Biasanya disebabkan oleh bakteri streptokokus grup A. Namun bakteri lain seperti N. gonorrhoeae, C.diphtheria, H. influenza juga dapat menyebabkan faringitis. Apabila disebabkan oleh infeksi virus biasanya oleh rhinovirus, adenovirus, parainfluenza virus dan coxsackie virus. Gejala dan tanda yang sering muncul pada faringitis adalah: nyeri tenggorokan dan nyeri menelan Tonsil (amandel) yang membesar Selaput lendir yang melapisi faring mengalami peradangan berat atau ringan dan tertutup oleh selaput yang berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah Demam Pembesaran kelenjar getah bening di leher Peningkatan jumlah sel darah putih. Gejala tersebut bisa ditemukan pada infeksi karena virus maupun bakteri, tetapi lebih merupakan gejala khas untuk infeksi karena bakteri. Faringitis Virus Biasanya tidak ditemukan nanah di tenggorokan Demam ringan atau tanpa demam Jumlah sel darah putih normal atau agak meningkat Kelenjar getah bening normal atau sedikit membesar Tes apus tenggorokan memberikan hasil negatif Pada biakan di laboratorium tidak tumbuh bakteri Faringitis Bakteri Sering ditemukan nanah di tenggorokan Demam ringan sampai sedang Jumlah sel darah putih meningkat ringan sampai sedang Pembengkakan ringan sampai sedang pada kelenjar getah bening Tes apus tenggorokan memberikan hasil positif untuk strep throat Bakteri tumbuh pada biakan di laboratorium
Diagnosa Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan terhadap apus tenggorokan skrining terhadap bakteri streptokokus leukositosis Pengobatan Untuk mengurangi nyeri tenggorokan diberikan obat pereda nyeri (analgetik) seperti asetaminofen,obat hisap atau berkumur dengan larutan garam hangat. Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak dan remaja yang berusia dibawah 18 tahun karena bisa menyebabkan sindroma Reye.
Jika diduga penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik. Penting bagi penderita untuk meminum obat antibiotik sampai habis sesuai anjuran dokter, agar tidak terjadi resistensi pada kuman penyebab faringitis. Untuk mengatasi infeksi dan mencegah komplikasi (misalnya demam rematik), jika penyebabnya streptokokus, diberikan tablet penicillin. Jika penderita memiliki alergi terhadap penicillin bisa diganti dengan erythromycin atau antibiotik lainnya. Sumber : http://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/faringitis.pdf
Hipokalemia
Definisi Hipokalemia merupakan suatu keadaan di mana konsentrasi kalium dalam darah kurang dari 3,8 mEq/L darah. Penyebab Ginjal yang normal dapat menahan kalium dengan baik. Jika konsentrasi kalium darah terlalu rendah, biasanya disebabkan oleh ginjal yang tidak berfungsi secara normal atau terlalu banyak kalium yang hilang melalui saluran pendernaan (karena diare, muntah, penggunaan obat pencahar dalam waktu yang lama atau polip usus besar). Hipokalemia jarang disebabkan oleh asupan yang kurang karena kalium banyak ditemukan dalam makanan sehari-hari. Kalium bisa hilang lewat air kemih karena beberapa alasan. Yang paling sering adalah akibat penggunaan obat diuretik tertentu yang menyebabkan ginjal membuang natrium, air dan kalium dalam jumlah yang berlebihan. Pada sindroma Cushing, kelenjar adrenal menghasilkan sejumlah besar hormon kortikosteroid termasuk aldosteron. Aldosteron merupakan hormon yang menyebabkan ginjal mengeluarkan kalium dalam jumlah besar. Ginjal juga mengeluarkan kalium dalam jumlah banyak pada orang-orang yang mengonsumsi sejumlah besar kayu manis atau mengunyah tembakau tertentu. Penderita sindroma Liddle, sindroma Bartter dan sindroma Fanconi terlahir dengan penyakit ginjal bawaan di mana mekanisme ginjal untuk menahan kalium terganggu. Obat-obatan tertentu seperti insulin dan obat-obatan asma (albuterol, terbutalin dan teofilin) meningkatkan perpindahan kalium ke dalam sel dan mengakibatkan hipokalemia, tetapi pemakaian obat-obatan ini jarang menjadi penyebab tunggal terjadinya hipokalemia.
Gejala Hipokalemia ringan biasanya tidak menyebabkan gejala sama sekali. Hipokalemia yang lebih berat (kurang dari 3 mEq/L darah) bisa menyebabkan kelemahan otot, kejang otot dan bahkan kelumpuhan. Irama jantung mnejadi tidak normal, terutama pada penderita penyakit jantung.
Diagnosa Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan darah dan gejala-gejalanya. Pengobatan Kalium biasanya dapat dengan mudah digantikan dengan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung kalium atau dengan mengonsumsi garam kalium (kalium klorida) peroral. Kalium dapat mengiritasi saluran pencernaan, sehingga diberikan dalam dosis kecil, beberapa kali sehari. Sebagian besar orang yang mengonsunsi diuretik tidak memerlukan tambahan kalium, tetapi secara periodik dapat dilakukan pemeriksaan ulang dari konsentrasi kalium darah sehingga sediaan obat dapat diubah bilamana perlu. Pada hipokalemia berat, kalium bisa diberikan secara intravena. Hal ini dilakukan dengan sangat hati-hati dan biasanya hanya dilakukan di rumah sakit untuk menghindari kenaikan kadar kalium yang terlalu tinggi. Sumber : http://medicastore.com/penyakit/289/Hipokalemia_kadar_kalium_yang_rendah_dalam_da rah.html Oya ini ada juga sumber hipokalemia isinya lumayan sih tp kopasannya hasilnya yg beneran keliatan banget kl ngopas,jelek bgt susunannya. jd ga kucantumin : http://www.scribd.com/rgiusman/d/76936581-HIPOKALEMIA