Anda di halaman 1dari 7

BAB II KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian 1. Riwayat Informasi Umum: Umur Sex BB sebelum dan sesudah sakit TB Jika klien telah terdiagnosa Gejala spesifik Kapan gejalan tersebut muncul Obat-obat diabetes: nama, berapa lama, cara penyuntikan RX. Obat Jenis stressor: pekerjaan, rumah atau keluarga,penyaakit lain Jenis monitoring: darah, urin Program latihan: jenis Riwayat kesehatan dan masa lalu Riwayat keluarga: DM, penyakit jantung, stroke, obesitas, riwayat lahhir mati, kelahiran, dengan bayi 9 bulan Riwayat kesehatan saat ini: Pandangan double kabur Cramp kaki pada saat jalan dan saat istirahat tidak nyaman Pada extrimitas terasa: baal, perubahan warna, dingin, kesemutan, nyeri. Jika terdapat diare: fekol inkontinensia, kapan terjadinya Adakah masalah pemasukan Adakah masalah pemasukan: urin tersisa di vesicaurinaria menyebabkan rasa penuh yang aba Concern klien dan keluarga: harapan dan kebutuhhan khusus

2. Pemeriksaan Fisik Tingkat kesadaran orientasi klien respon terhadap stimulasi

Tanda vital: N, S, TD, P, nafas bau aseton Manifestasi komplikasi: tanda retinopati ophtamoncopic Suhu kulit, nadi lemah (posterior tibial dan dorsalis pedia) Sensasi: tumpul dan tajam Reflex c. Psikososia Gambaran klien tentang dirinya sebelum terdiagnosa dan persepsi saat ini. Kapan klien terhadap kemampuan untuk melakukan tugas dan fungsi Interaksi klien dengan anggota keluarga yang lain dan orang dalam pekerjaan dan sekolah Kapan kien merasa lebih stress Suport dan pelayanan orang di sekitarnya Depresi merasa kehilangan fungsi, kebebasan dan kontrol. d. Laboratorium Serum elektrolit (k dan Na) Glukosa darah BUN dan serum cretinin Microalbuminuria Glycosylated hemoglobin (HbA1c) Nilai PH dan PCO2 B. Diagnosa Keperawatan 1. Kekurangan volume cairan dapat berhubungan dengan : Diuresis osmotik (dari hiperglikemia), kehilangan gastrik berlebihan, diare, muntah, masukan dibatasi, mual, kacau mental. Kemungkinan dibuktikan oleh : Peningkatan keluaran urine, urine encer. Kelemahan, haus, penurunan BB tiba-tiba, kulit /membran mukosa kering, turgor kulit buruk, hipotensi, takikardi, pelambatan pengisian kapiler. Hasil yang diharapkan/Kriteria evaluasi pasien akan : Mendemonstrasikan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik,keluaran urine tepat secara individu, dan kadar elektrolit dalam batas normal.

Kolaborasi Berikan terapi sesuai dengan indikasi: Normal salin atau setengah normal salin dengan atau tanpa dextrasa Albumin, plasma atau dextran. R/ Tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan respon pasien secara individual.Plasma ekspander (pengganti kadang dibutuhkan jika kekurangan mengancam kehidupan atau tekanan darah). Pasang atau pertahankan kateter urine tetap terpasang R/ Memberikan pengukuran yang tepat atau akurat terhadap pengukuran keluaran urine terutama jika neuropati otonom menimbulkan gangguan kantong kemih (retensi urine atau inkontinensia). Berikan kalium atau elektrolit yang lain melalui intravena dan atau melalui sesuai indikasi. R/ Kalium harus ditambahkan pada intravena (segera aliran adekuat) untuk mencegah hipokalemia.

Tindakan / Intervensi Pantau TTV, catat adanya perubahan tekanan darah ortostatik. R/ Hipovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardia. Obs Suhu, warna kulit, atau kelembabannya. R/ Meskipun demam, menggigil dan diaforesis merupakan hal yang umum terjadi pada proses infeksi, demam dengan kulit yang kemerahan, kering mungkin sebagai cerminan dari dehidrasi. Kaji adanya perubahan mental/ sensori R/ Perubahan mental dapat berhubungan dengan glukosa yang tinggi atau yang rendah (hiperglikemia), elektrolit yang abnormal, asidosis, penurunan perfusi serebral dan berkembangnya hipoksia.

2. Gangguan kebutuhan Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh. Dapat berhubungan dengan : Ketidakcukupan insulin (penurunan ambilan dan penggunaan glukosa oleh jaringan mengakibatkan peningkatan metabolisme protein atau lemak).

Penurunan masukan oral: anoreksia, mual, lambung penuh, nyeri abdomen, perubahan kesadaran. Status hipermetabolisme: pelepasan hormon stres (misal epinfrin, kortisol dan hormon pertumbuhan), proses infeksius. Kemungkinan dibuktikan oleh : Melaporkan masukan tidak adekuat, kurang minat pada makanan. Penurunan BB, kelemahan, kelelahan, tonus otot buruk, diare. Hasil yang diharapkan/ kriteria evaluasi pasien akan : Mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat menunjukkan tingkat energy, Mendemonstrasikan BB stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya /yang diinginkan dengan nilai laboratorium normal. Kolaborasi Lakukan pemeriksaan gula darah dengan menggunakan finger stiek R/ Analisa keadaan di tempat tidur terhadap gula darah lebih akurat (menunjukkan keadaan saat dilakukan pemeriksaan) daripada memantau gula dalam urine (reduksi urine yang tidak cukup akurat untuk mendeteksi fluktuasi kadar gula darah. Berikan larutan glukosa, misalnya dekstrosa dan setengah salin normal. R/ Larutan glukosa ditambahkan setelah insulin dan cairan membawa gula darah kira-kira 250 mg/dl. Lakukan konsultasi dengan ahli diit. R/ Sangat bermanfaat dalam perhitungan dan penyesuaian diit untuk memenuhi kebutuhan nitrisi pasien.

Tindakan / Intervensi Tentukan program diit dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien. R/ Mengindentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapetik. Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna,pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi. R/ Hiperglikemia dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat menurunkan mobilitas atau fungsi lambung (distensi atau ilius paralitik) yang akan mempengaruhi pilihan intervensi. Identifikasi makanan yang disukai atau dikehendaki termasuk kebutuhan etnik atau kultur.

R/ Jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dalam pencernaan makanan, kerjasama ini dapat diupayakan setelah pulang. Timbang BB setiap hari atau sesuai dengan indikasi. R/ Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat (termasuk absorpsi dan utilisasinya). 3. Infeksi, resiko tinggi terhadap (Sepsis) Faktor resiko meliputi : kadar gula tinggi, penurunan fungsi leukosit, perrubahan pada sirkulasi, infeksi pernafasan yang ada seebelumnya atau ISK. Kemungkinan di buktikan oleh : ( tidak dapat di terapkan : adanya tanda-tanda dan gejala gejala membuat diagnosa aktual ) Hal yang di harapkan / kriteria evaluasi pasien akan : mengidentivikasi intervensi untuk menceegah atau menurunkan resiko infeksi. Mendemonstrasikan teknik, perubahan gaya hidup untuk mencegah terjadinya infeksi. Kolaborasi Lakukan pemeriksaan kultur dan ssensitifitas sesuai dengan indikasi R/ untuk mengidentifikasi organisme sehingga dapat memilih / memberikan terapi anti biotik yang terbaik. Berikan anti biotik yang sesuai R/ penanganan awal dapat membantu mencegah timbulnya sepsis. 4. Kelelahan dapat dihubungkan dengan : penurunan produksi energi metabolik, perubahan kimia darah : insufisiensi insulin, peningkatan kebutuhan energi : status hieper metabolik / infeksi. Kemungkinan di buktikan oleh : kurang energi yang berlebihan, ketidakmampuan untuk mempertahakan rutinitas biasanya, penutunan kinerja, kecenderungan untuk kecelakaan. Hasil yang di harapkan / kriteria evaluasi pasien akan : mengungkapkan peeningkatan tingkat energi, menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktifitas yang di inginkan. Tindakan / Intervensi Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan aktivitas R/ pendidikan apat memberikan motivasi untuk meninkatkan tingkat aktivitas meskipun pasien mungkin sangat lelah.

Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup / tanpa di ganggu. R/ mencegah kelelahan yang berlebihan. Pantau nadi, frekuensi pernapsan dan tekanan darah sebelum atua sesudah melakukan aktivitas. R/ mengindikasikan tingkat aktivitas yang dapat di toleransi secara fisiologis. Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai degnan yang dapat di toleransi. R/ meningkatkan kepercayaan diri / harga diri yang positif sesuai tingkat aktifitas yang dapat di toleransi pasien.

5. Kurang Pengetahuan ( Kebutuhan Beljar ) Mengenal Penyakit, Proknosis, dan Kebutuhan Pengobatan. Dapat di hubungkan dengan : kurang pemajanan / mengingat kesalahan interpretasi informasi. Kemungkinan di buktikan oleh : pertanyaan instruksi atau meminta komplikasi informasi, yang mengungkapkan di cegah.

masalah.ketidakakuratan

mengikuti

terjadinya

dapat

Hasil yang di harapkan / kriteria evaluasi pasien akan : mengungkapkan pemahaman tentang penyakit. Mengidentifikasi hubungan tanda atau gejala degnan proses penyakit dn menghubungkan gejala dengan faktor penyebab. Dengan benar melakukan prosedur yang perlu dan menjelaskan rasional tindakan. Melakukan perubahan gaya hidup dan beraprtisipassi dalaam program pengobatan.

Tindakan / Intervensi Ciptakan lingkungan saling percaya dengan mendengarkan penuh perhatian dan selalu ada untuk pasien. R/ memperhatikan dan menanggapi perlu perlu diciptakan sebelum pasien bersedia mengambil bagian dalam proses belajar. Bekerja dengan pasien dalam menata tujuan belajar yang diharapkan R/ pertisipasi dalaam perencanaan meningkatkan antusias dan bekerja sama dengan pasien dengan prinsip-prinsip yang di pelajari. Diskusikan tentang rencana diit, penggunaan makanan tinggi serta dan cara untuk melakukan makan di luar rumah.

R/ kesadaran tentang pentingnya kontrrol diit akan membantu pasien dalam emrancanakan makan atau menaati program. Tinjau ulang pengaruh rokok pada penggunaan insulin, anjurkan pasien untuk menghentikan merokok. R/ nikotin mengkonstriksi pembuluh darah kecil daan absorbsi insulin di perlambat selama pembuluh darah ini mengalami konstriksi. Identifikasi sumber sumber yang ada di masyarakat, bila ada. R/ dukungan kontinue biassanya penting untuk menumpang perubahan gaya hidup dan meningkatkan penerimaan atas diri sendiri. DAFTAR PUSTAKA 1. Petunjuk Praktis Pengelolaan Diabetes Mellsitus tipe 2. PB Perkeni, 2002. 2. Diabetes Mellitus klasifikasi, diagnosis, dan terapi. Askandar Tjokroprawito. PT Gramedia Pustaka Utama, 1989. 3. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Barbara Engram. Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1994.

Anda mungkin juga menyukai