujuk ke RS.

11. KEJANG OTOT/KRAM Definisi : Kekakuan tubuh atau alat gerak akibat otot lelah ataupun kontraksi otot yang terlalu lemah yang dapat meyebabkan nyeri. Penyebab : Kurang cairan tubuh (misalnya setelah muntah atau mencret), letih (lari, kurang pemanasan saat olahraga), dingin (sewaktu berenang), panas. Deteksi : Rasa nyeri dan kekakuan anggota tubuh yang kejang Tindakan preventif: menghindari minum air tawar ketika melakukan aktivitas di udara panas dan jangan berupaya menahan orang yang sedang kejang. Tindakan pertolongan: a. Tanpa Obat : Perlahan ulur dan tarik otot yang kram dengan memijat kearah jantung. Kompres otot yang kejang dengan kompres dingin sebelum dan sesudah peregangan. Jika kram disebabkan karena kekurangan cairan maka berikan air minum suamsuam kuku ditambah gula. b. Dengan obat : minyak tawon, minyak gondopuro dan counterpain c. Teknik Akupressur

KAKI KEJANG/KRAM

12. LUKA Luka meliputi: lecet, memar, iris, tusuk, bakar, gigitan Lecet Penanganan : a. Tanpa obat : 1. Sisihkan pakaian penderita dari luka dan bersihkan kulit sekitar luka 2. Cuci luka dari dalam keluar dengan revanol/alcohol jika tidak ada pergunakan air bersih 3. Balut luka dengan pembalut steril b. Dengan obat : betadyne, tansoplast Memar Penanganan : 1.Bersihkan kulit sekitar luka dan kompres dingin 2.Angkat bagian yang sakit lebih tinggi dari tubuh 3.Pada hari berikutnya beri kompres panas dan dingin

5 KORPS SUKARELA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG


KSR UB

Iris Penanganan : 1.Hentikan perdarahan dengan cara menekannya dengan memakai kain bersih 2.Basuhlah kulit di sekitar luka dan keringkan dengan kain bersih 3.Jika ada kotoran didalamnya bersihkan dengan aliran air bersih 4.Balut luka dengan plester kupu-kupu Tusuk Penanganan : a. Benda yang ada jangan di cabut b. Upayakan menstabilkan benda yang menancap c. Tutup dengan kasa steril dan bawa ke RS Bakar Deteksi : a. Kulit kemerah-merahan, rasa nyeri, bengkak (derajat I) b. Kulit makin kemerah-merahan, rasa nyeri, bengkak dan gelembung berisi cairan (derajat II) c. Kulit hitam keputih-putihan, shock (derajat III) Penanganan : a. Luka disiram dengan air bersih. (Kecuali luka bakar karena bahan kimia yang akan semakin bereaksi kuat bila terkena air.) b. Balut dengan kain steril, bawa ke RS c. Peringatan : jangan diolesi pasta gigi, mentega dan kecap. 13. MABUK PERJALANAN Gejala: Pusing, mual, dan pucat. Keringat dingin, sakit kepala dan muntah. Penanganan : a.Tanpa Obat Hirup udara segar Arahkan pandangan ke depan/satu obyek tertentu pada kendaraan b. Dengan Obat antimo antagonishistamin (scopolamin, prometazine) c. Teknik Akupressur :

MABUK KENDARAAN

6 KORPS SUKARELA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG


KSR UB

14. MAAG / NYERI LAMBUNG


Definisi : gejala yang ditimbulkan akibat radang lambung, stress dan emosi Penanganan : a. Tanpa obat : Diberi makan dalam jumlah kecil secara terus-menerus Beri minum susu b. Dengan obat : promag, mylanta, alumy atau obat yang biasa dipakai c. Teknik Akupressur :

SAKIT MAAG/LAMBUNG BERASAM

15. NYERI HAID Definisi : perubahan fisiologis pada wanita yang berupa siklus dengan interval kirakira 28 hari yang berasal dari mukosa rahim Penanganan : a. Tanpa Obat : Istirahat (mengurangi gerakan) b. Dengan Obat obat khusus : feminax obat analgesik : aspirin, antalgin, biogesic c. Teknik Akupressur :

HAID

16. MIGRAINE / SAKIT KEPALA Gejala : Kepala merasa sakit berdenyut - denyut, kadang - kadang hanya sebelah, tetapi dapat juga seluruh kepala merasa sakit . Rasa sakit dapt juga menjalar ke mata. Sering pula diikuti oleh rasa mengantuk sesudahnya. Tindakan pertolongan : Apabila migrain terasa mulai datang menyerang, menyingkirlah ke ruangan yang gelap untuk beristirahat. Berbaringlah di tempat tersebut selama paling sedikit 10 menit Selama 2 jam berikutnya, penderita sebaiknya tidak makan atau minum Obat penghilng rasa sakit dapat dipergunakan untuk menguranginya. Teknik Akupressur :

7
SAKIT KEPALA SEBELAH/MIGRAINE KORPS SUKARELA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG KSR UB

17. MIMISAN Terjadi pada penderita tekanan darah tinggi, penyakit darah, influensa, atau kelainan pada hidung, benturan dan terjadi tanpa alasan yang jelas. Darah mengalir dari lubang hidung. Bila disertai patah tulang tengkorak, kelurnya darah bercampur cairan jernih, cairan otak mengalir keluar. Biasanya disebabkan bersin, membuang ingus, mencukilcukil hidung dan karena tekanan udara rendah (pegunungan). Penanganan : a. Tanpa obat 1. Dudukkan korban dalam posisi tegak dengan kepala agak menunduk (agar darah tidak masuk paru-paru). 2. Tekan/pijat cuping hidungnya dan korban dianjurkan bernapas dari mulut. 3. Lepaskan pijatan pada cuping hidung setelah 10 menit, bila masih berdarah tekan lagi 10 menit. 4. Dapat pula dengan memasukkan segulung kain kasa (pembalut atau kasa steril atau secara tradisional diberi daun sirih yang digulung) ke dalam lubang hidung. 5. Untuk beberapa jam penderita dilarang membuang ingus (sisi). 6. Setelah 30 menit masih ada perdarahan perlu di bawa ke dokter. b. Teknik Akupressur

MIMISAN

18. PINGSAN

Definisi : tidak sadar untuk sementara karena berkurangnya aliran darah ke otak. Deteksi : 1. Korban tak sadar, jika dipanggil tak menyahut 2. Kulit pucat, dingin, dan lembab 3. Denyut nadi lemah dan lamban 4. Pandangan kabur dan menguap 5. Mata tertutup, tapi tidak melawan jika dibuka paksa dan bola mata tidak bergerakgerak dengan rangsangan kuat baru ada reaksi (sedikit) Penanganan : a. Tanpa obat: 1. Baringkan pasien pada tempat teduh dan datar dalam posisi horizontal dengan kaki sedikit lebih tinggi dari tubuh/kepala 2. Bila penderita muntah, letakkan kepalanya dalam kedudukan miring untuk mencegah muntahan tersedak masuk paru-paru. 3. Longgarkan pakaian yang ketat dan pastikan tersedia cukup udara segar 4. Taruh kompres dingin di dahi dan kepala 5. Beri bau-bauan, bila siuman biarkan dia tidur dalam posisi setengah bersandar

8 KORPS SUKARELA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG


KSR UB

b. Teknik akupresur:

PINGSAN

PUSING/SAKIT KEPALA

19. PUSING

Definisi : merupakan gejala berupa rasa sakit di daerah kepala. Penanganan : Tanpa obat : istirahat Dengan obat : aspirin, antalgin, ponstan, saridon, biogesic, paramex teknik akupressur :

20. TERKILIR SENDI (sprain)


Definisi : Robeknya jaringan ikat sendi karena regangan yang berlebihan. Gejala : Nyeri pada pergerakan, bengkak dan memar Warna kulit merah kebiruan Penanganan : Tinggikan daerah luka Kompres dingin (selama beberapa jam), dilanjutkan dengan kompres panas untuk melemaskan kembali otot. Imobilisasi daerah cidera (dibalut dan bidai) Istirahatkan sendi di posisi paling nyaman dan berikan kantung es untuk meredakan nyeri dan bengkak

Cara memasang bidai pada lengan atas

Cara memasang bidai pada lengan bawah dan di siku

Cara membidai dan memberi bantalan pada tempurung lutut yang pecah

Cara membidai telapak kaki

Cara membidai patah tulang tungkai bawah

9 KORPS SUKARELA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG


KSR UB

21. GIGITAN DAN SENGATAN A. BINATANG TIDAK BERBISA Tindakan : 1. Bersihkan luka dengan cairan antiseptik atau air mengalir. 2. Tutup luka dengan pembalut. B. ULAR BERBISA Tanda-tanda dan gejala: 1. Tanda tusukkan di kulit mungkin terlihat, tetapi tanda atau gejala berikutnya segera muncul setelah 15 menit hingga 2 jam. 2. Memar dan bengkak muncul di bagian yang digigit. 3. Mual dan muntah. 4. Diare. 5. Sakit kepala. 6. Pandangan kabur. 7. Pusing. 8. Dada sesak dan sulit bernapas. 9. Pingsan. PERINGATAN! 1. Jangan memotong atau membakar gigitan ular atau menghisap bisa (racun). 2. Jangan membasuh bisa dari kulit, karena akan mempersulit paramedis mengenali jenis ular. PENANGANAN : 1. Baringkan korban dengan posisi yang nyaman, posisikan bagian yang tergigit lebih rendah dari jantung. 2. Blokir bisa agar tidak masuk dalam aliran darah. 3. Jika korban pingsan baringkan dalam posisi miring. Periksa aliran udara, denyut nadi, dan pernapasan. 4. Segera cari bantuan medis. 2. LABA-LABA BERACUN Tanda dan gejala : 1. Nyeri di daerah gigitan. 2. Sakit perut dan mual. 3. Lemas, terkadang mati rasa. 4. Sulit bernapas. 5. Batuk keluar dahak. 6. Mata berair. 7. Berkeringat dingin, menggigil. Tindakan : 1. Gunakan kompres dingin pada daerah gigitan untuk mengurangi rasa nyeri. 2. Segera cari bantuan medis! 3. Selalu monitor tanda-tanda syok pada penderita. 3. LEBAH DAN TAWON Tanda dan gejala: Nyeri lokal, bengkak, dan gatal. Banyak gatal di tubuh.
10 KORPS SUKARELA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
KSR UB

Kelopak mata dan wajah bengkak. Tenggorokan mengerut sehingga menimbulkan sesak napas. TINDAKAN : 1. Jika lebah menyengat, hilangkan sengat dengan kuku jari atau mata pisau. Jangan memencet kantung racun dengan mencabut sengatnya. 2. Seka bagian yang disengat dan kompreslah. 3. Jika ada reaksi alergi, segera berikan obat anti alergi yang mungkin dibawa si korban.

PERSIAPAN KEGIATAN DI LAPANG

1. Kenali kondisi sekitar meliputi: a. Fasilitas kesehatan atau tempat rujukan Hal ini diperlukan jika terjadi evakuasi pasien diperlukan. Dalam hal ini seksi kesehatan harus mengetahui tempat rujukan mana saja yang bisa buka selama 24 jam atau bisa dimintai tolong sewaktu-waktu. Misal seperti Rumah Sakit, Mantri, Bidan, Dokter, Klinik, dsb. b. Transportasi untuk evakuasi Seksi kesehatan harus mempunyai kendaraan yang siap sedia (stand by) selama 24 jam. Hal ini dilakukan jika sewaktu-waktu diperlukan. Kendaraan tersebut harus mampu melewati jalur atau rute yang ada (seperti di pegunungan dan jalan terjal). c. Mengetahui jalur evakuasi Yang paling penting seksi kesehatan harus mengetahui jalur/rute untuk evakuasi korban yang paling cepat. Jadi harus mengetahui beberapa jalur alternative, waktu/jarak tempuh evakuasi dan kondisi jalan (ketika hujan dan kondisi normal). d. Mengetahui alamat dan nomor telepon yang bisa dihubungi sewaktu-sewaktu ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti RS, SAR, Kepala Desa setempat, Perhutani dsb. 2. Perlengkapan yang perlu dipersiapkan meliputi: a. Perlengkapan pertolongan Tandu, senter, jas hujan, penghangat badan (selimut tebal, sleeping bed, bed cover), handuk, kompres panas (botol kaca), sarung tangan, kaos kaki, termos air panas, bidai, mitela, gunting, pinset. b. Obat-obatan Penurun panas, antibiotik, antiseptik, minyak oles (untuk keseleo dan perangsang bau), plester, kasa, kapas, penghilang rasa sakit/nyeri. minimal c. Makanan dan minuman Makanan ringan seperti roti, air putih, susu, teh dsb. 3. Perlengkapan pendukung lainnya MENOLONG ADALAH BAIK MENJADI KURANG BAIK TANPA DIDASARI RASA KEMANUSIAAN DAN KEIKHLASAN SEMOGA TUHAN SELALU MEMBIMBING KITA AMIEN

SALAM KEMANUSIAAN
11 KORPS SUKARELA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
KSR UB

Anda mungkin juga menyukai