BAB.I PENDAHULUAN
Penganggaran Modal Suatu Konsep Investasi Dikatakan sebagai suatu konsep investasi, sebab penganggaran modal melibatkan suatu pengikatan (penanaman) dana di masa sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan yang dikehendaki di masa mendatang. Investasi adalah pengkaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Dalam penggantian atau pembahasan kapasitas pabrik misalnya : dana yang sudah ditanamkan akan terikat dalam jangka waktu yang panjang, sehingga perputaran dana tersebut kembali menjadi uang tunai tidak dapat terjadi dalam waktu satu atau dua tahun, tetapi dalam jangka waktu yang lama.. Investasi dapat dibagi menjadi empat golongan : 1. Investasi yang tidak menghasilkan laba (non-profit investment) 2. Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non-measurable profit investment) 3. Investasi dalam penggantian equipmen (replacement investment) 4. Investasi dalam perluasan usaha (expansion investment) Ada beberapa metode untuk menilai perlu tidaknya suatu investasi atau untuk memilih berbagai macam alternative investasi. Berikut ini empat metode untuk menilai suatu usulan investasi: 1. 2. 3. 4. Pay-back Method. Average Return on Investment Present Value Discounted Cash Flows.
Penganggaran Modal
Kelompok 5
B.
Penganggaran Modal
Kelompok 5
maka investasi jenis ini tidak memerlukan pertimbangan ekonomis sebagai kriteria untuk mengukur perlu tidaknya pengeluara tersebut. Investasi yang Tidak Dapat Diukur Labanya Investasi ini dimaksudkan untuk menaikan laba, namun laba yang diharapkan akan diperoleh perusahaan dengan adanya investasi ini sulit untuk dihitung secara teliti. Sebgai contoh adalah pengeluaran biaya promosi produk untuk jangka panjang, biaya penelitian dan pengembangan, dan biaya program pelatihan dan pendidikan karyawan. Sulit untuk mengukur tambahan laba yang diperoleh dengan adanya biaya pengeluaran promosi produk, begitu juga sulit untuk mengukur penghematan biaya (kerena adanya efisiensi) akibat adanya program pelatihan dan pendidikan karyawan. Biasanya yang dipakai sebagai pedoman dalam mempertimbangkan jenis investasi ini adalah presentase tertentu dari hasil penjualan (untk biaya promosi produk), presentase tertentu dari laba bersih perusahaan (untuk biaya penelitian dan pengembangan), investasi yang sama yang dilakukan oleh perusahaan pesaing, dan juga uang kas yang tersedia. Investasi Dalam Penggantian Mesin dan Ekuipmen Investasi jenis ini meliputi pengeluaran untuk penggantian mesin dan ekuipmen yang ada. Dalam pemakaian mesin dan ekuipmen, pada suatu saat akan terjadi biaya opersi mesin dan ekuipmen menjadi lebih besar dibandingkan dengan biaya operasi jika mesin tersebut diganti dengan yang baru, atau produktivitasnya tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan. Pada saat ini operasi dengan menggunakan mesin dan ekuipmen yang ada menjadi tidak ekonomis lagi. Informasi penting yang perlu dipertimbangkan dalam keputusan penggantian mesin dan ekuipmen yang ada adalah informasi akuntansi diferensial yang berupa aktiva diferensial dan biaya diferensial. Pengantian mesin dan ekuipmen biasanya dilakukan atas dasar pertimbangan adanya menghemat biaya (biaya diferensial) yang diperoleh atau adanya kenaikan produktivitas (pendatapan diferensial) dengan adanya penggantian tersebut. Investasi Dalam Perluasan Usaha Invenstasi jenis ini merupakan pengeluaran untuk menambah kapasitas produksi atau operasi menjadi lebih besar dari sebelumnya. Tambahan kapasitas akan memerlukan aktiva diferensial berupa tambahan investasi dan akan menghasilkan pendapatan diferensial, yang berupa tambahan pendapatan (revenues), serta memerlukan biaya diferensial, yang berupa tambahan biaya karena tambahan kapasitas. Untuk memutuskan jenis investasi ini, yang perlu dipertimbangkan adalah apakah aktiva diferensial yang diperlukan untuk perkuasan usaha diperkiran akan menghasilkan laba diferensial (yang merupakan selisih antara pendapatan diferensial dengan biaya diferensial) yang jumlahnya memadai. Kriterian yang perlu dipertimbangkan adalah taksiran laba masa yang akan datang (yang merupakan selisih pendapatan dengan
3
Penganggaran Modal
Kelompok 5
biaya) dan kembalian investasi (return on investment) yang kan diperoleh karena adanya investasi tersebut. C. Kriteria Penilaian Investasi Dalam penilaian usulan investasi, manajemen memerlukan informasi akuntansi diferensial sebagai salah satu dasar penting untuk menentukan pilihan investasi. Informais akuntansi diferensial tersebut dimasukkan kedalam suatu model pengambilan keputusan yang berupa kriteria penilaian investasi untuk memukinkan manajemen memilih investasi terbaik di antara aleternatif investasi yang tersedia. Investasi dipilih oleh manajemen berdasarkan model pengambilan keputusan yang mendasarkan pada jangka waktu pengambilan investasi atau kemampuan investasi dalam menghasilkan laba. Dalam keputusan penambahan aktiva tetap, informasi akuntansi manajemen yang dipertimbangkan adalah aktiva diferensial yang merupakan tambahan besarnya investasi yang dilakukan dalam aktiva tetap yang baru, dan pendapatan diferensil yang berupa tambahan pendapatan yang dihasilkan dengan adanya tambahan aktiva tetap tersebut, serta biaya diferensial yang berupa tambahan biaya yang akan dikeluarkan dalam mengoperasikan aktiva tetap tersebut. Dalam keputusan penggantian aktiva tetap yang didasarkan pada pertimbangan penghematan biaya, informasi akuntansi manajemen yang dipertimbangkan adalah biaya diferensial, yang merupakan penghematan biaya operasi dimasa yang akan datang sebagai akibat dari penggantian aktiva tetap tersebut. Ada beberapa metode untuk menilai perlu tidaknya suatu investasi atau untuk memilih berbagai macam alternative investasi. Berikut ini empat metode untuk menilai suatu usulan investasi: 5. 6. 7. 8. Pay-back Method. Average Return on Investment Present Value Discounted Cash Flows.
Payback Method
Metode ini sering pula disebut dengan istilah lain seperti payoff method dan pay out method. Faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu usulan investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali investasi. Rumusan perhitungan pay-back (dalam tahun) dapat dibagi menjadi dua kelompok : a. Rumus perhitungan pay-back period yang belum memperhitungkan unsur pajak penghasilan.
4
Penganggaran Modal
Kelompok 5
b.
Rumus perhitungan pay-back period yang memperhitungkan unsur pajak penghasilan. Rumus Perhitungan Pay-back Period yang Belum Memperhitungkan Unsur Pajak Penghasilan. Jika pajak penghasilan belum diperhitungkan dalam penentuan pay-back period, dalam investasi untuk perluasan usaha, pay-back period dihitung dengan rumus sebagai berikut : ( Contoh 1 : Tuan A mempunyai rencana akan menginvestasikan uangnya dalam usaha transport. Menurut rencana Tuan A akan membeli sebuah mobil penumpang dengan harga RP.72.000.000 (sudah termasuk bea balik nama). Untuk meperkirakan dalan jangka waktu beberapa tahun investasi tersebut akan kembali, Tuan A akan memperkirakan pendapatan diferensial dan biaya diferensial tunai per bulan dari usahanya sebagai berikut : Taksiran pendapatan diferensial Taksiran biaya diferensial tunai (berupa biaya keluar dari kantong) Laba tunai per bulan Rp. 5.000.000 3.000.000 (-) Rp. 2.000.000 )
Jika dampak pajak penghasilan akibat tambahan laba tunai tidak diperhitungkan dalam pengambilan keputusan, investasi tersebut akan kembali lagi dalam jangka waktu :
(contoh diatas adalah perhitungan Pay-back period jika laba tunai sama setiap perode) Contoh 2 : Suatu rencana investasi membutuhkan investasi mula-mula (aktiva diferensial) sebesar Rp. 30.000.000. diperkirakan laba tunai setelah pajak (pendapatan dikurangi biaya diferensial tunai) setian tahun selama lima tahun berturut-turut sebagai
Penganggaran Modal
Kelompok 5
berikut : Rp. 8.800.000, Rp. 7.200.000, Rp. 8.400.000, Rp. 8.800.000, dan Rp.6.800.000. perhitungan pay-back period disajikan sebagai berikut : Aliran Kas Tahun 1 2 3 4 5 Investasi Pay-back period dalam tahun 30.000.000 (8.800.000 + 7.200.000 + 8.400.000) 5.600.000 : 8.800.000 = 0,60 Jumlah Rp. 8.800.000 Rp. 7.200.000 Rp. 8.400.000 Rp. 8.800.000 Rp. 6.800.000 Investasi yang ditutup Rp. 8.800.000 Rp. 7.200.000 Rp. 8.400.000 Rp. 5.600.000 Rp. 30.000.000 Pay-back period (dalam tahun) yang diperlukan 1,0 1,0 1,0 0,6 3,6
(Contoh diatas adalah perhitungan pay-back period jika laba tunai tidak sama setiap periode)
Rumus Perhitungan Pay-back Period yang Memperhituungkan Unsur Pajak Penghasilan Jika dampak pajak penghasilan diperhitungkan, maka penentuan pay-back period dilakukan dengan rumus berikut ini : ( Contoh 1: Dalam Tahun 19X1 akan mengganti sebuah truk yang dimilikinya sekarang dengan truk baru. Penggantian ini akan dilakukan berdasarkan pertimbangan penghematan biaya dengan pemakaian truk baru tersebut. Jika dalam satu tahun diperkirakan jarak yang ditempuh sebuah truk sebanyak 180.000 Km, maka taksiran biaya diferensial berupa penghematan biaya dengan pemakaian truk baru dibandingkan dengan truk lama di sajikan sebagai berikut. Biaya Truk Biaya Truk Biaya Lama Baru Diferensial Biaya bahan bakar premium 45.000 Lt X Rp.70 Rp. 3.150.000 Biaya bahan bakar solar 18.000 Lt X Rp.25 Rp. 450.000 Rp. 2.700.000
6
Penganggaran Modal
Kelompok 5
Biaya reparasi & pemeliharaan Biaya Diferensial Harga beli truk lama Akumulasi depresiasi Nilai Buku truk lama Taksiran harga jual truk lama
Rp. 500.000 Rp. 3.200.000 Rp. 3.000.000 2.000.000 Rp. 1.000.000 700.000 Rp. 300.000
Dalam perhitungan pay-back period terdapat dua unsur yang diperhitungkan : 1. 2. Pengeluaran kas bersih (net cash outlays) Penghemat tunai (cahs saving)
Contoh pengeluaran kas bersih (net cash outlays) Dalam investasi tersebut diatas, pada saat penggantian , disatu pihak Perusahaan akan memperoleh aktiva diferensial dengan pengeluaran uang untuk membeli truk baru sebesar Rp. 5.000.000, namun di lain pihak akan terdapat biaya kesempatan (opportunity costs) Karena perusahaan akan menerima uang hasil penjualan truk lama Rp.700.000 dan penghemat pajak sebesar Rp. 105.000 sebagai akibat terjadinya kerugian akibat penjualan truk lama. Menurut undang-undang pajak penghasilan, kerugian akibat penjualan aktiva tetap dapat diperhitungkan dalam penentuan laba kena pajak jika memenuhi syarat-syarat tertentu. Jika tarif pajak penghasilan yang dikenakan terhadap perusahaan tersebut sebesar 35% dari laba kena pajak, maka berarti penghematan pajak dalam investasi penggantian truk tersebut adalah sebesar Rp. 105.000 (35%XRp.300.000). Aktiva diferensial (Harga beli truk baru) Rp. 5.000.0000
Biaya kesempatan (oppoutunity costs) Hasil penjualan truk lama Penghematan pajak atas Kerugian penjualan truk lama : 35% X Rp.300.000*) Pengeluaran kas bersih (net cash outlay) Biaya diferensial tunai (penghematan tunai) per tahun Penghemat biaya operasi tunai truk per tahun
Rp. 700.000
Rp. 3.200.000
7
Penganggaran Modal
Kelompok 5
Kenaikan pajak penhasilan Kenaikan pajak (tax loss) karena adanya Penghematan biaya operasi truk = 35% X Rp. 3.200.000 Rp.1.120.000 Penghemat pajak (Tax saving) karena Kenaikan biaya depresiasi truk per tahun 35% X Rp. 1.000.000 350.000 Jumlah kenaikan pajak per tahun Biaya diferensial tunai dan pajak (penghematan Tunai atau cash savings) per tahun Pay-back period (4.195.000/2.430.000)
770.000
Contoh Penghematan Tunai (Cash Saving) Biaya diferensial yang berupa penghematan tunai yang diperoleh perusahaan setiap tahun dari operasi truk baru tersebut adalah sebesar Rp. 3.200.000. tetapi dengan adanya penghematan biaya ini, dalam tahun-tahun berikutnya sejak saat penggantian, perusahaan akan memayar pajak penghasilan yang lebih besar. Dalam hal turunnya pajak yang terjadi setalah penggantian truk karena adanya kenaikan biaya depresiasi dianggap bahwa sisa umur truk lama sama dengan umur ekonomis truk baru, dan nilai buku truk baru sama dengan nol. Kenaikan biaya depresiasi pada tahun-tahun setelah penggantian disajikan sebagai berikut.
Saat penggantian truk Rp.1.250.000 Rp.1.250.000 Tahun 1 Tahun 2 Nilai buku truk Lama Rp. 1.000.000 Rp. 250.000 Rp. 250.000 Tahun 1 Tahun 2 Turunnya laba Kena pajak Rp.1.000.000 Rp.1.000.000 Tahun 1 Tahun 2
Biaya depresiasi truk baru Rp.1.250.000 Tahun 3 Rp.1.250.000 Tahun 4 Biaya depresiasi truk lama seandainya truk lama masih dipakai
Rp.1.000.000 Tahun 3
Rp.1.000.000 Tahun 4
Biaya depresiasi truk per tahun menjadi lebih tinggi Rp. 1.000.000 dan akibatnya laba kena pajaklebih rendah dalam jumlah yang sama.
Penganggaran Modal
Kelompok 5
Kebaikan dan Kelemahan Payback Method Kebaikan 1) 2) Digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi dengan resiko yang besar dan sulit. Dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi yang mempunyai rate of return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu pengembaliannya cepat. Cukup sederhana untuk memilih usul-usul investasi.
3)
Kelemahan 1) 2) Tidak memperhitungkan nilai waktu uang Metode ini tidak memperhatikan pendapatan selanjutnya setelah investasi pokok kembali.
Lama sesudah pajak sama dengan laba tunai (cash profit) dikurangi dengan biaya depresiasi (capital recovery). Oleh karena itu rumus perhitungan tariff kembalian investasi (rate of return on investment) adalah :
Contoh Suatu proyek investasi memerlukan investasi mula-mula Rp. 10.000.000. umur ekonomis proyek diperkirakan 10 tahun, tanpa nilai residu pada akhir tahun kesepuluh. Diperkirakan setiap tahun akan dapat diperoleh kas masuk (cash inflows) rata-rata sebesar Rp. 4.000.000 sedangkan kas keluar (cash outlows), termasuk pajak, rata-rata sebesar Rp. 2.500.000.
9
Penganggaran Modal
Kelompok 5
( = 5%
Jika dalam rumus tariff kembalian investasi tersebut di atas di pakai investasi rata-rata (average capital investment) sebagai penyebut, maka ada dua macam cara perhitungan rata-rata yang dapat ditempuh : a. Investami mula-mula ditambah investasi pada akhir tahun ke-10 dibagi dua : ( ( = 10 % b. Diperhitungkan investasi rata-rata stiap tahun dan dalam jumlah investasi rata-rata setiap tahun kemudian dibagi dengan umur ekonomis proyek. Contoh perhitungan investasi rata-rata adalah sebagai berikut : Investasi rata-rata pada tahun ke-1 : Investasi mula-mula Investasi pada akhir tahun ke-1 = 10.000.000-1.000.000 Rata-rata investasi pada tahun ke-1= (10.000.000-9.000.000): 2 Investasi rata-rata pada tahun ke-2: Investasi awal tahun ke-2 Investasi pada akhirtahun ke-2 = 9.500.000-1.000.000 Rata-rata investasi pada tahun ke-2 (9.500.000 + 8.500.000) : 2 Investasi rata-rata pada tahun ke-3: Investasi awal tahun keInvestasi pada akhirtahun ke-3 = 8.500.000-1.000.000 Rata-rata investasi pada tahun ke(8.500.000 + 7.500.000) : 2 ) ( ) )
Dan perhitungan investasi rata-rata selama umur ekonomis proyek dapat diliha sebagai berikut. Saldo investasi pada awal tahun (Rp. Capital recovery (biaya depresiasi) Saldo investasi pada akhir tahun (Rp. 1.000) Investasi rata-rata pada tahun (Rp.1.000)
Tahun
10
Penganggaran Modal
Kelompok 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1o
1.000) (Rp. 1.000) Rp. 10.000 Rp. 1.000 9.000 1.000 8.000 1.000 7.000 1.000 6.000 1.000 5.000 1.000 4.000 1.000 3.000 1.000 2.000 1.000 1.000 1.000
Rp. 9.000 8.000 7.000 6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 0
Rp. 9.500 8.500 7.500 6.500 5.500 4.500 3.500 2.500 1.500 500
Rp.50.000
( ( = 10 %
( )
Kriteria Penilaian. a. b. Suatu investasi akan diterima jika tarif kembalian investasinya dapat memenuhi batasan yang ditetapkan manajer. Jika Pengambilan Keputusan belum memiliki batasan tarif kembalian investasi, maka dari beberapa investasi yang diusulkan dipilih adalah yang memberikan tingkat kembalian yang terbesar.
Kebaikan Metode Rata-rata Kembalian Investasi. - Metode ini telah memperhitungkan aliran kas selama umur proyek investasi.
Kelemahan Metode Rata-rata Kembalian Investasi a. b. c. Tidak memperhitungkan nilai waktu uang. Dipengaruhi oleh penggunaan metode depresiasi. Metode tidak dapat diterapkan jika investasi dilakukan dalam beberapa tahap.
11
Penganggaran Modal
Kelompok 5
diferensial tunai, yang merupakan penghematan biaya operasi tunai di masa yang akan datang sebagai akibat dari penggantian aktiva tetap tersebut.
Penghematan biaya tunai yang diperoleh (biaya diferensial tunai) dengan adanya penggantian aktiva tetap tersebut dikurangi atau ditambah dengan dampak pajak penghasilan akibat biaya diferensial selama umur ekonomis aktiva tetap kemudian dinilaitunaikan dengan tarif kembalian tertentu.
Kriteria Penilaian : Apabila jumlah nilai tunai tersebut lebih besar dari aktiva dirensial, maka usulan investasi tersebut dianggap mengun tungkan. Dan sebaliknya.
. (1+I)n
Keterangan :
NT AK i. n
Faktor 1/(1+i)n tercantum dalam suatu daftar bunga yang dibuat untuk berbagai tarif kembalian dan janga waktu. Nilai Tunai Rp 1,00 p. n. 1 2
12
1%
2%
4%
6%
8%
10%
0,990 0,980
0,980 0,961
0,962 0,925
0,943 0,980
0,926 0,857
0,909 0,826
Penganggaran Modal
Kelompok 5
3 4 5
Jadi uang Rp 1 yang akan diterima pada akhir tahun ke-3, apabila dinilaitunaikan sekarang pada tariff kembalian 2% per tahun akan menjadi bernilai Rp. 1/1,0233
Contoh : Mr Frenky merencanakan untuk menginvestasikan dananya untuk pembelian Mesin Giling seharga Rp. 300.000.000,- . Mesin tersebut diperkirakan berumur 5 tahun tanpa nilai residu pada akhir tahun. Atas dasar aliran kas masuk bersih diperkirakan sebesar Rp. 65.000.000 per tahun, dengan tarif kembalian 10% per tahun. Berdasarkan informasi tersebut, keputusan apa yang harus diambil dari investasi tersebut, jika digunakan Present Value Method ? Perhitungan Nilai Tunai Kas Masuk Bersih Present Value Method Tahun 1 2 3 4 5 Kas Masuk Bersih Rp. 65 juta Rp. 65 juta Rp. 65 juta Rp. 65 juta Rp. 65 juta Jml Nilai Tu0,909 0,826 0,751 0,683 0,621 Nai Kas Bersih Tarif Kembalian. Nilai Tunai Kas Masuk Bersih Rp. 59.085.000 Rp. 53.690.000 Rp. 48.815.000 Rp. 44.395.000 Rp. 40.365.000 Rp. 246.350.000
Kesimpulan : Investasi sebaiknya ditolak, karena aliran kas masuk bersih lebih kecil dari nilai investasi yang ditanam- kan. Kebaikan Present Value Method
13
Penganggaran Modal
Kelompok 5
1. Metode ini memperhitungkan nilai waktu uang 2. Dalam present value method semua aliran kas selama umur proyek investasi diperhitungkan dalam pengambilan keputusan investasi. Kelemahan present value method 1. Membutuhkan perhitungan yang cermat dalam menentukan tariff kembalian investasi. 2. Dalam membandingkan dua proyek investasi yang tidak sama jumlah investasi yang ditanamkan di dalamnya, nilai tunai aliran kas bersih dalam rupiah tidak dapat dipakai sebagai pedoman.
Contoh : Investasi direncanakan sebesar Rp. 4.600.000. umur ekonomis investasi diperkirakan 4 tahun. Kas masuk brsih dari investasi (penadapatan diferensial dikurangi dengan biaya diferensial tunai dan pajak penghasilan atas biaya diferensial tidak tunai) diperkirakan selama 4 tahun adalah sebagai berikut : Tahun 1 2 3 4 Kas Masuk Bersih Rp. 1.800.000 1.600.000 1.500.000 1.400.000 Rp. 6.300.000
Dari contoh diatas maka tariff kembalian akan dihitung dengan menggunakan cara sebagai berikut: a. Memilih tariff kembalian secara sembarang, yang jika digunakan untuk menilaitunaikan aliran kas masuk bersih akan menghasilakan jumlah nilai tunai kas masuk bersih yang mendekati jumlah investasi. b. Mengadakan interpolasi untuk menentukan tariff kembalian yang tepat. metode coba-coba untuk menentukan pada tariff kembalian 14
Penganggaran Modal
Kelompok 5 Nilai tunai kas masuk bersih pada tariff kemabilan 10% (1) X (2) (3) Rp. 1.636.000 1.321.600 1.126.500 956.000 Rp.5.040.500 Nilai tunai kas masuk bersih pada tariff kembalian 15% (1) X (4) (5) Rp.1.566.000 1.209.600 987.000 800.800 Rp.4.563.800
Tahun 1 2 3 4
Nilai tunai Rp.1 pada tariff kembalian 10% (2) 0,909 0,826 0,751 0,684
Nilai tunai Rp.1 pada tariff kembalian 15% (4) 0,870 0,756 0,658 0,572
Dengan Interpolasi ini dapat menenukan berapa tariff kembalian secara tepat.
Nilai tunai kas masuk bersih yang Diterima setiap tahun selama 4 tahun Pada tariff kembalian 10%
Rp.5.040.000 Rp.440.500
Investasi
Rp.4.600.000
Rp.477.100=5%
Nilai tunai kas masuk yang Diterima setiap tahun selama 4 tahun Pada tariff kembalian 15%
Rp.4.563.400
15
Penganggaran Modal