Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN DASAR II

Modul Cairan dan Nutrisi


Kelompok 2: Adis Anggulasi W. Awalia Bella R.P. Indah Fitriastarina S. Lia Sholeha M.Nur Choyin Nur Nafidah Puspita Eka K. Septiana Yoga Teguh Guntara

Kasus Seorang perempuan 22 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan mudah merasa lemas, mual, dan muntah sejak 2 hari yang lalu. Sebelum sakit pasien mengatakan memang kurang nafsu makan dan pola makan keseharian tidak teratur (1-2 kali/hari). Porsi makan 1/4 -1/2 piring dengan menu nasi dan ikan asin/ krupuk/ telur. Pasien tidak mengkonsumsi suplemen vitamin. Hasil pengkajian saat ini ditemukan: Anoreksia, muntah 1 kali/hari, intake cairan 24 jam terakhir 1,5 liter, BAK 4 kali/hari (1 kali BAK = 150 cc) TD = 110/70 mmHg, N = 72 kali/menit, P = 20 kali/menit, S = 36,7 0C, BB = 39 kg, TB = 156 cm, IMT = 16,3, LILA = 18 cm, Konjunctiva anemis, Hipotoni, Edema pada kedua ekstermitas bawah, Hb = 9,6, Ht = 32%, Protein total = 6,1 (gr %), Albumin = 2,0 (gr %), Globulin = 2,33,2 (gr %), Na = 147 mmol/L, K = 3,8 mmol/L, Cl = 106 mmol/L.

STEP 1 1. Lemas kekurangan anergi, tidak ada tenaga. 2. Mual reaksi pada rongga peritoneum karena rasa tidak nyaman/ enek. 3. Muntah proses keluarnya makanan atau cairan dari dalam tubuh melalui rongga mulut. 4. Suplemen vitamin nutrisi tambahan yang mengandung vitamin. 5. Anoreksia penolakan maka secara berkepanjangan, penurunan nafsu makan. 6. Intake cairan cairan yang masuk. 7. IMT indeks massa tubuh. 8. LILA lingkar lengan atas. 9. Konjunctiva anemis mata tampak pucat. 10. Hipotoni konsentrasi solute lebih kecil dari konsentrasi plasma. 11. Edema pembengkakan cairan dalam jaringan tubuh. 12. Ht hematrokit, kekentalan darah. 13. Albumin dan globulin senyawa protein.

STEP 2 1. Nutrisi yang ada dalam tubuh kita 2. Cairan dan elektrolit 3. Hasil normal uji laboratorium 4. Proses terjadinya edema ekstremitas 5. Hubungan konsumsi suplemen vitamin terhadap tubuh 6. Kompensasi asam basa dalam tubuh 7. Hormone yang mempengaruhi cairan 8. Pengaruh pola makan dan yang dikonsums setiap hari 9. Factor- factor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi dan cairan 10. Penyebab anoreksia 11. Komplikasi kekurangan cairan dan nutrisi 12. Asuhan keperawatan 13. Organ yang berperan dalam cairan dan nutrisi 14. Penatalaksanaan 15. Patologi mual, muntah, edema, konjunctiva anemis dan anoeksia 16. Perbedaan hipotoni, hipotonis, dan hipotonik 17. Proses pertukaran nutrisi dan cairan 18. Jumlah cairan yang harus dikeluarkan dalam keadaan normal 19. Kebutuhan normal intake dan output berdasarkan factor-faktor 20. Factor- factor yang mempengaruhi BAK 21. Hubungan LILA dengan nutrisi

STEP 3 Brainstorming 1. Nutrisi yang ada dalam tubuh kita Karbohidrat Karbohidrat merupakan sumber energi utama (4 kilokalori) Klasifikasi karbohidrat sederhana monosakarida disakarida oligosakarida gula alcohol Monosakarida Glukosa dekstrosa atau gula anggur Sumber : sayur, buah, sirup jagung, sari pohon, dan bersamaan dengan fruktosa dalam madu. Glukosa merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltose, dan laktosa. Dalam keadaan normal SSP hanya dapat menggunakan glukosa sebagai sumber energi. Fruktosa levulosa atau gula buah (gula paling manis) Di dalam tubuh fruktosa merupakan hasil pencernaan sakarosa. Galaktosa tidak terdapat bebas di dalam alam seperti halnya glukosa dan fruktosa, akan tetapi terdapat dalam tubuh sebagaia hasil pencernaan laktosa. Manosa jarang terdapat di dalam makanan. Di gurun pasir, seperti di Israel terdapat di dalam manna yang diolah menjadi roti. Pentosa bagian sel-sel semua bahan makanan alami. Jumlahnya sangat kecil, sehingga tidak terlalu penting sebagai sumber energi. Disakarida Sukrosa gula tebu atau gula bir Sukrosa glukosa + fruktosa Maltosa gula malt Maltose glikosa + glukosa Laktosa gula susu Laktosa glukosa + galaktosa

Gula yang rasanya paling tidak manis (seperenam manis glukosa) dan lebih sukar larut daripada disakarida lain. Trehalosa maltosa Terdiri atas 2 mol glukosa dan dikenal sebagai gula jamur. Sebanyak 15% bagian kering jamur terdiri atas trehalosa. Trehalosa juga terdapat dalam serangga. Metabolisme Karbohidrat karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida (glukosa, galaktosa dan fruktosa), kemudian akan beredar di dalam darah. Galaktosa dan fruktosa keduanya akan dirubah menjadi glukosa. Kadar gula dalam darah adalah glukosa.Tubuh kita akan selalu mempertahankan homeostasis. Jika gula darah kurang maka tubuh akan memecah glikogen (glikolisis) maupun bentuk lain seperti protein dan lemak (glukonoelisis) untuk meningkatkan kadar gula dalam darah. Jika tubuh kelebihan glukosa, maka dengan bantuan insulin, glukosa akan dirubah di dalam hati menjadi glikogen yang akan disimpan di dalam otot. Jika tidak digunakan dalam waktu lama, glikogen akan dirubah menjadi lemak (lipogenesis) da disimpan dalam jaringa adipose. Berikut sekema ringkas pembentukan energy dari karbohidrat di dalam sel: 1. Glikolisis Tahap awal dari respirasi seluler dan juga merupakan katabolisme glukosa yang berlangsung di dalam sitosol semua sel, menjadi: o asam piruvat, pada suasana aerob (tersedia oksigen) o asam laktat, pada suasana anaerob (tidak tersedia oksigen) o Glukosa (glikogenesis di dalam sitosol) asampiruvat asetil ko-A (siklus krebs di mitokondria) dengan bantuan NADH dan FADH 38 ATP + CO2 o Jika tidak ada oksigen (anaerob) glikolisis akan menghasilkan asamlaktat dibawa kembali ke hati untuk dirubah menjadi glukosa (glukoneogenesis).

2. Lintasan pentosa fosfat merupakan jalur alternatif untuk metabolisme glukosa. Lintasan ini tidak menghasilkan ATP, tetapi mempunyai dua fungsi utama, yaitu : 1. Produksi NADPH untuk sintesis reduktif seperti biosintesis asam lemak serta steroid. 2. Produksi residu ribosa untuk biosintesis nukleotida serta asam nukleat. Terdapat 2 fase pada penthosa fosfat : 1. Fase oksidatif yang menghasilkan NADPH. 2. Fase Nonoksidatif yang menghasilkan Ribosa-5-fosfat.

Protein Protein asam amino Asam amino AA esensial dan AA non esensial AA esensial AA esensial Triptofan Metionin Keterangan Precursor vitamin niasin dan pengantar saraf serotonin Memberikan gugus metal guna sintesis kolin dan kreatinin Precursor sistein dan ikata mengandung sulfur lain Fenilalanin Precursor tirosin dan bersama membentuk hormaon hormone tiroksin dan epinefrin Tirosin Arginin sentrulin Glisin Mengikat bahan-bahan toksin dan mengubah menjadi bahan tidak berbahaya Sintesis porfirin nucleus Hb Histidin Kreatinin Sintesis histamine Disintesis dari arginin, glisisn, dan metionin bersama fosfat membentuk kreatinin fosfat Glutamine Dibentuk dari asam glutamate dan asparagin dari asam aspartat Precursor bahan bahan yang membentuk pigmen kulit dan rambut dan Sintesis ureum dalam hati

merupakan simpanan AA di dalam tubuh Asam glutamate Precursor pengantar saraf gamma asam amino butirat

Lemak

Glukosa dapat dipakai oleh semua jaringan tubuh, disimpan : * hati dan otot Glikogen * jaringan lemak Triasilgliserol ( TG ) Sumber glukosa darah : 1. Karbohidrat Makanan 2. Glikogenolisis hepar 3. Glukoneogenesis Hormon yang mengatur glukosa darah : * Insulin * Hormon dari kelenjar hipofisa anterior : Growth Hormone * Hormon dari klenjar medulla adrenal : epinefrin, glukagon

PERUBAHAN ANTAR BAHAN MAKANAN Makan banyak karbohidrat Karbohidrat dapat dibentuk menjadi lemak (Glukosa Asetil KoA asam lemak TG) Makan protein Kelebihan protein dapat dibentuk menjadi lemak (Asam amino; anggota siklus Krebs/piruvat (Asetil KoA asam lemak Makan banyak lipid TG )

Lipid tidak dapat diubah menjadi protein ataupun karbohidrat LIPID (TG) cadangan energy ( oksidasi asam lemak)

2. Cairan dan elektrolit

3. Hasil normal uji laboratorium IMT = 18,5 25,0 Hb = 12 14 (wanita) Ht = 37 43 % Protein total = 6,0 8,0 (gr %) Albumin = 3,5 5,5 (gr %) Globulin = 2,0 - 3,5 (gr %) Na = 135 145 mmol/L K = 3,5 5,3 mmol/L Cl = 100 106 mmol/L

4. Proses terjadinya edema ekstremitas Kelebihan Natrium Peningkatan permeabilitas kapiler (gagal jantung kongesti) Vasodilatasi Obstruksi limfatik Penurunan tekanan osmotik koloid Pada kasus Karena pasein cenderung memakan makanan yang tinggi Na (ika asin dan krupuk) tubuh kelebihan Na cairan interstitial kelebihan pertukaran antara Na dan K (Na masuk dalam Sel, dan K keluar dari Sel) sel kelebihan Na cairan di dalam sel lebih pekat cairan di luar sel masuk ke dalam sel edema. 5. Kompensasi asam basa dalam tubuh 3 mekanisme tubuh mengendalikan keseimbangan asam basa:

1. Pembentukan buffer Tubuh menggunakan penyangga pH sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tibadalam pH. Contoh buffer a. Bikarbonat (HCO3) buffer dalam dalam cairan ekstra selular, dihasilkan oleh ginjal dan membantu dalam mengekskresi H+. b. Fosfat mengekskresi H+ dalam tubulus ginjal (H2PO4/ HPO4) c. Ammonium setelah asidosis, ammonia dihasilkan oleh tubulus ginjal dan berikatan dg H+ dan membentuk ammonium. d. Protein buffer dalam intraselular, Hb buffer protein penting dalam SDM. 2. Kompensasi renal Jika tubuh dalam keadaan asam (asidosis), renal akan mengelurkan ion H, dan jika alkalosis, ginjal akan mengeluarkan HCO3 3. Kompensasi respiratori Jika tubuh dalam keadaan asidosis, tubuh akan meningkatkan frekuensi dan kedalaman pernafasan untuk mengeliminasi CO2 Dan jika tubuh dalam keadaan alkalosis tubuh akan menurunkan frekuensi dan kedalaman pernapasan untuk menahan CO2 6. Hormone yang mempengaruhi cairan ADH : ( dihasilakan oleh hipofisi posterior, bekerja di TKD ginjal untuk meningkatkan permeabilitas dan reabsorbsi air ) Aldosteron : untuk meningkatkan reabsorbsi Na

7. Factor- factor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi dan cairan Usia perubahan cairan dan elektrolit terjadi secara normal seiring dengan perubahan perkembangan seseorang. Usia berpengaruh terhadap proporsi tubuh, luas permukaan tubuh, kebutuhan metabolic, serta berat badan. Ukuran tubuh ukuran da komposisi tubuh berpengaruh pada jumlah total air dalam tubuh. Lemak tidak mengandung air, karena itu, klien yang gemuk memiliki proporsi air

tubuh yang lebih sedikit. Jumlah total air tubuh pada wanita lebih kecil daripada pria walaupun usia mereka sama. Temperature lingkungan tubuh berespon terhadap temperature lingkungan yang berlebihan, dalam bentuk perubahan cairan. Apabila temperatur di sekitar meningkat maka keringat akan benyak keluar. Gaya hidup dapat memberi pengaruh tidak langsung pada keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa. Keseimbangan yang dapat mempengaruhi keseimbangan caira meliputi diet, stress, dan olahraga. Aktivitas aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan cairan dan elektrolit. Aktivitas menyebabkan peningkatan proses metabolism dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan peningkatan haluaran cairan melalui keringat. Dengan demikian, jumlah cairan yang dibutuhkan juga meningkat. Diet diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan elektrolit. Jika asupan makanan tidak seimbang, tubuh berusaha memecah simpanan protein dengan terlebih dahulu memecah simpanan lemak dan glikogen. Kondisi ini menyebabkan penurunan kadar albumin. Stress kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Saat stress tubuh mengalami peningkatan metabolism selular, peningkatan konsentrasi glukosa darah, dan glikolisis otot. Mekanisme ini mengakibatkan retensi air dan natrium. Penyakit trauma pada jaringan dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit dari sel atau jaringan yang rusak. Tindakan medis beberapa tindakan medis menimbulkan efek selular terhadap cairan dan elektrolit tubuh. Tindakan pengisapan cairan lambung dapat menyebabkan penurunan kadar kalsium dan kalium. Pengobatan penggunaan beberapa obat seperti deuretik maupun laksatif secara berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kehilangan cairan dalam tubuh. Akibatnya, terjadi deficit cairan tubuh. Selain itu, penggunaan diuretic menyebabkan kehilangan

natrium sehingga kadar kalium akan meningkat. Penggunaan kortikosteroid dapat pula menyebabkan retensi natrium dan air dalam tubuh. Pembedahan pasien yang menjalani pembedahan beresiko tinggi mengalami ketidakseimbangan cairan. Beberapa klien dapat kehilangan banyak darah selama perode operasi, sedangkan beberapa klien lainnya justru mengalami kelebihan beban cairan akibat asupan cairan berlebih melalui intravena selama pembedahan atau sekresi hormone ADH selama masa stress akibat obat-obat anesthesia.

8. Penyebab anoreksia a) Muall b) Muntah mengeluarkan banyak asam, sehingga dapat menurunka nafsu untuk makan c) 9. Komplikasi yang terjadi pada Klien Karna pasien selalu mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung Na, menyebabkan tubuh klien kelebihan Na yang berdampak pada : a. Gagal jantung : karena kadar Na darah terlalu banyak menyebabkan darah menjadi pekat sehingga meningkatkan kerja jantung lama-lama menjadi gagal jantung b. Kematian syaraf karenaNa dan K merupakan ion kelistrikan di syaraf. c. Jika pada anak kecil dapat menyebabkan hydrocephalus karena Na dapat menyebabkan edema. 10. Pola makan yang benar (anjuran gizi) Makanan yang mengandung banyak serat, rendah lemak (empat sehat lima sempurna) 11. Asuhan keperawatan 12. Organ yang berperan dalam cairan dan nutrisi 13. Penatalaksanaan def.cairan= 0,6XBBX (Na/140 1) ( pada wanita 0,5)

Dg. Cairan glukosa isotonik peroral atau enteral; pada diabetes insipidus diberikan diuretik (Hct) dg. diet rendah Na, atau pemberian klofibrat, klorpropamid, asetaminofen, karbamasepin, pitresin dalam minyak

14. Patologi mual, muntah, edema, konjunctiva anemis dan anoeksia Mual rasa ingin muntah yang dapat di sebabkan oleh impuls iritasi yang datang dari traktus gastrointestinal, impuls yang berasal dari otak bawah yang berhubungan dengan motion sickness, maupun impuls yang berasal dari korteks serebri untuk memulai muntah. Muntah pengeluaran isi lambung/perut melalui esophagus dan mulut karena terjadi kontraksi otot abdominal dan otot dada yang di sertai dengan penurunan diafragma dan di control oleh pusat muntah otak. Penyebab : infeksi virus, stress, kehamilan obat-obatan. Edema karena kadar natrium lebih dari normal dan kadar albumin kurang dari normal. Kaki bengkak (ankle edema) adalah pembengkakan pada tungkai bawah yang disebabkan oleh penumpukan cairan pada kaki tersebut. Banyak faktor yang dapat menyebabkan ankle edema ini. Faktor yang berperan adalah kadar protein (albumin) dalam darah yang rendah, fungsi pompa jantung menurun, sumbatan pembuluh darah atau pembuluh limfe, penyakit liver dan ginjal kronis, posisi tungkai terlalu lama tergantung (gravitasi). Ankle edema ini terjadi pada kedua tungkai tetapi dapat juga terjadi pada satu tungkai saja. Ankle edema hanya satu tungkai saja disebabkan karena aliran pembuluh darah atau pembulih limfe tersumbat, sumbatan ini dapat terjadi karena darah yang kental lalu membeku didalam pembuluh darah atau massa tumor yang menekan pembuluh darah atau pembuluh limfe.

15. Perbedaan hipotoni, hipotonis, dan hipotonik

Hipotoni : kelemahan pada tonus otot Hipotonis : cairan dalam tubuh yang lebih rendah Hipotonik : seluruh larutan yang memiliki konsentrasi lebih rendah.

16. Proses pertukaran nutrisi dan cairan Difusi : proses pertukaran gas/ion dari yang memiliki tekanan tinggi ke rendah. Osmosis : proses pertukaran cairan dari yang berkonsentrasi rendah (hipotonis) ke cairan yang berkonsentrasi lebih tinggi/pekat (hipertonis) Transport aktif : proses pertukaran gas/ion memeerlukan ATP

17. Jumlah cairan yang harus dikeluarkan berdasarkan BB

18. Kebutuhan normal intake dan output berdasarkan factor-faktor 19. Factor- factor yang mempengaruhi BAK 20. Pengkajian pada status gizi danc airan 21. Cara pemeriksaan diagnostic 22. Hubungan LILA dengan nutrisi

Rumus IMT dan LILA Menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan rumus: IMT = Berat Badan (kg)/(Tinggi Badan (cm)/100)2

Contoh :

BB = 39 kg, TB = 156 cm IMT = 39/(156/100)2 = 39/2,4336 = 16,026 Klasifikasi nilai IMT : IMT < 17.0 Status Gizi Gizi Kurang Kategori Sangat Kurus

17.0 - 18.5 Gizi Kurang 18.5 - 25.0 Gizi Baik 25.0 - 27.0 Gizi Lebih > 27.0 Gizi Lebih

Kurus Normal Gemuk Sangat Gemuk

sumber : Departemen Kesehatan RI

STEP 4 STEP 5 STEP 6 STEP 7

Anda mungkin juga menyukai