Anda di halaman 1dari 2

Cara Menghitung Upah Lembur

Dasar yang dipakai dalam perhitungan ini adalah Keputusan Menakertrans NOMOR KEP. 102/MEN/VI/2004 TENTANG WAKTU KERJA LEMBUR DAN UPAH KERJA LEMBUR Yang dimaksud upah lembur adalah upah yang berhak diterima oleh pekerja atau buruh diluar waktu kerja yang telah ditentukan, yakni melebihi 7 (tujuh) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 8 (delapan) jam sehari, dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau upah yang diterima pada hari istirahat mingguan dan atau pada hari libur resmi yang ditetapkan Pemerintah. Upah lembur dihitung per-jam. Untuk mengetahui berapa upah lembur per-jam, maka harus diketahui dulu berapa upah pokok kita: (1) Jika upah pekerja/buruh dibayar secara harian, maka penghitungan besarnya upah sebulan adalah upah sehari dikalikan 25 (dua puluh lima) bagi pekerja/buruh yang bekerja 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau dikalikan 21 (dua puluh satu) bagi pekerja/buruh yang bekerja 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu. (2) Jika upah pekerja/buruh dibayar berdasarkan satuan hasil, maka upah sebulan adalah upah rata-rata 12 (dua belas) bulan terakhir. (3)Dalam hal pekerja/buruh bekerja kurang dari 12 (dua belas), maka upah sebulan dihitung berdasarkan upah rata-rata selama bekerja dengan ketentuan tidak boleh lebih rendah dari upah minimum. Cara perhitungan upah kerja lembur sebagai berikut : Upah sejam adalah 1/173 kali upah sebulan. Angka 1/173 didasarkan pada perhitungan sbb: Dalam satu tahun ada 52 minggu Jadi dalam 1 bulan = 52/12 = 4,333333 minggu. Total jam kerja/minggu = 40 jam Jadi Total jam kerja dalam 1 bulan = 40 X 4,33 = 173,33 dibulatkan menjadi 173 jam maka untuk menghitung upah per jam yaitu upah perbulan / 173 Misal Upah jam sebulan Mr. James adalah Rp. 1.300.000,- maka upah se-jam Mr.James adalah 1.300.000 / 173 = 7.514.,5 Upah yang dijadikan patokan dalam penghitungan upah lembur adalah GP (gaji pokok) ditambah Tunjangan Tetap, sementara Tunjangan Tidak Tetap tidak bisa dipakai sebagai dasar perhitungan upah lembur. Untuk memudahkan perumusan maka secara simpel boleh kita rumuskan sbb: L1 = 1,5 kali upah sejam L2 = 2 kali upah sejam. L3 = 3 kali upah sejam. L4 = 4 kali upah sejam

Melihat rumusan diatas maka perhitungan upah lembur untuk yang hari kerjanya 6 hari dapat dilihat sbb; 1. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja maka perhitungannya adalah: 1 Jam pertama dihitung (L1), 6 jam berikutnya dihitung (L2) 2. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi maka : 7 (tujuh) jam pertama dihitung (L2) jam ke 8 (delapan) dihitung (L3) dan jam ke 9 (sembilan) dst dihitung (L4) Sementara perhitungan upah lembur untuk yang hari kerjanya 5 hari dapat dilihat sbb; 1. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja maka perhitungannya adalah: 1 Jam pertama dihitung (L1), jam berikutnya dihitung (L2) 2. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi maka : 8 (delapan) jam pertama dihitung (L2) jam ke 9 (sembilan) dibayar (L3) dan jam ke 10 (sepuluh) dst dihitung (L4) Contoh penghitungan: Gaji pokok James adalah Rp.1.250.000 tunjangan tetapnya sebesar Rp.50.000,-. James bekerja dengan sistem 6 hari kerja. Bulan ini james lembur terusan (lembur pada hari kerja) sebanyak 3 hari masing-masing 4 jam, serta pada saat hari libur kerja james lembur 1 hari selama 10 jam! Dari pernyataan tsb didapat: L1 sebanyak 3 jam L2 sebanyak 16 jam L3 sebanyak 1 jam L4 sebanyak 2 jam Upah sejam james adalah = 1.300.000/173 = Rp.7.514,5 Dengan demikian maka: L1 = 3 x 1.5 x 7.514,5 = 33.815,5 L2= 16 x 2 x 7.514,5 = 240.464,0 L3= 1 x 3 x 7.514,5 = 22.543.5 L4= 2 x 4 x 7.514,5 = 60.116,0 Jadi total upah lembur james adalah: = L1 + L2 + L3 + L4 = 33.815,5 + 240.464,0 + 22.543,5 + 60.116,0 = Rp. 356.939,0 Demikian semoga bermanfaat, mohon dikoreksi bila ada kesalahan.

Anda mungkin juga menyukai