Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Gaya belajar adalah segala faktor yang mempermudah dan mendorong siswa/mahasiswa untuk belajar dalam situasi yang telah ditentukan (Kosasih A Jahiri, 1978,h.7). Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Ketika menyadari bahwa bagaimana seseorang menyerap dan mengolah informasi, belajar dan

berkomunikasi menjadi sesuatu yang mudah dan menyenangkan(Nunan, 1991: 168). Mahasiswa yang mempunyai gaya belajar demikian akan lebih berhasil jika belajarnya dengan mendapatkan peragaan dan tugas-tugas konkrit, kuliah dan bimbingan secara teratur ( A Gafur, 1980, h.2 ). Mahasiswa yang mempunyai gaya belajar mandiri ini ditandai oleh sifatsifat suka berfikir untuk kemajuan diri sendiri, belajar sesuai dengan kecepatan dan kesempatan diri sendiri, dll.( A Gafur, 1980, h. 3-4 )

B. Rumusan Masalah 1. Apa saja macam-macam gaya belajar dalam proses pmbelajaran secara umum? 2. Apa saja pengaruh gaya belajar pada prestasi siswa? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Gaya belajar pada siswa?

C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut : Sebagai sarana menunjang peningkatan dan memperluas pengetahuan mahasiswa Universitas Negeri Makassar dalam bidang pengetahuan Gaya Belajar dan Pembelajaran secara umum.

D. Manfaat Penelitian Manfaat bagi mahasiswa 1. Untuk membentuk dan memberikan bekal pengetahuan serta keterampilan kepada mahasiswa terhadap gaya belajar dan pembelajaran dengan baik.

2. Dapat lebih membuka wawasan tentang gaya belajar dan pembelajaran secara umum. 3. Agar mahasiswa memiliki kemampuan dan pemahaman tentang konsepkonsep belajar dan hakikat pembelajaran

BAB II PEMBAHASAN

A. Makna Gaya Belajar Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Ketika menyadari bahwa bagaimana seseorang menyerap dan mengolah informasi, belajar dan berkomunikasi menjadi sesuatu yang mudah dan menyenangkan (Nunan, 1991: 168). 1. Macam-Macam Gaya Belajar Ada beberapa tanggapan mengenai macam-macam gaya belajar: a. Menurut Warren dan Witkin bahwa gaya belajar ada 2 macam yaitu: 1) Student centered: Mahasiswa yang mempunyai gaya belajar demikian ini lebih berhasil kalau mereka belajar secara individu dan tak terikat oleh ruang dan waktu. 2) Instruktur centered Mahasiswa yang mempunyai gaya belajar demikian akan lebih berhasil jika belajarnya dengan mendapatkan peragaan dan tugas-tugas konkrit, kuliah dan bimbingan secara teratur ( A Gafur, 1980, h.2 ).

b. Menurut Grasha dan Reichman dalam bukunya A Gafur yang berjudul Desain Instruksional disebutkan ada 6 macam gaya belajar yakni: 1) Gaya belajar Competitive ( bersaing ) Mahasiswa yang mempunyai gaya belajar demikian dalam mempelajari suatu pelajaran selalu ditujukan kearah pencapaian prestasi agar lebih baik dari teman yang lain. 2) Gaya belajar Collaborative (bekerja sama) Mahasiswa yang mempunyai gaya belajar ini selalu merasa bahwa mereka akan lebih banyak berhasil bila saling tukar pikiran. 3) Gaya belajar Avoident ( menghindar/menyendiri ) Mahasiswa tipe ini tak tertarik mempelajari perkuliahan di dalam kelas secara tradisional. 4) Gaya belajar Partisipant ( berpartisipasi )

Tipe gaya belajar ini mempunyai karakteristik bahwa mereka senang mempelajari matakuliah, mengikuti kuliah di dalam kelas. 5) Gaya belajar Dependent ( menggantungkan diri ) Gaya belajar ini ditandai oleh sifat-sifat mahasiswa yang hanya sedikit menujukkan semangat ingin tahu, dll. 6) Gaya belajar Independent (mandiri) Mahasiswa yang mempunyai gaya belajar tipe ini ditandai oleh sifatsifat suka berfikir untuk kemajuan diri sendiri, belajar sesuai dengan kecepatan dan kesempatan diri sendiri, dll. ) c. Menurut EMIRINAS PEN dalam blognya 1) Gaya belajar Visual Gaya belajar visual (visual learner) menitikberatkan ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar siswa paham. Ciri ciri gaya belajar ini adalah : i. Senantiasa berusaha melihat bibir guru yang sedang mengajar. ( A Gafur, 1980, h. 3-4

ii. Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya siswa akan melihat teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak. iii. Cenderung menggunakan gerakan tubuh (untuk mengekspresikan dan menggantikan kata-kata) saat mengungkapkan sesuatu. iv. Tak suka bicara di depan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain. v. Biasanya kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan. vi. Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan. vii. Biasanya dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut dan ramai tanpa merasa terganggu.

2) Gaya Belajar Auditorial

Gaya belajar ini mengandalkan pendengaran untuk bisa memahami sekaligus mengingatnya. Artinya, untuk bisa mengingat dan memahami informasi tertentu, yang bersangkutan haruslah mendengarnya lebih dulu. Ciri ciri gaya belajar auditorial adalah : i. Mampu mengingat dengan baik materi yang didiskusikan dalam kelompok atau kelas. ii. Mengenal banyak sekali lagu atau iklan TV, bahkan dapat

menirukannya secara tepat dan komplet. iii. Cenderung banyak omong. iv. Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya. v. Kurang cakap dalam mengerjakan tugas mengarang/menulis. vi. Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru di lingkungan sekitarnya, seperti hadirnya siswa baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas dan sebagainya.

3) Gaya Belajar Kinestetik Gaya belajar ini mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Ciri- ciri gaya belajar kinestetik : i. Gemar menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya.

ii. Amat sulit untuk berdiam diri/duduk manis. iii. Suka mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya sedemikian aktif. iv. Memiliki koordinasi tubuh yang baik. v. Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar. vi. Mempelajari hal-hal yang abstrak (simbol matematika, peta, dan sebagainya) dirasa amat sulit oleh siswa dengan gaya belajar ini. vii. Cenderung terlihat agak tertinggal dibanding teman sebayanya. Padahal hal ini disebabkan oleh tidak cocoknya gaya belajar siswa dengan metode pengajaran yang selama ini lazim diterapkan di sekolah-sekolah.

B. Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Prestasi belajar yang baik pasti ditentukan oleh bagaimana proses belajar dia untuk menuju hasil prestasi yang baik tadi. Proses atau gaya belajar pasti berbeda-beda dan masing-masing memiliki gaya belajar sendiri-sendiri.Gaya belajar memiliki nilai positif dan negatif begitu juga dengan dampaknya kepada orang tersebut dan di sekelilingnya. Memang betul ada pola belajar yang tidak baik dan karena itu menghasilkan prestasi belajar yang buruk tetapi kalau pola belajar baik sudah dijamin mendapat hasil yang memuaskan. Mutu pendidikan yang pun juga mempengaruhi kelangsungan pola belajar seorang murid begitu juga dengan lingkungan murid tersebut. Tetapi yang paling mempengaruhi pola belajar terhadap prestasi belajar adalah murid itu sendiri. Jika dia punya motivasi yang tinggi untuk mengembangkan pola belajar maka pola belajar tersebut akan membaik dan hasil prestasinypun juga akan membaik (Bagas Sularso, 2006).

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi gaya Belajar 1. Faktor Endogen (Tegartias Blog,2009) a) Faktor Fisik : Faktor fisik ini misalnya faktor kesehatan pada individu, bisa juga faktor cacat karena bawaan sejak lahir. b) Faktor Psikis : Banyak faktor yang termasuk aspek psikis yanhg bisa mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran. Di antara begitu banyak faktor psikis, yang peling sering dibahas adalah : 1) Faktor Intelegensi atau kemampuan: Kenyataan menunjukkan bahwa ada seseorang yang memiliki kemampuan tinggi sehingga mudah untuk mempelajari sesuatu. Namun sebaliknya ada pula orang yang memiliki kemampuan rendah sehingga menngalami kesulitan untuk mempelajari sesuatu. Dengan demikian perbedaan dalam mempelajari sesuatu dapat disebabkan pada perbedaan taraf kemampuannya. 2) Faktor Perhatian dan Minat: Keinginan atau minat dan kemauan atau kehendak sangat mempengaruhi corak perbuatan yang akan

diperlihatkan seseorang. Sekalipun seseorang itu mampu mempelajari sesuatu, tetapi jika tidak mampunyai minat, tidak mau, atau tidak ada kehendak untuk mempelajari maka ia tidak akan bisa mengikuti proses belajar.

3)

Faktor Bakat: Pada dasarnya bakat itu mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya seorang anak yang memiliki intelegemsi sangat cerdas disebut juga anak berbakat. Bakat pada setiap individu berbeda-beda, namun kadang orang tua tidak mempedulikan hal ini bahakan mereka sering memaksakan kehendak pada anak. Pemaksaan kehendak pada anak tentu saja kan berpengaruh buruk terhadap prestasi anak yang bersnagkutan.

4)

Faktor Motivasi; Motivasi adalah keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Karena belajar merupakan suatu proses yang timbul dari dalam, faktor motivasi memegang peranan pula. Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangatnya individu dalam melakukan proses pembelajaran materi-materi pelajaran.

5)

Faktor Kematangan: Kematangan adalah tingkat perkembangan individu atau organ-organnya sehingga berfungsi sebagaimana

mestinya. Dalam proses belajar, kematangan atau kesiapan ini sangat menentukan. Oleh karena itu, setiap usaha belajar akan lebih berhasil jika dilakukan bersamaan dengan tingkat kematangan individu. 6) Faktor Kepribadian :Faktor kepribadian seseorang turut memegang peranan dalam belajar. Orang tua terkadang melupakan faktor ini, yaitu anak adalah makhluk kecil yang memiliki kepribadian sendiri. Fase perkembangan seorang anak tidak selalu sama. 2. Faktor Eksogen a. Faktor Keluarga : Individu-individu yang baru berkembang, yang dilahirkan dalam suatu keluarga, harus mengalami proses belajar sehingga akan mengambil alih nilai-nilai yang umum berlaku pada kelompoknya. Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan seseorang tempat ia belajar menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. b. Faktor Sekolah : Dalam belajar di sekolah, faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang penting pula. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan guru dan bagaimana cara mengajarkan pengetahuan itu pada siswa bisa turut menentukan hasil

belajar yang dapat dicapai sang anak. Selain itu faktor hubungan baik antara guru dan siswa juga ada pengaruhnya. c. Faktor Lingkungan Lain : Faktor teman bergaul dan aktivitas dalam masyarakat dapat pula mempengeruhi kegiatan belajar anak. Aktivitas di luar sekolah memang baik untuk membantu perkembangan anak. Namun tidak semua aktivitas dapat membantu anak. Jika seorang anak terlalu banyak melakukan aktivitas di luar rumah dan di luar sekoah, sementara ia kurang mampu membagi waktu belajar, dengan sendirinya aktivitas tersebut akan sangat merugikan anak karena kegiatan belajarnya terganggu.

D. Tugas Guru Dalam Memahami Gaya Belajar Siswa John B. Biggs and Ross Telfer, dalam bukunya The Process of Learning, 1987, edisi kedua, menyebutkan paling tidak ada 12 aspek dari sebuah pembelajaran kreatif, yang harus dipahami dan dilakukan oleh seorang guru yang baik dalam proses pembelajaran terhadap siswa: 1. Memahami potensi siswa yang tersembunyi dan mendorongnya untuk berkembang sesuai dengan kecenderungan bakat dan minat mereka,

2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar meningkatkan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan bantuan jika mereka membutuhkan, 3. Menghargai potensi siswa yang lemah/lamban dan memperlihatkan entuisme terhadap ide serta gagasan mereka, 4. Mendorong siswa untuk terus maju mencapai sukses dalam bidang yang diminati dan penghargaan atas prestasi mereka, 5. Mengakui pekerjaan siswa dalam satu bidang untuk memberikan semangat pada pekerjaan lain berikutnya. 6. Menggunakan kemampuan fantasi dalam proses pembelajaran untuk membangun hubungan dengan realitas dan kehidupan nyata. 7. Memuji keindahan perbedaan potensi, karakter, bakat dan minat serta modalitas gaya belajar individu siswa, 8. Mendorong dan menghargai keterlibatan individu siswa secara penuh dalam proyek-proyek pembelajaran mandiri,

9. Menyatakan kapada para siswa bahwa guru-guru merupakan mitra mereka dan perannya sebagai motivator dan fasilitator bagi siswa. 10. Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan bebas dari tekanan dan intimidasi dalam usaha meyakinkan minat belajar siswa, 11. Mendorong terjadinya proses pembelajaran interaktif, kolaboratif, inkuiri dan diskaveri agar terbentuk budaya belajar yang bermakna (meaningful learning) pada siswa. 12. Memberikan tes/ujian yang bisa mendorong terjadinya umpan balik dan semangat/gairah pada siswa untuk ingin mempelajari materi lebih dalam.

BAB III IMPLEMENTASI GAYA BELAJAR DALAM PRAKSIS PEMBELAJARAN 1. Visual (belajar dengan cara melihat) Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat.Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah

mata/penglihatan ( visual ), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak/dititikberatkan pada peragaan/media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi. Ciri-ciri gaya belajar visual : o Rapi dan teratur o Bicara agak cepat o Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik o Teliti terhadap detail o Mementingkan penampilan dalam berpakaian maupun presentasi o Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka o Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar o Mengingat dengan asosiasi visual o Tidak mudah terganggu oleh keributan o Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan sering kali minta bantuan orang lain untuk mengulanginya o Pembaca cepat dan tekun o Lebih suka membaca dari pada dibacakan o Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon dan dalam rapat o Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain o Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak

o Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato o Lebih suka seni dari pada musik o Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata o Kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memperhatikan 2. Auditori (belajar dengan cara mendengar) Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara, berbicara sedang-

sedangsaja.Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya), untuk itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang

mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset. Ciri-ciri gaya belajar auditori : Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri Mudah terganggu oleh keributan Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca Senang membaca dengan keras dan mendengarkan Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita Berbicara dalam irama yang terpola Biasanya ia pembicara yang fasih Lebih suka musik dari pada seni Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya

Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik

3. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh) Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat.Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 4. Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa macam-macam gaya belajar adalah Student centered,instruktur centered, competitive,

collaborative, avoident, partisipant, dependent, independent, gaya belajar visual,auditorial,dan kinestetik. Semua gaya belajar ini memiliki tujuan yang sama dan sangat berpengaruh dalan prestasi seseorang. 5. Pengaruh gaya belajar dalam prestasi adalah proses cara belajar siswa itu sendiri dalam memahami materi yang telah diberikan. Gaya belajar yang tidak baik maka hasilnya tidak akan baik pula. Mutu pendidikan dan lingkungan sekitarpun juga menentukan prestasi dalam belajar. Maka dari itu gaya belajar sangatlah berpengaruh dalam prestasi belajar. 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya belajar dibedakan menjadi 2 yaitu faktor endogen dan faktor psikis.faktor fisik meliputi:faktor fisik dan faktor psikis.Faktor psikis meliputi: Faktor Intelegenci, Perhatian minat, bakat, motivasi, kematangan, kepribadian.Faktor eksogen yang meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, faktor lingkungan. B. Saran Diharapkan kepada kita sebagai penerus Bangsa yang baik, kita patut pula belajar dengan gaya belajar yang baik pula. Karena Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasisituasi antar pribadi. Namun, dasar pertama yang harus dimiliki adalah kita harus melakukan pembelajaran dengan rasa suka, karena dengan kita suka mengajar maka kita akan berbuat apa saja untuk mempermudah cara belajar siswa, sehingga kita tidak akan merasa terpaksa dan cenderung semakin menikmati pembelajaran tersebut. Selain itu, sebagai seorang pengajar, seharusnya tahu dan paham akan sisi psikologi dari yang kita ajar. Sehingga dalam memberikan pembelajaran, siswa tidak merasa terpaksa atau bahkan merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran kita. Dengan memberikan suasana yang baik sesuai dengan psikologi siswa, akan memberikan kita kenyamanan bagi mereka dalam proses pembelajaran. Sehingga antara pengajar dan yang di ajar akan timbul suasana yang saling

kondusif, dengan demikian akan menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Usman,uzer.1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. PT .Remaja Rosdakarya : Bandung Wilis, Ratna.1989. Teori-Teori Belajar. Erlangga : Jakarta http://www.batararayamedia.com www.indo-karya.com www.belajarpsikologi.com www.edukasi.kompas.com www.infoskripsi.com

TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH PSIKOLOGI PEMBELAJARAN

GAYA BELAJAR

OLEH:

NAMA NIM PRODI

: RISALUDDIN : 092514015 : S1

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2012

Anda mungkin juga menyukai