Anda di halaman 1dari 75

KONSEP CAIRAN TUBUH DAN ELEKTROLIT

Yudi Purnomo, M.Kes, Apt Blok KCEAB Program Pendidikan Dokter Universitas Islam Malang

AIR (SOLVEN OF LIFE)

Air bahan paling banyak dlm sel hidup 70% berat sel & sebagian besar reaksi biokimiawi dalam sel berlangsung di lingkungan air. Hampir semua organisme memiliki struktur mendekati sifat khusus air kemampuan membentuk ikatan Hidrogen, Polaritas & Tegangan permukaan.

FUNGSI AIR
Sebagai medium untuk reaksi-reaksi biokimia yg mendasari kehidupan suatu sel Memindahkan berbagai senyawa melintas membran sel Mempertahankan suhu tubuh Membuat cairan-cairan pencernaan Melarutkan sisa-sisa metabolisme untuk dibuang

KELUAR MASUKNYA CAIRAN TUBUH


INTAKE
METABOLISME 300 ml

OUTPUT
G.I, KULIT, PARU 1000 ml

AIR MINUM 1000 ml

GINJAL 1500 ml

MAKANAN 1200 ml

TOTAL 2500 ml

TOTAL 2500 ml

KEPENTINGAN BIOLOGIS AIR :


Air

berguna mempertahankan konstannya suhu internal dg tingginya panas penguapan & kemampuan panas spesifik Panas penguapan menyatakan banyak kalori yang diserap bila satu gram cairan menguap Kemampuan panas spesifik menyatakan banyak kalori yang diperlukan untuk kenaikan satu gram senyawa 10C

KEPENTINGAN BIOLOGIS AIR


Tubuh : - 60 % air - 40 % zat padat : KBH : 1,5 %, Protein : 17 % Lipid : 13,8 % Volume cairan tubuh bervariasi menurut : - Usia - Jenis Kelamin - Prosentase Lemak tubuh

KEPENTINGAN BIOLOGIS AIR

Proposi cairan tubuh seiring : - Pertambahan usia - Wanita < Pria o.k jaringan lipid sedikit air
Neonatus & bayi rentan kehilangan air, misal kasus dehidrasi akut o.k diare, matahari

KEPENTINGAN BIOLOGIS AIR

Dengan sifat air tersebut organisme dapat membuang atau menyerap panas sesuai kondisi lingungannya, Air juga berguna sebagai pelarut senyawasenyawa ion seperti garam maupun bukan ion seperti gula dan senyawa alkohol sederhana.

CAIRAN TUBUH DAN DISTRIBUSINYA


Cairan Intrasel : 40% Cairan Tubuh : 60 % Cairan Ekstrasel : 20 % Plasma darah : 5 % Cairan Interstisiel :12% Cairan Limphe : 2,5 % Cairan Serebrospinal : 0,5 %

A. B.

C.

PLASMA CAIRAN INTERSTISIAL CAIRAN INTRASEL

DISTRIBUSI CAIRAN TUBUH DAN FUNGSINYA


Air melintasi membran sel dengan bebas Transpor elektrolit & zat lain terbatas melalui membran. Makromolekul : protein plasma tak mampu melintasi dinding kapiler Mikromolekul : air, elektrolit, asam amino dapat melintasi dinding kapiler

DISTRIBUSI CAIRAN TUBUH DAN FUNGSINYA


Perubahan volume darah sirkulasi cairan ekstraseluler dikompensasi cairan intrasel Cairan intra sel : terlibat proses metabolik yg mengubah nutrien energi. Cairan ekstra sel : - Mempertahankan sistem sirkulasi - Mengangkut nutrien ke dalam sel - Membuang zat sisa

PENGUKURAN CAIRAN TUBUH


Mengukur

BB (1 kg BB ~ 1 lt air)

Pengukuran

distribusi cairan tubuh : Cairan tubuh total dengan : Deuterium oksida (D2O) Tritium oksida Cairan ekstrasel dengan : Evans blue

PENGUKURAN CAIRAN TUBUH


Plasma

/ darah Eritrosit dengan fosfor radioaktif (32p) Albumin dengan Yod RA (131 Y)

Cairan interstisel Dengan manitol dan inulin (dikoreksi 25% dari ekstrasel jaringan penyambung padat & tulang rawan)

ZAT TERLARUT DALAM CAIRAN TUBUH


-

Pengarahan distribusi cairan - Mempertahankan keseimbangan asam & basa

Unit konsentrasi yang sama

Ekuivalen (Eq/L mEq/L)

ZAT KIMIA DALAM CAIRAN TUBUH

Tak disosiasi (urea, dekstrose, kreatinin) Disosiasi Elektrolit / Ion Kation (Na+, K+, Ca++) Anion (Cl-, HCO3-, HPO4-, SO4-)
mEq / L mgr / L Valensi BA

Contoh : 100 ml plasma mengandung 10 mgr Ca (BA Ca = 40, valensi = 2) Dalam10 2 plasma mengandung : 10 =
40

mengandung : = 5 mEq/L.Ca

Valensi Ca = 2 Tiap m mol Ca ~ 2mEq

CONTOH SOAL
Plasma mengandung 2 mEq/L Mg BA Mg = 24 valensi Mg =2 Berapa : mgr/dl plasma Mmol mg/dl plasma ELEKTROLIT Na+ K+ Ca++ Mg+ ClVALENSI 1 1 2 2 1 BA 23 39 40 24 35,5

HPO42 (80%)
H2PO4 (20%) SO42

2
1 2

96
97 96

mg% mEq/L Elektrolit Na+ Dikalikan 0,435 Dibagi 2,30

mEq/L mg% Dikalikan 2,3 Dibagi 0,435

K+
Mg++ Ca-

0,256
0,820 0,500

3,91
1,22 2,00

3,91
1,22 2,00

0,256
0,820 0,500

ClHCO3-

0,282
0,164

3,55
6,10

3,55
6,10

0,282
0,164

PERUBAHAN mg % ke mEq / L dan SEBALIKNYA

ELEKTROLIT PLASMA (mEq / L)


Na+ K+ Ca++ Mg++ ClHPO43 136 145 3.5 5 4.3 5.3 1.5 2.5 100 106 2.6 3.2

HCO3-

24 31

CAIRAN INTRASEL

KATION
Na+ K+ Mg++ Cl-

ANION

m.Eq/L
10 160 35 2 8 140 55

HCO3HPO42 PROTEIN-

TOTAL KATION : 205 m. Eq / L ANION : 205 m. Eq / L

CAIRAN EKSTRASEL

PLASMA
KATION Na+ K+ Mg++ ANION 142 4 3 5

CAIRAN INTERSTISIAL
m.Eq/L KATION Na+ K+ Mg++ Ca++ ANION m.Eq/L 145 4 2 3

ClHCO3HPO42 SO4QS. ORGANIK

103
27 2 1 5 16

ClHCO3HPO42 SO4QS. ORGANIK

115
30 2 1 5 1

PROTEIN-

PROTEINTOTAL KATION= 154 m. Eq / L

TOTAL KATION = 154 m. Eq / L

ELEKTROLIT INTRA & EKSTRA SELULER


Kadar elektrolit di dalam & luar sel berbeda o.k membran sel mengatur transpor elektrolit. Cairan intrasel dominan : Kalium (K), Magnesium (Mg), ion Fosfat (HPO4) Cairan Ekstraselular dominan : ion Natrium (Na) dan Klorida (Cl).

ELEKTROLIT INTRA & EKSTRA SELULER


Cairan interstisial & plasma Sama2 cairan ekstraselular tapi kadar protein berbeda. Plasma darah mengandung protein, cairan interstisial sangat sedikit protein Protein plasma juga memegang air di dalam pembuluh darah Plasma ? Serum ? Hematokrit ?

CALCIUM
Mineralisasi Tulang & Gigi Pembekuan darah Transmisi impuls saraf Kontraksi Otot

KALIUM
Kalium mrpk elektrolit terpenting dalam cairan intraselular. Dg Na mengontrol keseimbangan cairan tubuh Menghantar impuls saraf Merangsang saraf Kontraksi jantung

NATRIUM
Memelihara cairan ekstraselular Mempertahankan tekanan osmotik cairan (Na tek osmotik haus) Dg K mengontrol keseimbangan cairan tubuh Kebutuhan Na : 1-1,7 mEq/kgBB/hari

MAGNESIUM
Elektrolit dominan di intrasel Formasi tulang dan gigi Transmisi impuls saraf Kontraksi Otot Aktifasi beberapa enzim Konversi gula darah menjadi energi Regulasi temperatur tubuh

BIKARBONAT & POSFAT

Menjaga derajat asam basa darah

KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT


Kebutuhan cairan : 40 -50 cc/kg BB Kebutuhan Na : 2 - 4 meq/kg BB Kebutuhan K : 1 - 2 meq/kg BB Semuanya dihitung dalam 24 jam.

Contoh
Wanita 32 tahun, 50 kg puasa total selama 24 jam. Kebutuhan cairannya adalah : Volume : 2000 - 2500 cc Natrium : 100 - 200 meq Kalium : 50 - 100 meq

Larutan Garam Fisiologis LOCKE


Macam Zat
- KCl - CaCl2 - NaHCO3 - NaCl - Glukosa

Jumlah (dalam g/100 mL)


0,042 0,024 0,02 0,9 0,1

Ion-ion yang juga diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal antara lain ion-ion : Mg, Fe, Cu, Mn, Zn, dan Fosfat

LARUTAN ELEKTROLIT
larutan elektrolit di dalam pelarutnya mempunyai kemampuan untuk mengion. Hal ini mengakibatkan larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama

LARUTAN ELEKTROLIT

Contoh: Larutan 0.5 molal glukosa dibandingkan dengan larutan 0.5 molal garam dapur. - Untuk larutan glukosa dalam air jumlah partikel (konsentrasinya) tetap, yaitu 0.5 molal. - Untuk larutan garam dapur: NaCl(aq) --> Na+ (aq) + Cl- (aq) karena terurai menjadi 2 ion, maka konsentrasi partikelnya menjadi 2 kali semula = 1.0 molal.

LARUTAN ELEKTROLIT

Yang menjadi ukuran langsung dari keadaan (kemampuannya) untuk mengion adalah derajat ionisasi. Besarnya derajat ionisasi ini dinyatakan sebagai: a = jumlah mol zat yang terionisasi/jumlah mol zat mula-mula Untuk larutan elektrolit kuat, harga derajat ionisasinya mendekati 1, sedangkan untuk elektrolit lemah, harganya berada di antara 0 dan 1 (0 < a < 1).

SIFAT-SIFAT AIR YANG PENTING


Adapun sifat-sifat air yang penting adalah : 1. Struktur air 2. Ikatan Hidrogen 3. Molekul Hidrofilik & Hidrofobik 4. Asam dan Basa 5. Osmosis

STRUKTUR AIR
Molekul air bergabung kait mengkait dan membentuk sebuah kisi berikatan hidrogen. Sifat kohesif air yg alami bertanggungjawab terhadap sifat air seperti : - tegangan permukaan, - panas spesifik dan - panas penguapan.

STRUKTUR AIR

IKATAN HIDROGEN AIR


Air terdiri atas atom Hidrogen & Oksigen Air adalah pelarut yg baik utk sejumlah senyawa organik & non organik. Air mrp media terbaik bagi makromolekul untuk berinteraksi satu dg yg lain melalui reaksi biokimia yg tjd pada semua kehidupan sel. Beberapa interaksi tsb difasilitasi oleh kemampuannya membentuk ikatan hidrogen dengan air.

IKATAN HIDROGEN AIR


Karena terpolarisasi dua molekul H2O yg berdampingan dapat membentuk ikatan Hidrogen. Kekuatan Hidrogen hanya sekitar 1/20 kekuatan ikatan kovalen Ikatan Hidrogen paling kuat jika ketiga atomnya berada dalam satu garis lurus.

IKATAN HIDROGEN AIR

HIDROFILIK & HIDROFOBIK AIR


Air bersifat polar perbedaan keelektronegatifan yg besar antara H & O serta bentuk sudut yg dibentuk O H. Polaritas molekul air menghasilkan ikatan hidrogen.

HIDROFILIK & HIDROFOBIK AIR


Molekul yg dpt ditempatkan dalam struktur ikatan Hidrogen milik air bersifat hidrofil dan larut dalam air. Seny Hidrofilik afinitas thd air Seny Hidrofobik afinitas thd air

HIDROFILIK & HIDROFOBIK AIR


Molekul Non polar menginterupsi struktur ikatan Hidrogen Air sehingga tdk berinteraksi dg molekul air. Molekul tersebut bersifat hidrofobik dan tidak larut air.

HIDROFILIK & HIDROFOBIK AIR

OSMOSIS AIR
Jika dua larutan air dipisahkan oleh sebuah membran semipermeabel yg hanya dpt ditembus oleh molekul air Air akan berpindah dari larutan Hipotonik ke larutan yg konsentrasi zat terlarut tinggi (hipertonik) Peristiwa tersebut diatas disebut Osmosis

TEKANAN OSMOSE

m.Eq

= unit pengukuran aktivitas kemis dan fisiologis elektrolit m.Osm = unit pengukuran aktivitas osmotik suatu larutan m.Osm = besarnya kekuatan partikel yang terlarut dalam larutan yang melalui membran semipermeabel.

TEKANAN OSMOSE
Tekanan osmotik adalah tekanan yang dibutuhkan untuk mencegah difusi (perembesan) cairan melalui membran semipermeabel ke cairan dengan konsentrasi lebih tinggi Makin banyak partikel ion yang dikandung larutan makin tinggi tekanan osmotiknya

TEKANAN OSMOSE
Tekanan osmotik dalam cairan tubuh dipetahankan dalam rentang 285 5 mOsm/L. Larutan dg tekanan osmotik sama cairan tubuh larutan isotonik ex : NaCl 0,9 %, RL Larutan dg tekanan osmotik < < cairan tubuh hipotonik, ex : Dextrosa 5 % Larutan dg tekanan osmotik >> cairan tubuh hipertonik ex : ???

TEKANAN OSMOSE

Sel darah yg berada di larutan : - Isotonik tak ada perpindahan air - Hipotonik air masuk ke dlm sel lisis - Hipertonik air keluar sel krenasi

TEKANAN OSMOSE
DEHIDRASI Cairan dan elektrolit disekresi ke saluran pencernaan : > 8 lt/hari
Kehilangan air > elektrolit cairan ekstrasel > pekat (Hipertonik) air dalam sel keluar. Kehilangan elektrolit > air cairan ekstrasel < pekat (Hipotonik) air masuk ke dalam sel.

REHIDRASI

- Cairan - Elektrolit

KONTRIBUSI DARI BERMACAM-MACAM KONSTITUEN DALAM SERUM NORMAL TERHADAP TEKANAN OSMOSENYA
KONSTITUEN
Natrium
Kalium Kalsium Magnisium Klorida Bikarbonat Proteinat Phosphat Sulfat Organik Urea Glukosa

KONSENTRASI m.Eq/L
142.0
5.0 2.5 2.0 102.0 27.0 16.0 2.0 1.0 3.5 30mg/100mL 70mg/100mL Total

TEK.OSMOSE m.mol/Kg
139.0
4.9 1.2 1.0 99.8 26.4 1.0 1.1 0.5 3.4 5.3 4.1 287.7 m Osm/Kg

%TEK.OSMOSE TOTAL
48.3
1.7 0.4 0.3 34.7 9.2 0.3 0.4 0.2 1.2 1.8 1.4 99.9%

ASAM BASA

Manfaat pH (derajat keasaman) 1. Optimalisasi metabolisme. 2. Optimalisasi oksigenasi. 3. Optimalisasi hemodinamik. 4. Optimalisasi farmakodinamik.

SIFAT ASAM- BASA AIR


Air terurai menjadi H+ dan OH-. Konsentrasi H dinyatakan sbg pH atau derajat keasaman. Penyangga pada cairan biologis berfungsi menghalangi perubahan pH Penyangga tdd pasangan asam-basa yg bergabung reversibel dg ion Hidrogen

Teori Svante Arrhenius (1884)


Elektrolit yang dilarutkan dalam air menjadi ion Elektrolit kuat terurai sempurna Elektrolit lemah akan terurai sebagian Zat terurai menghasilkan ion H + disebut Asam

HCl NaOH Reaksi Netralisasi HCl + NaOH


asam

H+

+ Cl -

Zat terurai menghasilkan ion OH - disebut Basa

Na + + OHNaCl + H2O
garam

basa

air

TEORI Bronsted-Lowry
Asam

= Pemberi/Donor Proton Basa = Penerima/Akseptor Proton


NH4Cl + NaNH2

NaCl + 2NH3 NH3 + NH3


Asam 2 Basa 1

NH4+ + NH2Asam 1

Basa 2

Asam 1 kehilangan PROTON menjadi Basa 1 Basa 2 mendapat PROTON menjadi Asam 2

REAKSI asam-basa Bronsted-Lowry


Jika basa 1 mendapat kembali sebuah Proton terbentuk asam 1,, basa 1 disebut basa konjugat dari asam 1 dan asam 2 disebut asam konjugat dari basa 2

HClO2 + H2O

H3O+ + ClO2-

HClO2 kehilangan Proton menjadi ClO2HClO2 = asam dan ClO2- = basa konjugatnya H2 O mendapat Proton menjadi H3O+ H2 O = basa dan H3O+ = asam konjugatnya

KEKUATAN DARI ASAM DAN BASA


Kekuatan asam dan basa tergantung pada kemampuan ionisasi dari kedua elektrolit tersebut:

Ionisasi primer > ionisasi sekunder > ionisasi tertier =


H3PO4

>

H2PO4

>

H2PO4

Ionisasi molekul netral (H3PO4) lebih mudah dibanding ionisasi ion (H2PO4-).

KESEIMBANGAN ASAM BASA


pH = 7 pH netral
H+ = 10-7 gr / L Jumlah H+ ~ OH Konsentrasi

pH < 7 asam pH > 7 basa Cairan ektrasel pH = 7,35 7,45 (dipertahankan secara kemis dan fisiologis)

Buffer

: Kombinasi Zat-zat kimia tertentu yang mempertahankan kestabilan pH cairan. Asam lemah dengan garamnya (H2CO3 : NaHCO3 =1 : 20)

Pada

peningkatan H+ : HCl + Na HCO3 NaCl + H2CO3 C.A H O + CO H2CO3 2 2


paru

BUFER
Sistem Bufer darah : Bikarbonat, Fosfat Sistem Pernapasan : Bikarbonat Ginjal : Regulasi H3O dalam darah

DERAJAT ASAM BASA


Komponen respirasi : CO2 CO2 > 45 asidosis respiratorik CO2 < 35 alkalosis respiratorik Komponen metabolisme : HCO3 HCO3 < 20 asidosis metabolik HCO3 > 25 alkalosis metabolik

Hubungan antara pH darah dengan Nisbah konsentrasi HCO3 - / H2CO3


HCO3 - / H2CO3 50:1 40:1 32:1 25:1 pH 7,8 ----> 7,7 7,6 7,5 ----> Sedikit alkalosis Keterangan pH tertinggi untuk hidup

20:1
16:1 12,5:1

7,4 ---->
7,3 ----> 7,2

pH darah NORMAL
Sedikit asidosis

10:1
8:1 6,25:1

7,1
7,0 6,9

5:1

6,8 ---->

pH terendah untuk hidup

FAKTOR PENYEBAB ASIDOSIS


Diare Jantung Ginjal DM Makanan Protein jangka lama

FAKTOR PENYEBAB ALKALOSIS


Muntah Hiperventilasi : cemas & histeris Berada ditempat tinggi

Tipe deviasi gangguan asam basa


Komponen Komponen pH darah respirasi metabolik (HCO3(PCO2 plasma) plasma) Respirasi asidosis

Respirasi alkalosis

Metabolik asidosis

Metabolik alkalosis

Nisbah HCO3 - / H2CO3 dan juga pH darah, dapat meningkat dengan :


Meningkatkan konsentrasi HCO3

Menurunkan konsentrasi H2CO3

Nisbah HCO3 - / H2CO3 dan juga pH darah,


dapat diturunkan dengan :
Menurunkan konsentrasi HCO3 Meningkatkan konsentrasi H2CO3

PEMERIKSAAN GAS DARAH

Parameter normal : pH : 7,35 - 7,45 pCO2 : 35 - 45 pO2 : 80 - 100 HCO3 : 21 - 25 BE : -3 s/d +3

REAKSI KIMIA DALAM AIR


Reaksi utama yang terjadi di air Reduksi Oksidasi Presipitasi Asam-Basa Ionisasi Hidrolisa Dehidrasi

REAKSI PRESIPITASI
an anion and a cation contact each other and an insoluble ionic compound precipitates out of solution For example, when aqueous solutions of silver nitrate, AgNO3, and salt, NaCl, are mixed, the Ag+ and Cl- combine to yield a white precipitate of silver chloride, AgCl: Ag+(aq) + Cl-(aq) --> AgCl(s)

REAKSI REDUKSI - OKSIDASI


In an oxidation-reduction or redox reaction, there is an exchange of electrons between two reactants. The species that gains electrons is said to be reduced. An example of a redox reaction occurs between hydrochloric acid and zinc metal,

REAKSI REDUKSI - OKSIDASI


where the Zn atoms lose electrons and are oxidized to form Zn2+ ions: Zn(s) --> Zn2+(aq) + 2e The H+ ions of the HCl gain electrons and are reduced to H atoms, which combine to form H2 molecules

2H+(aq) + 2e H2 (g) The overall equation for the reaction becomes: Zn(s) + 2H+(aq) Zn2+(aq) + H2 (g)

REAKSI DEHIDRASI

Dalam kimia, reaksi dehidarsi biasanya didefinisikan sebagai reaksi yang melibatkan pelepasan air dari molekul yang bereaksi. Reaksi dehidrasi merupakan subset dari reaksi eliminasi. Karena gugus hidroksil (-OH) adalah gugus lepas yang buruk, pemberian katalis asam Brnsted sering kali membantu protonasi gugus hidroksil, menjadikannya gugus lepas yang baik, -OH2+.

REAKSI DEHIDRASI
Dalam kimia organik, terdapat banyak contoh reaksi dehidrasi: Konversi alkohol menjadi eter:

2 R-OH R-O-R + H2O

REAKSI ASAM BASA


when hydrochloric acid, HCl, and sodium hydroxide, NaOH, are mixed, the H+ reacts with the OH- to form water: H +(aq) + OH (aq) H2O HCl act as an acid by donating H+ ions or protons and NaOH acts as a base, furnishing OH- ions

Anda mungkin juga menyukai

  • KERANGKA KONSEP PENELITIAN
    KERANGKA KONSEP PENELITIAN
    Dokumen4 halaman
    KERANGKA KONSEP PENELITIAN
    Eka Sukma Budi Raharja
    Belum ada peringkat
  • Intro
    Intro
    Dokumen1 halaman
    Intro
    Eka Sukma Budi Raharja
    Belum ada peringkat
  • Keratomikosis
    Keratomikosis
    Dokumen15 halaman
    Keratomikosis
    Eka Sukma Budi Raharja
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Eka Sukma Budi Raharja
    Belum ada peringkat
  • Plantar Fasciitis
    Plantar Fasciitis
    Dokumen7 halaman
    Plantar Fasciitis
    Eka Sukma Budi Raharja
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen11 halaman
    Kata Pengantar
    Eka Sukma Budi Raharja
    Belum ada peringkat
  • Koesioner Kanker Paru
    Koesioner Kanker Paru
    Dokumen6 halaman
    Koesioner Kanker Paru
    Eka Sukma Budi Raharja
    Belum ada peringkat
  • Keratomikosis
    Keratomikosis
    Dokumen15 halaman
    Keratomikosis
    Eka Sukma Budi Raharja
    Belum ada peringkat
  • Koesioner Kanker Paru
    Koesioner Kanker Paru
    Dokumen6 halaman
    Koesioner Kanker Paru
    Eka Sukma Budi Raharja
    Belum ada peringkat
  • Diagnosis Dan Penatalaksanaan
    Diagnosis Dan Penatalaksanaan
    Dokumen9 halaman
    Diagnosis Dan Penatalaksanaan
    Eka Sukma Budi Raharja
    Belum ada peringkat
  • ParkinsonPenyakit
    ParkinsonPenyakit
    Dokumen30 halaman
    ParkinsonPenyakit
    Eka Sukma Budi Raharja
    Belum ada peringkat
  • Makalah PBL
    Makalah PBL
    Dokumen10 halaman
    Makalah PBL
    Eka Sukma Budi Raharja
    Belum ada peringkat
  • Untitled
    Untitled
    Dokumen3 halaman
    Untitled
    Eka Sukma Budi Raharja
    Belum ada peringkat
  • Untitled
    Untitled
    Dokumen2 halaman
    Untitled
    Eka Sukma Budi Raharja
    Belum ada peringkat
  • Kuliah 6 Inflamasi Dan Pemulihan
    Kuliah 6 Inflamasi Dan Pemulihan
    Dokumen45 halaman
    Kuliah 6 Inflamasi Dan Pemulihan
    Eka Sukma Budi Raharja
    Belum ada peringkat
  • Anemia Hemolitik
    Anemia Hemolitik
    Dokumen7 halaman
    Anemia Hemolitik
    Eka Sukma Budi Raharja
    Belum ada peringkat