Anda di halaman 1dari 6

Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah gangguan yang ditandai oleh kurangnya atensi, hiperaktivitas, perilaku impulsive

atau kombinasi dari karakteristik-karakteristik ini Kriteria ADHD (American Psyhciatric Association, 1994; Barkley 1998 ) 1. Tidak perhatian (inattention) Siswa mengalami kesulitan memusatkan dan mempertahankan perhatian terhadap tugas yang diberikan. Mereka juga mengalami masalah mendengarkan dan mengikuti arahan, membuat kesalahan yang ceroboh berulang kali, dan perhatianya mudah beralih ke aktivitas-aktivitas lain yang menarik 2. Hiperaktif Siswa tampak memiliki energy besar sekali. Mereka mudah gelisah lalu lalang di kelas pada saat yang tidak tepat, atau sulit bekerja atau bermain dengan lebih tenang. 3. Impulsif Siswa mengalami kesulitan mencegah perilaku yang tidak sesuai. Mereka berkata-kata tanpa berpikir terlebih dahulu, mulai mengerjakan tugas terlalu dini atau terlibat dalam perilaku yang beresiko atau destruktif tanpa

mempertimbangkan konsekuensi-konsekuensinya.

Siswa yang mengalami ADHD tidak harus selalu memperhatikan ketiga karakteristik ini sekaligus. Namun semua siswa yang mengalami ADHD agaknya memilki sebuah karakteristik yang sama : tidak mampu menahan pikiran atau tindakan yang tidak sesuai atau kedua-duanya (Barkley 1998, Casey 2001) Selain sikap tidak perhatian, hiperaktif dan impulsif siswa yang diidentifikasi mengalami ADHD juga memperlihatkan karakteristik-karakteristik berikut ini : 1. Imajinasi dan kretativitas luar biasa 2. Kesulitan dalam pemrosesan kognitif dan prestasi sekolah yang buruk 3. Masalah perilaku di kelas (misalnya mengganggu, tidak menaati aturan )

4. Kesulitan menfsirkan dan menganalisis berbagai situasi social 5. Memperlihatkan reaksi emosional yang lebih besar (seperti mudah tergugah, sikap bermusuhan ) dalam berinteraksi dengan teman-teman sebaya. 6. Jarang sekali menjalin hubungan pertemanan, kadangkala mendapat penolakan yang seketika dari teman-teman sebaya. 7. Memiliki kemungkinan lebih tinggi unruk mengonsumsi tembakau dan alcohol di masa remaja.

Beberapa siswa yang mengalami ADHD bisa juga mengalami kesulitan belajar atau juga gangguan emosi atau perilaku, sementara yang lain berbakat (Barkley, Conte 1991, R.E Reeve 1990). Simtom-simtom yang berkaitan dengan ADHD bisa berkurang di masa remaja tetapi sampai taraf tertentu bertahan selama masa sekolah yang membuat siswa kesulitan menangani tuntutan yang semakin meningkat untuk berperilaku mandiri dan bertanggung jawab di sekolah ( Barkley, 1998; Claude & Firestone, 1995; E.L Hart, Lahey, Loeber;Applegate & Frick, 1995). Karenanya siswa yang mengalami ADHD memiliki resiko lebih tinggi untuk putus sekolah dibandingkan siswa-siswa yang normal (Barkley, 1998) Beberapa saran untuk membantu siswa yang mengalami ADHD Modifikasi jadwal siswa dengan lingkungan kerja Simtom-simtom ADHD cenderung memburuk dari hari ke hari. Idealnya siswa mendapat mata pelajaran dan tugas-tugas yang sulit dikerjakan di pagi hari, bukan sore hari. Selain itu jauhkan meja siswa dari distraksi (misalnya jauhkan dari pintu dan jendela namun jangan terlalu dekat dengan teman sekelas) dan dekatkan tempat duduknya dengan guru, sehingga guru dapat memonitor, meningkatkan atensi, dan prestasi mereka (Barkley, 1998) Ajarkan strategi mempertahankan atensi

Siswa yang mengalami ADHD seringkali terbantu apabila mempelajari strategistrategi konkret untuk mempertahankan atensinya pada tugas yang diberikan (Buhcoff, 1990). Sebagai contoh meminta mereka untuk tetap mengarahkan pandanganya ke kita ketika kita memberikan arahan dan memberikan informasi baru. Kita juga dapat mendorong mereka berpindah ke tempat duduk baru apabila mereka banyak mengalami distraksi pandangan atau pendengarandi tempat duduk yang ditempati. Berikan wadah bagi mereka untuk menyalurkan energinya yang berlebihan Untuk membantu siswa agar dapat mengontrol energinya yang berlebih, kita menyelingi pekerjaan akademik yang tenang dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk melakukan latihan fisik (Pelleg & Bohn, 2005; Pfiffner & Barkley, 1998). Kita juga dapat dapat memberikan siswa siswa waktu untuk menenangkan diri sebelum meminta mereka terlibat dalam sebuah aktivitas yang membutuhkan konsentrasi (Pelleg & Horvart, 1995) Bantulah siswa mengelola dan menggunakan waktunya secara efektif Karakteristik mereka yang tidak perhatian dan hiperaktif, siswa ADHD seringkali mengalami kesulitan menyelesaikan tugas-tugas harian di kelas. Kita dapat menunjukkan kepada mereka bagaimana membuat daftar tugas-tugas yang harus dikerjakan dan membuat jadwal harian yang ditempatkan di atas meja belajar mereka. Kita juga dapat memcah tugas-tugas besar menjadi lebih sederhana (subtugas) dan menetapkan waktu yang pendek untuk setiap seubtugas tersebut.Kita juga dapat menyediakan sebuah folder didalamnya siswa mengirimkan tugas-tugas PR ke dan dari sekolah (Buchoff,1990; Pffiffner & Barkley, 1998)

Contoh kasus Amy yang Pendiam Pak Mahony telah mengajar taman kanak-kanak selama lima belas tahun dan telah belajar dari pengalaman bahwa banyak anak taman kanak-kanak awalnya mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, khususnya apabila sebelumnya mereka belum pernah memasuki tempat penitipan anak atau prasekolah. Namun Amy ini benar-benar membuatnya bingung. Setelah beberapa minggu berada di kelasnya, perilakunya tidak banyak berubah sejak pertama hari sekola. Amy tidak pernah berbicara, baik kepadanya maupun kepada anak-anak lain, meskipun ia mengajaknya berbicara langsung. Kadang-kadang ketika Amy ingin berkomunikasi mungkin untuk mengekpresikan ketertarikanya pada sebuah benda atau ketika merasa tertekan karena sesuatu, ia hanya melihat dan menunjuk sesuatu atau seseorang yang berada di dalam ruangan. Ia juga mengalami kesulitan mengikuti arahan-arahan sederhana, seakan-akan ia tidak mendengar apa yang baru saja dikatakan kepadanya. Ia kelihatanya tidak perhatian saat pelajaran membaca buku cerita dan sains yang diselenggarakan tiap hari di sekolah. Satu-satunya aktivitas yang yang menyenangkan baginya adalah seni dan ketrampilan. Ia bisa berjam-jam asyik melipat kertas, menggunakan krayon, gunting, lem dan hasi-hasil kreasinya seringkali penuh dengan cipta dan terperinci. Untuk mengidentifikasi sumber kesulitan Amy, Pak Mahoney bertemu dengan ibunya, seorang orangtua tunggal yang membesarkan lima anak lainnya. Amy juga jarang bicara di rumah, kata ibunya. Saya bekerja di dua tempat agar dapat memenuhi semua kebutuhan keluarga, dan saya tidak dapat meluangkan waktu sebanyak yang saya inginkan untuk berada bersama Amy. Meskipun demikian, kakak-kakaknya mengasuh dia dengan baik.Mereka agaknya selalu mengetahui apa yang diinginkan Amy dan selalu memberi apa yang dimintanya. Percakapan saya dengan si ibu tidak memberikan gagasan apapun mengenai bagaimana cara membantu Amy,:Kata Pak Mahoney dalam hati dalam perjalanan pulang kerumahnya. Tampak sekali bahwa pengasuh utama Amy adalah kakakkakaknya, yang mengerti dengan baik perilaku-perilaku nonverbalnya namun tidak

melakukan upaya apapun untuk mendorongnya berbicara. Besok, setiba di sekolah, hal pertama yang harus saya lakukan adalah merujuk Amy untuk menjalani evaluasi secara mendalam. Pak Mahoney menduga bahwa Amy mungkin memenuhi kualifikasi untuk memperoleh layanan pendidikan khusus. Apabila benar, kategori-kategori kebutuhan khusus manakah yang sekurang-kurangnya dialami Amy a) Kehilangan pendengaran b) Gangguan spectrum autism c) Gangguan bicara atau komunikasi d) Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) d- Kemampuan Amy untuk terlibat dalam proyek seni dan kerajinan selama periode waktu tertentu membuat orang sulit menduga bahwa ia mengidap ADHD. Perkambangan bahasa yang lambat kadangkala berhubungan dengan hilangnya pendengaran (alternatif a), autisme (alternatif b), serta gangguan percakapan dan komunikasi (alternatif c). Autisme (alternatif b) bisa namun tidak mesti menjelaskan bakat artistic Amy yang luar biasa. Beberapa anak yang mengalami autism memilki kemampuan bakat spasial dan kesadaran luar biasa mengenai detail yang diamati disekitar mereka. Strategi yang dapat diberikan Pak Mahoney untuk performa Amy di kelas Mengajarkan ketrampilan-ketrampilan akademis dasar (misalnya mengenali memperbaiki perilaku dan

huruf, konsep angka dasar) dalam konteks aktivitas seni dan kerajinan. Memberi kesempatan kepada Amy untuk bekerja dengan satu orang dewasa (misalnya bantuan dari seorang guru atau orang tua) dalam menegmbangkan ketrampilan bahasa lisan dasar. Idealny, seorang spesialis (misalnya seorang ahli patologi percakapan) dapat diajak berkonsultais mengenai strategi-strategi yang efektif.

Mengembangkan interaksi dengan teman-teman kelas, merancang satu aktivitas atau lebih dimana para siswa bekerja secara berpasangan, memasangkan Amy dengan seorang siswa yang memiliki ketrampilan sosial yang tinggi).

Omrod, Jeane Ellis. 2009. Psikologi Pendidikan Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai