Anda di halaman 1dari 1

BAB I PENDAHULUAN Karakter adalah watak seseorang yang sudah menyatu dan mewarnai diri seorang insan yang

terwujud dalam setiap kata maupun perbuatannya di setiap saat. Karakter terbentuk melalui konsep konsep yang diperoleh seseorang melalui pengamatan, pengalaman dan duplikasi dari lingkungan dimana ia tumbuh dan berkembang. Hal ini dimulai sejak seseorang mulai mengenal makna setiap kata, isyarat dan tingkah laku orang yang lebih tua dari dirinya yang ada di sekitarnya, yang berulang bahkan menjadi kebiasaan , lalu dalam diri seseorang itu terjadi penerimaan atau penolakan terhadap apa yang ia terima tadi . Penerimaan yang dimaksud dapat dicontohkan misalnya, seorang anak yang tumbuh dilingkungan orang dewasa yang suka memaki atau bergunjing lalu iapun mengikuti kebiasaan itu tanpa ada counter dari lingkungan lain maka perilaku itu akan terterima dan bisa jadi karakter anak itu nantinya. Namun sebaliknya jika ia mendapat counter dari lingkungan lain misalnya dari sekolah, maka akan terjadi penolakan dalam diri anak itu

terhadap perilaku tersebut sehingga terbentuk perilaku lain yang lain ( yang baik ) yang kelak membentuk karakter sang anak di kemudian hari. Lingkungan rumah tangga dan keluarga sebagai lingkungan pembentukan dan pendidikan karakter pertama dan utama harus lebih diberdayakan pada hal hal yang positif . Sebagaimana disarankan Philips, keluarga hendaklah kembali menjadi school of love, sekolah untuk kasih sayang (Philips, 2000) atau tempat belajar yang penuh cinta sejati dan kasih sayang. Sedangkan pendidikan karakter melalui sekolah, tidak semata-mata pembelajaran pengetahuan semata, tatapi lebih dari itu, yaitu penanaman moral, nilai-nilai etika, estetika, budi pekerti yang luhur dan lain sebagainya. Di samping itu tidak kalah pentingnya pendidikan di masyarakat. Lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi terhadap karakter seseorang. Lingkungan masyarakat luas sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan penanaman nilai-nilai etika, estetika untuk pembentukan karakter. Menurut Qurais Shihab (1996 ; 321), situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya, mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan. Jika sistem nilai dan pandangan mereka terbatas pada kini dan di sini, maka upaya dan ambisinya terbatas pada hal yang sama.

Anda mungkin juga menyukai