Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan energi saat ini merupakan kebutuhan esensial ditengah menipisnya sumber daya alam yang ada. Sehubungan dengan itu, pembangunan berkelanjutan merupakan sebuah isu global dalam menjaga kelangsungan hidup, kaitan dengan keterbatasan SDA dan pengaruh penggunaan sumber energi tersebut terhadap lingkungan. Dewasa ini teknologi nuklir dapat dikembangkan menjadi energi alternatif dan dapat dimanfaatkan sebagai energi listrik sehingga bisa menjadi kontributor yang kompetitif dengan sumber energi lainnya seperti tenaga matahati, angin dan air. Iran, misalnya sebagai republik Islam yang menjadi sorotan dunia beberapa tahun terakhir, mnegembangkan program nuklir damai untuk tujuan pengembangan tenaga listrik. Namun, negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa termasuk Rusia menolak program tersebut meskipun dengan alasan mengembangkan teknologi nuklir damai. Alasan penolakan program tersebut untuk persenjataan nuklir. Pandangan berbeda kedua pihak terhadap isu nuklir dikarenakan perbedaan pijakan yang diambil, meskipun berasal dari teknologi yang sama akan sangat sulit dicari jalan keluarnya. Pandangan Iran mengacu pada dasar kebituhan energi alternatif dan keinginan mengembangkan teknologi, sedangkan pnadangan lain berdasarkan atas kekhawatiran dan kecurigaan akan terjadinya penyelewengan program nuklir tersebut.

Pro dan kontra merupakan hal yang normal dalam kehidupan. Namun, agar konflik tersebut dapat mendewasakan semua pihak, berbagai kepentingan yang saling berbenturan harus diakomodasikan secara bijaksana. Dan fungsi media menjadi sangat penting untuk meredakan konflik tersebut. Pers, sesuai dengan sifat yang dimilikinya, selalu menyajikan informasi yang terbaru bagi pambaca. Disamping sebagai unsur aktualitas, informasi mengandung dan menyebarkan ide dan opini yang dianggap baru dan relevan sesuai kondisi masyarakat dimana pers itu berada. Namun, karena surat kabar dengan insan pengelolanya memiliki berbagai kepentingan, termasuk kepentingan politik maupun ekonomi yang dikuasai negaranegara Barat ataupun juga keterbatasan profesionalisme, maka tak jarang berita surat kabar tidak memenuhi standar jurnalisme. Institusi pers haruslah objektif dalam mengulas sebuah fakta dengan informasi yang diperolehnya. Objektivitas dalam arti akurat dan tidak berpihak.

B. Rumusan Masalah Pada skripsi berjudul Analisis Framing Tajuk Rencana Harian Kompas tentang Konflik Nuklir Iran, penulis skripsi menggunakan analisis framing. Maka dari bahasan tersebut yang akan dirumuskan adalah: 1. Bagaimana Tajuk Rencana Harian Kompas mengonstruksi peristiwa konflik nuklir Iran? 2. Apakah analisis Framing sudah tepat untuk di terapkan pada Tajuk Rencana tersebut?

C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui permasalahan nuklir di Iran. 2. Mengetahui penggunaan analisis Framing.

BAB II PEMBAHASAN

I.

TAJUK RENCANA
A. Pengertian Tajuk Rencana

Tajuk rencana atau editorial adalah opini berisi pendapat atau sikap resmi suatu media sebagai institusi pemberitaan terhadap persoalan aktual, fenomenal dan atau kontoversial yang berkembang dalam masyarakat. Opini yang ditulis pihak redaksi diasumsikan mewakili sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi media pers bersangkutan secara keseluruhan, sebagai suatu lembaga penerbitan berkala. Tajuk rencana adalah artikel dalam surat kabar atau majalah yang mengungkapkan pendirian editor atau pimpinan surat kabar tersebut mengenai beberapa pokok masalah. Suara tajuk rencana bukanlah suara perorangan, melainkan suara kolektif seluruh jajaran redaksi dari suatu lembaga penerbitan pers. Dalam penulisannya, ada beberapa unsur penting dalam tajuk rencana. Fakta, menjadi faktor penting. Berdasarkan fakta berbagai opini tajuk dibuat. Gambaran permasalahan dideskripsikan, dicarikan atau diusulkan jalan keluarnya. Tanpa landasan fakta, pendapat (opini) sebuah media akan dinilai sebagai fitnah. Yang rugi bukan hanya pihak yang difitnah ileh sebuah tajuk, tetapi si media pembuat tajuk, kehilangan kredibilitas professionalismenya. Interpretasi, menjadi proses penting lain. Menurut Kamus Komunikasi, karya Onong U. Effendy (1989: 189), interpretasi adalah proses memadukan kegiatan memahami suatu fenomena dengan kegiatan mengungkapkan, menerangkan dan menterjemahkannya menjadi suatu pesan yang siap dikomunikasikan kepada orang lain.

Opini, opini disini merupakan pernyataan media terhadap persoalan yang tengah dibahasnya. Melalui pernyataan-pernyataannya, sikap media akan terlihat. Karakter dan kepribadian pers terdapat sekaligus tercermin dalam tajuk rencana. Tajuk rencana pers papan atas (middle-high media) memiliki cara antara lain senantiasa hati-hati, normative, cenderung kontrovertif dan menghindari pendekatan kritik yang bersifat telanjang. Sedangkan Tajuk Rencana pers papan tengah (middle-low media) atau pers populer berlaku sebaliknya. Pers ini lebih berani, atraktif, progresif, dan cenderung untuk memilih pendekatan kritik yang bersifat telanjang serta tembak langsung. Jika pers papan atas lebih mengutamakan pertimbangan aspek politis, maka pers papan tengah bahkan pers papan bawah justru memilih pertimbangan aspek sosiologis dalam pemuatan tajuk.

B. Fungsi Tajuk Rencana

Beberapa fungsi Tajuk Rencana: 1. Menjelaskan Berita 2. Menjelaskan Latar Belakang 3. Meramalkan 4. Menyampaikan Pertimbangan Moral

C. Pengertian Analisis Framing Analisis bingkai (Frame Analysis) dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana realitas dikonstruksi oleh media. Dengan cara dan teknik apa persitiwa ditekan dan ditonjolkan. Apa dalam berita itu ada bagian yang dihilangkan, luput, atau bahkan disembunyikan dalam pemberitaan. Pada umumnya, terdapat tiga tindakan yang biasanya dilakukan para pekerja media massa. Yaitu:

1. Dalam hal pilihan kata (simbol) politik. 2. Dalam hal melakukan pembingkaian (framing) peristiwa politik. 3. Menyediakan ruang atau waktu untuk sebuah peristiwa politik.

II.

Konstruksi KOMPAS Tentang Nuklir Iran

Konflik di kawasan Timur Tengah, merupakan konflik selalu menjadi isu yang menarik untuk disimak bagi bangsa Indonesia, begitu juga dengan Kompas. Berdasarkan data yang diperoleh berupa teks tajuk rencana seputar konflik nuklir Iran, maka selanjutnya adalah melakukan analisis data berikut: JUDUL TAJUK RENCANA Heboh Ancaman Israel Atas Iran Lampu Hijau dari Teheran Krisis Iran Perlu Kepala Dingin Hormuz Damai Belum Berpihak Pada Kita Penggambaran tentang situai keamanan di Timur Tengah. ISI TAJUK RENCANA Wakil PM Israel Shaul Mofaz melancarkan ancaman untuk serang Israelterkait kepemilikan nuklirnya. Iran menyatakan kesiapannya untuk mempertimbangkan kehadirat diplomat AS di Teheran. Situasi keamanan di kawasan Timur Tengah kian memburuk.

Ancaman dari Selat Efek yang terjadi jika Iran menutup selat Hormuz.

Frame 1: Edisi 12 Juni 2008 Hebohnya Ancaman Israel atas Iran Problem Identification Kompas mengidentifikasikan kasus ini sebagai arogansi Israel. Alasan-alasan arogansi Israel menjadi master frame adalah ; pertama, sebagai konsekuensi melihat masalah ini sebagai arogansi Israel. Sadar atau tidak ancaman Mofaz ini telah memperlihatkan arogansi Israel, memperburuk hubungan dengan Iran dan memperkeruh kondisi keamanan Timur Tengah. Kedua, tekanan atas iran dinilai tidak adil. Israel, AS, Uni Eropa pada dasarnya adalah negara pengembang dan pemilik nuklir. Atas dasar apa mereka menerapkan standar ganda? Pantas saja Iran menantang saat ia dipaksa menghentikan program pengembangan nuklirnya.

Causal Intrepretation Dalam tajuk rencana ini, Wakil PM Israel Shaul Mofaz dianggap aktor penyebab masalah. Ialah letak permasalahannya, bukan pada Iran terkait isu nuklirnya. Teks tajuk menempatkan Mofaz sebagai penyebab masalah. Pertama, Mofaz mengeluarkan ancaman untuk menyerang instalasi nuklir milik Iran. Kedua, ancaman Mofaz memperlihatkan arogansi Israel, memperburuk hubungan dengan Iran dan memperkeruh kondisi keamanan Timur Tengah yang sedang tertekan oleh Konflik Israel-Palestina. Ketiga, ancaman penyerangan ini memberikan pengaruh buruk terhadap harga pasar minyak hampir sembilan persen.

Moral Evaluation Penilaian kepada Mofaz sebagai sumber masalah ini datang atas rekayasa mofaz untuk kepentingan politik pribadi. Dalam pandangan Kompas ancaman Israel atas Iran penuh dengan kepentingan politik individual. Mofaz memanipulasi serangan ke Iran karena dugaan kepemilikan senjata nuklir ini untuk mendapat popularitas dalam

persaingan merebut pengaruh di lingkungan Partai Kadima, partai penguasa pemerintahan Israel saat itu. Kalangan pejabat keamanan dan para pengamat Israel cenderung memandang ancaman Mofaz sebagai rekayasa untuk kepentingan politik pribadi. Mofaz dinilai sengaja memanipulasi isu nuklir Iran untuk mendapat popularitas dalam persaingan merebut pengaruh dengan PM Ehud Olmert di lingkungan Partai Kadima. Rasanya tidak adil juga AS bersama Israel dan Uni Eropa memberikan tekanan kepada Iran atas kepemilikan nuklir. Bukankah mereka juga negara nuklir? Bukan hanya tidak adil, kasus ancaman Mofaz memperlihatkan pula isu nuklir telah dijadikan mainan politik dalam negeri Israel.

Treatment Recommendation Kompas berhati-hati dalam menghadapi kasus ini. Kompas secara cover booth side menyarankan Iran untuk memberikan perlawanan terkait ancaman Mofaz, dan tidak tunduk atas tekanan yang diberikan AS, Israel dan Uni Eropa.

Frame 2 : Edisi 5 Juli 2008 Lampu Hijau dari Teheran Problem identification Tajuk rencana Kompas 5 Juli 2008 mengidentifikasikan ini sebagai masalah diplomatis antara Iran dan Amerika. Sejak terjadinya Revolusi Islam Iran tahun 1979 yang berujung dengan penyanderaan 63 warga AS, hubunagn kedua negara ini langsung memburuk. Ditambah dengan isu pengembangan senjata nuklir Iran yang dilancarkan AS, kian memperburuk hubungan kedua negara. Setiap kebijakan luar negeri AS pasti mendapat kritik pedas dari Iran yang dinilai terlalu intervensi atas negara-negara berkembang. Begitu juga sebaliknya, AS terang-terangan menyebut Iran sebagai poros setan bersama Korea Utara dan Irak.

Kini, Iran siap menerima kehadiran diplomat AS di Teheran. Itu tandanya Iran memiliki niat baik untuk memulihkan hubungannya dengan Amerika. Dalam tajuk rencananya, Kompas memang lebih banyak mengulas tantang sejarah kelam kedua negara tersebut. Itu artinya Kompas mengidentifikasikan peristiwa ini dari sudut diplomatis.

Casual Intrepretation Dalam tajuk rencana, Revolusi Islam Iran diposisikan sebagai peristiwa penyebab terputusnya hubungan diplomasi Amerika-Iran. Menurut Kompas, permusushan AS-Iran kiran buruk setelah AS menuduh Iran mengembangkan senjata nuklir dibalik program nuklir damainya. Tetapi Iran dengan tegas membantah bankan bantahan mereka diperkuat dengan temuan IEAE yang tidak menemukan indikasi pengembang senjata nuklir di fasilitas nuklir Teheran. Moral Evaluation Pada tajuk rencana ini Revolusi Islam Iran digambarkan sebagai penyebab rusaknya hubungan bilateral Amerika dengan Iran. Hal ini memang telah merusak hubungan AS dengan Iran, tapi rasanya tidak pantas jika AS terus menerus penilaian negatif kepada Iran seperti dalam kutipan berikut: ... Clinton menuduh Iran menjadi sponsor terorisme. Presiden George W. Bush malah memasukkan Iran dalam poros setan... Sekarang dengan sikap Iran yang ingin mempertimbangkan kehadiran diplomat AS di Teheran, diharapkan bisa menyelesaikan hubungan antarkedua belah pihak.

Treatment Recommendation AS memang bersikeras untuk membawa masalah ini ke Dewan Keamanan PBB. Bahkan menggunakan solusi militer jika upaya diplomatis dianggap gagal.

Namun Kompas merekomendasikan upaya diplomatis dalam penyelesaian krisi kedua belah pihak. Jika Iran membuka tangannya, tinggal menuggu AS menyambut uluran tangan Iran.

Frame 3 : Edisi 14 Juli 2008, Krisis Iran, Perlu Kepala Dingin Problem Identifcation Kompas mengidentifikasikan tema Iran ini sebagai masalah keamanan Timur Tengah. Alasan-alasannya adalah; Pertama, dalam pandangan Kompas , kasus ini sarat dengan muatan dan nuansa keamanan. Iran menambah ketegangan di wilayah Timur Tengah. Selain konflik Israel-Palestina dan kependudukan militer AS di Irak yang belum ada titik terangnya. Kedua, Israel dan Iran sama-sama telah memamerkan kekuatan militernya dikawasan teluk. Israel pernah melakukan serangan militernya di Laut Tengah. Sedangkan Iran sudah menguji coba peluru kendali yang sanggup menjangkau wilayah Israel. Unjuk kekuatan seperti ini terliaht ingin menunjukkan kesiapan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya perang. Israel menunjukkan bahwa pesawatpesawat tempurnya mampu menghancurkan instalasi nuklir Iran. Sedangkan Iran juga ingin menunjukkan jika ia diserang Israel dan AS, Iran sanggup mengembalikan serangan dengan menirim Shihab-3 dan peluru kendali lainnya ke Israel dan pangkalan militer AS di kawasan itu.

Causal Intrepretation Dalam tajuk ini Kompas berspekulasi serangan militer oleh AS dan Israel diposisikan sebagai sebab makin memanasnya hubungan Iran-Israel, wilayah Timur Tengah dan Teluk.

Moral Evaluation Kompas memaknakan krisis Iran sebagai masalah keamanan Timur Tengah yang kenudian diperkuat dengan fakta-fakta tentang ketegangan situasi di Timur Tengah. Israel ketika situasi memanas, Israel melakukan serangan militer di Laut Tengah dengan mengerahkan pesawat-pesawat militernya. Dan Iran menjawab dengan menguji coba sembilan peluru kendalinya. Kalau situasi ini tidak terkontrol dan masing-masing pihak tidak menahan diri, bisa-bisa situasi keamanan memburuk. Sejarah telah memberikan bukti kapada kita bahwa penyelesaian secara militer tidak selalu menyelesaikan persoalan. Memulai peperangan adalah soal mudah, tetapi mengakhiri peperangan tidak akan semudah mengawalinya. Banyak contoh yang telah membuktikan hal itu.

Treatment Recommendation Kompas dengan tegas merekomendasikan kasus ini diselesaikan dengan jalur diplomasi. Dengan meminta kembali badan pengawas nuklir untuk mengawasi dan menginvestigasi atas kecurigaan pengembangan senjata nuklir. Jika memang tidak ada indikasi pengembangan senjata nuklir, maka AS, Israel beserta Uni Eropa harus mengakui bahwa pengembangan nuklir milik Iran untuk tujuan damai.

Frame 4 : Edisi 7 Agustus 2008, Ancaman dari Selat Hormuz Problem Identification Frame yang dikembangkan oleh Kompas pada kasus ancaman ini adalah masalah keamanan. Pertama, kasus ini meningkatkan tekanan isu keamanan di wilayah Timur Tengah. Kedua, masalah keamanan terkait pemblokiran Selat Hormuz. Selat

Hormuz adalah selat strategis jalur pengiriman minyak dunia. Meskipun ini masalah perdagangan,namun bisa menyeret masalah keamanan didalamnya.

Causal Intrepretation Didalam tajuk rencana Kompas ultimatum enam negara diposiskan sebagai penyebab masalah. Keenam negara ini yaitu Inggris, AS, Perancis, Jerman, Rusia, dan China. Dalam ultimatumnya, negara-negara tersebut meminta Iran menghentikan aktivitas program nuklirnya. Kompas tidak banyak mebicarakan ultimatum tersebut, namun lebih kepada dampak yang akan terjadi jika Iran benar-benar melaksanakan ancamannya tersebut. Iran tidak menciut pada ultimatum enam negara tersebut, tapi justru Iran memberikan perlawanan dengan ikut memberikan ancaman. Tampaknya ultimatum dan sanksi tidak memberikan pencerahan pada kasus ini. Krisis nuklir ini memang sudah lama dan belum ditentukan titik temu sejak 2006, sudah tiga kali Dewan Keamanan PBB menjatuhkan sngsi kepadaa Iran. Toh, hal itu tidak menyelesaikan persoalan. Tampaknya Kompas ingin menekankan bahwa sanksi sepertinya tidak bisa menjadi solusi kasus ini. DK-PBB sebaiknya mencari cara lain agar persoalan ini bisa mendapat kata sepakat.

Moral Evaluation Hal yang paling dikhawatirkan yaitu terhambatnya 40% pasokan minyak dunia. Ketika harga minyak naik, maka secara otomatis akan memicu naiknya harga bahanbahan pokok. Dan yang paling parah adalah ancaman krisis global yang makin memperpanjang umurnya. Dan juga kondisi keamanan Timur Tengah yang makin memburuk. Perang AS-Iran akan menambah beban psikologis masyarakat Timur

Tengah. Kompas ingin menegaskan bahwa perang hanya akan menambah masalah, bukan menyelesaikannya. bukankah perang tidak selalu menjadi jalan kelaur yang harus dipilih untuk menyelesaikan persoalan. Memulai perang lebih mudah daripada mengakhirinya. Dan yang pasti, peperangan hanya akan melahirkan penderitaan bagi banyak orang.

Treatment Recommendation Kompas merekomendasikan agar krisis ini diselesaikan lewat dialog perundingan dan dicapai kesepakatan yang adil. Dialog agar masing-masing pihak dapat menyampaikan kekhawatiran atas krisis yang terjadi. Dan perundingan diperuntukkan agar tercapainya jalan kelaur yang adil.

Frame 5 : Edisi 30 September 2008, Damai Belum Berpihak kepada Kita Problem Identification Kompas mendefinisikan kasus ini sebagai masalah ketegangan antara AS-Iran. Bukan kali ini saja ketegangan antara kedua negara ini terjadi. Sejak terjadinya Revolusi Islam Iran, hubungan AS-Iran menjadi rusak. Causal Interpretation Dalam tajuk ini yang menjadi penyebab menigkatnya ketegangan AS-Iran adalah rencana AS untuk menambah perlengkapan militernya di Israel. Kompas banyak menceritakan tentang radar canggih yang akan dipasang oleh AS. Kompas juga menerangkan sitasi keamanan di kawasan Timur Tengah dan Teluk. Konflik IsraelPalestina belum menunjukkan titik terang. Libanon yang diserang dengan bom mobil begitu juga Suriiah dan Irak. Kompas ingin menegaskan bahwa betapa jauhnya perdamaian di kawasan itu.

Moral Evaluation Menurut Kompas keamaian masih jauh dari angan kita. Seperti dalam kutipan berikut; Damai dan kedamaian masih jauh dari kawasan itu. Berbagai kepentingan entah lokal, regional ataupun internasional bertabrakan di kawasan itu sehingga melahirkan ketegangan demi ketegangan. Kalimat tersebut memberi penekanan bhawa, mungkin AS memiliki inisiatif baiik dengan mengontrol kepemilikan nuclear weapon, tapi jangan dengan penerapan standar ganda yang tidak adil. Penambahan perlengkapan militer di israel ditujuan untuk kemungkinan pecahnya konflik senjata. Kompas mengkhawatirkan jika konflik senjata terjadi, bukan hanya Iran dan israel saja yang berperang, tetapi mungkin wilayah lain juga akan membara. Sulit bagi kita untuk membayangkan apa jadinya andaikan negara-negara itu tidak mampu menahan diri dan memicu terjadinya perang. Tentu tidak hanya kawasan Timur Tengah dan Teluk saja yang akan membara, tetapi juga akan merembet ke bagian dunia lainnya.

Treatment Recommendation Kompas merkomendasikan penyelesaian kasus ini dengan harapan negaranegara lain termasuk Indonesia, untuk ikut mewujudkan perdamaian di kawsan Timur Tengah.

BAB III KESIMPULAN

Pengembangan Sumber Daya Energi adalah hak tiap negara. Bagi Iran yang memiliki fasilitas nuklir di negaranya, tentulah ini sangat berharga. Nuclear power sendiri bisa dimanfaatkan sebagai energi untuk kebutuhan sehari-hari maupun sebagai senjata mematikan, jika digunakan untuk militer. Arogansi Israel dan AS adalah pokok permasalahannya. Kedua negara tersebut adalah pemilik sekaligus pengembang energi nuklir, namun mereka meminta DK-PBB untuk menutup instalasi nuklir Iran. Standarisasi ganda ini sangat tidak adil bagi Iran. Iran, yang memang bermaksud untuk menggunakan energi nuklir untuk perdamaian, tetap berjuang untuk mengembangkan energi nuklirnya. Meskipun mendapat ancaman dari Wakil PM Israel Shaul mofaz dan mendapat ultimatum dari enam negara PBB, Iran tetap bersikeras untuk mengembangkan energi nuklirnya. Bahkan Iran menjawab acaman Mofaz dengan mengirim rudal Shihab-3 yang mampu menghancurkan Icsarel dan mengancam PBB akan menutup jalur strategis di Selat Hormuz.

Anda mungkin juga menyukai